BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aris Fadly, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu dengan yang lain. Realitanya di zaman sekarang banyak terlihat konflikkonflik

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berdiri diatas keberagaman suku,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat tentang budaya dan tradisi, yang dikarenakan terlalu banyaknya pula budaya dari luar yang berkembang dan masuk ke dalam masyarakat kita saat sekarang ini yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi modernitas budaya luar. Cirebon merupakan suatu daerah yang memiliki tatanan kesultanan yang berlandaskan islam dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya. Cirebon juga merupakan kota bersejarah yang memiliki banyak nilai-nilai budaya, yang sudah jelas sedikit berbeda dengan daerah lainnya. Masyarakat Cirebon sendiri memiliki nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kebudayaan yang sangat kental kaitannya dengan alam. Salah satunya dapat terlihat dengan masih dipertahankannya upacara perayaan ritual keagamaan dan kegiatan-kegiatan yang masih dipengaruhi oleh unsur nilai-nilai budaya. Hal ini merupakan salah satu prinsip sebagai warganegara yang baik, dan hal tersebut sesuai dengan apa yang telah dikemukakan Gultom (Iswandi, 2004:28) sebagai berikut: Salah satu sosok sebagai warga negara yang baik adalah menjadi insan budaya, yakni bahwa warga negara harus mampu membuktikan dirinya sebagai mahluk yang memiliki peradaban yang tinggi, begitu pula seorang warga negara harus ikut bagian dalam melestarikan kebudayaan yang telah ada sebagai hasil dari cipta, karsa dan karya. Kebudayaan yang ada di Cirebon lahir antara lain karena adanya kreativitas manusia yang menghendaki dapat terjadinya harmonisasi dalam

2 pergaluan sosial di lingkungan sekitar. Namun kebudayaan bukan merupakan satu-satunya nilai budaya dan norma yang menjadi tolok ukur pergaulan sosial di lingkungan sekitar. Karena masyarakat Cirebon tentunya memiliki watak yang sangat beragama yang relatif cukup taat, dimana pesan-pesan agama kerap membingkai nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture) yang ada, serta dapat juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersamaan antar masyarakat Cirebon. Hal ini menekankan pula bahwa kebudayaan adalah puncak kreativitas manusia, sehingga dengan nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture) akan dapat terciptanya interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat Cirebon misalnya saja gotong royong, tolong-menolong, dan musyawarah mufakat. Hal ini dapat juga dilihat dalam pelaksanaan tradisi yang leluhur wariskan kepada generasi-generasi berikutnya yang hingga saat sekarang ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Cirebon dalam upaya menjaga dan melestarikan kebudayaan serta nilai-nilai yang ada di masyarakat Cirebon. Gotong royong dan tolong-menolong juga bisa dilihat ketika masyarakat mengadakan kegiatan kerja bakti, dimana masyarakat akan langsung turut serta mengerjakan bersama-sama sehingga dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan yang masyarakat harapkan untuk lingkungan sekitar. Sedangkan dalam musyawarah mufakat dapat terlihat ketika masyarakat dihadapkan oleh sebuah permasalahan maka masyarakat akan segera menyelesaikannya secara musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Nilai budaya kewarganegaraan (civic culture) wajib dipelihara oleh seluruh masyarakat. Hal ini dikarenakan agar nilai-nilai leluhur yang sudah ada tersebut terus ada dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga identitas warganegara bisa tetap dapat terlihat. Begitu juga dengan yang diungkapkan Winataputra dan Budimansyah (2007:220) tentang budaya kewarganegaraan (civic culture) sebagai berikut: Budaya kewarganegaraan (civic culture) merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisiskan seperangkat ide-ide yang dapat

3 diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warganegara. Kebudayaan yang masih ada dan hingga sekarang ini masih dilakukan oleh masyarakat Cirebon sebagai salah satu contohnya yaitu acara upacara adat pesta Serang. Dimana salah satu contoh tradisi/adat tersebut dalam penerapan nilai-nilai leluhur yang ada dalam kebudayaan masyarakat Cirebon, dimana bentuk menyalurkannya melalui acara upacara adat tersebut. Upacara atau pesta adat merupakan bentuk kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat yang di dasari atas ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mematuhi tata cara yang telah ditradisikan oleh mayarakat. Upacara atau pesta yang dilakukan merupakan aktivitas tetap dari masyarakat Cirebon pada kurun waktu tertentu yang secara keseluruhan melibatkan masyarakat sebagai pendukungnya. Sehubungan dengan upacara tradisional/adat, Ani Rostiayati, DKK (1995:3) mengungkapkan sebagai berikut : Upacara tradisional/adat adalah kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat dalam usaha mencari keselamatan, termasuk disini adalah slametan yang dilakukan oleh masyarakat dalam upaya mencari perlindungan dan keselamatan dari Tuhan YME atau dari kekuatan supernatural seperti roh-roh halus, leluhur dan pepunden. Upacara tradisi/adat pesta Serang dalam masyarakat Cirebon tersebut merupakan salah satu kegiatan perwujudan yang mampu mempersatukan masyarakat, dimana dalam suatu kegiatan tersebut akan terjadi suatu interaksi secara langsung dengan anggota masyarakat lain sehingga dapat menciptakan keakrabaan antara anggota masyarakat dan terjalin juga silaturahmi antar masyarakat. Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara adat pesta Serang merupakan sesuatu hal yang penting untuk dilestarikan oleh generasi penerus. Generasi penerus memiliki peran penting, karena generasi penerus ini yang harus meneruskan acara upacara adat pesta Serang tersebut sambil masyarakat Desa

4 Serang berupaya untuk dapat meminimalisir tingkat kemusrikannya. Seandainya saja generasi penerus tidak mampu melanjutkannya, nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat sedikit demi sedikit akan terkikis seiring banyaknya pengaruh dari modernitas terhadap budaya dan tradisi di era globalisasi saat ini. Pesta Serang merupakan tradisi yang ada di daerah Cirebon, kegiatan perwujudannya hingga saat sekarang ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat Cirebon. Upacara atau pesta adat Serang yang ada di dalam masyarakat pada umumnya merupakan pencerminan bahwa segala tindakan, perencanaan dan perbuatan tersebut telah diatur oleh tata nilai leluhur yang sudah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya hingga saat sekarang ini. Upacara adat pesta Serang dilaksanakan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat Desa Serang, tepatnya pada hari ke tujuh belas di bulan Syawal. Upacara adat pesta Serang ini dianggap penting pelaksanaannya bagi masyarakat Desa Serang, karena melalui upacara adat pesta Serang masyarakat sendiri akan dapat memelihara nilai-nilai budaya serta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mempertahankan rasa kebersamaan yang telah di wariskan oleh leluhur. Nilai-nilai budaya tersebut erat kaitannya dengan pola sikap dan tingkah laku masyarakat pendukungnya. Pesta Serang sebagai salah satu kegiatan perwujudan masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan keselamatan kepada masyarakat Desa Serang. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pesta Serang ini yaitu mengunjungi buyut Ki Agus Jaka yang diyakini merupakan leluhur dari masyarakat Desa Serang. Dimana dalam kegiatan pelaksanaannya tersebut, selain bertujuan mengadakan kegiatan peringatan khaul dari buyut Ki Agus Jaka, masyarakat Desa Serang juga mengadakan kegiatan lain seperti arak-arakan keliling sekitar Desa Serang. Hal tersebut dilakukan masyarakat Desa Serang sebagai salah satu ungkapan rasa kegembiraan karena telah memperoleh keberkahan dan keselamatan selama satu tahun. Disamping

5 dengan adanya acara arak-arakan tersebut, ada juga acara hiburan yang diadakan oleh panitia penyelenggara upacara adat pesta Serang untuk turut meramaikan peringatan upacara adat pesta Serang, hiburan tersebut antara lain yaitu wayang golek, wayang kulit, tarling Cirebonan, dan sandiwara yang juga merupakan budaya kesenian yang ada di daerah Cirebon untuk dapat ditunjukkan kepada masyarakat Desa Serang yang bertujuan agar budaya kesenian tersebut tetap juga dapat dilestarikan oleh generasi penerus. Pesta Serang mempunyai makna tersendiri, sehingga sampai saat sekarang ini upacara adat tersebut masih tetap dapat dilaksanakan oleh masyarakat Desa Serang. Pelaksanaan upacara adat pesta Serang ini selalu dibuat meriah setiap tahunnya sehingga tetap menarik antusiasme masyarakat serta perhatian masyarakat Desa Serang sendiri dan juga tetangga desa termasuk peneliti sendiri yang setiap pelaksanaannya selalu melihat acara upacara adat tersebut secara langsung serta turut pula meramaikan acara upacara adat pesta Serang. Upacara adat pesta Serang sendiri merupakan suatu sistem dari nilai-nilai kebersamaan yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Serang yang kegiatan perwujudannya melalui ritual keagamaan yang bersifat religius dan bernilai sosial. Upacara adat pesta Serang ini mengandung nilai-nilai, normanorma dan aturan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sehingga budaya dari upacara adat ini akan dapat menimbulkan hubungan kekeluargaan yang sangat erat karena pada akhirnya akan terwujud semangat persatuan dan kesatuan di antara masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat kegiatan perwujudannya ketika masyarakat Desa Serang sangat antusiasme dalam mempersiapkan perayaan pelaksanaan pesta Serang. Masyarakat dapat bersama-sama mempersiapkan segala bentuk materil ataupun bentuk non-materil yang dibutuhkan untuk terlaksananya pada acara puncak dari upacar pesta Serang dan acara puncak tesebut yaitu arak-arakan, pada acara arak-arakan ini misalnya saja yang paling utama yang harus ada dalam acara arak-arakan pesta Serang yaitu tumpeng raksasa yang dibuat oleh masyarakat Desa Serang, hiasan atau patung

6 yang mirip seperti burung, ular naga, perahu dan lainnya yang telah dibuat kekreatifannya oleh masyarakat Desa Serang. Dari kegiatan tersebut juga mampu menciptakan keakraban dan kebersamaan diantara warga masyarakat Desa Serang dan dari hal itu juga yang akan mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan diantara masyarakat Desa Serang. Pada saat pra-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dari hal-hal tersebut peneliti tertarik terhadap pelaksanaan kegiatan upacara adat pesta Serang. Hal tersebut terjadi karena pelaksanaan kegiatan upacara adat pesta Serang yang telah diselenggarakan oleh masyarakat Desa Serang tersebut ternyata banyak sekali ditemukan adanya nilai budaya kewarganegaraan (civic culture) serta kesadaran masyarakat dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan yang masih terpelihara dengan baik oleh masyarakat Desa Serang. Karena kita ketahui bahwa masa sekarang ini dimana kesadaran masyarakat dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan tersebut semakin hari semakin luntur dengan adanya perkembangan globalisasi modernisasi. Dimana orang lebih suka dalam menjalani kehidupannya sendiri, tanpa lagi memperdulikan orang lain yang ada di lingkungan sekitarnya. Melihat begitu sangat kuatnya masyarakat Desa Serang dalam memepertahankan kebiasaan-kebiasaan tersebut, peneliti tertarik untuk dapat mengkaji tentang bagaimana upaya pewarisan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara adat pesta Serang di masyarakat Desa Serang dalam melestarikan budaya pesta Serang dan juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mempertahankan budaya kewarganegaraan sehingga tidak terkikis oleh perubahan jaman di era globalisasi modernitas sekarang ini. Hal ini dikarenakan upacara adat pesta Serang adalah budaya yang harus tetap dijaga serta dapat dilestarikan dengan tidak memperdulikan perubahan jaman. Berdasarkan pertimbangan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan peneliti diatas, maka mendorong peneliti untuk dapat mengkaji lebih dalam tentang : Kajian Tentang Upaya Pewarisan Nilai Budaya Pesta Serang

7 Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Mempertahankan Civic Culture. (Studi Deskriptif di Desa Serang Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan penulis di atas, maka permasalahan pokok dari penelitian yang akan dikaji dalam rumusan masalah yaitu: Bagaimana Upaya Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Pesta Serang Yang Dilakukan Masyarakat Desa Serang Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Mempertahankan Civic Culture? Untuk lebih mempermudah kajian pembahasan hasil penelitian, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam sub-sub pokok masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Upaya Pewarisan nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam upacara adat pesta Serang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mempertahankan budaya kewarganegaraan (Civic Culture)? 2. Kendala apa saja yang ditemui dalam proses pewarisan nilai-nilai budaya dari upacara adat pesta Serang? 3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam proses pewarisan nilai budaya dari upacara adat pesta Serang? C. Tujuan Penelitian berikut: Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai 1. Tujuan Umum

8 Tujuan umum dari penulis ini yaitu untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara faktual dan aktual mengenai bagaimana upaya pewarisan nilainilai budaya pesta Serang yang dilakukan masyarakat Desa Serang untuk meningkatkan kesadaran masyarakatnya dalam mempertahankan budaya kewarganegaraan (civic culture). 2. Tujuan Khusus Adapun secara khusus tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh gambaran tentang upaya pewarisan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara adat pesta Serang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mempertahankan budaya kewarganegaraan (civic culture). 2. Agar mengetahui kendala apa saja yang ditemui dalam proses pewarisan nilainilai budaya dari upacara adat pesta Serang 3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan dalam proses pewarisan nilai budaya dari upacara adat pesta Serang D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian pada dasarnya dapat kita peroleh setelah melakukan kegiatan penelitian, dan apabila dalam kegiatan penelitian tersebut berhasil, maka peneliti memiliki kegunaan atau manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis dalam hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan serta wawasan mengenai budaya kewarganegaraan (civic culture). 2. Manfaat Praktis

9 Secara praktis dalam hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat sekitar dapat terus menjaga dan melestarikan pewarisan nilai-nilai budaya dari upacara adat pesta serang tersebut kepada generasi selanjutnya serta agar dapat menerapkannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian awal skripsi yang berisi: a. Latar Belakang Masalah, yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, b. Rumusan Masalah, yang berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi oprasionalnya. Rumusan Masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya, c. Tujua Penelitian, berupa penyajian hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, d. Manfaat Penelitian, berisikan tentang manfaat yang diperoleh bias dilihat dari salah satu atau beberapa, misalnya saja manfaat teoritis dan manfaat praktis, e. Struktur Organisasi Skripsi, dimana berisi tentang urutan penulisan setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 sampai dengan bab terakhir. 2. Bab II Kajian Teori Kajian Teori dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam analisis penelitian. Melalui kajian teori ini peneliti dapat membandingkan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dan dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.

10 3. Bab III Metode Penelitian Metode Penelitian berisikan mengenai penjelasan secara rinci tentang metodologi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, definisi oprasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV ini memuat tentang dua hal yang paling utama, yaitu pengolahan atau analisis data atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatif. Bagian pembahasan atau analisis temuan yaitu mendiskusikan penelitian tersebut dan dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas di Bab II. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab V ini di dalamnya berisikan penyajian berupa penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian.