Nama : Hesti Wulandari BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat dan sejahtera adalah hak setiap warga negara. Pemerintah

Pembuktian penuntut umum dalam perkara tindak pidana korupsi oleh kejaksaan Sukoharjo. Oleh : Surya Abimanyu NIM: E BAB I PENDAHULUAN

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. direspon dengan bijak pula oleh negara dengan memasukkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

PELAKSANAAN BANTUAN KESEHATAN MELALUI KARTU JAMKESMAS BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KREDIT TANPA JAMINAN

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. instan tanpa memperdulikan adanya norma yang sudah diatur Negara, maka

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

I. PENDAHULUAN. kegiatan di bidang kesehatan. Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23. yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpotensi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan bangsa

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

I. PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

Oleh Ariwisdha Nita Sahara NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan. Masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dewasa ini sasaran utama ialah lebih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

PENGAWASAN MUTU DALAM SISTEM ASURANSI KESEHATAN. Oleh: SUNARTONO DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu Sumber Daya Manusia(SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Transkripsi:

Judul : Tinjauan tentang implementasi keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1241/menkes/sk/xi/2004 tentang penugasan pt askes (persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin (studi di pt askes (persero) kantor cabang surakarta) Nama : Hesti Wulandari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap aktivitas kehidupan dapat dijalankan dengan nyaman apabila badan dalam kondisi sehat, baik lahir maupun batin atau sehat jasmani dan rohani. Ketika badan sakit seseorang akan terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu tidak salah apabila dikatakan bahwa kesehatan merupakan suatu anugerah dari Yang Maha Kuasa yang tak ternilai harganya. Seseorang yang sakit akan rela mengeluarkan biaya sebesar apapun untuk mendapatkan kesembuhan. Masalah kesehatan sebagai salah satu faktor kesejahteraan masyarakat juga diperhatikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia terus melaksanakan pembangunan nasional, terus-menerus berupaya agar pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dapat diarahkan untuk tercapainya kesejahteraan lahir dan batin yang serasi, selaras dan seimbang. Pembangunan yang dilaksanakan

2 harus merata di berbagai bidang kehidupan. Tujuan nasional negara Indonesia dalam pembukaan Undang Undang Republik Indonesia alenia keempat yaitu : 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan keadilan sosial Point kedua yaitu memajukan kesejahteraan umum, diwujudkan dengan ditandainya peningkatan kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. Arah kebijakan pembangunan sosial dan budaya dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan yang tertuang dalam lampiran Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan nasional 1 tahun 2000-2004 adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan usia lanjut. 2. Meningkatkan mutu dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui upaya pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana dan prasarana dalam bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat. 3. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja yang memadai yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan, dan pekerja. 4. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan pemberdayaan terhadap penyandang masalah

3 kesejahteraan sosial dan korban bencana serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda. 5. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat dan martabat serta memanfaatkan pengalamannya. 6. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin, dan anak-anak terlantar, serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 7. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian, dan meningkatkan kualitas program keluarga berencana. 8. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan obat-obat terlarang dengan memberikan sanksi yang seberatberatnya kepada produsen, pengedar, dan pemakai. 9. Memberi aksesbilitas fisik dan nonfisik guna menciptakan prespektif penyandang cacat dalam pengambilan segala keputusan. Pemerintah Indonesia juga telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2009 yaitu dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 untuk melaksanakan Undang-Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut. Untuk pelaksanaan bidang kesehatan mencakup program-program prioritas yaitu: program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; program Lingkungan Sehat; program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit; dan program Perbaikan Gizi Masyarakat. Pemerintah berdasarkan arah program kebijakan di atas terus melakukan upaya dalam meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Status kesehatan masyarakat Indonesia menurut penelitian berada diurutan ke-111 dari 172 negara, hanya satu tingkat di atas Vietnam dan sangat jauh di bawah Malaysia, Singapura dan Thailand. Karena itu dalam Pembangunan Nasional 2004-2009 pemerintah bertekad meningkatkannya. Tekad pemerintah tersebut

4 diwujudkan melalui berbagai program dan kebijakan tentang kesehatan. Misalnya peningkatan jumlah jaringan dan kualitas Puskesmas, peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan, peningkatan jaminan kesehatan untuk penduduk miskin, dan peningkatan fasilitas kesehatan dasar penduduk. Program-program tersebut ditujukan untuk dapat meningkatkan angka harapan hidup penduduk dan menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi yang hingga saat ini masih relatif tinggi. Sebagian dari program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu bidang kesehatan, antara lain : 1. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar lewat satu tindakan, yaitu penanganan secara cepat terhadap wabah penyakit, gizi buruk dan berbagai masalah kesehatan lainnya; 2. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya tenaga medis melalui perekrutan tenaga medis untuk Puskesmas dan rumah sakit di daerah tertinggal serta persiapan aplikasi Undang-Undang Praktek Kedokteran; 3. Pengembangkan sistem jaminan kesehatan kesehatan bagi penduduk. Dalam memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat harus ada pemerataannya sebagai wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Baik masyarakat mampu maupun tidak mampu, masyarakat golongan ekonomi atas maupun masyarakat golongan ekonomi rendah. Semua berhak mendapatkan kesehatan sebagai salah satu hak azasi manusia. Pemerintah tidak boleh membeda-bedakan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakatnya, karena kesehatan adalah syarat untuk hidup yang layak. Seperti tertuang dalam Undang Undang Dasar 1945 amandemen pasal 27 tentang hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan pasal 28 A tentang hak azasi manusia yaitu setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Selain itu dalam pasal 34 yang terdiri dari tiga point menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, negara

5 juga bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada tahun 2003 mencapai 37,4 juta atau sekitar 17,4% sedangkan pada tahun 2004 diperkirakan menjadi 36,1 juta atau masih sebesar 16,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Laporan Pembangunan Manusia 2004 juga mengungkapkan kondisi kualitas (fisik) manusia Indonesia yang masih sangat memprihatinkan. Indeks Pembangunan Manusia yang mencerminkan tingkat kesehatan, pendidikan, dan ekonomi rata rata penduduk menempatkan Indonesia pada peringkat 111 dari 175 negara, jauh dibawah peringkat negaranegara tetangga seperti Malaysia (59) dan Filipina (83). Upaya besar dan mendasar sedang dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan rendahnya kualitas dasar manusia Indonesia. Dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 sudah diamanatkan bahwa penanggulangan kemiskinan merupakan prioritas utama dalam pembangunan nasional. Namun, RPJM tersebut tidak besar manfaatnya bagi masyarakat apabila tidak dapat dilaksanakan di kantong-kantong kemiskinan dengan keragaman karakteristik daerah sesuai potensi dan sumberdaya yang dimilikinya. Untuk Melaksanakan RPJM agar bermanfaat bagi masyarakan miskin, perlu melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat miskin. Untuk melindungi dan memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar di bidang kesehatan, pemerintah melalui Departemen Kesehatan mengembangkan berbagai upaya, antara lain mendorong kearifan petugas kesehatan untuk meringankan dan membebaskan biaya pelayanan kesehatan, menetapkan 25% tempat tidur rumah sakit bagi penduduk miskin, menyelenggarakan jaring pengaman sosial bidang kesehatan (JPSBK), mengembangkan pelayanan bebas biaya dari program kompensasi pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM), dan menguji cobakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin (JPK-Gakin).

6 Penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin telah berkembang luas secara nasional sejak terjadinya krisis moneter dengan pembiayaan Pemerintah, baik yang bersumber dari pinjaman Bank Pembangunan Asia (1998-2002) maupun yang bersumber dari dana pengurangan subsidi BBM yakni Penanggulangan Dampak Subsidi Bahan Bakar Minyak Bidang Kesehatan (PKPS-BBM-BK,2003-2004). Dalam pelaksanaannya ternyata program-progran di atas kurang optimal. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan mengambil kebijakan baru sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yaitu melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004 telah menugaskan PT Askes (Persero) dalam mengelola Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM), yang sudah berjalan sejak tanggal 1 Januari 2005. Penduduk miskin yang mendapat kartu dari PT Askes bisa mengakses pelayanan kesehatan gratis untuk semua tindakan, baik di pusat, baik di puskesmas maupun rumah sakit milik pemerintah. PT Askes dipilih selain berpengalaman dalam mengelola pembiayaan kesehatan, ditetapkan sebagai salah satu badan penyelenggara jaminan sosial dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, juga karena Askes adalah milik negara sehingga keuntungan akan masuk ke kas negara. Selain itu, jaringan provider (pemberi pelayan kesehatan) yang dimiliki PT Askes sangat luas dan beragam. Mulai dari Puskesmas, dokter keluarga, hingga rumah-rumah sakit pemerintah dan swasta dalam berbagai strata di seluruh Indonesia. Penunjukan PT Askes dalam pengelolalan dana PKPS BBM karena pemerintah ingin mengubah orientasi pembiayaan kesehatan penduduk miskin. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berformat skripsi dengan judul : TINJAUAN TENTANG IMPLEMENTASI KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1241/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG

7 PENUGASAN PT ASKES (PERSERO) DALAM PENGELOLAAN PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN (STUDI DI PT ASKES (PERSERO) KANTOR CABANG SURAKARTA). B. Perumusan Masalah Penelitian mempunyai bagian yang penting yaitu perumusan masalah, yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan penelitian sehingga penelitian dapat terarah dan dapat memberi gambaran secara umum mengenai masalah yang akan diteliti serta dapat mencapai sasaran penelitian yang diinginkan. Perumusan masalah berdasarkan uraian di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi Keputusan Menteri Nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004 tentang Penugasan PT Askes (Persero) dalam Pengelolaan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin? 2. Hambatan apa yang timbul dalam pelaksanaan Program Pmeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin oleh PT Askes (persero) Kantor cabang Surakarta dan apakah solusinya? C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia mempunyai tujuan yang ingin dicapai, demikian pula dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan obyektif a. Untuk mengetahui implementasi Keputusan Menteri Nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004 tentang Penugasan PT Askes (Persero) dalam Pengelolaan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin di PT Askes (Persero). b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin oleh PT Askes (persero) Kantor cabang Surakarta dan untuk mengetahui solusi

8 apa yang dilakukan oleh PT Askes (Persero) Kantor cabang Surakarta dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut. 2. Tujuan subyektif a. Untuk melengkapi syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta b. Untuk menerapkan ilmu yang telah penulis peroleh di dalam teori dengan kenyataan yang ada c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan penulis di dalam Hukum Administrasi Negara D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Untuk menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum administrasi pada khususnya. b. Untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan oleh civitas akademika dalam mengembangkan bahan-bahan perkuliahan yang telah ada. 2. Manfaat praktis a. Dapat memberikan sumbangan jawaban masalah yang sedang diteliti oleh penulis. b. Untuk lebih mengembangkan daya pikir analisis yang akan membentuk pola pikir dinamis, sekaligus mengukur sejauh mana kemampuan penulis dalam memperoleh ilmu. c. Memberikan masukan dan tambahan pengetahuan bagi para pihak terkait dengan masalah yang diteliti. E. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian yang ilmiah, metode penelitian sangatlah penting. Suatu penelitian dapat dipercaya kebenarannya apabila menggunakan

9 metode yang tepat sehingga akan mudah untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian serta mempermudah pengembangan data untuk memperlancar penulisan laporan penelitian ini. Selain itu penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, valid, relevan, reliable dan lengkap untuk menganalisis permasalahan secara sistematis, konsisten dan konstruktif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut. 1. Jenis penelitian Mengacu pada perumusan masalah, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris atau sosiologis. Penelitian empiris sosiologis adalah penelitian yang sasarannya berupa beragam permasalahan yang terjadi pada masa kini (HB Sutopo, 2002 : 34) Dilihat dari bentuknya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Sedangkan ditinjau dari metodenya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa kata-kata, gambargambar serta informasi verbal atau normative verbal atau normative dan bukan dalam bentuk angka-angka. (Soerjono Soekanto, 1986:10) 2. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di PT Askes (Persero) Kantor Cabang Surakarta. 3. Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer adalah data yang berupa keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh secara langsung melalui suatu penelitian di lapangan b. Data sekunder

10 Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyeknya tetapi melalui sumber lain. Data ini diambil dari kajian pustaka berbagai buku dan bahan acuan lainnya seperti peraturan perundang-undangan, dokumen, laporan, arsip dan hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 4. Sumber data Sumber data merupakan sumber di mana data itu dapat ditemukan dan dimanfaatkan untuk penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu: a. Sumber data primer Sumber data primer adalah di mana data itu diperoleh langsung dari pihak yang terkaitan langsung dengan masalah yang diteliti, meliputi keterangan atau data yang diberikan oleh pihak yang berwenang di PT ASKES (Persero) Kantor Cabang Surakarta, yang terdiri dari Kepala Administrasi dan Keuangan, Kepala Seksi Bagian Hubungan Pelanggan, Kepala Seksi PJKMM dan pelaksananya. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sejumlah keterangan atau fakta yang secara tidak langsung diperoleh. Sumber data ini bersifat melengkapi sumber data primer meliputi buku-buku ilmiah, peraturan perundangundangan, dokumen, laporan, arsip dan hasil penelitian lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: a. Studi lapangan (Field Research) Studi lapangan merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut. 1. Pengamatan (observation)

11 Pengamatan atau observation adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang diteliti atau membuat deskripsi lengkap terhadap obyek penelitian sehingga peneliti dapat memahami dengan cermat. 2. Wawancara (Interview) Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab atau komunikasi langsung melalui percakapan dengan responden yaitu pihak-pihak yang terkait langsung dengan obyek yang diteliti. b. Studi Pustaka (Library Research) Studi kepustakaan atau Library Research berguna untuk mendapatkan landasan teori dengan mengkaji dan mempelajari buku-buku ilmiah, peraturan-peraturan perundang-undangan, dokumen, laporan, arsip dan hasil penelitian lainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 6. Teknik analisis data Setelah data terkumpul dalam suatu penelitian hal yang penting harus dilakukan adalah melakukan teknik analisis data. Tujuannya adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Hal ini berguna untuk mencari jawaban permasalahan yang diteliti. Analisis data menurut Lexy J. Moelong, adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Penulis dalam menganalisis data menggunakan model analisis interaktif yaitu: Data yang terkumpul di analisa melaui tiga tahap: mereduksi data, menyajikan data, dan kemudian menarik kesimpulan, selama itu, dilakukan pula suatu proses siklus antara tahap-tahap tersebut, sehingga data yang terkumpul berhubungan satu dengan yang lain secara otomatis (HB Sutopo, 1993:15).

12 Model analisis interaktif apabila digambarkan dalam skema adalah sebagai berikut. Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Kesimpulan/verifikasi Gambar 1 : Bagan Analisis Data Kualitatif Model Interaktif F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini diuraikan tentang: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang: A. Landasan Teori B. Kerangka Pemikiran BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Implementasi Keputusan Menteri nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004 tentang Penugasan PT Askes (Persero) dalam Mengelola Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin C. Hambatan dalam Pelaksanaan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin oleh PT Askes (Persero) Kantor cabang Surakarta dan Solusinya BAB IV : PENUTUP

13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran-saran.