Kesiapan Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Terhadap Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang juga sekaligus sebagai asset bangsa yang nantinya kelak akan

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A)

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

RUANG BACA VIRTUAL UNIVERSITAS TERBUKA (Layanan Perpustakaan Pendidikan Jarak jauh) M. Pandu Ristiyono *

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

Kemitraan dan kerjasama perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri. Asmaul Husna. Abstracts

04/PP/DITDIKTENDIK/2014 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI E-LIBRARY. Dr. Rusman, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN KEIKUTSERTAAN DALAM PELATIHAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT MANAJER

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR)

TIARMA P. SIAGIAN, S.Sos

VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

STRATEGI PEMBINAAN MINAT BACA DI PERGURUAN TINGGI OLEH IKHWAN,S.Sos.,M.M (PUSTAKAWAN MADYA UNRAM)

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. TUJUAN 3. DEFINISI

PROFESI PUSTAKAWAN MENGHADAPI TANTANGAN PERUBAHAN

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa

Manjemen Perpustakaan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH. Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd.

1.1 Latar Belakang Masalah

STANDAR 1 : STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Melalui Peran Pustakawan. Juni Wati Sri Rizki

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM KEMENTERIAN KESEHATAN RI

OJS DAN REPOSITORI. Perpustakaan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang, 2017

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

Fungsi Perpustakaan Kampus dalam Pembinaan Budaya Baca-Tulis 1

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari manusia purba hingga sekarang. Perpustakaan juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

Prof. Dr. H. Ishak Isa, M.Si

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

PERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI DEPOSITORI DAN REPOSITORI PENGETAHUAN INDONESIA. Dr. Joko Santoso, M.Hum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

Transkripsi:

Kesiapan Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Terhadap Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah Oleh : Ahmad Yani, S.S., M.Hum*. (*Pustakawan Universitas Bakrie) Pendahuluan Tingginya persaingan antar perguruan tinggi saat ini menuntut perguruan tinggi untuk meningkatkan layanan yang berfokus pada kepuasan konsumen sebagai alat untuk meningkatkan daya saing dan bahkan menjamin kelangsungan hidup mereka. Salah satu indikator kemajuan sebuah perguruan tinggi bisa diukur melalaui berapa banyak karya ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut. Secara tidak langsung hal ini berpengaruh kepada perpustakaan perguruan tinggi sebagai unit pengelolahan dan penyebaran informasi. Perpustakan di tuntut sebagai pusat pengolahan, penyebaran dan penyedia akses ke sumber informasi karya ilmiah baik yang dihasilkan dari internal maupun eksternal perguruan tinggi dengan tujuan untuk penceghan dan penaggulangan plagiat di perguruan dalam rangka meneggakkan komitmen untuk membangun karakter dan menigkatkan kualitas dosen sebagaimana tercantum dalam surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) nomor 2050/E/T/2011 tentang kebijakan unggah karya ilmiah dan jurnal. Beberapa waktu lalu dilingkungan pendidikan tinggi di Indonesia diramaikan dengan surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) nomor 152/E/T/2012, mengharuskan mahasiswa S1, S2 dan S3 untuk mempublikasikan karya ilmiah dalam jurnal sebagai syarat kelulusan. Dalam surat keputusan tersebut tercatat, program S-1 harus menerbitkan jurnal ilmiah, program S-2 harus ada makalah yang terbit di jurnal ilmiah terakreditasi Dikti, sedangkan program S-3 harus ada makalah yang terbit di jurnal internasional. Setelah semua terpenuhi, maka mahasiswa baru boleh dinyatakan lulus dan berhak mendapat gelar akademiknya. Dengan alasan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam mempublikasikan karya tulis ilmiah di ASEAN. Data yang dihimpun dari SCImago meyebutkan bahwa publikasi hasil penelitian di Indonesia dalam kurun waktu 1996-2008 kurang lebih hanya berjumlah 9.194 jauh tertinggal dari negara-negara di ASEAN (Andre Ristian.2012). Hal ini praktis 1

menimbulkan pro dan kontra di kalangan akademisi, baik bagi para dosen/staf pengajar maupun mahasiswa S-1 yang galau antara menyelesaikan skripsi atau jurnal ilmiah. Terlapas dari kontroversi pernyataan diatas perpustakaan perguruan tinggi tidak salahnya kalau perpustakaan perguruan tinggi menyiapkan diri untuk meningkatkan pelayanan di perpustakaan dan menyediakan koleksi pustaka baik tercetak maupun elektronik untuk keperluan belajar dan mendukung riset. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004:3) fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi, Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga erguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf nonakademik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 2

7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Untuk menjalankan perguruan fungsi perpustakaan perguruan sebagai sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah: 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal. Sesuai dengan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi dengan fungsinya dapat mendukung program pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan dan melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Dalam melaksanakan tujuannya, perpustakaan perguruan tinggi juga manjalankan fungsinya yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi interpretasi. Perkembangan Isu Terkini Perkembangan terkini dalam kaya ilmiah yang mewajibkan publikasi karya ilmiah dilingkungan perguruan tinggi, perlu ditanggapi secara oleh pustakawan. Pustakawan tidak seharus takut dalam menyikapinya dan berusaha untuk menyiapkan diri dalam perkembangan dunia pendidikan tinggi saat ini terutama permasalahan kewajiban publikasi karya ilmiah dilingkungan perguruan tingggi. Beberapa permasalahan yang akan timbul antara lain: 1) munculnya penciptaan junal bayaran, Kebijakan ini dikhawatirkan hanya akan meningktkan kuantitas karya ilmiah dengan kondisi keterpaksaannya, sementara kualitasnya diragukan. Akibatnya, akan lahir transaksi, dan merebaklah pencipta jurnal ilmiah bayaran, hal ini 3

merupakan salah satu bentuk praktik korupsi pendidikan. Untuk membuat sebuah jurnal ilmiah yang terakreditasi sebuah jurnal harus benar-benar memenuhi sekitar 120 kriteria. 2) plagiatisme dan duplikasi karya ilmiah, plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Akan pagiatisme marak terjadi dan akan banyak terjadi dublikasi karya ilmiah. Karya ilmiah yang dipublikasikan akan cenderung "asal jadi", sekadar untuk memenuhi syarat dan kewajiban yang telah ditentukan. 3) banjirnya jurnal dan karya ilmiah, dengan kewajiban publikasi karya ilmiah akan menerbitan jurnal tidak bermutu dan tidak memenuhi standar, karena sekedar untuk memenuhi syarat kelulusan. Melihat kondisi saat ini, persyaratan tersebut tidak membumi karena tidak sesuai dengan daya dukung jurnal di Tanah Air. Dari lebih 3.000 PT, setidaknya setiap tahun ada 750.000 calon sarjana. 4) kondisi kesiapan dan kematangan akademis di tiap-tiap perguruan tinggi yang berbeda,begitu pula dengan kondisi perangkat dan sarana pra sarana perguruan tinggi berbeda-deda tergantung dengan keadaan daerah. Perguruan tinggi adalah tempat kumpulan orang berinteraksi dan bersinergi untuk menimba, berbagi. menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktivitas ini berkaitan dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan tersebut dikenal sebagai tridharma perguruan tinggi, yaitu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Sengaja pengabdian pada masyarakat dimasukkan juga di sini, karena kegiatan ini pun diperlukan untuk menguji dan memberi masukan pada pengembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan. di samping fungsinya untuk menjembatani perguruan tinggi dengan masyarakat Seperti tersirat di atas permasalahan yang dihadapi perguruan tinggi berkaitan dengan kewajiban publikasi dan penyebaran karya ilmiah adalah kebutuhan akan informasi sebagai sumber informasi dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini menyadarkan perguruan tinggi akan penyediaan sarana dan prasarana yang memfasilitasi kebutuhan tersebut adalah perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi harus lebih berperan aktif dalam proses pengolahan, penyebaran dan menyediakan akses informasi sebagai sumber research karya ilmiah di lingkungan internal maupun internal perguruan tinggi. Uraian tersebut di atas mengidentifikasikan bahwa untuk bisa menghadapi dan memanfaatkan banyaknya ilmu pengetahuan baru dan kontribusi dalam memacu penulisan 4

karya ilmiah, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peran baru sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Pustakawan Pustakawan merupakan salah satu sumber daya yang menggerakkan sumber daya lain dalam organisasi perpustakaan yang memungkinkan perpustakaan dapat berperan secara optimal didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dengan demikian, pustakawan menjadi ujung tombak keberhasilan dalam penyebarluasan informasi di perpustakaan. Dalam UU No 43 tahun 2007, juga dikatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Peran Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Menghadapi perkembangan tersebut diatas, perustakaa perguruan tinggi mau tidak mau harus berubah, agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Perpustakan harus memainkan peran aktif dan penting dalam mendorong penulisan karya ilmiah, dengan cara : 1. Menjadi mitra bagi pengguna Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah orang-orang yang tugasnya mengajar, belajar dan melakukan penelitian. Untuk itu mereka harus membuat rancangan pembelajaran suatu matakuliah, membuat bahan ajar, memberikannya pada siswa ; membuat rancangan penelitian, mengembangkan alat penelitian, mengumpulkan data menulis laporan penelitian ; belajar membuat tugas kuliah ; mencari sponsor penelitian, sponsor kuliah ; dsb. Tenaga perpustakaan harus menjadi mitra mereka dalam tugas-tugas tersebut. Pengelompokkan kemitraan antara pustakawan dan dosen ke dalam empat bidang. Yaitu, kebijakan, penelitian, kurikulum, supervisi tingkat tinggi, dan pengembangan akademik. Menjadi mitra artinya tenaga perpustakaan harus turut mengambil bagian yang penting dalam kegiatan tersebut. Dengan demikian tenaga perpustakaan bukan sekedar 5

mencarikan informasi dan memberi bantuan teknis demi peningkatan mutu kegiatan yang bersangkutan dan juga mutu perguruan tinggi. 2. Keahlian Melek Informasi Saat ini pustakawan dituntut tidak hanya trampil mengurusi buku atau jenis media informasi lain. Namun dituntut bisa menguasai penelusuran informasi yang menjadi sebuah terobosan baru dan tantangan ke depan bagi pustakawan dalam mengemban tugas mulia untuk mengelola informasi yang ada di perpustakaan dimana pustakawan tersebut bekerja. Dengan demikian, pustakawan harus mempunyai komitmen dengan penuh kesadaran agar dapat mengakses, memahami dan memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk dikomunikasikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Melek informasi (information literacy) adalah serangkaian kemampuan untuk menyadari kebutuhan Informasi dan kapan informasi dibutuhkan, mengidentifikasl dan menemukan lokasi informasi yang dibutuhkan, memanfaatkannya secara etis dan mengkomunikasikannya secara efektif. Kemampuan ini juga meliputi keterampilan teknologi telekomunikasi dan informasi. Secara rinci melek informasi meliputi kemampuan untuk : mengetahui kapan informasi dibutuhkan, menyadari informasi yang dibutuhkan, mengidentifikasi sumber informasi, menemukan lokasi Informasl secara efektif dan efislen, mengakses Informasl secara efektif dan efislen, mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasikan dan mengintegrasikan Informasi ke dalam pengetahuan yang ada, menggunakan informasi secara etis dan legal, mengkomunikasikan informasi, melakukan semua kegiatan tersebut di atas secara efekif. Dalam konteks manajemen pengetahuan, keterampilan Informasi mi bisa dikemas datum pelbagai keteramplian Penciptaan pengetahuan: Untuk membantu penciptaan pengetahuan. perpustakaan bisa memperlengkapi para dosen dan mahasiswa dengan metodologi penelitian mulai dari cara menemukan dan merumuskan masalah dengan tingkat orisinilitas yang tinggi beserta alasannya (teontis, praktis, dan/atau metodologis), membuat kerangka pemikiran yang dapat membantu peneliti melihat permasalahannya dengan jelas, membuat rancangan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data. Perekaman dan organisasi pengetahuan: Yang dibutuhkan di sini adalah keterampilan menulis, yaitu untuk menulis dengan jelas, logis, akurat, koherens; untuk mengutip dart 6

pelbagai sumber dan membuat daftar pustaka menurut pelbagai standard; dan penggunaan pelbagal software dan fasilitas di dalamnya. Penyebaran: Perpustakaan dalam hal ini bisa mengajarkan, antara lain, persyaratan publikasi kertas maupun elektronik, cara meng-upload file, dsb. Ketrampilan untuk melakukan presentasi lisan, menggunakan fasilitas komunikasi seperti e-mail, dsb., juga membantu peningkatan kemampuan untuk penyebaran pengetahuan. Akses: Keahlian yang bisa diajarkan di sini adalah tentang pelbagai sumber informasi dan kelebihan dan kekurangannya, dsb. Juga topik mengenai tahap-tahap pencarian informasi. Penggunaan informasi: Keahlian yang bisa diajarkan di sini adalah tentang pelbagai sumber informasi dan kelebihan dan kekurangannya, membaca kritis, membuat ringkasan, dsb. 3. Jenis layanan Perpustakaan Untuk menjawab permasalahan yang berkembang saat dipaparkan diatas serta untuk menjalankan fungsi dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi senagai unit pendukung menjalankan tridarma perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi harus meningkatkan layana ke pengguna dan menyediakaan akses ke informasi. Layanan Koleksi Karya Ilmiah ; Layanan koleksi karya ilmiah adalah layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan berkaitan dengan hasil tulisan ilmiah (penelitian) yang dilakukan civitas akademika dalam bentuk cetak. Layanan karya ilmiah ini digunakan oleh pengguna perpustakaan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan dan menulis penelitian-penelitian yang baru. Ketentuan penggunaan koleksi ini adalah hanya bisa dibaca ditempat dan tidak dapat di fotokopi. Khusus untuk jenis koleksi skripsi, selain bentuk cetak disediakan juga bentuk softcopy dalam bnetuk format PDF (Portable Document Format). Penelusuran informasi tentang koleksi karya ilmiah yang dibutuhkan dapat dilakukan melalui OPAC (Online Public Acces Catalog) yang tersedia diperpustakaan. Repositori ; Repository adalah tempat dimana data disimpan dan dipelihara. Sebuah repository dapat berupa ; tempat dimana data disimpan, tempat dimana secara khusus data dalam format digital disimpan, tempat dimana eprint diletakkan, tempat dimana beberapa database aatau file diletakaan untuk didistibusikan secara jaringan komputer, tempat dimana sesuatu disimpan yang kemunginan untuk digunakan lagi. Sebuah repository institusi adalah 7

sebuah tempat online untuk mengumpulkan, mengatur dan menyebarkan dalam bentuk digital, yang mana merupkan output dari institusi khusunya hasil riset dari institusi. Pada sebuah universitas, materi yang tersimpan dapat berupa artikel-artikel dari jurnal riset baik sebelum (preprint) ataupun setelah dicetak (postprint), digital format dari skripsi / thesis / desertasi dan juga mungkin merupakan kumpulan data digital pada kegiatan akademik seperti dokumen administrasi, catatan perkuliahan atau materi perkuliahan lainnya. Pemahaman definisi dasar dari sebuah repositroy institusi adalah: Repository institusi adalah memiliki hubungan erat dengan interoperabilitas digital, dimana ini merupakan hubungan yang erat dari hasil Open Archives Initiative (OAI) dan Open Archives Intiative Protocol for Metadata Harvesitn (OAI-PMH). OAI mengacu kepada akar utama dari http://www.openarchivers.org/meetins dalam notasi dari Universal Prepritn Service (http://www.dlib.org/dlib/february00/vandesompleoai/02vandesomple-oai.html). Repository institusi memiliki hubungan erat dengan digital library, seperti mengumpulkan, menyimpan, mengklasifikasikan, membuat katalog, dan memberikan akses ke konten digital, ini analog dengan fungsi perpustakaan konvensional. Database Online ; Database online adalah koleksi informasi terkomputerisasi atau data seperti artikel, buku, grafis dan multimedia yang dapat dicari untuk mencari informasi. Database umumnya berbasiskan subjek yang berisikan abstrak dan atau teks lengkap. Saat ini banyak database online yang bisa dilanggan perpustakaan perguruan tinggi melalaui beberapa distributor baik dari dalm negeri maupun luar negeri sesuai dengan subjek dan kebutuhan dari perguruan tinggi. Penutup Kewajiban publikasi karya ilmiah menuntut pustakawan perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri dalam meningkatkan layanan ke penggunanya guna menigkatkan citra dirinya baik dalam bidang pengetahuan dan sikap serta perilaku terhadap pengguna jasa layanan informasi. Untuk mewujudkan peran baru perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan terwujud jika pustakawan perguruan tinggi harus bisa membaca kebutuhan dan isu-isu yang berkembang dengan membekali diri dengan 8

keahlian maupun jasa layanan yang dibutuhkan oleh pengguna, maka perpustakaan dapat memecahkan permasalahan yang timbul dalam menghadapi kewajiban publikasi karya ilmiah. Namun untuk mewujudkannya tentu saja bukan hal yang mudah diperlukan dukungan dari berbagai pihak baik dari perguruan tinggi untuk menyediakan sarana dan prasana untuk mendukung terujudnya karya ilmiah yang bermutu terutama penyedian akses informasi sebagai sumber informasi researh bagi dosen, mahasiswa dan seluruh sivitas akademika perguruan tinggi. Dafta Pustaka Andre Ristian. Memperdebatkan Jurnal Ilmiah. http://cetak.bangkapos.com/opini/read/ 1270/Memperdebatkan+Jurnal+Ilmiah+.html akses tgl 17 April 2012. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004). Perpustakaan Perguruan Tinggi:Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004. Indonesia, Undang Undang dan Peraturan. Undang Undang Republik Indonesia, No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Edaran nomor 2050/E/T/2011 tentang kebijakan unggah karya ilmiah dan jurnal. Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Edaran nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah, Kewajiban Publikasi. Jurnal Ilmiah Terkendala Perpustakaan. http://bantenpos-online.com/2012/02/23/jurnalilmiah-terkendala-perpustakaan/ akses tgl 17 April 2012. Peran perpustakaan perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Makalah Pelatihan Manajer Perpustakaan se-jawa dan se-sumatra, Graha Dinar, Cisarua-Bogor, 16-20 Mei 2005, 5 Mei-4 Juni 2005. Rita Yulianti. (2012). Kompetensi Pustakawan dan Eksistensi Perpustakaaan Masa Depan. Yogyakarta. Univeitas Gadjah Mada Sulistyo-Basuki.(1993). Pengantar Ilmu perpustakaan, Jakarta : Gramedia. Pustaka 9