INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS KINERJA HAM SETARA INSTITUTE, 12 DESEMBER 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF INDEKS KINERJA HAK ASASI MANUSIA (IKH),

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

Evaluasi 2 Tahun Kepemimpinan Jokowi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Kerangka Evaluasi

POSISI KASUS; HAMBATAN DAN PERMASALAHAN

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

- 9 - No. Tujuan/sasaran Program/Kegiatan Jadwal Pelaksana

Briefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

1. Asal muasal dan standar

Kusnandir, A. Ks., M. Si Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI ACEH

SIARAN PERS. Catatan Akhir Tahun 2011: Arus Balik Penikmatan HAM

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju mensyaratkan para pekerja yang cakap, profesional dan terampil.

Daftar Pustaka. Glosarium

Pemerintah Indonesia Gagal dalam Pemenuhan Hak Sipil dan Politik di Indonesia

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 / HUK / 2014 TENTANG

Usulan Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Masa lalu: Pelembagaan Kebijakan dan Rencana Aksi

SIARAN PERS. Catatan Akhir Tahun 2012: Saatnya Merajut Toleransi dan Kohesi Sosial!

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

pembentukan komisi kepresidenan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

Perbandingan Perilaku Kekuasaan beberapa Presiden Paska Soeharto. BJ. Habibie Abdurrahman Wahid Megawati SBY. Pemimpin kharismatik NU.

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Nasional

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SELAYANG PANDANG KOTA PALU

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

Lembar Klarifikasi Kebijakan Daerah Untuk Pemenuhan Hak Konstitusional Perempuan (Masukan Komnas Perempuan)

RISALAH KEBIJAKAN. Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

Prinsip Dasar Peran Pengacara

PASAL-PASAL BERMASALAH PADA NASKAH RUU PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME NO. 15/2003

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

HAM DAN DEMOKRASI DASAR DASAR POLITIK

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

HAK ASASI MANUSIA DAN KEHIDUPAN BERBANGSA MEMPERINGATI ULANG TAHUN ELSAM KE-20

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Profil PBHI Wednesday, 07 September :45 - Last Updated Tuesday, 25 February :36

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

Meneguhkan Komitmen Negara pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Jaminan Hak-hak Asasi Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN RAMAH HAK ASASI MANUSIA

HAM DI ERA REFORMASI. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1. Keberadaan negara adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

Transkripsi:

RINGKASAN TABEL INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011 SETARA Institute, Jakarta 5 Desember 2011 SCORE 2011 PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM MASA LALU 1,4 KEBEBASAN BEREKSPRESI 2,5 KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN 2,3 RANHAM & KINERJA LEMBAGA HAM 3,1 RASA AMAN WARGA & PERLINDUNGAN WARGA NEGARA 2,0 PENGHAPUSAN HUKUMAN MATI 1,8 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI 2,8 PEMENUHAN HAK EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA 2,5 (score berdasarkan skala 0-7, dengan 0 menunjukkan performa sangat lemah dan 7 menunjukkan performa sangat kuat) Pada 10 Desember 2011, warga dunia akan merayakan Hari Internasional Hak Asasi Manusia. Tepatnya 63 tahun yang lalu, 10 Desember 1948 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menjadi naskah yang menjadi acuan bagi setiap negara di dunia untuk memperlakukan manusia secara bermartabat, dengan menghargai integritas diri dan seperangkat hak-hak yang melekatnya. Sebagaimana lazimnya sebuah repetisi perayaan hari kelahiran, pada perayaan Hari Hak Asasi Manusia 2011, SETARA Institute untuk ketiga kalinya merilis laporan tentang Indeks Kinerja Penegakan HAM. Dalam konteks Indonesia, perayaan ini menjadi amat relevan bukan hanya karena berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang masih terus terjadi, tapi juga amat relevan bagi kepemimpinan nasional di bawah Presiden 1

Susilo Bambang Yudhoyono. Genap pada usianya yang ke-2, pada Oktober 2011 lalu, Kabinet Indonesia Bersatu II baru saja dirombak dengan kesadaran bahwa prestasi kinerja pemerintahan yang belum optimal. Ada para menteri baru, wakil menteri baru, dan sejumlah komitmen dan pakta integritas yang dijanjikan oleh para anggota kabinet untuk sungguhsungguh bekerja mengabdi pada kepentingan bangsa. Persoalan HAM adalah persoalan bangsa yang menuntut perhatian para anggota kabinet tersebut. Bagi SBY, Indeks Kinerja Penegakan HAM dan laporan-laporan tentang hak asasi manusia lainnya, juga menjadi peringatan (warning) di sisa masa kepemimpinannya yang kurang dari 3 tahun. Memimpin sebuah negeri selama dua periode, semestinya SBY mampu membangun legacy yang berharga bagi rakyatnya. Persoalan HAM adalah soal yang selama ini diabaikan. Laporan ini menggunakan pendekatan yang sama sebagaimana laporan pada tahun sebelumnya. SETARA Institute menggunakan rumpunrumpun hak yang terdapat di dalam Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik dan Kovenan Internasional Hak Ekonomi Sosial Budaya sebagai variabel untuk mengukur kinerja pemerintahan. Dari dua kovenan yang telah diratifikasi oleh pemerintah sejak 2005, SETARA Institute mengelompokkannya ke dalam 8 variabel utama. Pengelompokan ini selain untuk memudahkan penilaian, juga mengacu pada bentuk-bentuk hak yang masih terabaikan dan terus dilanggar oleh negara. Dalam laporan ini, SETARA Institute menggunakan pendekatan pengukuran persepsi dalam bentuk indeks persepsi tentang kinerja penegakan HAM. Persepsi 71 orang di 13 propinsi yang terdiri dari ahli hak asasi manusia, birokrasi, akademisi, aktivis, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang dihimpun dalam laporan ini kemudian dikuantifikasi dengan menggunakan skala pengukuran angka 0 untuk kondisi yang paling lemah dan angka 7 untuk menunjukkan performa yang kuat dalam penegakan HAM. Penyusunan indeks persepsi ini dimulai dengan menetapkan 8 variabel dengan indikator yang beragam. Setelah memperoleh variabel dan indikator, SETARA Institute menyajikan data tentang kinerja penegakan HAM dalam berbagai peristiwa dan kebijakan. Setelah seluruh data didiskusikan, tahap berikutnya menarik persepsi dari 71 ahli dengan skala 0-7. Masing-masing indikator diberi score, kemudian seluruh score dari indikator pada masing-masing variabel itu dijumlah dan dibagi dengan jumlah indikator sebagai bilangan pembagi. Hasilnya adalah score untuk masing-masing variabel. 2

1PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM MASA LALU - 1,4 1.1. Penghilangan orang secara paksa 1,2 1.2. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 1,4 1.3. Kasus Tanjung Priok 1,3 1.4. Kasus Trisakti, Semanggi I dan II 1,3 1.5. Kasus Pembunuhan Munir 1,2 1.6. Kasus Wamena-Wasior 1,4 1.7. Tindak Lanjut KKP untuk Timor Timur 1,6 2KEBEBASAN BEREKSPRESI - 2,5 2.1. Tahanan Politik 2,9 2.2. Kekerasan terhadap Jurnalis 2,6 2.3. Kriminalisasi kerja Jurnalistik 2,6 2.4. Perlindungan Pembela HAM 2,0 3KEBEBASAN BERAGAMA/ BERKEYAKINAN - 2,3 3.1. Kebebasan mendirikan rumah ibadah 2,6 3.2. Kebebasan beragama/ berkeyakinan terhadap agama/ keyakinan minoritas 3.3. Regulasi negara yang membatasi kebebasan beragama 3.4. Penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap kelompok agama/ keyakinan minoritas 2,3 2,5 1,8 3

4RANHAM & KINERJA LEMBAGA PENEGAKAN HAM - 3,1 4.1. Pembentukan dan penguatan Panitia RANHAM 2,5 4.2. Pengesahan instrumen-instrumen HAM 3,1 4.3 Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan 2,5 dengan nilai-nilai HAM 4.4. Pendidikan HAM 2,5 4.5. Penerapan Norma dan Standar HAM 2,1 4.6. Laporan HAM kepada PBB 2,2 4.7. Kinerja Kementerian Hukum dan HAM 2,2 4.8. Kinerja Komnas HAM 3,4 4.9. Kinerja Komnas Perempuan 3,7 4.10. Kinerja Komisi Perlindungan Anak (KPAI) 3,6 5RASA AMAN WARGA - 2,00 2,3 5.1. Konflik sosial 5.2. Pemberantasan terorisme 3,6 5.3. Kondisi keamanan 3,0 5.4. Perlindungan TKI 1,6 5.6. Perlindungan Warga Negara di Luar Negeri 1,7 6PENGHAPUSAN HUKUMAN MATI - 1,8 6.1. Vonis Mati 1,8 6.2. Eksekusi Mati 1,8 6.3. Regulasi Negara 1,8 4

7PENGHAPUSAN DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN, RAS, ETNIS - 2,8 7.1. Diskriminasi Perempuan 2,8 7.2. Diskriminasi Ras dan Etnis 2,8 8PEMENUHAN HAK EKONOMI SOSIAL BUDAYA 2,5 8.1. Kesehatan 2,7 8.2. Pendidikan 2,8 8.3. Lapangan kerja 2,2 8.4. Kebebasan ekspresi budaya 3,4 8.5. Pemajuan masyarakat adat 2,3 8.6. Ketersediaan Pangan 2,7 8.7. Perumahan 2,5 8.8. Penghidupan yang layak 1,9 8.9. Jaminan sosial 2,2 8.10. Perlindungan bagi penyandang cacat 2,1 8.11. Perlindungan bagi anak 2,9 Kontak Person: Hendardi (Ketua Setara Institute, 0811170944) Bonar Tigor Naipospos (Wakil Ketua SETARA Institute, 0811819174) Ismail Hasani (Peneliti SETARA Institute, 08111.88.4787) 5

REKOMENDASI UMUM 1. Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono harus membangun kebijakan politik penegakan HAM yang akuntabel di Indonesia melalui penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, memutus impunitas, dan menyediakan legislasi kondusif bagi penegakan HAM. 2. Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono harus membangun dan memperkuat institusi-institusi hak asasi manusia sebagai perangkat penegakan HAM di Indonesia. 3. Kepemimpinan SBY-Boediono menyusun bleid kebijakan politik untuk memastikan integritas sistem hukum nasional dan pemenuhan jaminan konstitusional yang secara terus menerus terkikis oleh peraturan perundang-undangan yang dibentuk atas dasar agama dan moralitas. Termasuk mencabut peraturan perundang-undangan diskriminitif. 4. Kepemimpinan SBY-Boediono mengambil prakarsa untuk menyusun dan membahas 6 RUU yang kondusif bagi penegakan HAM: RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, RUU Perlindungan Pembela HAM, RUU Penghapusan Diskriminasi Agama, RUU Perubahan UU No. 39/1999 tentang HAM, RUU Perubahan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU tentang ratifikasi konvensi-konvensi internasional. 5. Melakukan perubahan berbagai peraturan perundang-undangan yang mengadopsi hukuman mati. 6. Mengambil langkah politik penanganan Papua secara komprehensif termasuk melakukan audit investigatif dugaan penyalahgunaan dana Otsus Papua.[] 6