OPTIMALISASI FASILITAS ALAT PRAKTIK UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI SISWA SMK

dokumen-dokumen yang mirip
Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

ANALISIS KETERSEDIAAN ALAT PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

PENGGUNAAN ALAT PENDUKUNG PRAKTIK PADA KOMPETENSI MENGUNAKAN MESIN BUBUT KOMPLEKS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPLORASI PERALATAN PRAKTIKUM PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DITINJAU DARI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilepaskan begitu saja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA

ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN PRAKTIK MATA KULIAH PENGERJAAN LOGAM UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI YANG DISYARATKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mengacu pada permasalahan penelitian, yakni bagaimana pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

BAB I PENDAHULUAN. Benawati Suardihan, Persepsi Mahasiswa tentang Penggunaan Prasarana Pembelajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN STANDAR UJI KOMPETENSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

KETERCAPAIAN KOMPETENSI LAS TIG LEVEL 1G PADA PERKULIAHAN TEKNIK PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan suatu proses yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan. pendidikan, khususnya pendidikan menengah kejuruan.

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

EKSPLORASI MINAT BEKERJA, BERWIRAUSAHA, DAN MELANJUTKAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UPI

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses belajar sepanjang hidup manusia, sejak lahir hingga

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA KELAS BINAAN ASTRA DENGAN KELAS REGULER PADA KOMPETENSI MEMELIHARA UNIT FINAL DRIVE POROS PENGGERAK RODA BELAKANG

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) / MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (MAK) : PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

MENINGKATKAN SIKAP ENTERPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan program keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.

WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RUSLAN

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK)

Sistem Bahan Bakar. Sistem Bahan Bakar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya pendidikan untuk kemajuan bangsa telah menjadi perhatian

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &

Transkripsi:

263 OPTIMALISASI FASILITAS ALAT PRAKTIK UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI SISWA SMK Siti R. Tazkiah 1, Amay Suherman 2, Yayat 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 ct_tazkiah@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang jumlah dan jenis alat, efisiensi penggunaan masingmasing alat yang selama ini digunakan pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor di kelas XI, upaya yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan fasilitas alat praktik untuk mencapai tuntutan kompetensi pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor di kelas XI. Sehingga nilai efisiensi penggunaannya menjadi lebih efisien. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan instrumen wawancara, dokumentasi dan observasi. Temuan penelitian terdapat lima jenis job yang harus diselesaikan siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor kelas XI. Ada 41 jenis alat dengan jumlah bervariasi. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik dari 41 jenis alat tersebut yaitu 60%, maka penggunaan alat praktik tidak efisien karena jumlah alat berlebih dalam artian tidak digunakan. Setelah dioptimalkan maka nilai efisiensinya menjadi 87%, maka penggunaan alat praktik menjadi efisien. Kata kunci: optimalisasi, fasilitas, alat praktik, pemeliharaan mesin, sepeda motor. PENDAHULUAN Pendidikan kejuruan merupakan suatu program pendidikan yang mempersiapkan Sumber Daya manusia (SDM) agar memiliki keahlian spesifik yang berorientasi pada dunia kerja. Menurut Undang-undang sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan pendidikan kejuruan yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja berkualitas yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan bidang kejuruan dan kebutuhan dunia kerja. Salah satu cara untuk menciptakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sesuai dengan tujuan tersebut, maka harus disusun kurikulum yang memiliki langkah nyata dalam penerapannya terutama penerapan kompetensinya (Kuswana, 2013). Kompetensi yang telah ditetapkan oleh dunia usaha/dunia 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

264 industri dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokan menjadi mata pelajaran Normatif, Adaptif, dan Produktif. Kenyataan yang terjadi pada saat ini yaitu masih ada sekolah khususnya SMK yang belum memenuhi kebutuhan akan pengadaan sarana dan prasarana yang memadai untuk proses pembelajaran. Tercapainya tujuan pendidikan kejuruan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 disebutkan bahwa: setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sarana pendidikan di SMK memegang peranan penting karena dapat berguna untuk menunjang proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, proses kegiatan belajar mengajar di SMK meliputi pembelajaran teori dan pembelajaran praktik, untuk menunjang kegiatan pembelajaran praktik di SMK diperlukan saran dan prasarana yang memadai seperti bengkel serta perlengkapan alat praktik. Fasilitas pembelajaran seperti kebutuhan modul analisis dan peralatan, ketersediaan ruangan serta jumlah guru yang cukup. Khusus untuk kebutuhaan alat dan bahan harus mengacu pada rasio kecukupan satu siswa satu alat dan bahan serta memadai dalam jenis dan jumlah sesuai dengan tuntutan kompetensi. Rasio antara jumlah siswa dengan jumlah alat dan bahan praktik yaitu satu alat hanya digunakan oleh satu siswa, serta memadai dalam jenis dan jumlah sesuai dengan tuntutan kompetensi. Kebutuhan alat praktik harus diperhitungkan untuk mencapai efisiensi penggunaan alat dapat tercapai. Menentukan efisiensi penggunaan alat praktik harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti jumlah siswa dan jumlah jam pelajaran. Ruangan praktik adalah tempat penyelenggaraan pelajaran praktik yang berbeda-beda sifat dan persyaratannya, sehingga tiap jenis atau macam ruangan harus di hitung jenis per-jenis. Oleh

265 sebab itu, faktor jumlah siswa dan jumlah jam pelajaran per-minggu menurut semester merupakan faktor penentu dalam menghitung kebutuhan ruangan praktik. Peralatan praktik memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran di SMK. Alat peralatan adalah identitas atau ciri khas dari SMK dan sekaligus merupakan sarana pokok. Perhitungan yang kurang tepat dan efektifitas yang rendah,merupakan suatu kerugian. Sebaliknya bila diwaktu-waktu praktik siswa atau beberapa siswa sering tidak kebagian pemakaian alat, berarti target siswa belajar tidak tercapai. Efisiensi penggunaan alat kerja praktik sangat penting agar target pembelajaran bisa tercapai, Setiap siswa harus melaksanakan praktik. Jika ada siswa yang menganggur, maka itu merupakan kerugian. Menurut standar Astra Honda Motor menyatakan bahwa satu training object digunakan untuk 2 orang. Jumlah alat praktik yang tesedia untuk pelaksanaan praktik pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor hanya terdapat sembilan unit sepeda motor. Pelajaran tersebut diberikan kepada siswa kelas XI Jurusan Teknik Sepeda Motor dengan jumlah siswa 183 orang yang dibagi menjadi tujuh kelas. Sehingga dengan kondisi alat dan jumlah siswa tersebut, menggambarkan bahwa rasio antara alat dan siswa adalah 1:20. Artinya 1 alat dalam waktu yang bersamaan di gunakan oleh 26 siswa. Apabila berdasarkan jumlah siswa perkelas rasio antara alat dan siswa adalah 1:3. Kegiatan pembelajaran praktik pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor terbagi menjadi lima jenis job yaitu: overhaul kepala sislinder, overhaul blok sislinder, overhaul sistem pendingin, overhaul sistem pelumasan, dan perbaikan sistem pengaliran bahan bakar bensin konvensional. Satu kelas terbagi jadi tujuh kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat atau lima orang, dengan jumlah satu guru. Kegiatan praktik tersebut dialokasikan enam jam pertemuan dalam waktu satu minggu. Setiap siswa hanya mendapat satu kali kesempatan melaksanakan praktik dalam satu job. Tidak mengherankan banyak siswa yang belum mampu menguasai mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada mata pelajaran tersebut masih memerlukan pembenahan dalam berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pembenahan yang harus dilakukan tersebut, diantaranya adalah dengan mengoptimalkan metode pembelajaran praktik yang akan digunakan berdasarkan jumlah dan jenis alat yang ada agar tuntutan kompetensi bisa tercapai.

266 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Penelitian ini merupakan studi kasus sehingga tidak menguji hipotesis melainkan hanya memaparkan keadaan suatu kondisi secara riil tanpa ada manipulasi atau campur tangan yang mempengaruhi subjek penelitian. HASIL PENELITIAN Jenis job dan alokasi waktu pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor yaitu terdapat enam jenis kompetensi dasar yang terbagi menjadi enam job. Job tersebut harus diselesaikan oleh setiap siswa dalam waktu satu semester. Namun ada dua Job yang digabung menjadi satu yaitu job memperbaiki karburator dan job perbaikan sistem bahan bakar konvensional. Jenis alat yang dibutuhkan setiap job pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor harus sesuai dengan kompetensinya. Job yang paling banyak membutuhkan alat yaitu job overhaul kepala silinder, dan job yang membutuhkan alat paling sedikit yaitu job overhaul sistem pelumasan. Jumlah alat yang tersedia di ruang alat teknik sepeda motor dalam kategori lengkap dari segi jenis peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran praktik. Sesuai Panduan Penerapan Teknik Sepeda Motor Honda Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tentang standard tools and equipment yang harus dimiliki sekolah. Pengelompokan alat diantaranya: strategic tools, measerement tools, common tools, special tools cub/sport, special tools matic, dan equipment. Ketersediaan peralatan adalah kuantitas yang dimiliki setiap jenis peralatan relatif sama jumlahnya yaitu sembilan. Alat yang paling banyak jumlahnya yaitu jangka sorong ada 12. Alat yang paling sedikit jumlahnya yaitu unit engine sepeda motor cub, cutter valve dan float level ada tiga. Begitu pula dengan status alat semua berstatus working station ganda (WSG), karena alat digunakan lebih dari satu siswa. PEMBAHASAN Menghitung efesiensi penggunaan alat praktik harus diketahui beberapa hal diantaranya: jumlah regu kerja, sebaran alat praktik, alokasi waktu pada tiap job selama kegiatan pembelajaran praktik dan nilai efisiensi penggunaan alat praktik.

267 Pembagian regu kerja pada setiap kelas, yaitu peserta berjumlah 12 orang, dan dibagi menjadi enam kelompok (satu kelompok dua orang). Jumlah kelompok di sekolah sangat jauh berbeda dengan ketentuan instruksi kerja di AHM. Pendistribusian alat pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor semua alat pada tiap job rata-rata memiliki jumlah yang sama yaitu dua alat yang digunakan. Kecuali unit engine sepeda motor cub ada yang mendapatkan dua unit pada satu job dan satu unit pada tiga job. Pendistribusian dua alat pada tiap job karena, pada setiap praktik ada yang melakukan dua job yang sama. Sselain itu, tujuan dari pendistribusian alat yaitu untuk memeratakan penggunaan alat karena ada beberapa jenis alat yang digunakan pada job yang berbeda. Tujuan lainnya adalah untuk menjamin nilai efisiensi yang dihitung hasilnya supaya benar, karena efisisensi yang penulis hitung pada penelitian ini adalah efisiesnsi alat per kelompok job (Astra Honda Motor, 2011). Pembelajaran praktik pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor dilakukan sebanyak lima kali sesuai dengan jumlah job, dalam waktu lima minggu pertemuan. Artinya, setiap siswa melaksanakan praktik satu kali pada setiap job. Alokasi waktu tiap minggu pertemuan adalah enam jam pelajaran, dimana empat jam pelajaran untuk praktik dan dua jam pelajaran untuk membuat laporan praktik (Syafrudie, 2004). Perhitungan nilai efisiensi penggunaan alat praktik disesuaikan dengan pelaksanaan pembelajaran praktik pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor. Nilai efisiensi penggunaan alat praktik pada mara pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor rata-rata <70%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara umum penggunaan alat praktik tidak efisien. Namun, jumlah alat yang tersedia banyak tetapi hanya sedikit alat yang digunakan sesuai dengan jumlah kelompok. Nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik yang tidak efisien dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah alat tidak semua alat digunakan. Semua status alat menjadi WSG, dan masih ada alat menganggur, jumlah siswa dan alokasi waktu penggunaan alat. Pengaturan penggunaan alat praktik pada daftar pembuatan tugas praktik (DPTP) juga sangat mempengaruhi besar kecilnya nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik. Kreatifitas guru dalam mengatur DPTP dapat menentukan optimalisasi dan nilai efisiensi penggunaan alat kerja praktik. Suatu alat dapat dikatakan memiliki nilai efisiensi yang baik apabila dapat memenuhi kriteria antara jumlah frekuensi keterpakaian dengan ketersediaan alat berimbang. Sehingga tidak terdapat kondisi dimana alat tidak terpakai karena berlebih atau bahkan rusak akibat dipakai secara berlebih. Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan

268 sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya) kedayagunaan atau kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya). Kriteria penggunaan peralatan yang ideal untuk menunjang kegiatan pembelajaran praktik memiliki efisiensi berkisar antara 70%-90% (Barnawi dan Arifin, 2012). Upaya yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan fasilitas alat praktik yang ada yaitu dengan cara mengubah jumlah siswa. Temuan di sekolah menunjukkan bahwa jumlah siswa tiap kelas bervariasi, jumlahnya ada yang banyak dan ada yang sedikit. Jumlah siswa tiap kelas diubah menjadi lima kelas dengan jumlah 26 siswa dan satu kelas dengan jumlah 27 siswa. Regu kerja dibuat menjadi 13 regu dengan jumlah anggota dua sampai 3 tiga siswa karena jumlah alat memadai. Selanjutnya upaya untuk mengoptimalkan fasilitas alat praktik yaitu dengan cara mendistribusikan alat sesuai dengan kebutuhan pada setiap job. Siswa melakukan pembelajaran praktik biasanya hanya satu kali pada setiap job dalam satu semester yaitu hanya lima minggu pertemuan. Agar lebih optimal maka siswa melakukan praktik tiga kali setiap job dalam satu semester 15 minggu pertemuan. Sekolah menengah kejuruan dituntut untuk menyiapkan tenaga kerja yang trampil dan handal. Keterampilan harus sering dilatih. Jika hanya satu kali praktik siswa tidak mungkin bisa trampil, maka dari itu pengulangan praktik pada setiap job perlu dilakukan. Menentukan sebaran alat praktik sangat penting dilakukan untuk menghitung nilai efisiensi alat praktik sesuai dengan status setiap alat. Penyebaran alat praktik agar penggunaan alat praktik optimal. Semua alat di distribusikan secara merata sesuai dengan jumlah alat yang dibutuhkan pada setiap job, tetapi ada beberapa alat yang memiliki sisa untuk cadangan (Hasan, 2008). Nilai efisiensi setelah dioptimalkan yaitu 87%. Kriteria penggunaan peralatan yang ideal untuk menunjang kegiatan pembelajaran praktik memiliki efisiensi berkisar antara 70%-90%. Nilai efisiensi setelah dioptimalkan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan fasilitas alat praktik efisien. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut jenis peralatan yang digunakan ada 41 jenis alat dengan jumlah alat yang bervariasi. Nilai efisiensi penggunaan alat praktik yang selama ini digunakan pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor di kelas XI rata-rata 60%, penggunaan alat kerja praktik tidak efisien. Mengoptimalkan fasilitas alat praktik dengan cara mengubah jumlah siswa tiap kelas menjadi enam kelas dengan jumlah 26 siswa dan satu kelas dengan jumlah 27 siswa. Regu kerja dibuat menjadi 13 regu dengan jumlah

269 anggota dua sampai tiga siswa, menyebarkan alat sesuai dengan kebutuhan pada setiap job. Pelaksanaan pembelajaran praktik agar lebih optimal maka siswa melakukan praktik tiga kali, setiap job dalam satu semester 15 minggu pertemuan. Nilai efisiensi penggunaan alat praktik setelah dioptimalkan rata-rata 87%, maka penggunaan alat kerka praktik efisien. DAFTAR PUSTAKA Astra Honda Motor. (2011). Panduan Penerapan Teknik Sepeda Motor Honda Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Astra Honda. Barnawi & Arifin, M. (2012). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Hasan, B. (2008). Manajemen Industri. Bandung: Pustaka Ramadhan. Kuswana, W. S. (2013). Filsafat Teknoligi, Vokasi dan Kejuruan. Bandung: Alfabeta Syafrudie. (2004). Standar Minimal Laboratorium, Workshop, dan Studio Pendidikan Teknologi Kejuruan jenjang S1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional