KONDISI UMUM KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Lokasi Taman Kota

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Tabel 3 Kecamatan dan luas wilayah di Kota Semarang (km 2 )

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab IV Gambaran Umum Daerah Studi

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Ririen Ambarsari, Faniko Andiyansyah 1 Abstrak

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB III TINJAUAN LOKASI

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

KESESUAIAN LOKASI PERUMAHAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Penanggung Jawab. Biaya (Rp ,-) Kota Malang Bappeda 1.000

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

Transkripsi:

KONDISI UMUM KOTA MALANG Bio Fisik Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kota Malang terletak ditengahtengah wilayah Kabupaten Malang.Secara astronomis Kota Malang terletak pada posisi 112.06 o 112.07 o Bujur Timur, 7.06 o 8.02 o Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab. Malang 2. Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab Malang. 4. Sebelah Selatan: Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji Kab. Malang Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau Kab Malang. Luas wilayah Kota Malang adalah 110,06 km 2 dan terbagi dalam lima wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru. Kota Malang memiliki ketinggian antara 440 667 meter di atas permukaan air laut. Kota Malang diapit oleh beberapa deretan pegunungan, barisan Gunung Kawi dan Panderman, Gunung Arjuno, dan Gunung Semeru. Sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang adalah Sungai Brantas, Amprong dan Bango. Berdasarkan luasan kota dan persentase luasan kota, wilayah Kedung Kandang merupakan kecamatan terluas dari Kota Malang. Luasan Kecamatan Kedung Kandang adalah 9,9 km 2 atau 6,2% dari total wilayah Kota Malang. Kecamatan Lowok Waru merupakan wilayah terluas kedua dengan luasan 22,6 km 2 atau 20,5 % dari total Kota Malang. Tabel 2. Luas Kecamatan (Km 2 ) dan Presentase terhadap Luas Kota Persentase Kecamatan Luas Kecamatan (Km 2 ) Terhadap Luas Kota (%) Klojen 8,8 8,0 Blimbing 17,8 16,1 Sukun 20,9 19,0 Lowok Waru 22,6 20,5 Kedung Kandang 9,9 6,2 Total 110,1 100,0 Sumber : Malang dalam Angka 2007

46 Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2007 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,9 o C sampai 24,1 o C. Suhu maksimum mencapai 1,8 o C dan suhu minimum 19,0 o C. Rata-rata kelembaban udara berkisar 79% - 85%, dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 7%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran dua iklim, musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karang Ploso,curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Februari, Maret, dan April. Bulan Juni dan September curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Agustus, September dan Juni. Tabel. Temperatur dirinci Tiap Bulan Temperatur Bulan Rata-Rata Maks Min Maks Absolut Min Absolut 1 2 4 5 6 Januari 24,1 1 20,1 2,5 18 Februari 2,5 0,1 20, 2 19 Maret 2,2 29,5 20,2 1 18 April 2, 0,6 20,1 2 18 Mei 2,9 1, 19,9 2 19 Juni 2,2 0,5 19 2 14,5 Juli 22,9 0,9 18,5 14,5 Agustus 2 1 18,5 2,5 14,5 September 2,5 1,8 19,1 14,5 Oktober 22,8 0 19,2 2,5 18,5 November 2,8 1 20,6 2 19 Desember 2,1 0,8 20,5 2 18,5 Sumber : BMKG Karang Ploso, 2007 Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain : a. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri b. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian c. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur d. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah pendidikan Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain : a) Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,90,267 Ha.

47 b) Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha. c) Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha. d) Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah Andosol ini terdapat di Kecamatan Lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %. Penggunaan Lahan Tata guna lahan (land use) di Kota Malang didominasi oleh ruang terbangun dengan luasan total 6.902,7 ha, sedangkan lahan tidak terbangun dengan luasan total 4.102,9 ha (Tabel 4). Data tata guna lahan tersebut memperlihatkan ketimpangan orientasi penggunaan lahan yang cenderung terus bertumbuh untuk pembangunan permukiman dan fasilitas perekonomian lainya. Kebijakan yang tidak berorientasi pada lingkungan diduga berdampak pada berkurangnya lahan peruntukan untuk ruang terbuka hijau dan areapepohonan yang menyebabkan penurunan kualitas dan kenyamanan hidup perkotaan. Tabel 4. Tata Guna Lahan Kota Malang NO KECAMATAN LUAS (Ha) TERBANGUN (Ha) TATA GUNA LAHAN TIDAK TERBANGUN (Ha) JUMLAH PENDUDUK 1 Klojen 88 754,25 128,75 108.268 2 Blimbing 1.776,65 1.445,0 1,5 16.67 Sukun 2.096,57 1.25,40 861,17 166.675 4 Lowokwaru 2.260,00 1.598,01 661,99 182.89 5 Kedung Kandang.989,44 1.869,7 2.119,71 167.90 TOTAL 11.005,66 6.902,69 4.102,97 789.49 Sumber: BPS,2007 Konversi lahan yang tidak terkendali menyebabkan ruang tumbuh ekologis berkurang. Dari data diketahui bahwa proporsi ruang terbangun adalah 62,4% dari total kawasan dan ruang tidak terbangun adalah 7,%. Distribusi tata guna lahan di Kota Malang tersaji pada Gambar 17.

48 Gambar17. Peta Tata Guna Lahan, 2007 (Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Malang,2007)

49 Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Jenis Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Ruang terbuka hijau (RTH) kota Malang terbagi dalam tiga kategori berdasarkan fungsi dan bentuk ruang terbuka hijau. Ketiga jenis itu, antara lain ruang terbuka hijau ekologis, sosial ekonomi dan arsitektural (Tabel 5). Ruang terbuka hijau ekologis bermanfaat sebagai area konservasi air dan tanah, jejaring habitat kehidupan liar, serta menurunkan tingkat pencemaran udara dan mencegah banjir. Bentuk RTH ekologis adalah hutan kota, taman kota, kawasan dan jalur hijau, sempadan sungan, kereta api dan jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT). RTH sosial ekonomi kota Malang berupa hutan kota, taman kota, lapangan olahraga, taman rekreasi dan taman lingkungan perumahan dan permukiman. RTH tersebut bermanfaat sebagai pendidikan lingkungan, rekreasi kota dan ruang interaksi sosial. RTH arsitektural kota Malang bermanfaat sebagai kerapian dan keteraturan kota, kenyamanan dan keindahan kota. Kawasan RTH ini dapat berupa jalur hijau jalan, alun-alun dan monumen kota, taman lingkungan dan gedung komersial serta jalur pengaman jalan dan median jalan. Tabel 5. Fungsi, Manfaat dan Bentuk RTH Malang No Fungsi Manfaat Bentuk RTH 1 Ekologis Meningkatkan Kandungan Air Tanah hutan Kota Membangun Jejaring Habitat Kehidupan Liar Menurunkan Tingkat Pencemaran Udara Taman Kota Kawasan Dan Jalur Hijau Mencegah Longsor Dan Banjir Lindung Sempadan Sungai, Kereta Api Dan Jalur SUTT 2 Sosial Ekonomi Pendidikan Lingkungan Hutan Kota Sarana Rekreasi Ruang Interaksi Sosial Taman Kota Lapangan Olahraga Taman Rekreasi Taman Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Arsitektural Meningkatkan Kerapian Dan Keteraturan Kota Kawasan Dan Jalur Hijau Meningkatkan Kenyamanan Kota Meningkatkan Keindahan Kota Sumber: Pemanfaatan RTH Kota Malang, Bapeko Malang,2008 Taman Kota Berupa Alun Alun Dan Monumen Kota Taman Lingkungan Dan Gedung Komersial Jalur Pengaman Jalan Dan Median Jalan Taman Atap

50 Berdasarkan masterplan RTH kota Malang (2006), jenis dan fungsi RTH yang tersebar di Kota Malang dijabarkan pada Tabel 6. Tabel 6. RTH Kota Malang Jenis RTHK Nama Lokasi Fungsi Gerbang Kota Arjosari Jl. A. Yani Utara gerbang kota Gadang Jl. Supriyadi untuk Landungsari Jl. Tlogo Mas keindahan kota Monumen Patung Raksasa Jl. Kertanegara Identitas kota Tugu Depan Balaikota untuk Patung Sudirman Jl. Panglima Sudirman keindahan kota Patung Chairil Anwar Jl. Basuki Rahmat Tugu Adipura Jl. Arjuna Patung Bunga Ijen Jl. Ijen Tugu Jam Jl. Bandung Candi Jl. Borobudur Pahlawan Tri[ Jl. Ijen Kalimewek Jl. Ahmad Yani Utara Bola Jl. Kaliurang KNIP Sarinah Plaza Perjuangan Jl. Semeru Singa Arema Jl. Sempu KB Jl. Bungur Kemanunggalan Jl. Panglima Sudirman Playground jl. Veteran Lapangan, Nursery dan Stadion Gajayana Jl. Semeru Ruang Hutan Kota interaksi sosial, Velodrome Perumnas Sawojajar pendidikan Lapangan Rampal Jl. Urip Sumoharho lingkungan, Kampus APP Tanjung Kl.Ich.Rdw. Rais ekologis dan resapan air Hutan Kota Malabar Jl. Malabar Kebun Bibit Garbia TPA Supit Urang Kendalsari Jl. Delima Jl. Mulyorejo Jl. Bukinsari Jati Joyo Agung Joyogrand Taman Rekreasi Alun alun merdeka Jl. Merdeka ruang interaksi Tlogomas Jl. Simpang Tlogomas sosial, rekreasi kota dan Dieng Jl. Terusan Dieng keindahan kota Pasar bunga/burung Jl. Mojopahit sena putra Jl. Rumah sakit taman rekreasi kota Jl. Mojopahit jalur hijau jalan Jl. Ijen Jl. Ijen pelindung Jl. Jakarta Permukiman Jakarta ekologis/ Jl. Trunojoyo Stasiun Kota Baru barier Jl. Merbabu Permukiman Merbabu Jl. Merapi Malabar Jl. Dieng Pertokoan Dieng Jl. Kertanegara Stasiun Kota Baru Sumber: Bappeko, Masterplan RTHK Malang, 2006

51 Kota Malang memiliki luasan ruang terbuka hijau yang tidak besar. Luasan total RTH di Kota Malang adalah 10, ha yang terbagi atas jalur hijau 7,9 ha, taman kota 6,7 ha, taman lingkungan 1,1 ha dan bentuk lain-lain adalah 72,7 ha (Bappeko,2007). Nilai ini relatif sangat kecil dan terhitung kurang memenuhi untuk standar kota besar.ditinjau dari distribusinya, RTH kota Malang belum tersebar secara merata (Gambar 18). Tabel 7. Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Luas Jalur Taman Kecamatan Taman Lain Lain Kawasan Hijau (Ha) (M 2 2 Lingkungan 2 Kota (M ) 2 (M ) ) (M ) Total (M Klojen 88,00 20.65 259.715 6.180 98.455 441.985 Blimbing 1776,65 10.588 4.075 16.06 165.46 196.42 Sukun 2096,57 12.467 77.858 14.272 276.940 81.57 Lowok Waru 2260,00 26.479 7.718 9.942 107.871 152.010 Kedung Kandang 989,44 8.900 16.670 27.7 77.925 11.228 11005,66 79.069 66.06 11.4 726.654 1.0.192 Sumber : Bappeko Kota Malang, 2007 2 ) Gambar18. Distribusi RTH di Kota Malang(Sumber : Hasil Pengolahan)

52 Berdasarkan kepemilikannya, RTH kota Malang terbagi atas dua jenis, yaitu publik dan privat (Tabel 8). RTH Publik merupakan ruang terbuka hijau yang dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman, sedangkan RTH Privat dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta. Tabel8. Kelompok RTH Publik NO Nama Taman Luas (M2) Kecamatan 1 Tm. Alun-Alun Merdeka 2.970,00 Klojen 2 Tm. Chairil Anwar 4,00 Klojen Tm. Alun-Alun Tugu 10.92,00 Klojen 4 Tm. Kertanegara 2.758,00 Klojen 5 Tm. Trunojoyo 5.840,00 Klojen 6 Tm. Ronggowarsito.05,00 Klojen 7 Tm. Jalur Tengah Ijen 10.681,00 Klojen 8 Tm. Adipura/Arjuno 95,00 Klojen 9 Tm. TGP 201,00 Klojen 10 Tm. Oepet/Semeru 272,00 Klojen 11 Tm. Melati 210,00 Klojen 12 Tm. Simpang Balapan 1.810,00 Klojen 1 Tm. Wilis 700,00 Klojen 14 Tm. Jalur Tengah Langsep 8.650,00 Klojen 15 Tm. Jalur Tengah Galunggung 770,00 Klojen 16 Tm. Jalur Tengah Dieng.498,00 Klojen 17 Tm. Jalur Tengah Veteran 9.410,00 Klojen 18 Tm. Segtiga Pekalongan 85,00 Klojen 19 Tm. Bundaran Bandung 2,00 Klojen 20 Tm. Jakarta Sebelah Timur 1.195,00 Klojen 21 Tm. Jalur Tengah J.A.Suprapto 1.200,00 Klojen 22 Tm. Dr. Soetomo 45,00 Klojen 2 Tm. Bundaran Panglima Sudirman 1.812,00 Blimbing 24 Tm. Jalur Tengah Borobudur 1.650,00 Blimbing

5 25 Tm. Jalur Tengah Kalimewek 950,00 Blimbing 26 Tm. Jalur Tengah Raden Intan 2.224,00 Blimbing 27 Tm. Kalimewek 5.002,00 Blimbing 28 Tm. Segitiga Arjosari 185,00 Blimbing 29 Tm. Jalur Tengah Sukarno Hatta.25,00 Lowokwaru 0 Tm. Jalur Tengah Sawojajar.902,00 Kedung Kandang 1 Tm. Jalur Tengah Danau Jonge 1.498,00 Kedung Kandang Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007 Tabel9. Kelompok RTH Privat Kota Malang No Nama Taman Luas (M 2 ) Kecamatan Tm. Dempo 2.475,00 Klojen Tm. Merbabu.924,00 Klojen Tm. Ungaran 69,00 Klojen Tm. Kunir 1.15,00 Klojen Tm. Cerme 1.825,00 Klojen Tm. Terusan Dieng 1.954,00 Sukun Tm. Anggur 1.600,00 Sukun Tm. Agung 1.04,00 Sukun Tm. Sawo 206,00 Klojen Tm. Simpang Kawi 187,00 Klojen Tm.Slamet 4.714,00 Klojen Tm. Saparwa 586,00 Klojen Tm.Banda 41,00 Klojen Tm. Sumba 587,00 Klojen Tm. Bengkalis 167,00 Klojen Tm. Riau 1.410,00 Klojen Tm. Belitung 620,00 Klojen Tm. Bundaran Halmahera 54,00 Klojen Tm. Ternate 156,00 Lowokwaru Tm. Sarangan 2.164,00 Lowokwaru Tm. Tata Surya 560,00 Lowokwaru Tm. Batu Permata 445,00 Lowokwaru

54 Tm. Serayu 15,00 Blimbing Tm. Cidurian 50,00 Blimbing Tm. Ciujung 160,00 Blimbing Tm. Cisadea 1.005,00 Blimbing Tm Gajayana 46.78,59 Klojen Rampal Square 128.564,4 Kedung Kandang Velodrome Square 4.148,46 Kedung Kandang Tarekot Square.502,27 Klojen Malabar Park 18.159,4 Klojen Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007 Pencemaran Udara Sumber dan Jenis Utama Pencemaran Udara Sumber dan jenis utama pencemaran udara Kota Malang terbagi menjadi delapan, yaitu sulfur dioksida, karbon monooksida, nitrogen dioksida, ozon, total suspended particulate (TSP), suspended particulate matters (SPM), timah hitam dan hidrokarbon. Kadar polutan udara Kota Malang dinilai berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan pada skala provinsi Jawa Timur. Baku mutu kualitas udara disajikan dalam Tabel 10, sedangkan kualitas udara Kota Malang tersaji pada Tabel 11 dan Gambar 19. Tabel10. Baku Mutu Kualitas Udara Jenis Utama Pencemaran Udara Waktu Pengukuran Baku Mutu Nasional Jawa Timur 1 jam 900 µg/m (0,4 ppm) Sulfur dioksida 24 jam 00 µg/m (0,11 ppm) 220 µg/m 1 tahun 60 µg/m (0,02 ppm) 1 jam 0.000 µg/m (26 ppm) 2260 µg/m Karbon monoksid 8 jam 10.000 µg/m (9 ppm) 1 tahun 1 jam 400 µg/m (0,21 ppm) Nitrogen dioksid 24 jam 150 µg/m (0,08 ppm) 92,5 µg/m 1 tahun 100 µg/m (0,05 ppm) 1 jam Oksidan sebagai O 24 jam 160 µg/m (0,08 ppm) 200 µg/m 1 tahun Partikulat 24 jam 20 µg/m 260 µg/m tersuspensi (TSP) 1 tahun 90 µg/m Partikulat 24 jam tersuspensi (SPM) 1 tahun Timah hitam 24 jam 2,0 µg/m 260 µg/m 1 tahun Hidrokarbon jam 160 µg/m (0,24 ppm) 160 µg/m Sumber: Bappeko,2007

Gambar19. Peta Kualitas Udara (Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Kota Malang, 2007). 55

56 Tabel 11. Data Partikel Polutan Kota Malang No. PARAMETE R SATU AN BAKU MUTU WKT UKUR HASIL UJI TIAP TIAP LOKASI (BERDASARKAN NOMOR URUT) 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 17 18 19 20 1 2 Sulfur Dioksida (SO 2) Karbon Monoksida (CO) Oksida Nitrogen (NO x) Ppm 0,1 24jam 0,0098 0,0069 0,0047 0,0062 0,0054 0,0091 0,0206 0,0047 0,0047 0,0069 0,0069 0,0069 0,0062 0,0069 0,0054 0,0091 0,0098 0,0047 0,0069 0,0156 Ppm 20,0 8jam 1,15 2,00 1,01 4,95,20 2,00,45 1,8 2,5 0,8 0,76 0,99 2,85 0,1 <LD <LD 1,0 2,75 1,47,20 Ppm 0,05 24jam 0,0025 0,0084 0,005 0,0074 0,011 0,0089 0,006 0,002 0,0040 0,0118 0,0067 0,0072 0,0054 0,0009 0,0045 0,0041 0,0050 0,0077 0,0058 0,0072 4 Oksidan (O ) Ppm 0,10 1jam 0,002 0,0018 0,006 0,0017 0,001 0,0046 0,0064 0,0014 0,0002 0,0021 0,0008 0,0014 0,0006 0,0007 0,0008 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018 0,005 5 Debu mg/m 0,26 24jam 0,211 0,259 0,067 0,079 0,11 0, 0,225 0,48 0,199 0,24 0,291 0,180 0,85 0,107 0,24 0,12 0,20 0,05 0,49 0,492 6 Timah Hitam (Pb) mg/m 0,06 24jam 0,0002 0,0005 0,0007 0,0004 0,0006 0,0004 0,0004 0,0002 0,0006 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004 0,0004 <LD <LD 0,0002 0,000 0,000 0,0004 7 Hidrogen Sulfida (H2S) Ppm 0,0 0men it 0,0005 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,000 0,0008 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,000 <LD 0,0001 0,0002 0,0005 0,0008 0,0008 8 Ammonia (NH ) Ppm 2,0 24jam 0,0100 0,009 0,0085 0,0041 0,0094 0,0111 0,0041 0,0215 0,0095 0,0111 0,0049 0,006 0,0051 0,0098 0,016 0,0091 0,0077 0,0057 0,0166 0,0112 9 Kebisingan dba 55,0-57,0 66,0-7,0 60,0-69,0 66,0-72,0 72,0-78,0 69,0-72,0 68,0-75,0 48,0-55,0 65,0-70,0 74,1-76,5 72,1-74,2 74,6-76,5 68,2-70,1 55,2-57,4 47,0-48,0 65,2-66,4 62,0-65,0 69,0-75,0 69,0-75,0 74,0-85,0 10 11 Suhu / Kelembaban Kecepatan Angin o C / % 29/55 Tidak disayarat kan 29,4/5 1,5 1,8/4 6,7 2,1/46,2 2,4/4 8,1 2/5 2/50 2/55 29,/51,8 24,1/6,4 4,5/4 6,0 4,6/5 0,1,/5 5,9,7/52,5 2,5/5 6,1 2,7/5 5,6 1/5 2,6/4 6 1/52 2/54 Knot 1,4-1,0 0,1-0,8 0,2-1,1 0,1-0,6 0,6-1,1 0,4-1,4 0,6-1,8 0,6-2,0 0,-0,9 0,8-1,0 0,-0,7 2,-2,8 0,1-0,5 1,6-1,8 0,1-0,5 0,-0,5 0,6-1,4 0,5-1, 1,0-2,0 2,0-5,0 12 Arah Angin - Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Selata n Timur Selata n Selata n Barat Barat Barat Barat Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Kota Malang, 2007 Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian kualitas udara Kota Malang pada beberapa titik uji (Tabel 11), diketahui partikel pencemar udara yang dominan dan melebihi ambang batas adalah partikulat debu. Konsentrasi partikel debu yang melebihi ambang batas (0,26 mg/m) berkisar antara 0,2 0,49 mg/m

57 Kependudukan Kota Malang Pada tahun 1998 penduduk Kota Malang berjumlah 708.907 jiwa, dan bertambah menjadi 76.465 jiwa pada akhir tahun 200.Pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 0,17%, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 200 yaitu sebesar 0,%, sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 0,01% terjadi pada tahun 2002. Penduduk Kota Malang pada tahun 2007 berjumlah 816.444 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 407.959 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 408.485 jiwa. Rasiojenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 99,9,yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, pada periode1990 s/d 2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya adalah 0,86 %. Kecamatan Lowokwaru memiliki penduduk terbanyak yaitu sebesar 194.1 jiwa, kemudian kecamatan Kedungkandang (182.54 jiwa), Kecamatan Sukun (170.201 jiwa), Kecamatan Blimbing (167.555 jiwa) dan Kecamatan Klojen (101.82 jiwa). Kecamatan Klojen merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainya (Gambar 20). Seperti kondisi kota pada umumnya, hunian terpadat berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 11.51 jiwa per km 2. Tingkatkepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan Kedungkandang sebesar 4.576 jiwa per km 2. Gambar20. Kepadatan Penduduk per Kecamatan (Sumber : BPS, 2007)

58 Jumlah pencari kerja pada tahun 2006 yang terdaftar sebanyak 26.70 orang pencari kerja laki-laki dan perempuan sebanyak 22.446 orang. Jumlah lowongan kerja yang tersedia 2.00 orang. Terjadi kesenjangan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006, penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan usaha tercatat paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, jasa-jasa dan industri, masing masing sebesar 2,50 persen; 0,8 persen dan 16,04 persen. Perekonomian Kota Malang Salah satu cara mengetahui kinerja dari suatu wilayah yaitu dengan melihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi pada suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut umumnya disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penghitungan besaran PDRB tersebut dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Berdasarkan pendekatan produksi, dari seluruh faktor produksi yang ada dikelompokan dalam sembilan sektor, dimana faktor produksi tersebut dinilai berdasarkan atas harga tahun berjalan /berlaku dan atas harga dasar pada tahun dasar (konstan) tertentu. Tahun yang dipergunakan sebagai tahun dasar penghitungan adalah tahun 2000. Dari hasil penghitungan, besaran nominal PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar 20.54.001,92 (Juta Rp), sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 11.80.769,6 (Juta Rp). Sektor yang memberikan andil yang cukup signifikan secara berurutan adalah Sektor Industri Pengolahan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-jasa; Keuangan, persewaan dan Jasa Kawasan; Angkutan dan Komunikasi. Salah satu indikator lain yang dapat menggambarkan kemajuan suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari perubahan PDRB atas dasar harga konstan, dimana keadaan ini dapat menggambarkan kenaikan jumlah produksi dengan menghilangkan faktor perubahan harga. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2007 adalah 5,98 persen. Sektor yang mendukung

59 pertumbuhan ekonomi antara lain sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Kawasan (7,12 persen); Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,68 persen); Bangunan (0,28); Jasa-jasa (5,79 persen); Industri Pengolahan (5,41) Angkutan dan Komunikasi (4,0) dan Listrik, Gas dan Air Bersih (,54).