BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan dalam mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN. saja bagi dunia bisnis tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan Hilda,2009).

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. manajemen suatu perusahaan dapat di tunjukkan melalui penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. selaku pengelola atas sumber daya yang telah dipercayakan perusahaan. Maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. principal) dengan kepentingan berbeda tersebut (Lee, 1993: 50, 65), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola keuangan peruahaan. Untuk. opini audit yang berkualitas bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas yang dijanjikan KAP kepada publik. Quality Control yang buruk

BAB II LANDASAN TEORITIS. dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya dan tidak menyesatkan sehingga kebutuhan masing-masing pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan klien pada perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia didasarkan pada kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara principal dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bisa dikatakan baik atau tidak. Menurut PSAK No. 1 (Revisi. yang digunakan untuk kelangsungan bisnis.

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik adalah perseroan terbatas seperti yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pemakainya sehingga memungkinkan kebutuhan masing-masing pengguna. laporan kauangan tersebut dapat terpenuhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak (misal

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan auditor switch. Faktor ini bisa berasal dari auditor atau KAP dan bisa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak pihak pemakai laporan. serta kesesuaiannya dengan prinsip prinsip akuntansi yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam hal ini peran akuntan publik adalah memberi opini terhadap kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik, auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan Rossieta, 2009). Independensi merupakan kunci utama bagi profesi akuntan publik. Independensi ini mutlak harus ada pada diri auditor ketika ia menjalankan tugas pengauditan yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran laporan keuangan kliennya. Sikap independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi, (Standar Profesinal Akuntan Publik / SPAP 2011), sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya selama proses pelaksanaan audit. Pada satu sisi muncul berbagai keraguan mengenai independensi tersebut yaitu, apakah hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien kemungkinan menciptakan suatu ancaman terhadap hubungan yang 1

2 terjalin diantara mereka sehingga dapat mempengaruhi obyektifitas dan independensi KAP. Auditor yang memiliki hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi ketergantungan tinggi yang dapat menciptakan hubungan kesetiaan yang kuat dan pada akhirnya mempengaruhi sikap mental serta opini mereka (Sumarwoto, 2006). Diaz (2009) berpendapat bahwa masa perikatan audit yang lama menyebabkan perusahaan merasa nyaman dengan hubungan yang terjalin selama ini antara auditor (KAP) dengan pihak manajemen perusahaan, yang akan mencapai tahap dimana auditor akan terikat secara emosional dan mengancam independensinya. Giri (2010) juga menyatakan hubungan dalam waktu yang lama antara auditor dan klien akan menyebabkan kualitas dan kompetensi kerja auditor cenderung menurun dari waktu ke waktu. Hubungan yang semakin dekat dengan manajemen menyebabkan auditor lebih mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan manajemen daripada dengan kepentingan publik. Pembatasan tenure (masa perikatan audit) merupakan usaha untuk mencegah auditor terlalu dekat berinteraksi dengan klien sehingga menggangu independensi auditor. Salah satu anjuran adalah ketentuan pergantian KAP secara wajib (mandatory) yang dilandasi alasan teoritis bahwa penerapan pergantian auditor dan KAP secara wajib diharapkan akan meningkatkan independensi auditor baik secara penampilan maupun secara fakta (Giri, 2010).

3 Indonesia merupakan salah satu negara yang memberlakukan adanya pergantian KAP secara wajib. Pemerintah telah mengatur kewajiban pergantian KAP tersebut dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 359 / KMK. 06 / 2003 tentang Jasa Akuntan Publik (pasal 2) sebagai perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 423 / KMK. 06 / 2002. Peraturan ini membahas mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (selanjutnya disebut KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturutturut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 17 / PMK. 01 / 2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Perubahan yang dilakukan adalah, pertama, pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik 3 (tiga) tahun buku berturut-turut (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dan Kantor Akuntan Publik dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien yang sama (pasal 3 ayat 2 dan 3). Pasal 4 UU No. 5 Tahun 2011 juga menegaskan bahwa pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan / atau KAP atas informasi laporan keuangan

4 historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini meneliti pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP. Pergantian manajemen tersebut disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer). Adanya CEO yang baru mungkin akan adanya perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Damayanti dan Sudarma, dalam Wijayani, 2011). Jika manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005). Efektivitas auditor dalam penelitian ini diproksikan dengan frekuensi audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor. Frekuensi audit tersebut dapat dilihat dari ukuran KAP. Suatu KAP yang besar memiliki banyak klien yang harus diaudit laporan keuangannya. Semakin sering seorang auditor mengaudit laporan keuangan, maka auditor tersebut menjadi lebih berpengalaman dan efektif dalam menjalankan tugasnya.

5 Hal ini juga akan membantu auditor untuk meningkatkan kualitas auditnya. KAP besar (Big Four) mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP kecil (Non Big Four), sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi (Wibowo dan Rossieta, 2009). Perusahaan lebih memilih KAP Big Four karena kualitas auditnya yang tinggi, serta dapat membantu meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. Faktor lain yang dapat menyebabkan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah reputasi klien. Dalam penelitian ini, reputasi klien diproksikan dengan dua hal, yaitu persentase pangsa pasar (market share) dan persentase perubahan ROA. Market share merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan penjualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri. Besarnya persentase market share suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusaahaan menguasai pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi. Dengan penghasilan yang tinggi, maka perusahaan biasanya telah menggunakan jasa KAP Big Four untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata investornya. Hal ini akan menyebabkan perusahaan cenderung untuk tidak berpindah KAP ke KAP Non Big Four. Menurut Munawir (1992) edisi keempat, profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

6 periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dari kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Tolak ukur profitabilitas dapat diwakili dengan melihat ROA perusahaan. ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan untuk menanggung biaya audit yang tinggi dari KAP yang lebih besar. Penawaran biaya audit yang lebih rendah oleh KAP lain kepada suatu perusahaan dapat menjadi faktor pendorong perusahaan untuk berpindah KAP. Biaya audit merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada KAP atas jasa audit yang telah diberikan. Menurut Garsombke dan Armitage dalam Hanika (2011), klien mengganti KAP untuk mendapatkan biaya yang rendah. Kemungkinan ini dapat terjadi jika klien merasa bahwa mereka dapat memperoleh hasil audit yang sama dari KAP dengan biaya audit yang lebih rendah, sehingga perusahaan akan berusaha mencari KAP yang menawarkan biaya audit yang lebih rendah. Faktor klien yang diproksikan dengan opini auditor, tingkat distress perusahaan, tingkat sales perusahaan, tingkat growth perusahaan, perubahan ownership perusahaan, dan ukuran klien juga dapat mempengaruhi perusahaan berpindah KAP. Opini auditor merupakan pernyataan pendapat yang diberikan auditor dalam menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Perusahaan tentunya

7 berharap agar auditor memberikan pendapat kewajaran tanpa pengecualian atas laporan auditnya. Jika auditor tidak dapat memberikan unqualified opinion (opini wajar tanpa pengecualian) seperti yang diharapkan perusahaan, maka perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Tandirerung dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Kesulitan keuangan (distress) dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, dalam Fachrudin, 2008). Ada beberapa definisi kesulitan keuangan sesuai tipenya, yaitu economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy, dan legal bankruptcy (Brigham dan Gapenski, dalam Fachrudin, 2008). Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP. Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan tersebut diproksikan dengan sales perusahaan dan pertumbuhan penjualan perusahaan (growth). Sales yang meningkat menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan semestinya. Sales yang tinggi akan memberikan peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan

8 labanya sehingga perusahaan dapat memakai jasa KAP yang lebih mahal dan lebih berkualitas seperti KAP Big Four. Pertumbuhan penjualan perusahaan (growth) yang tinggi akan mengakibatkan perusahaan harus meningkatkan produktivitasnya untuk memenuhi permintaan pasar. Peningkatan produktivitas oleh perusahaan tersebut juga ikut meningkatkan kompleksitas perusahaan. Hal tersebut membuat perusahaan membutuhkan auditor lain yang lebih berpengalaman dalam mengaudit perusahaan skala besar dengan kompleksitas yang tinggi. Kepemilikan publik menunjukkan seberapa besar minat masyarakat Indonesia terhadap suatu perusahaan publik. Carey et al. dalam Suparlan dan Andayani (2010) menyatakan proporsi kepemilikan saham non keluarga meningkat, maka timbul permintaan monitoring dan audit berkualitas. Guedhami et al. (2009) menemukan kepemilikan saham menyebar mempunyai pengaruh penting untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi yang diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP. Sinason et al., dalam Wijayani (2011) mengemukakan bahwa perusahaan besar mungkin memerlukan biaya awal yang lebih besar untuk auditor baru. Kenaikan biaya (baik fiskal langsung dan tidak langsung) dapat menyebabkan peningkatan hubungan auditor-klien, sehingga meningkatkan penguasaan auditor. Klien juga dikenai biaya awal saat terlibat dengan auditor baru. Misalnya, personil klien banyak menghabiskan waktu dengan auditor baru untuk memberikan informasi

9 mengenai bisnis klien. Hal itu menimbulkan biaya tidak langsung ketika membina hubungan baru dengan auditor baru. Berdasarkan argumen di atas, dapat dikatakan bahwa biaya audit untuk klien yang kecil mungkin lebih sedikit dibandingkan klien yang besar. Menurut Krishnan dalam Gudono dan Irawaty (2004), pergantian auditor oleh perusahaan-perusahaan lebih disebabkan oleh faktor konservatisme terhadap penilaian atas laporan keuangan, daripada pendapat wajar tanpa syarat atas laporan keuangan auditee. Faktor konservatisme secara keseluruhan merefleksikan tendensi dikeluarkannya pendapat wajar dengan pengecualian. Observasi atas konservatisme mungkin dilakukan auditor sebagai respon negatif terhadap informasi dari dalam yang ditemukan saat proses audit berlangsung, dan dalam situasi seperti itu biasanya klien tidak dapat lagi melakukan audit shopping. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan antara penelitian Mardiyah (2002), Damayanti dan Sudarma (2008), serta Wijayani (2011). Faktor-faktor yang yang mempengaruhi auditor changes dalam pnelitian Mardiyah (2002) ialah perubahan kontrak, efektivitas auditor, reputasi klien (market share), biaya audit, serta faktor klien (distress, sales, perubahan ownership, dan growth). Dari penelitian Damayanti dan Sudarma (2008) diperoleh bukti bahwa fee audit dan ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia berpindah KAP. Sedangkan hasil penelitian Wijayani (2011) menunjukkan bahwa

10 pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh terhadap keputusan perusahaan di Indonesia melakukan auditor switching. Sebagai pembeda dengan ketiga penelitian tersebut, peneliti juga menambahkan beberapa variabel independen lain dalam penelitian ini, yaitu variabel ROA sebagai faktor reputasi klien, opini audit dan ukuran klien sebagai bagian dari faktor klien, serta konservatisme auditor. Jadi variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ialah pergantian manajemen, efektivitas auditor (diproksikan dengan ukuran KAP), faktor reputasi klien (market share dan ROA), biaya audit, faktor klien (opini audit, tingkat distress perusahaan, tingkat sales perusahaan, tingkat growth perusahaan, perubahan ownership perusahaan, dan ukuran klien), serta konservatisme auditor. Periode penelitian 2008-2011 dipilih dengan mempertimbangkan adanya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik (pasal 3) yang merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya. Peraturan tersebut menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17/PMK.01/2008 tersebut kemudian dipertegas melalui UU No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik. Pasal 4 UU No. 5 Tahun 2011 tersebut menjelaskan bahwa

11 pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan / atau KAP atas informasi laporan keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011). 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian yang ada di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 2. Apakah efektivitas auditor berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 3. Apakah reputasi klien (market share dan perubahan ROA) berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 4. Apakah biaya audit berpengaruh positif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

12 5. Apakah faktor klien (opini audit, distress, sales, growth, perubahan ownership, dan ukuran klien) berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 6. Apakah konservatisme auditor berpengaruh positif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini ialah : 1. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah efektivitas auditor berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai adanya pengaruh reputasi klien (market share dan perubahan ROA) terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah biaya audit berpengaruh positif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai adanya pengaruh faktor klien (opini audit, distress, sales, growth, perubahan ownership, dan

13 ukuran klien) terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 6. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah konservatisme auditor berpengaruh positif terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diberikan oleh penelitian ini ialah : 1. Bagi Profesi Akuntan Publik. Menjadi bahan informasi untuk profesi akuntan publik tentang praktik perpindahan KAP yang dilakukan perusahaan. 2. Bagi Regulator. Menjadi bahan pertimbangan bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan praktik perpindahan KAP oleh perusahaan. 3. Bagi Akademisi. Dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan mengenai pengauditan khususnya mengenai perpindahan KAP oleh perusahaan. 4. Bagi peneliti selanjutnya. Menjadi sumber referensi dan informasi untuk kemungkinan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai pembahasan mengenai perpindahan KAP yang dilakukan perusahaan.

14 1.5 Kerangka Pikir Penelitian Pergantian manajemen H1 (+) Efektivitas auditor H2 (-) Reputasi klien : Market share Perubahan ROA H3a (-) H3b (+) Biaya audit H4 (+) Faktor klien : Opini audit Distress Sales Growth Perubahan ownership Ukuran klien H5a (-) H5b (+) H5c (-) H5d (+) H5e (+) H5f (+) Pergantian KAP Konservatisme auditor H6 (+)

15 Fenomena mengenai pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP) memang sangat menarik untuk dikaji. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan pergantian auditor atau KAP. Penelitian ini bermaksud mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergantian KAP dari kedua sisi, yaitu dari sisi klien dan dari sisi auditor. Dari sisi auditor, penelitian ini bermaksud menguji faktor efektivitas dan konservatisme auditor. Sedangkan dari sisi klien, penelitian ini menggunakan faktor pergantian manajemen perusahaan klien, reputasi klien (market share dan perubahan ROA), serta faktor klien (opini audit, distress, sales, growth, perubahan ownership, dan ukuran klien).

16 1.6 Sistematika Penulisan Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pikir penelitian, serta sistematika pembahasan dalam penelitian ini. Bab II, merupakan tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis yang akan menguraikan berbagai teori, konsep, dan penelitian sebelumnya yang relevan sampai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Bab III, merupakan metode penelitian yang berisi mengenai sumber dan jenis data yang akan digunakan, gambaran umum obyek penelitian, definisi dan pengukuran variabel yang diperlukan dalam penelitian ini, dan metode analisis data. Bab IV, merupakan hasil dan analisis data yang akan menguraikan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Bab V, merupakan kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi dari analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.