BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan ilmu yang tinggi, sehingga dapat menghadapi perkembangan-perkembangan zaman dimasa yang semakin canggih dan modern ini, dan salah satu untuk mencapai hal yang demikian adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau kelompok untuk dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman ini terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi ini menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan ini menghasilkan perkembangan bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya. 1 Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai manusia yang seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 ayat 2. yang berbunyi : Pendidikan berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 1 Beni S. Ambarjaya, Psikologi Pendidikan dan Pengajaran (Teori & Praktik), (Yogyakarta: CAPS, 2012), h. 7. 1

2 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Diharapkan dengan Pendidikan yang diperoleh, Peserta didik dapat menyerap pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya, sehingga mampu mempraktekkan didalam kehidupan sehari-hari. Bahkan setiap orang Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu sesuai dengan hadist Rasulullah yang berbunyi : ح د ث ن ا ى ش ام ب ن ع م ار ح د ث ن ا ح ف ص ب ن س ل ي م ان ح د ث ن ا ك ث ري ب ن ش ن ظ ري ع ن م م د ب ن س ري نين ع ن أ ن س ب ن م ال ك ق ال ق ال ر س ول الل و ص ل ى الل و ع ل ي و و س ل م ط ل ب ال ع ل م ف ر نيض ة ع ل ى ك ل م س ل م. )رواه ابن ماجو(. 3 Dalam hal ini pula Pendidikan Agama Islam pada semua jenjang Pendidikan merupakan usaha dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan perintah-perintah Agama Islam dengan baik dan benar. Menjalankan perintah agama di antaranya adalah shalat lima waktu dalam sehari semalam merupakan hal yang sangat penting. Shalat fardu terbagi lagi menjadi dua macam yaitu shalat fardhu ain dan shalat fardhu kifayah. Hukum melaksakan shalat lima waktu adalah fardhu ain, yaitu wajib bagi setiap orang melaksanakannya, baik pria maupun wanita. 4 Secara umum 2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan penjelasanya, (Semarang: Bina Ilmu,2003), h. 4. 3 Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-qazwini, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar Al- Fikri, tth), Juz. I, h. 81 4 Saidus Syahar, Asas- asas Hukum Islam, (Bandung :Alumni, 1985), h. 30.

3 shalat terbagi atas dua macam yaitu Shalat fardhu (shalat lima waktu) dan Shalat Tathawwu atau shalat Sunnah. 5 Di sebut fardhu ain karena kewajiban ini harus dilakukan oleh setiap orang Islam tanpa kecuali, baik laki-laki ataupun perempuan, yang berakal sehat, dewasa (baligh), bersih dari haid dan nifas bagi wanita. Misalnya shalat fardhu ain tersebut yaitu shalat isya, shubuh, dzuhur, ashar dan magrib. Dalilnya terdapat dalam firman Allah SWT Surah An-Nisaa' ayat 103 ف إ ذ ا ق ض ي ت م الص الة ف اذ ك ر وا الل و ق ي ام ا و ق ع ود ا و ع ل ى ج ن وب ك م ف إ ذ ا اط م أ ن ن ت م ف أ ق يم وا الص الة إ ن الص الة ك ان ت ع ل ى ال م ؤ م ن ني ك ت اب ا م و ق وت ا Dalam Islam shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan tiang agama apabila shalat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka agama seseorang akan kokoh, dan apabila mereka meninggalkan shalat, maka agama mereka akan runtuh. Hal ini dikarenakan lemahnya Iman yang ada pada diri mereka. Shalat merupakan salah satu perintah Allah SWT. dan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam yang mukallaf, yaitu yang balig, berakal, 6 sehingga dalam pelaksanaannya dituntut kemahiran baik dari segi perbuatan, bacaan, dan lain-lain. Rukun-rukunnya meliputi Qalbi, Qauli, dan fi li. Karena shalat menurut syara adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. 7 Maka dalam pelaksanaannya diperlukan pengetahuan yang memadai tidak asal-asalan dan sembarangan agar 5 Sudarsono, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001), Cet. 2, h. 48. 6 Aliy As ad, Terjemah Fathul Muin, (Menara :Kudus,1980) jilid 1, h.9 7 Ibid, h. 9

4 shalat tersebut diterima oleh Allah SWT. Kita sebagai umat Islam bukan hanya dituntut untuk melaksanakannya, akan tetapi kita juga disuruh untuk mengajarkan kepada orang lain. Dalam pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah (MTs) pelajaran tentang shalat juga diajarkan tetapi hanya merupakan bagian dari mata pelajaran Fiqih, sedangkan mata pelajaran Fiqih diberikan terbatas hanya 2 jam perkelas dalam seminggu. Oleh karena itu, kemampuan anak untuk menguasai permasalah Agama terutama dalam bidang pelajaran shalat tidak dapat diharapkan banyak. Selain itu juga, pengajaran tentang shalat menuntut adanya praktek guna memperjelas dari teori atau konsep yang ada, bukan hanya sekedar diketahui dan dipahami saja, tetapi lebih dari itu ia menuntut agar Peserta didik dapat menguasai tata cara melakukannya. Maka tugas sebagai pendidik hal diatas sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pengajaran karena terkadang hanya dengan keterangan lisan atau tulisan saja. Anak belum dapat pengertian yang cukup tentang pelajaran yang diajarkan, maka dengan mengadakan latihan atau praktek langsung bagi anak, mereka akan mendapat pengertian yang cukup terhadap pelajaran yang diperolehnya hal ini sangat bermanfaat bagi mereka terutama pengajaran yang berkenaan dengan tata cara melaksanakan shalat yang memerlukan latihan atau praktek dalam penyampaiannya karena keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar tidak terlepas dari ketetapan metode yang digunakan oleh guru. Berdasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan penulis bahwa Peserta didik Madrasah Tsanawiyah Al-Muddakir masih kurang mampu dalam

5 melaksanakan praktek shalat dengan baik dan benar, hal ini terlihat bahwa adanya Peserta didik yang belum tepat dalam melakukan ruku, sujud dan duduk antara dua sujud, begitu juga dalam hal bacaan masih ada peserta didik yang tidak fasih dan benar dalam melafazkan surah Al-fatihah dan tidak sesuai dengan tazwidnya. Keadaan ini tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja melainkan harus dicari jalan keluarnya, sehingga mereka mampu melakukan shalat dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis melihat bahwa guru mata pelajaran fiqih di madrasah ini mempunyai motivasi yang tinggi dalam memberikan materi pelajaran termasuk materi pendidikan shalat. Metode yang digunakan pun bervariasi dengan beracuan pada kurikulum yang berlaku. Berdasarkan fenomena di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang proses pelaksanaan praktek shalat Peserta didik yang dilakukan guru Mata pelajaran Fiqih khususnya kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muddakir dengan judul KEMAMPUAN PRAKTEK SHALAT PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL- MUDDAKIR KECAMATAN BANJAR TIMUR KOTA BANJARMASIN. B. Penegasan Judul Untuk memperjelas tentang pemahaman judul di atas, maka penulisan perlu untuk menegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul di atas, maka penulisan perlu untuk menegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul yaitu:

6 1. Kemampuan Kemampuan yaitu, kecakapan atau kemahiran. 8 Yang dimaksud disini adalah kecakapan atau kemahiran, yang dilihat dari keterampilan fisik Peserta didik Madrasah Tsanawiyah Al-Muddakir dalam melaksanakan shalat. 2. Praktek Praktek yaitu, pelaksanaan sesuatu menurut teori, kebiasaan, kenyataan yang dijalankan dengan perbuatan, 9 yang dimaksud disini adalah melaksanakan tata cara shalat yang meliputi rukun Qalbi, rukun Qauli, dan rukun Fi li. 3. Shalat Shalat yaitu rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah Swt., wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam Jadi yang dimaksud dari judul diatas penelitian ini tentang sejauh mana kemampuan shalat peserta didik di MTs Al-Muddakir kota Banjarmasin yang menyangkut perbuatan rukun fi li yang meliputi berdiri betul, ruku, it tidal, sujud, duduk antara dua sujud dan duduk tasyahud akhir sedangkan rukun qauli yang meliputi bacaan takbiratul ihram, surah al-fatihah, bacaan tasyahud akhir, bacaan selawat, dan salam. 8 Nurhasan dan Didik Tumianto, kamus besar bergambar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Bina Sarana Pustaka, 2007), h. 432. 493. 9 Piun Abdillah P. M. Danlan Al-Barry, kamus Ilmiah popler,(surabaya :Arkola, tth,), h.

7 C. Rumusan Masalah Penelitian ini mengangkat masalah bagaimana kemampuan praktek shalat Peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muddakir Kecamatan Banjar Timur Kota Banjarmasin? D. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan memilih judul di atas, yaitu: 1. Mengingat Shalat merupakan kewajiban bagi umat Islam dan juga merupakan salah satu rukun Islam yang wajib kita kerjakan. Oleh karena itu, shalat harus dikerjakan dengan baik dan benar. 2. Murid atau anak didik merupakan aset yang sangat berharga bagi guru dan orang tua bahkan Agama dan bangsanya. Oleh karena itu dengan mengerjakan Shalat yang baik dan benar akan membentuk pribadi-pribadi yang shaleh dan shalehah. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kemampuan praktek Shalat Peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Muddakir Kecamatan Banjar Timur kota Banjarmasin. Yang meliputi kemampuan melaksanakan rukun fi li antara lain berdiri betul, ruku, i tidal, sujud, duduk tasyahud awal, dan tasyahud akhir. Adapun rukun qauli antara lain melafazkan takbiratul ihram, surah Al-fatihah, Tahiyyat akhir, selawat dan salam

8 F. Signifikasi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan: 1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi para pelaksana pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al-Muddakir Kecamatan Banjar Timur kota Banjarmasin tentang kemampuan praktek shalat Peserta didik. 2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan cara merencanakan dan melaksanakan bentuk pengajaran praktek shalat. 3. Untuk menambah wawasan penulis dalam dunia pendidikan, khususnya untuk berkenaan dengan shalat. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang berkeinginan mengadakan penelitian yang mendalam

9 G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, Perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis, berisi tentang pengertian Pendidikan Shalat, pentingnya pendidikan shalat, dan pelaksanaan shalat pada madrasah Tsanawiyah Bab III Metode penelitian, berisikan subjek dan objek penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, desain pengukuran dan prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.