BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas merupakan faktor utama dalam mendukung suksesnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, antara lain guru sebagai penginisiatif moral dan pengasuh serta. memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dewasa untuk mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan untuk peranannya di masa depan. Dengan kata lain, pendidikan merupakan proses memberdayakan atau mengembangkan semua talenta (bakat) anak, mewujudkan potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1 Sedangkan tujuan pendidikan ialah perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada peserta didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan itu antara lain perubahan pada tingkah laku individu, kehidupan pribadi individu maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana individu itu hidup. 2 Sebagaimana Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum, Dasar, Fungsi, dan Tujuan, Pasal 3, yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1 Menurut UNESCO (1996:2) dalam Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), Cet ke-1, h. 120 2 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), Cet ke-1, h. 9 1

2 mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, dapat dikatakan bahwa ketercapaian tujuan pendidikan nasional dimanifestasikan dengan perubahan pribadi peserta didik dengan segala aspeknya, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk mencapai perubahan pribadi peserta didik dengan segala aspeknya maka diperlukan adanya lembaga pendidikan Islam, baik formal ataupun non formal, yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian peserta didik tersebut. Karena hampir semua kegiatan yang ada di lembaga pendidikan Islam pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya. Upaya itu akan optimal jika peserta didik sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program yang dilakukan oleh lembaga pendidikan Islam. 4 Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam formal sudah seharusnya memiliki mekanisme yang mampu mengatur para peserta didik sedemikian rupa agar transformasi peserta didik menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan dapat tercapai sebagaimana yang telah diuraikan di atas, dan berlangsung secara efektif dan efesien. 3 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang Republik Indonesia; No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta, 2006), h. 8 4 Hasbullah, Otonomi Pendidikan; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), Ed. 1, h. 121

3 Sebagaimana Allah Swt., berfirman pada Q.S ar-ra du ayat 2:. Ayat ini menjelaskan bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik manakala kita mengaturnya. Pengaturan tersebut dimaksudkan untuk mengarahkan suatu usaha atau kegiatan yang berlangsung agar lancar dan mencapai hasil yang diinginkan. Adapun pengaturan terhadap peserta didik diistilahkan dengan manajemen peserta didik. Walaupun al-quran secara khusus tidak menyebut istilah manajemen pada ayat di atas, namun digunakan kata dalam bahasa arab yudabbiru yang artinya mengarahkan, melaksanakan, mengelola, menjalankan, mengemudikan, penguasa, mengatur, bertugas, mengurus dengan baik, mengekonomiskan, membuat rencana, dan berusaha. 5 Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu madrasah. Manajamen peserta didik h. 27 5 Inu Kencana Syafiie, Alqur an dan Ilmu Administrasi, (Jakarta: Rineka Cipta), Cet ke-1,

4 bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di madrasah. 6 Manajemen peserta didik yang dilakukan secara baik dan berdaya akan membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami kemajuan madrasah karena keberaturan, kerajinan, dan kemantapan dalam manajemen kesiswaan itu akan menggambarkan tertibanya madrasah itu sendiri. 7 Untuk mencapai hal demikian, maka dalam pelaksanaannya hendaknya didasarkan kepada prinsipprinsip manajemen peserta didik. Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut digunakan untuk melaksanakan ruang lingkup manajemen peserta didik. Adapun ruang lingkup manajemen peserta didik berisikan proses mulai perencanaan peserta didik, penerimaan peserta didik baru, pengelompokkan peserta didik, pengaturan kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik, pengaturan kedisiplinan peserta didik, kenaikan kelas dan penjurusan, perpindahan peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler, buku manajemen peserta didik, sampai kelulusan dan hingga menjadi alumni. Berdasarkan penjajakan awal di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin, manajemen peserta didik di lembaga pendidikan Islam ini sudah terlaksana dengan baik, terlihat dari ketatatnya pembinaan disiplin oleh para 6 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 46 dalam Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009), Cet ke-1, h. 99 ke-1, h. 103 7 Piet Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1985), Cet

5 pegawai BP yang bertugas untuk menyambut para peserta didik saat datang ke madrasah, dan apabila mereka menemukan yang terlambat maka hukuman langsung diberikan saat itu juga dan pengarahan oleh wakamad kesiswaan secara tegas namun masih terlihat lemah lembut terhadap peserta didik yang melakukan kesalahan. Selain itu terlihat dari banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan untuk pengembangan potensi diri peserta didik yang dikelola dengan baik sehingga mereka dapat mengikuti perlombaan dan mendapatkan prestasi. Dan dari para pegawai TU juga terlihat sudah mengelola buku-buku manajemen peserta didik, serta buku-buku mengenai manajemen kesiswaan juga terlihat sudah lengkap. Melihat pentingnya manajemen peserta didik dan berdasarkan permasalahan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan mengangkatnya dalam sebuah karya tulis ilmiah yaitu skripsi dengan judul: Manajemen Kesiswaan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul, maka dikemukakan definisi yang ada dalam judul, sebagai berikut: 1. Manajemen Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Yang dimaksud manajemen dalam skripsi ini sependapat dengan apa yang telah disebutkan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu pengaturan.

6 2. Kesiswaan Siswa yaitu murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah), pelajar: SMA. 8 Yang dimaksud siswa dalam penulisan ini adalah siswa tingkat sekolah menengah atas yaitu siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. Sedangkan untuk penggunaan istilah siswa ataupun kesiswaan dalam skripsi ini menggunakan kata peserta didik. 3. Manajemen kesiswaan Manajemen kesiswaan yaitu pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari awal masuk (bahkan, sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari lembaga pendidikan. 9 Pengertian manajemen kesiswaan dalam skripsi ini sama dengan pengertian tersebut, dan lebih dirinci lagi berdasarkan ruang lingkup manajemen kesiswaan yang meliputi perencanaan peserta didik, penerimaan peserta didik, pengelompokkan peserta didik, pengaturan kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik, pengaturan kedisiplinan peserta didik, kenaikan kelas dan penjurusan, perpindahan peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler, bukubuku manajemen peserta didik, serta kelulusan dan alumni. Jadi yang dimaksud manajemen kesiswaan dalam skripsi ini yaitu pengaturan terhadap peserta didik mulai mereka masuk, (bahkan sebelum mereka masuk) sampai mereka akan keluar atau tamat dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin, yang meliputi perencanaan peserta didik, penerimaan peserta 8 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Balai Pustaka, 1994), Cet ke-3, h. 951 9 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, Bandung: PT Alfabeta, 2011), Cet ke-1, h. 4

7 didik, pengelompokkan peserta didik, pengaturan kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik, pengaturan kedisiplinan peserta didik, kenaikan kelas dan penjurusan, perpindahan peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler, buku-buku manajemen peserta didik, serta kelulusan dan alumni. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah pada penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana Manajemen Kesiswaan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin? 2. Faktor-Faktor apa yang memengaruhi Manajemen Kesiswaan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin? D. Tujuan penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Kesiswaan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Manajemen Kesiswaan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. E. Signifikansi Penelitian Manfaat dari penelitian ini, yaitu:

8 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi upaya pengawasan keilmuan tentang manajemen pendidikan, khususnya mengenai manajemen kesiswaan. 2. Secara Praktis a. Bagi Lembaga pendidikan, khususnya Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin agar terus menerus meningkatkan manajemen kesiswaannya. b. Bagi IAIN Antasari Banjarmasin, sebagai tambahan referensi di perpustakaan dan sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya. c. Bagi Peneliti, sebagai bekal ilmu pengetahuan. F. Kajian Pustaka Tabel 1. 1. Daftar Kajian Pustaka No Nama Judul Pembahasan 1. Ratu Kamaliya Pelaksanaan administrasi 2. Fahri Riswandi 3. Satria Adymas Pranajaya kesiswaan di Madarsah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut Manajemen dalam bidang kesiswaan di Pondok Pesantern Al Istiqomah Pekapuran Raya Banjarmasin A Study df Error Analysis in Paragraph Writing of The Second Grade Students at MAN 2 Model Banjarmasin Pelaksanaan administrasi kesiswaan di Madarsah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut dan faktor yang memengaruhi pelaksanaan administrasi kesiswaan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut. Manajemen dalam bidang kesiswaan di Pondok Pesantern Al Istiqomah Pekapuran Raya Banjarmasin dan faktor yang memengaruhi Manajemen dalam bidang kesiswaan di Pondok Pesantern Al Istiqomah Pekapuran Raya Banjarmasin. Objek penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin

9 Academic Year 2010/2011 Lanjutan Tabel 1. 1. Daftar Kajian Pustaka 4. Salidah Pengembangan Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin Objek penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin G. Sistematika penulisan Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, memuat Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, dan Sistematika Penulisan. BAB II : Landasan Teori, membahas Pengertian Manajemen Peserta Didik, Prinsip Manajemen Peserta Didik, Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik, dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Manajemen Peserta Didik. BAB III : Metode Penelitian, berisi tentang: Jenis dan Pendekatan Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data, dan Prosedur Penelitian. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, mengemukakan: Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Penyajian Data, dan Analisis Data.

10 BAB V : Penutup, berisi tentang: Simpulan dan Saran. Sedangkan bagian akhir berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran