BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bermanfaat untuk mencapai keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan telah melakukan pembaharuan sistem pendidikan. Usaha tersebut antara lain adalah penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar. Dalam pendidikan kegiatan berbahasa memiliki peran penting dalam mengungkapkan perasaan, ide, serta menuangkan pikiran kedalam bentuk kata secara kreatif untuk memikirkan sesuatu yang baru. Berbahasa merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia dalam kebersamaannya dengan manusia lain untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Siswa yang terampil berbahasa akan mudah memaparkan pikiran, gagasan, perasaan, dan ide baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang seharus dikuasai oleh siswa, karena di samping sebagai bahasa nasional juga merupakan mata pelajaran yang menentukan kelulusan. Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu cara memberikan motivasi kepada siswa agar lebih menyenangi 1

2 pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, diharapkan siswa mampu berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan satu dengan yang lain serta merupakan aspek yang terintegrasi dalam pembelajaran. Keterampilan menulis merupakan salah satu pembelajaran bahasa Indonesia yang membutuhkan penguasaan bahasa yang baik. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menulis sudah menjadi pembelajaran bahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Memperoleh kemampuan menulis memang tidak mudah, ada proses belajar dan berlatih untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan. Salah satu wujud dari pembelajaran menulis terlihat pada pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Keterampilan menulis argumentasi tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Swasta Duynhoven Saribudolok kelas X semester 2 dengan Standar Kompetensi (SK) mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai yaitu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Paragraf argumentasi merupakan suatu paragraf yang berisi pendapat serta memberi alasan yang kuat dalam penyampaian pikiran yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar dapat menerima pendapat yang

3 disajikan secara logis yang berasal dari fakta serta pendapat dari hasil pengamatan. Dalam kemampuan menulis paragraf argumentasi masih ditemukan siswa yang kurang mampu menuangkan ide, pikiran dan perasaannya melalui kegiatan menulis paragraf argumentasi. Kurangnya inovasi guru dalam menggunakan model pembelajaran untuk mengajarkan materi menulis paragraf argumentasi adalah salah satu penyebab rendahnya kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang berminat terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi menulis paragraf argumentasi sehingga siswa tidak mampu mencapai syarat ketuntasan yang telah ditetapkan. Pembelajaran menulis argumentasi dianggap sebagai pembelajaran yang tidak menyenangkan karena monoton dan siswa kurang bisa aktif dalam mengembangkan kemampuan memperoleh pengetahuan lebih banyak dalam menulis. Hal ini didukung oleh peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya oleh Putri dalam jurnal penelitiannya mengatakan bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa masih rendah. Ini dibuktikan dengan hanya 48% siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Rendahnya kemampuan menulis argumentasi siswa ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap tulisan argumentasi itu sendiri. Tulisan mereka belum merupakan hasil pemikiran yang kritis dan logis. Fakta yang mereka tampilkan kurang kuat, sehingga tulisan mereka belum mampu meyakinkan pembaca.

4 Hal serupa dinyatakan pula dalam penelitian Sari, yang menyatakan nilai rata-rata menulis argumentasi yang diperoleh siswa kelas X.1 SMA N 2 Banjar adalah 65, sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah adalah 72. Rendahnya keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X.1 SMA N 2 Banjar disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung masih konvensional. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rubiyana Wahyudi yang menyatakan, nilai rata-rata keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA X SMA PGRI Cipeundeuy adalah 59,20. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA PGRI Cipeundeuy secara umum tergolong hampir cukup (HC). Jika dibandingkan dengan SKBM mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA PGRI Cipeundeuy. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis argumentasi belum memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum). Tina dalam jurnal Peningkatan pembelajaran menulis argumentasi melalui model pembelajaran brainstorming, mengatakan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi disebabkan kurangnya minat siswa dalam menulis, kurangnya tata bahasa yang dikuasai oleh siswa, teknik pembelajaran yang digunakan guru monoton, dan minimnya bahan ajar yang digunakan guru sebagai penunjang pembelajaran. Hal ini tentu menjadi kendala pada kegiatan menulis paragraf argumentasi yang sangat membutuhkan kemauan dan keterampilan siswa dalam menulis. Terbukti bahwa banyak siswa yang

5 mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. KKM SMA Negeri 2 Tebo untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Untuk mengatasi masalah tersebut pemilihan model pembelajaran yang tepat akan sangat memberi arti bagi siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis argumentasi, namun setiap metode mempunyai tingkat keefektifan yang berbeda. Maka perlu dicari model efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa. Model yang efektif ini diharapkan mampu membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf argumentasi adalah Model Pembelajaran inkuiri. Model Pembelajaran inkuiri dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hal itu dikarenakan model pembelajaran ini adalah sebuah model atau pendekatan yang inovatif serta menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks. Model pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan kepada pengembangan intelektual siswa. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

6 Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun Tahun Pembelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. kurangnya pemahaman siswa terhadap menulis paragraf argumentasi. 2. kemampuan belajar siswa dalam materi menulis paragraf argumentasi rendah. 3. dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. 4. siswa tidak mampu mencapai nilai dari syarat ketuntasan yang ditetapkan. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus dan untuk mengatasi kesimpangsiuran dalam penelitian ini maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada penggunaan model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Swasta Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun tahun pembelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf argumentasi sebelum menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri oleh siswa kelas X SMA Swasta

7 Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun tahun pembelajaran 2014/2015? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf argumentasi sesudah menggunakan Pembelajaran Inkuiri oleh siswa kelas X SMA Swasta Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun tahun pembelajaran 2014/2015? 3. Adakah pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Swasta Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun tahun pembelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X SMA Swasta Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun Tahun Pembelajaran 2014/2015 terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri. 2. untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X SMA Swasta Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun Tahun Pembelajaran 2014/2015 terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa sesudah menggunakan Model pembelajaran inkuiri. 3. untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model Pembelajaran Inkuiri terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA

8 Swasta Cinta Rakyat Duynhoven Saribudolok Kabupaten Simalungun Tahun Pembelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri. 2. Manfaat Praktis a. Menambah pemahaman tentang proses menulis paragraf argumentasi. b. Menjadi bahan pertimbangan bagi guru bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. c. Menambah wawasan penulis sebagai calon guru dan pembaca tentang model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf argumentasi. d. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan yang relevan.