REKRUTMEN SUMBER DAYA RESCUER DI KANTOR SAR KELAS A MANADO. Oleh : Steven H. Lumowa

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

2014, No Menetapkan 2. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 3. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PER.KBSN.

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 5 TAHUN 2014 TENTANG BASARNAS SPECIAL GROUP (BSG) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rekrutmen Sumber Daya Manusia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

No semua komponen bangsa, maka pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencarian yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Badan

PANDUAN PENERIMAAN KARYAWAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Uji Kompetensi. Inpassing. Jabatan Fungsional Rescuer. Pedoman

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

STANDAR PELAYANAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN (SAR)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia secara geologis terletak di jalur lingkaran gempa (ring of

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 5. Peraturan Kepala

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN POTENSI SAR BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Presiden RI Pd HUT ke-42 Basarnas dan Peresmian KN Katamaran, tgl 5 Mar 2014, di Banten Rabu, 05 Maret 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengembang otomotif terbesar di ASEAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aspek SDM dan Organisasi 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. negara yang paling rawan bencana alam di dunia, menurut UNISDR (United

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

Powered by TCPDF (

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Pustaka. Arep, I. dan Hendri, T Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti, Jakarta.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR. Suprayogi Brigadir Jenderal TNI (MAR)

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

1.1 Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat berbagai kebijakan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2016, No Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL RESCUER DAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

2 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. banjir, tsunami, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Bencana merupakan. lingkungannya (Departemen Kesehatan RI, 2006).

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu

SELEKSI TENAGA PENJUALAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR KOMPETENSI RESCUER DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 31 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MENTERI PERHUBUNGAN,

STANDAR OPRASIONALPROSEDUR (SOP) SAR SAT SABHARA POLRES MATARAM

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

Transkripsi:

REKRUTMEN SUMBER DAYA RESCUER DI KANTOR SAR KELAS A MANADO Oleh : Steven H. Lumowa ABSTRAKSI Rekrutmen pegawai pada Kantor SAR Kelas A Manado untuk jabatan Rescuer masih mengikuti sistem rekrutmen PNS secara umum. Peserta yang lulus seleksi akan mengikuti pelatihan dasar selama 3 (tiga) bulan. Berdasarkan data yang ada selama 5 (lima) tahun terakhir, tingkat kelulusan peserta dikdas tidak mencapai 100% sehingga harus mengulang pada tahun berikutnya. Oleh karna itu peneliti ingin meneliti sistem rekrutmen sumber daya Rescuer di Kantor SAR Kelas A Manado. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi, dengan informan para pegawai di Kantor SAR Kelas A Manado dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, sistem rekrutmen selama ini tidak mensyaratkan keterampilan-keterampilan dasar khusus untuk jabatan Rescuer akibatnya tingkat kelulusan dikdas tidak maksimal karena apabila peserta belum memiliki pengetahuan dasar tentang keterampilanketerampilan khusus yang wajib dimiliki seorang Rescuer, akan sulit untuk menyerap ilmu yang diberikan dalam waktu yang singkat. Selain itu, nepotisme sangat mempengaruhi sistem perekrutan. Peserta yang sebenarnya memiliki kualifikasi yang tepat untuk jabatan tersebut dilihat dari hasil tes dalam beberapa tahap, pada akhirnya tidak lulus karena tidak memiliki kedekatan dengan orang dalam. Hal-hal inilah yang mempengaruhi sistem rekrutmen pada Kantor SAR Kelas A Manado sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan tidak berkualitas. Kata kunci : Rekrutmen, rescuer, sistem Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana karena terletak pada beberapa lempengan bumi dan termasuk salah satu negara yang dilintasi oleh cincin api bumi ( Ring of fire) yang aktif. Dalam dua dasawarsa terakhir, negara kita terus dilanda bencana alam. Salah satu penyebabnya adalah karena ulah manusia sendiri yang tidak bisa menjaga keseimbangan alam. Penebangan pohon, sistem ladang berpindah dan penambangan liar, merupakan contoh konkrit penyebab tanah longsor dan banjir. Belum lagi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami serta kecelakaan kapal di laut dan udara. Menjadi tugas dari pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari segala ancaman dan bencana. Adanya penetapan Black Area dari dunia internasional bagi negara yang tidak memiliki organisasi Search and Rescue (SAR), menyebabkan pemerintah membentuk Badan SAR Nasional (BASARNAS) yang memiliki Unit Pelaksana Teknis di daerah yaitu Kantor SAR Kelas A dan B. Provinsi Sulawesi Utara memiliki predikat sebagai wilayah yang rawan bencana alam terutama pada Kepulauan Sangihe dan Talaud, dimana gugusan pulau-pulau ini terletak pada rangkaian alur gunung api, sehingga frekuensi gempa bumi relatif tinggi. Kantor SAR Kelas A Manado sebagai UPT Badan SAR Nasional di Provinsi Sulut, menjadi ujung tombak pemerintah dalam memberikan bantuan SAR apabila terjadi bencana atau musibah. Salah satu tenaga fungsional yang berperan dalam memberikan bantuan tanggap darurat ( Emergency Respons) pada suatu musibah atau bencana alam adalah Rescuer yang memiliki tugas pokok memberikan pertolongan, melakukan pencarian dan evakuasi korban apabila terjadi bencana alam atau musibah. Untuk menduduki jabatan rescuer, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Seorang rescuer harus memiliki beberapa keterampilan khusus untuk menjalankan tugasnya antara lain menguasai keterampilan navigasi, tali temali dan medis tingkat dasar. Hal ini berarti bahwa dalam perekrutan pegawai untuk jabatan fungsional rescuer, keterampilan-keterampilan khusus tersebut harus dijadikan syarat utama bagi personil yang akan menduduki jabatan rescuer. Ini didasarkan pada konsep pengembangan sumber daya manusia, dimana personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk suatu jenis pekerjaan akan

lebih mudah dan cepat dilatih dan dikembangkan dibanding dengan personil yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut. Sistem perekrutan pegawai pada Badan SAR Nasional untuk jabatan fungsional Rescuer selama ini belum mensyaratkan hal tersebut, sehingga mulai dari proses perekrutan hingga menjadi seorang Rescuer yang handal, membutuhkan waktu yang panjang dan lama, karena proses pengembangan sumber daya manusia melalui program pendidikan dan pelatihan memakan waktu dan dana yang besar. Hal ini bisa menyebabkan tugas pokok dan fungsi dari Badan SAR Nasional tidak bisa berjalan optimal. Tinjauan Pustaka Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997) dalam Nanang Nuryanta (2008) rektrutmen antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Gomes (1995) menyatakan bahwa rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Sedangkan menurut Noe (2000) rekrutmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial. Dari beberapa pengertian rekrutmen menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi. Salah satu metode dalam administrasi kepegawaian adalah analisa jabatan, yakni kegiatan untuk menyelidiki seluk beluk suatu jabatan yang akan menjadi landasan bagi pengadaan pegawai untuk melaksanakan fungsi jabatan itu. Analisa jabatan juga merupakan informasi tentang jabatan itu sendiri dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat memangku jabatan tersebut dengan baik. Analisa jabatan terdiri dari dua hal pokok yaitu deskripsi jabatan dan syarat-syarat jabatan. Deskripsi jabatan adalah penjelasan tentang suatu jabatan, tugas-tugasnya, tanggungjawabnya, wewenangnya dan sebagainya. Penjelasan tentang semua hal

itu penting, sebab bila tidak dijelaskan akan dapat menimbulkan perbedaan pengertian. Deskripsi jabatan bukan sekedar menjelaskan tentang suatu jabatan, tetapi juga menjelaskan lebih lanjut tentang tugas-tugasnya, tanggungjawabnya, wewenangnya dan sebagainya. Deskripsi jabatan yang baik dan benar dan juga jelas merupakan landasan bagi kita untuk melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dengan efektif dan efisien. Syarat syarat jabatan adalah merupakan suatu informasi tentang syaratsyarat yang diperlukan bagi setiap karyawan atau pegawai agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik. Syarat-syarat itu meliputi syarat pendidikan, syarat kesehatan, syarat-syarat fisik dan syarat lainnya. Tujuan rekrutmen adalah untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting yaitu penyusunan strategi untuk merekrut, pencarian pelamar-pelamar kerja, penyaringan atau penyisihan pelamar-pelamar kerja yang tidak cocok dan pembuatan kumpulan pelamar. Kelompok pelamar yang sudah disaring merupakan kumpulan individu-individu yang telah sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan. Menurut Hasibuan (2000) Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Menurut Flippo (1984) Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengitegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat. Menurut Sikula, Administrasi kepegawaian adalah penempatan orangorang kedalam suatu perusahaan. Implementasi tenaga kerja manusia adalah pengadaan, pemeliharaan, penempatan, indoktrinasi, latihan dan pendidikan sumber daya manusia. Fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, disiplin dan pemberhentian. Rescuer (penolong) adalah pegawai negeri sipil yang memangku jabatan fungsional serta memiliki tugas pokok melakukan pencarian, memberikan pertolongan dan melakukan evakuasi korban apabila terjadi bencana alam dan musibah, baik musibah penerbangan, pelayaran dan musibah lainnya. Berdasarkan keterampilannya rescuer dibagi menjadi beberapa spesialisasi yaitu spesialisasi berdasarkan tempat melakukan pertolongan seperti jungle rescuer, high angle rescuer, medical first responder, water rescuer, collapsed structure search and rescuer, confined space rescuer dan komunikasi serta teknisi. Metodologi Penelitian Penelitian ini bertempat di Kantor SAR Kelas A Manado yang berlokasi di Jalan By Pass Airmadidi Desa Kaasar Kecamatan Kauditan Provinsi Sulawesi Utara. Fokus penelitian pada sistem rekrutmen sumber daya rescuer (penolong) yang ada pada Kantor SAR Kelas A Manado. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data diperoleh dari para informan yaitu pegawai pada Kantor SAR Kelas A Manado yang menjabat sebagai rescuer, menggunakan cara wawancara secara terbuka dan mendalam sekaligus melakukan observasi yaitu pengamatan secara langsung pada sistem rekrutmen pada Kantor SAR Kelas A Manado. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif dengan menghubungkan fakta, data dan informasi kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan gambaran yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor SAR, Kantor SAR adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Badan SAR Nasional yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan SAR Nasional dan mempunyai tugas melaksanakan pencarian dan pertolongan baik musibah penerbangan, pelayaran serta musibah lainnya yang berada di wilayah kerja Kantor SAR. Disamping tugas

tersebut diatas, Kantor SAR juga mempunyai tugas untuk melakukan koordinasi dengan instansi-instansi vertikal di daerah maupun dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan tupoksi serta memiliki wewenang untuk melaksanakan pelatihan SAR di wilayah kerjanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem rekrutmen sumber daya rescuer di Kantor SAR Kelas A Manado belum memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga hasil rekrutmen tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kedekatan peserta dengan orang dalam sangat mempengaruhi proses rekrutmen, sehingga peserta yang memiliki sumber daya yang baik dan sesuai dengan kualifikasi jabatan yang ditentukan pada akhirnya tersingkir karena tidak memiliki hubungan dengan orang dalam. Faktor kedekatan ini mengakibatkan target pencapaian sumber daya rescuer tidak terpenuhi, sehingga pada saat memasuki tahap orientasi atau masa basis rescuer ada beberapa personil tidak bisa melanjutkan masa basis bahkan ke pendidikan dasar karena ketidakmampuan fisik dan daya tangkap materi yang ada. Masalah lain yang muncul adalah faktor disiplin ilmu yang tidak sesuai dan harus dipaksakan dalam perekrutan pegawai negeri sipil di lingkungan Badan SAR Nasional. Hal ini kelihatannya sepele tapi sangat berdampak bagi kerjasama tim dilapangan maupun nama baik Kantor SAR Kelas A Manado itu sendiri karena perilaku dan mental yang buruk pada saat pelaksanaan operasi SAR sangat berpengaruh terhadap kelancaran sebuah misi operasi penyelamatan. Setelah meneliti dan menganalisa masalah masalah yang ada dari sistem rekrutmen sumber daya rescuer di Kantor SAR Manado, harus dilakukan perbaikan pada sistem rekrutmen antara lain melakukan tahapan awal dalam proses rekrutmen yaitu melaksanakan analisis jabatan sehingga diperoleh gambaran jabatan jabatan yang sangat dibutuhkan dan belum terisi. Setelah itu dilakukan analisis beban kerja untuk mengetahui jumlah kebutuhan personil untuk suatu formasi jabatan tertentu. Analisis beban kerja dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode yaitu menyusun daftar pertanyaan, kemudian melakukan wawancara serta melakukan pengamatan langsung pada pekerjaan yang dilakukan oleh pemegang jabatan. Hasilnya kemudian dianalisa melalui suatu perhitungan sehingga hasilnya diperoleh. Hasil perhitungan kemudian

dituangkan dalam proposal pengajuan pelaksanaan rekrutmen bersama persyaratan khusus untuk formasi jabatan rescuer seperti keterampilan navigasi, keterampilan tali temali dan keterampilan medis tingkat dasar. Hal ini berdasarkan konsep pengembangan sumber daya manusia, dimana personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk suatu jenis pekerjaan akan lebih mudah dan cepat dilatih atau dikembangkan dibanding personil yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut. Tujuannya untuk memperoleh seorang rescuer yang handal, tanpa membutuhkan waktu pelatihan dan pengembangan yang panjang dan lama sehingga tugas pokok dan fungsi dari Badan SAR Nasional berjalan secara optimal. Proposal ini kemudian ditujukan ke Bagian kepegawaian Pusat untuk menjadi bahan pertimbangan. Penutup Berdasarkan hasil penelitian terhadap rekrutmen sumber daya rescuer pada Kantor SAR Kelas A Manado dapat diambil kesimpulan : 1. Faktor kedekatan peserta rekrutmen dengan orang dalam mengakibatkan target rekrutmen yang telah ditetapkan tidak tercapai. Sumber daya rescuer yang dihasilkan pada proses rekrutmen tidak memenuhi kualifikasi dan standard yang telah ditetapkan. Hal ini berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsinya. Disiplin ilmu yang tidak sesuai dengan jabatan yang dipegang juga menjadi kendala. Karena kualifikasi pendidikan yang berbeda dipaksakan menduduki jabatan tersebut sehingga pada akhirnya dapat dilihat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari yang tidak efektif dan efisien. 2. Sistem rekrutmen yang ada pada Kantor SAR Kelas A Manado perlu dimodifikasi kembali dengan menerapkan tahapan-tahapan kegiatan yaitu melaksanakan analisis jabatan kemudian melakukan analisis beban kerja serta menambahkan syarat-syarat khusus terhadap suatu jabatan yaitu keterampilanketerampilan khusus yang diperlukan pada jabatan rescuer. Hal ini berdasarkan konsep pengembangan sumber daya manusia, dimana personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk suatu jenis pekerjaan akan lebih mudah dan cepat dilatih atau dikembangkan dibanding personil yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut, agar diperoleh seorang

rescuer yang handal, tanpa membutuhkan waktu pelatihan dan pengembangan yang panjang dan lama sehingga tugas pokok dan fungsi dari Badan SAR Nasional berjalan secara optimal. Daftar Pustaka Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung. Penerbit PT. Refika Aditama. Abdurrahmat Fathoni. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit Rineke Cipta. Bahan ajar administrasi kepegawaian tim dosen Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara Nata Wirawan. 2001. Statistik I (Statistik Deskriptif). Denpasar. Penerbit Keraras Emas Riduwan. 2004. Metode dan Teknik menyusun Skripsi. Bandung. Penerbit Alfabeta Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia bebas, Pelayanan Publik dan Jasa. Siagian. SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PenerbitBina Aksara Umar Husein. 2000. Sumber daya manusia dalam organisasi. Jakarta. Penerbit Gramedia. Sjahrazad Masdar. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi untuk pelayanan publik. Surabaya. Penerbit Airlangga Universitas Press. Sonny Sumarsono. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit Graha Ilmu. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1972 tentang Pembentukan Badan SAR Indonesia Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor SAR Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang BASARNAS sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)

Undang Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan Undang Undang nomor 17 Tahun 2010 tentang Pelayaran Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2000 tentang Pencarian dan Pertolongan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil