REKRUTMEN SUMBER DAYA RESCUER DI KANTOR SAR KELAS A MANADO Oleh : Steven H. Lumowa ABSTRAKSI Rekrutmen pegawai pada Kantor SAR Kelas A Manado untuk jabatan Rescuer masih mengikuti sistem rekrutmen PNS secara umum. Peserta yang lulus seleksi akan mengikuti pelatihan dasar selama 3 (tiga) bulan. Berdasarkan data yang ada selama 5 (lima) tahun terakhir, tingkat kelulusan peserta dikdas tidak mencapai 100% sehingga harus mengulang pada tahun berikutnya. Oleh karna itu peneliti ingin meneliti sistem rekrutmen sumber daya Rescuer di Kantor SAR Kelas A Manado. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi, dengan informan para pegawai di Kantor SAR Kelas A Manado dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, sistem rekrutmen selama ini tidak mensyaratkan keterampilan-keterampilan dasar khusus untuk jabatan Rescuer akibatnya tingkat kelulusan dikdas tidak maksimal karena apabila peserta belum memiliki pengetahuan dasar tentang keterampilanketerampilan khusus yang wajib dimiliki seorang Rescuer, akan sulit untuk menyerap ilmu yang diberikan dalam waktu yang singkat. Selain itu, nepotisme sangat mempengaruhi sistem perekrutan. Peserta yang sebenarnya memiliki kualifikasi yang tepat untuk jabatan tersebut dilihat dari hasil tes dalam beberapa tahap, pada akhirnya tidak lulus karena tidak memiliki kedekatan dengan orang dalam. Hal-hal inilah yang mempengaruhi sistem rekrutmen pada Kantor SAR Kelas A Manado sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan tidak berkualitas. Kata kunci : Rekrutmen, rescuer, sistem Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana karena terletak pada beberapa lempengan bumi dan termasuk salah satu negara yang dilintasi oleh cincin api bumi ( Ring of fire) yang aktif. Dalam dua dasawarsa terakhir, negara kita terus dilanda bencana alam. Salah satu penyebabnya adalah karena ulah manusia sendiri yang tidak bisa menjaga keseimbangan alam. Penebangan pohon, sistem ladang berpindah dan penambangan liar, merupakan contoh konkrit penyebab tanah longsor dan banjir. Belum lagi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami serta kecelakaan kapal di laut dan udara. Menjadi tugas dari pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari segala ancaman dan bencana. Adanya penetapan Black Area dari dunia internasional bagi negara yang tidak memiliki organisasi Search and Rescue (SAR), menyebabkan pemerintah membentuk Badan SAR Nasional (BASARNAS) yang memiliki Unit Pelaksana Teknis di daerah yaitu Kantor SAR Kelas A dan B. Provinsi Sulawesi Utara memiliki predikat sebagai wilayah yang rawan bencana alam terutama pada Kepulauan Sangihe dan Talaud, dimana gugusan pulau-pulau ini terletak pada rangkaian alur gunung api, sehingga frekuensi gempa bumi relatif tinggi. Kantor SAR Kelas A Manado sebagai UPT Badan SAR Nasional di Provinsi Sulut, menjadi ujung tombak pemerintah dalam memberikan bantuan SAR apabila terjadi bencana atau musibah. Salah satu tenaga fungsional yang berperan dalam memberikan bantuan tanggap darurat ( Emergency Respons) pada suatu musibah atau bencana alam adalah Rescuer yang memiliki tugas pokok memberikan pertolongan, melakukan pencarian dan evakuasi korban apabila terjadi bencana alam atau musibah. Untuk menduduki jabatan rescuer, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Seorang rescuer harus memiliki beberapa keterampilan khusus untuk menjalankan tugasnya antara lain menguasai keterampilan navigasi, tali temali dan medis tingkat dasar. Hal ini berarti bahwa dalam perekrutan pegawai untuk jabatan fungsional rescuer, keterampilan-keterampilan khusus tersebut harus dijadikan syarat utama bagi personil yang akan menduduki jabatan rescuer. Ini didasarkan pada konsep pengembangan sumber daya manusia, dimana personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk suatu jenis pekerjaan akan
lebih mudah dan cepat dilatih dan dikembangkan dibanding dengan personil yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut. Sistem perekrutan pegawai pada Badan SAR Nasional untuk jabatan fungsional Rescuer selama ini belum mensyaratkan hal tersebut, sehingga mulai dari proses perekrutan hingga menjadi seorang Rescuer yang handal, membutuhkan waktu yang panjang dan lama, karena proses pengembangan sumber daya manusia melalui program pendidikan dan pelatihan memakan waktu dan dana yang besar. Hal ini bisa menyebabkan tugas pokok dan fungsi dari Badan SAR Nasional tidak bisa berjalan optimal. Tinjauan Pustaka Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997) dalam Nanang Nuryanta (2008) rektrutmen antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Gomes (1995) menyatakan bahwa rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Sedangkan menurut Noe (2000) rekrutmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial. Dari beberapa pengertian rekrutmen menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi. Salah satu metode dalam administrasi kepegawaian adalah analisa jabatan, yakni kegiatan untuk menyelidiki seluk beluk suatu jabatan yang akan menjadi landasan bagi pengadaan pegawai untuk melaksanakan fungsi jabatan itu. Analisa jabatan juga merupakan informasi tentang jabatan itu sendiri dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat memangku jabatan tersebut dengan baik. Analisa jabatan terdiri dari dua hal pokok yaitu deskripsi jabatan dan syarat-syarat jabatan. Deskripsi jabatan adalah penjelasan tentang suatu jabatan, tugas-tugasnya, tanggungjawabnya, wewenangnya dan sebagainya. Penjelasan tentang semua hal
itu penting, sebab bila tidak dijelaskan akan dapat menimbulkan perbedaan pengertian. Deskripsi jabatan bukan sekedar menjelaskan tentang suatu jabatan, tetapi juga menjelaskan lebih lanjut tentang tugas-tugasnya, tanggungjawabnya, wewenangnya dan sebagainya. Deskripsi jabatan yang baik dan benar dan juga jelas merupakan landasan bagi kita untuk melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dengan efektif dan efisien. Syarat syarat jabatan adalah merupakan suatu informasi tentang syaratsyarat yang diperlukan bagi setiap karyawan atau pegawai agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik. Syarat-syarat itu meliputi syarat pendidikan, syarat kesehatan, syarat-syarat fisik dan syarat lainnya. Tujuan rekrutmen adalah untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting yaitu penyusunan strategi untuk merekrut, pencarian pelamar-pelamar kerja, penyaringan atau penyisihan pelamar-pelamar kerja yang tidak cocok dan pembuatan kumpulan pelamar. Kelompok pelamar yang sudah disaring merupakan kumpulan individu-individu yang telah sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan. Menurut Hasibuan (2000) Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Menurut Flippo (1984) Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengitegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat. Menurut Sikula, Administrasi kepegawaian adalah penempatan orangorang kedalam suatu perusahaan. Implementasi tenaga kerja manusia adalah pengadaan, pemeliharaan, penempatan, indoktrinasi, latihan dan pendidikan sumber daya manusia. Fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, disiplin dan pemberhentian. Rescuer (penolong) adalah pegawai negeri sipil yang memangku jabatan fungsional serta memiliki tugas pokok melakukan pencarian, memberikan pertolongan dan melakukan evakuasi korban apabila terjadi bencana alam dan musibah, baik musibah penerbangan, pelayaran dan musibah lainnya. Berdasarkan keterampilannya rescuer dibagi menjadi beberapa spesialisasi yaitu spesialisasi berdasarkan tempat melakukan pertolongan seperti jungle rescuer, high angle rescuer, medical first responder, water rescuer, collapsed structure search and rescuer, confined space rescuer dan komunikasi serta teknisi. Metodologi Penelitian Penelitian ini bertempat di Kantor SAR Kelas A Manado yang berlokasi di Jalan By Pass Airmadidi Desa Kaasar Kecamatan Kauditan Provinsi Sulawesi Utara. Fokus penelitian pada sistem rekrutmen sumber daya rescuer (penolong) yang ada pada Kantor SAR Kelas A Manado. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data diperoleh dari para informan yaitu pegawai pada Kantor SAR Kelas A Manado yang menjabat sebagai rescuer, menggunakan cara wawancara secara terbuka dan mendalam sekaligus melakukan observasi yaitu pengamatan secara langsung pada sistem rekrutmen pada Kantor SAR Kelas A Manado. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif dengan menghubungkan fakta, data dan informasi kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan gambaran yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor SAR, Kantor SAR adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Badan SAR Nasional yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan SAR Nasional dan mempunyai tugas melaksanakan pencarian dan pertolongan baik musibah penerbangan, pelayaran serta musibah lainnya yang berada di wilayah kerja Kantor SAR. Disamping tugas
tersebut diatas, Kantor SAR juga mempunyai tugas untuk melakukan koordinasi dengan instansi-instansi vertikal di daerah maupun dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan tupoksi serta memiliki wewenang untuk melaksanakan pelatihan SAR di wilayah kerjanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem rekrutmen sumber daya rescuer di Kantor SAR Kelas A Manado belum memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga hasil rekrutmen tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kedekatan peserta dengan orang dalam sangat mempengaruhi proses rekrutmen, sehingga peserta yang memiliki sumber daya yang baik dan sesuai dengan kualifikasi jabatan yang ditentukan pada akhirnya tersingkir karena tidak memiliki hubungan dengan orang dalam. Faktor kedekatan ini mengakibatkan target pencapaian sumber daya rescuer tidak terpenuhi, sehingga pada saat memasuki tahap orientasi atau masa basis rescuer ada beberapa personil tidak bisa melanjutkan masa basis bahkan ke pendidikan dasar karena ketidakmampuan fisik dan daya tangkap materi yang ada. Masalah lain yang muncul adalah faktor disiplin ilmu yang tidak sesuai dan harus dipaksakan dalam perekrutan pegawai negeri sipil di lingkungan Badan SAR Nasional. Hal ini kelihatannya sepele tapi sangat berdampak bagi kerjasama tim dilapangan maupun nama baik Kantor SAR Kelas A Manado itu sendiri karena perilaku dan mental yang buruk pada saat pelaksanaan operasi SAR sangat berpengaruh terhadap kelancaran sebuah misi operasi penyelamatan. Setelah meneliti dan menganalisa masalah masalah yang ada dari sistem rekrutmen sumber daya rescuer di Kantor SAR Manado, harus dilakukan perbaikan pada sistem rekrutmen antara lain melakukan tahapan awal dalam proses rekrutmen yaitu melaksanakan analisis jabatan sehingga diperoleh gambaran jabatan jabatan yang sangat dibutuhkan dan belum terisi. Setelah itu dilakukan analisis beban kerja untuk mengetahui jumlah kebutuhan personil untuk suatu formasi jabatan tertentu. Analisis beban kerja dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode yaitu menyusun daftar pertanyaan, kemudian melakukan wawancara serta melakukan pengamatan langsung pada pekerjaan yang dilakukan oleh pemegang jabatan. Hasilnya kemudian dianalisa melalui suatu perhitungan sehingga hasilnya diperoleh. Hasil perhitungan kemudian
dituangkan dalam proposal pengajuan pelaksanaan rekrutmen bersama persyaratan khusus untuk formasi jabatan rescuer seperti keterampilan navigasi, keterampilan tali temali dan keterampilan medis tingkat dasar. Hal ini berdasarkan konsep pengembangan sumber daya manusia, dimana personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk suatu jenis pekerjaan akan lebih mudah dan cepat dilatih atau dikembangkan dibanding personil yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut. Tujuannya untuk memperoleh seorang rescuer yang handal, tanpa membutuhkan waktu pelatihan dan pengembangan yang panjang dan lama sehingga tugas pokok dan fungsi dari Badan SAR Nasional berjalan secara optimal. Proposal ini kemudian ditujukan ke Bagian kepegawaian Pusat untuk menjadi bahan pertimbangan. Penutup Berdasarkan hasil penelitian terhadap rekrutmen sumber daya rescuer pada Kantor SAR Kelas A Manado dapat diambil kesimpulan : 1. Faktor kedekatan peserta rekrutmen dengan orang dalam mengakibatkan target rekrutmen yang telah ditetapkan tidak tercapai. Sumber daya rescuer yang dihasilkan pada proses rekrutmen tidak memenuhi kualifikasi dan standard yang telah ditetapkan. Hal ini berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsinya. Disiplin ilmu yang tidak sesuai dengan jabatan yang dipegang juga menjadi kendala. Karena kualifikasi pendidikan yang berbeda dipaksakan menduduki jabatan tersebut sehingga pada akhirnya dapat dilihat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari yang tidak efektif dan efisien. 2. Sistem rekrutmen yang ada pada Kantor SAR Kelas A Manado perlu dimodifikasi kembali dengan menerapkan tahapan-tahapan kegiatan yaitu melaksanakan analisis jabatan kemudian melakukan analisis beban kerja serta menambahkan syarat-syarat khusus terhadap suatu jabatan yaitu keterampilanketerampilan khusus yang diperlukan pada jabatan rescuer. Hal ini berdasarkan konsep pengembangan sumber daya manusia, dimana personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk suatu jenis pekerjaan akan lebih mudah dan cepat dilatih atau dikembangkan dibanding personil yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut, agar diperoleh seorang
rescuer yang handal, tanpa membutuhkan waktu pelatihan dan pengembangan yang panjang dan lama sehingga tugas pokok dan fungsi dari Badan SAR Nasional berjalan secara optimal. Daftar Pustaka Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung. Penerbit PT. Refika Aditama. Abdurrahmat Fathoni. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit Rineke Cipta. Bahan ajar administrasi kepegawaian tim dosen Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara Nata Wirawan. 2001. Statistik I (Statistik Deskriptif). Denpasar. Penerbit Keraras Emas Riduwan. 2004. Metode dan Teknik menyusun Skripsi. Bandung. Penerbit Alfabeta Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia bebas, Pelayanan Publik dan Jasa. Siagian. SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PenerbitBina Aksara Umar Husein. 2000. Sumber daya manusia dalam organisasi. Jakarta. Penerbit Gramedia. Sjahrazad Masdar. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi untuk pelayanan publik. Surabaya. Penerbit Airlangga Universitas Press. Sonny Sumarsono. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit Graha Ilmu. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1972 tentang Pembentukan Badan SAR Indonesia Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor SAR Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang BASARNAS sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
Undang Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan Undang Undang nomor 17 Tahun 2010 tentang Pelayaran Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2000 tentang Pencarian dan Pertolongan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil