PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN DAN/ATAU PENGANGKUTAN IKAN DI LAUT LEPAS

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2014 TENTANG RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 05/MEN/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nom

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER.15/MEN/2005 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DI KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bentuk baku konstruksi pukat hela ikan

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 69 TAHUN 2012 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 27 /MEN/2009 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN

2 Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER.17/MEN/2006 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

Indonesia Tahun 1970 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2944); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 30/MEN/2004 TENTANG PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2013 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2008 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/2007 TENTANG PERIZINAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

Bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.35/MEN/2011 TENTANG

Bentuk baku konstruksi pukat tarik lampara dasar

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.12/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2015 TENTANG

Bentuk baku konstruksi pukat hela arad

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER. 06/MEN/2005 TENTANG PENGGANTIAN BENTUK DAN FORMAT PERIZINAN USAHA PENANGKAPAN IKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PRASARANA DAN SARANA Pasal 7

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 1990 TENTANG USAHA PERIKANAN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2011 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Bentuk baku konstruksi pukat hela ganda udang (double rigger shrimp trawl)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 15/MEN/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN USAHA PERIKANAN

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2014 TENTANG WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.65/MEN/2009 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

2 Mengingat b. bahwa untuk itu perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kelautan dan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 TENTANG ANDON PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.12/MEN/2012 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP DI LAUT LEPAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2009 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 3 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2009 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1984

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

P U T U S A N NOMOR : 31/PID.SUS/2013/PTR. dibawah ini dalam perkara atas nama Terdakwa : Nama lengkap : H E R LA N ;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1990 TENTANG USAHA PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/PERMEN-KP/2015 TENTANG SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2006 NOMOR 5

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11 /PER-DJPSDKP/2017. TENTANG

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the La

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2009 TENTANG PENGGUNAAN PUKAT IKAN (FISH NET) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan secara optimal dan berkelanjutan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia diperlukan pengendalian terhadap penggunaan pukat ikan (fish net); b. bahwa sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) huruf f Undang- Undang Nomor 31 tentang Perikanan, Menteri menetapkan jenis, jumlah, dan ukuran alat penangkapan ikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu mengatur penggunaan pukat ikan (fish net) di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dengan Peraturan Menteri; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3260); 2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi PBB Tentang Hukum Laut Tahun 1982 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3319); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3275); 1

5. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terkhir dengan Keputusan Presiden Nomor 77/P Tahun 2007; 6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; 7. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008; 8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Perturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.04/MEN/2009; 9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.05/MEN/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap; 10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia; 11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PENGGUNAAN PUKAT IKAN (FISH NET) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA. 2

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkan. 2. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, yang selanjutnya disebut ZEEI adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut teritorial Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut yang diukur dari garis pangkal laut teritorial Indonesia. 3. Pukat ikan (fish net) adalah jenis alat penangkapan ikan berbentuk kantong yang dilengkapi sepasang papan pembuka mulut jaring (otter board) tanpa bola gelinding (bobbin) dan rantai pengejut (tickler chain), dengan tujuan utama untuk menangkap ikan yang dalam pengoperasiannya dihela melayang hanya oleh 1 (satu) buah kapal bermotor. 4. Tali penarik (warp) adalah tali yang digunakan untuk menarik jaring, berupa tali baja atau bahan lainnya, dengan panjang dan diameter disesuaikan dengan kebutuhan. 5. Papan pembuka (otter board) adalah alat untuk membuka mulut jaring yang terbuat dari bahan logam, papan kayu, atau bahan lainnya berbentuk persegi empat atau oval, dengan ukuran sesuai ukuran jaring. 6. Tali lengan (hand rope) adalah tali yang menghubungkan bagian sayap dengan papan pembuka, terbuat dari tali baja (wire rope), atau tali lainnya. 7. Sayap jaring (wing) adalah bagian jaring paling depan berfungsi sebagai penggiring ikan agar masuk ke mulut jaring. 8. Mulut jaring adalah bagian jaring yang dibatasi di bagian atas oleh tali ris atas (head rope) dan di bagian bawah oleh tali ris bawah (ground rope). 9. Tali ris atas (head rope) adalah seutas tali yang dipergunakan untuk tempat mengikat sayap dan badan jaring bagian atas, serta tempat mengikat pelampung terbuat dari bahan sintetik PE (Poly Etylene) atau bahan lainnya. 10. Tali ris bawah (ground rope) adalah seutas tali yang dipergunakan untuk tempat mengikat sayap dan bahan jaring bagian bawah serta tempat mengikatkan pemberat, yang terbuat dari bahan baja, combination rope, bahan sintetik PE (Poly Etylene), atau bahan lainnya. 3

11. Badan jaring (body) adalah bagian jaring terbesar, berbentuk kerucut terpotong, menghubungkan bagian sayap dari kantong (cod-end), terbuat dari bahan jaring sintetik dan berfungsi untuk menampung ikan sebelum masuk ke dalam kantong. 12. Kantong (cod-end) adalah bagian jaring paling belakang terbuat dari bahan sintetik PE (Poly Etylene) atau bahan sintetik lainnya dengan lebar mata jaring (mesh size) sekurang-kurangnya 5 (lima) centimeter. 13. Pemberat adalah benda yang mempunyai daya tenggelam dan dipasang pada jaring bagian bawah, berfungsi sebagai penenggelam jaring yang terbuat dari timah atau logam bukan berbentuk rantai, tersusun pada tali pemberat diikatkan pada tali ris bawah atau dipasang pada tali penarik jaring bagian bawah (lowerbridle). 14. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan penangkapan ikan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP). 15. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang Kelautan dan Perikanan. 16. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perikanan Tangkap. Pasal 2 (1) Penangkapan ikan dengan menggunakan pukat ikan (fish net) hanya dapat diizinkan di ZEEI tertentu sesuai dengan ketersediaan dan kelestarian sumber daya ikan. (2) ZEEI tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi ZEEI Laut Cina Selatan (sebagian dari WPP 711), ZEEI Sulawesi (sebagian dari WPP 716), ZEEI Arafura (sebagian dari WPP 718), ZEEI Samudera Hindia Perairan Barat Sumatera Sekitar DI. Aceh dengan batas koordinat 4 0 LU sampai dengan 96 0 BT (sebagian dari WPP 572), dan ZEEI Samudera Pasifik (sebagian dari WPP 717). (3) Hasil tangkapan utama pukat ikan (fish net) meliputi jenis-jenis ikan sekurangkurangnya 80% (delapan puluh persen) dari total tangkapan, dan tangkapan samping berupa udang dan biota lainnya sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) dari total tangkapan. Pasal 3 (1) Pukat ikan (fish net) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), memiliki komponen utama: a. tali penarik (warp); 4

b. sepasang papan pembuka (otter board) berbentuk persegi empat atau oval; c. tali lengan (hand rope); d. sayap jaring (wing) dengan mata jaring biasanya lebih besar dari bagian jaring lainnya; e. mulut jaring; f. tali ris atas (head rope); g. tali ris bawah (ground rope); h. pelampung yang dipasang pada tali ris atas (head rope); i. pemberat yang dipasang pada tali ris bawah (ground rope) dan tali penarik jaring bagian bawah; j. badan jaring (body); dan k. kantong (cod end). (2) Pukat ikan (fish net) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) boleh membawa komponen cadangan di atas kapal hanya untuk mengganti komponen utama yang rusak, yang meliputi: a. kantong; b. lembaran jaring (webbing) dalam kondisi tergulung (belum dirakit), bukan dalam kondisi terpasang; c. tali temali; d. pelampung; dan e. pemberat. (3) Gambar teknis pukat ikan (fish net) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 4 Komponen utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dapat dioperasikan dengan ketentuan ukuran sebagai berikut: a. panjang tali ris atas (head rope) sepanjang-panjangnya 60 (enam puluh) meter; b. panjang kantong (cod end) sepanjang-panjangnya 10 (sepuluh) meter; dan c. mata jaring (mesh size) sekurang-kurangnya 5 (lima) centimeter dan dapat ditoleransi sebanyak-banyaknya 15% (lima belas persen). Pasal 5 Pukat ikan (fish net) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dioperasikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dilarang menggunakan alat-alat tambahan berupa: 1) bola gelinding (bobbin); dan/atau 2) rantai pengejut (tickler chain). b. bagian atas kantong tidak boleh dirangkap; dan c. dilarang menggunakan gawang (beam) dan palang rentang (rig). 5

Pasal 6 Pukat ikan (fish net) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dioperasikan dengan cara dihela melayang di atas dasar dengan menggunakan 1 (satu) buah kapal bermotor. Pasal 7 Tata cara penerbitan izin penggunaan pukat ikan (fish net) yang dioperasikan di ZEEI dilaksanakan sesuai dengan tata cara penerbitan izin usaha perikanan tangkap yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 8 (1) Setiap orang atau badan hukum Indonesia yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa peringatan tertulis, pembekuan, atau pencabutan izin oleh pemberi izin. (3) Sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 9 (1) Penggunaan pukat ikan (fish net) di ZEEI sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini dievaluasi setiap 1 (satu) tahun oleh Direktur Jenderal dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Menteri. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berisi evaluasi terhadap jumlah izin yang diterbitkan dikaitkan dengan ketersediaan dan kelestarian sumber daya ikan serta efektivitas pelaksanaan Peraturan Menteri ini dilihat dari segi sosial dan ekonomi. Pasal 10 SIPI untuk kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan pukat ikan (fish net) di ZEEI yang diterbitkan sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini masih tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya. Pasal 11 Perusahaan perikanan yang menggunakan pukat ikan (fish net) di ZEEI sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini, diwajibkan untuk menggunakan spesifikasi teknis pukat ikan (fish net) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, paling lambat 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Menteri ini. 6

Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Mei 2009 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI, ttd. FREDDY NUMBERI 7

Lampiran : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.11/MEN/2009 Tentang Penggunaan Pukat Ikan (Fish Net) di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Kantong Mesh size 5 cm Panjang kantong maks. 10 meter Keterangan: 1. Panjang kantong pukat ikan (ke arah vertikal) tidak lebih dari 10 meter. 2. Panjang head rope tidak lebih dari 60 meter. 3. Ukuran mata (mesh size) kantong tidak boleh kurang dari 5 cm, dan dapat ditoleransi sebanyak-banyaknya 15% dengan pertimbangan antara lain adanya pengaruh dari gaya tarik, gaya gesek, keausan jaring, shortening, shrinkage, atau perbaikan mata jaring. 4. Pembuka mulut jaring dapat menggunakan papan perentang (otter board). MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI, ttd. FREDDY NUMBERI 8