BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan. belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk anak sesuai kebutuhan masyarakat dan bangsa.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 1994, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan anak didik dalam praktek ibadah sangat di tuntut,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan kepada anak

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan jabatan profesi, sebagai pihak pendidik dan pengajar

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan pada tanggal 2 Mei

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no 20

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat kedewasaan. Artinya anak dituntut agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama adalah merupakan suatu jalan untuk mendasari peserta didik dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar kelak mereka dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur guna memantapkan tujuan pendidikan nasional. 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7. 1

2 Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas di atas secara implisit tergambar bahwa kemampuan dan keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan. Kemampuan guru dalam memilih dan mengggunakan metode pembelajaran yang tepat sangat penting dalam rangka penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang efektif dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak, mengarahkan perkembangan jasmani dan rohani untuk mampu menjalankan peranan dan tujuan hidupnya. 2 Sejalan dengan hal ini Allah Swt. menegaskan dalam Q.S. al-an am/06 : 132. Strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat dapat menentukan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan akan mampu menumbuhkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna tercipta manakala mampu memberdayakan segenap kemampuan dan kesanggupan peserta didik. 3 Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional karena diperlukan kemampuan dalam memilih serta menggunakan metode. Pada dasarnya guru-guru yang mempunyai keahlian tentu berbeda dengan guru yang tidak memiliki keahlian sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur an Surah Az-Zumar ayat 9 : 2 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: PT Al-Ma arif, 1992), hal. 19. 3 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Depag dan Universitas Terbuka 1995), h. 1

3 Dari ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa tidaklah sama antara orang yang berpengetahuan dan yang tidak berpengetahuan. Orang yang berpengetahuan tentu akan lebih mudah dalam mempraktikkan pengetahuan yang dimilikinya dibandingkan dengan yang tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, tidak terkecuali guru yang profesional dalam penggunaan metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berasal dari bahan pengajaran. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang efektif hambatan komunikasi tersebut dapat teratasi sehingga terjadinya peningkatan kualitas hasil belajar para siswa. Mengingat pentingnya metode pembelajaran tersebut guru memerlukan usaha, pengetahuan dan kemampuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Karena itu keahlian guru dalam menggunakan metode pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada beberapa unsur penting diantaranya adalah guru, siswa, lingkungan sekolah serta sarana dan prasarana. Guru salah satu unsur yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang lebih baik. Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan

4 membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajar. Sebagaimana pendapat Melven L. Silberman dalam bukunya Active Learning menyatakan bahwa: Mengajarkan bukan semata persoalan menceritakan! Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah, siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thingking aloud). 4 Menyikapi masalah tersebut di atas, perlu suatu metode pembelajaran yang efektif agar siswa mendapatkan suatu kemudahan dan merasa senang dalam belajar. Rasa senang dalam belajar diyakini merupakan kunci sukses dalam menguasai pelajaran secara utuh dan baik. Dalam konteks inilah perlu diadakan penelitian tindakan kelas (clasroom action research). Melalui penelitian yang bersifat reflektif diharapkan dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktikpraktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. 5 Berdasarkan observasi pendahuluan yang penulis ketahui bahwa pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas IV masih terdapat beberapa kelemahan yakni dalam hal kurangnya pemahaman siswa dalam 4 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Strategis to Teach Any Subject, diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusamedia dengan Nuansa, 2004), h. 1 5 Sukidin, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Ihsan Cendekia, 2002), h. 15.

5 materi iman kepada malaikat yang berpengaruh kepada prestasi belajar siswa yang cenderung menurun Kompetensi dasar tentang materi iman kepada malaikat-malaikat Allah di kelas IV menuntut adanya penguasaan secara teori terhadap materi pembelajaran. Berdasarkan pengamatan penulis dari fakta yang ada di lapangan, pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi iman kepada malaikat masih sangat rendah. Keadaan ini dapat dilihat dari rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam materi tentang iman kepada malaikat-malaikat Allah sehingga nilai hasil belajar tidak tuntas karena masih dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditetapkan kurikulum pada mata pelajaran pendidikan agama Islam..Dalam pembelajaran ini penulis berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam terutama pada materi iman kepada malaikat melalui penerapan metode penugasan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Melalui penerapan metode penugasan yang digunakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi iman kepada malaikat yang akan berpengaruh kepada peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajar. Metode pemberian tugas (resitasi) adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara siswa dengan guru mengenai

6 suatu persoalan yang harus diselesaikan dan dikuasai siswa dengan jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara siswa dan guru. 6 Diberikannya metode resitasi karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Agar bahan selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Pemberian tugas dapat diberikan secara individual dan dapat juga secara berkelompok dengan jenis tugas yang bermacam-macam tergantung tujuan yang ingin dicapai. 7 Banyak sekali yang dapat diperoleh dari penerapan metode penugasan, khususnya dalam pembelajaran, di antaranya siswa tidak mudah melupakan pelajaran yang dipelajarinya, memberi kesempatan pada siswa untuk memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri, Serta dapat meningkatkan kerjasama antar siswa. Dengan diterapkannya metode penugasan mendorong anak memiliki kreatifitas, keterampilan atau kemampuan mengamati, mengklasifikasi, menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. Proses penerimaan anak didik terhadap proses pembelajaran melalui metode penugasan akan lebih berkesan dan mendalam sehingga dapat membentuk pengertian dengan baik dan sempurna, 6 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Pasar Minggu: Pustaka Firdaus, 2000, h.75 7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 96-97.

7 karena siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Terdorong oleh rasa kejiwaan sebagai pendidik, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut secara lebih mendalam dengan mengadakan penelitian ilmiah yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: Meningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Materi Iman Kepada Malaikat Melalui Penerapan Metode Penugasan Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan penegasan judul dan istilah tersebut dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi iman kepada malaikat melalui penerapan metode penugasan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. B. Identifikasi Masalah Memperhatikan latar belakang masalah di atas, ada beberapa persoalan mendasar dalam penelitian ini: 1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam memahami bahan ajar pendidikan agama Islam dalam materi tentang Iman kepada Malaikat-malaikat Allah sehingga nilai hasil belajar tidak tuntas

8 2. Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran PAI dalam materi tentang Iman kepada Malaikat-malaikat Allah di kelas IV masih berjalan monoton, metode yang digunakan cenderung masih bersifat konvensional, dan selama ini belum ada kolaborasi antara guru dan siswa. 3. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi iman kepada malaikat, hal ini terlihat pada tahun ajaran 2009/2010 penguasaan siswa hampir 60% masih rendah sehingga nilai hasil belajar menjadi tidak tuntas. C. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan metode penugasan dalam upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam dalam materi Iman kepada malaikat pada siswa kelas IV SDN Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi Iman kepada malaikat di kelas IV SDN Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala? 3. Apakah penerapan metode penugasan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada materi iman kepada malaikat di kelas IV SDN Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala?

9 D. Rencana Pemecahan Masalah Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dalam materi iman kepada malaikat-malaikat Allah pada pembelajaran PAI di kelas IV SDN Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala, perlu segera ditanggulangi. Guru perlu melakukan refleksi atas kinerjanya selama ini. Kondisi ini harus disikapi secara cepat, tepat dan bijaksana oleh guru. Untuk itu Penelitian tindakan kelas dilakukan guna mencari solusi alternatif untuk menemukan metode pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien. Hasil belajar siswa dalam praktek iman kepada malaikat-malaikat Allah yang masih rendah terjadi karena guru jarang membimbing siswa untuk berkolaboratif. Pembelajaran yang ada lebih terpusat pada guru (teacher centered), bukan kepada siswa (student centered). Keadaan ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan tidak mandiri. Siswa dilatih untuk aktif, kreatif dan cerdas secara teoritis dan praktis. Peserta didik harus aktif dan dinamis, psikomotoriknya bergerak secara dinamis seiring kemajuan afektif dan kognitifnya, bukan laksana cangkir kosong yang siap menerima tuangan ilmu dari guru begitu saja tanpa daya kritis. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran PAI, menurut penulis sangat penting untuk menerapkan metode pembelajaran yang bersifat kolaboratif antara guru dan siswa serta kerjasama antar siswa dalam kelompok belajar. Melalui penerapan metode penugasan diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempraktekkan materi iman kepada malaikat-malaikat Allah.

10 Penelitian dilaksanakan sebanyak 3 siklus dengan 2 kali pertemuan tatap muka persiklus. Selama proses pembelajaran di kelas dilaksanakan, pengamatan dilakukan melalui teman sejawat baik terhadap aktifitas guru maupun kegiatan siswa dalam belajar. Pada akhir kegiatan dilakukan tes untuk melihat sejauh mana perubahan kemampuan dan hasil belajar siswa. Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka tindakan kelas yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1) Guru memberi salam 2) Presensi siswa 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan 4) Guru memperkenalkan materi pelajaran kepada siswa dan menyiapkan perlengkapan dalam penerapan metode penugasan pada materi iman kepada malaikat-malaikat Allah. 5) Guru mengadakan apersepsi untuk mengingatkan kembali pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang lalu. 6) Guru memberikan motivasi dan penguatan dengan cara menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang materi iman kepada malaikat-malaikat Allah. 2) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum mengerti atau masih tidak dipahami.

11 3) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada siswa secara individual, berpasangan dan kelompok. 4) Siswa diminta untuk menjawab tugas yang diberikan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan. 5) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan c. Kegiatan Akhir 1) Menyimpulkan pembelajaran bersama-sama siswa. 2) Guru melakukan tes akhir. 3) Memberikan PR sebagai kegiatan remedial/pengayaan 4) Guru menutup pelajaran E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama Islam dalam materi iman kepada malaikat melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SDN Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. 2. Meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi iman kepada malaikat melalui metode penugasan di kelas IV SDN Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. 3. Untuk mengetahui bagimana penerapan metode penugasan dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa pada iman kepada malaikat di kelas IV SDN Puntik Luar 2 Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

12 F. Hipotesis Tindakan Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan perlu dikemukakan dugaan sementara. Dugaan sementara itu sering dikenal dengan istilah hipotesis; sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya data yang terkumpul. 8 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terbagi ke dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Melalui tiga siklus tersebut dapat diamati peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas IV pada keterampilan iman kepada malaikat. Berdasarkan permasalahan dan teori yang dikumpulkan, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Rendahnya hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada mteri iman kepada malaikat disebabkan pembelajaran yang dilaksanakan bersifat monoton, kurang menarik dan tidak memotivasi untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap pendidikan agama. 2. Penggunaan metode penugasan dalam pembelajaran mengajak partisipasi aktif siswa untuk mampu membangun suasana belajar yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan. 8 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 62.

13 3. Dengan penerapan metode penugasan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta membangkitkan motivasi, kecintaan dan kegairahan siswa dalam belajar sehingga tercipta suasana pembelajaran yang aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan. G. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan teoritis dan praktis sebagai berikut dan bermanfaat bagi: 1. Guru a. Memperoleh data hasil pembelajaran siswa; b. Meningkatkan cara belajar siswa aktif; c. Meningkatkan hubungan (interaksi) dengan siswa; d. Sebagai indikasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar; 2. Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti pemahaman, penguasaan, mutu proses dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar; b. Meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran serta menumbuh kembangkan potensi dirinya, mampu belajar mandiri dan sendiri secara aktif dan kreatif; 3. Sekolah a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran dan mutu sekolah; b. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan metode penugasan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat membantu guru

14 dalam pembelajaran PAI agar dapat memahami konsep tersebut dengan baik sehingga pembelajaran kelas menjadi lebih baik; c. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran; 4. Bagi lembaga terkait, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk kebijakan dan upaya konstruktif dalam upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran, meningkatkan prestasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan mutu sekolah. Jalinan kerjasama yang baik antar siswa, guru dan kepala sekolah memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan dan kualitas pembelajaran.