PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PT JASA SARANA JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. PEMBANGUNAN BELITUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007 NOMOR 10 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2007

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 11 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

NOMOR : 3 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN PT. SARANA PEMBANGUNAN JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) MALUKU ENERGI

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

NO : SERI : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. REBONG PERMAI JAYA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 1999

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 9 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS SASANDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 10 TAHUN 2002

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sumber pendapatan daerah dapat diperoleh dari penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan dalam rangka penyertaan modal daerah kepada Pihak Ketiga di bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, jasa, pertanian, pendidikan, pariwisata dan pertambangan sebagai upaya ekstensifikasi pendapatan daerah perlu membentuk Badan Usaha Milik Daerah dengan mendirikan Perseroan Terbatas; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pendirian Perseroan Terbatas Karangasem Sejahtera; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3702); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

2 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1998 tentang Pemakaian Nama Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3740); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Peleburan, Penggabungan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3741); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2008 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 4); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM dan BUPATI KARANGASEM MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Karangasem.

3 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Karangasem. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD, adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karangasem sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan pelaksanaannya. 6. Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris. 7. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. 8. Direksi adalah organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. 9. Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan Perseroan. 10. Penyertaan Modal Daerah adalah setiap penyertaan modal daerah pada suatu usaha bersama dengan pihak ketiga dan atau pemanfaatan modal daerah oleh pihak ketiga dengan suatu imbalan tertentu. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Pendirian Perseroan dimaksud untuk membentuk Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, jasa, pertanian, pendidikan, pariwisata dan pertambangan sesuai dengan kewenangan Daerah, yang mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, mendukung pengembangan wilayah, meningkatkan perekonomian Daerah dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan Daerah. Pasal 3 Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karangasem. BAB III PEMBENTUKAN Pasal 4 (1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk dan didirikan Badan Usaha Milik Daerah yang berbadan hukum Perseroan.

4 (2) Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan nama Perseroan Terbatas Karangasem Sejahtera. (3) Pelaksanaan pembentukan dan pendirian Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh para pendiri sesuai prosedur dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 5 Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 didirikan secara bersama-sama antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga. Pasal 6 Pelaksanaan pendirian Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan dengan Akta Notaris dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan Perseroan Terbatas. BAB IV TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 7 Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 berkedudukan dan berkantor pusat di Amlapura dengan kantor-kantor cabang dan unit-unit usaha yang ditetapkan oleh Direksi. BAB V KEGIATAN PERSEROAN Pasal 8 (1) Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 mempunyai kegiatan : a. Pembangunan; b. Perdagangan; c. Perindustrian; d. Jasa; e. Pertanian; f.. Pendidikan; g. Pariwisata; dan h. Pertambangan. (2) Untuk menunjang kegiatan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan kerjasama dengan Pihak Ketiga yang menguntungkan para pihak.

5 BAB VI PENGELOLAAN Pasal 9 (1) Pengelolaan dilaksanakan secara manajemen modern dengan pengendalian oleh pimpinan yang kompeten professional dan berintegritas. (2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, dengan komposisi masing-masing paling sedikit 2 (dua) orang profesional dan berintegritas. (3) Prosedur, persyaratan, pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian unsur-unsur pimpinan diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. (4) Untuk pertama kali pengangkatan unsur-unsur pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh pendiri dalam akta pendirian. (5) Pengangkatan unsur-unsur pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh Tim Independen. Pasal 10 (1) Karyawan diangkat dan diberhentikan oleh Direksi setelah mendapat pertimbangan Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. (2) Hak dan kewajiban karyawan diatur oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan kemampuan perseroan dan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. BAB VII MODAL Pasal 11 (1) Modal Dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. (2) Dari modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan oleh pendiri sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) yang akan disetor pada saat pendirian perseroan dengan akta notaris yang telah disahkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. (3) Modal ditempatkan dan disetor ditetapkan sebagai berikut : a. Pemerintah Kabupaten Karangasem sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah); b. Pihak Ketiga sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). (4) Perubahan Modal Dasar ditentukan oleh RUPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah mendapat persetujuan DPRD.

6 Pasal 12 Modal Dasar Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pasal 13 (1) Setiap tahun buku, Perseroan Terbatas wajib membuat laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, untuk dilaporkan dalam RUPS. (2) Setiap tahun buku, Perseroan Terbatas wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk dana cadangan dan pembagian keuntungan kepada pemegang saham serta pemberian jasa kepada komisaris dan direksi yang diputuskan melalui RUPS. BAB VIII SAHAM-SAHAM Pasal 14 (1) Saham Perseroan terdiri dari saham prioritas dan saham biasa. (2) Saham prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimiliki oleh pendiri Perseroan. (3) Saham biasa dapat diterbitkan apabila pihak lain menyertakan modalnya dalam Perseroan. (4) Nilai nominal saham ditetapkan oleh RUPS. (5) Setiap pemegang Saham menurut hukum harus tunduk pada semua keputusan RUPS. (6) Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham. BAB IX RUPS Pasal 15 (1) RUPS merupakan kekuasaan tertinggi dalam Perseroan. (2) RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS lainnya. (3) RUPS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. (4) RUPS Tahunan diadakan dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah tahun buku. (5) RUPS lainnya dapat diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. (6) RUPS dipimpin oleh Komisaris Utama. (7) Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (8) Tata tertib penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh RUPS dengan berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan.

7 BAB X DIREKSI Pasal 16 (1) Perseroan dipimpin oleh Direksi. (2) Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari seorang Direktur Utama dan paling banyak 4 (empat) orang Direktur. (3) Untuk pengangkatan pertama kali para Direksi dilakukan oleh pendiri dalam akta pendirian. (4) Untuk jabatan Direksi selanjutnya diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali. (5) Prosedur, persyaratan, pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian Direksi diatur dalam Akta Pendirian. BAB XI DEWAN KOMISARIS Pasal 17 (1) Dewan Komisaris terdiri dari perwakilan para pendiri perseroan terdiri dari seorang Komisaris Utama dan anggota Komisaris paling banyak 4 (empat) orang. (2) Untuk pengangkatan pertama kali para Dewan Komisaris dilakukan oleh pendiri dalam akta pendirian. (3) Untuk jabatan komisaris selanjutnya diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali. (4) Prosedur, persyaratan, pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian Dewan Komisaris diatur dalam Akta Pendirian BAB XII PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN PENGAMBILALIHAN Pasal 18 (1) Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan ditetapkan oleh RUPS setelah mendapat persetujuan dari DPRD. (2) Tatacara penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Akta Pendirian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8 BAB XIII PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal 19 (1) Pembubaran dan likuidasi Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tatacara pembubaran dan likuidasi Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Dengan didirikannya Perseroan ini menugaskan kepada Bupati untuk mengambil langkahlangkah strategis penataan Perusahaan Daerah Kabupaten Karangasem selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Daerah ini. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Perseroan. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem. Ditetapkan di Amlapura pada tanggal 1 April 2011 BUPATI KARANGASEM, Diundangkan di Amlapura pada tanggal 1 April 2011 I WAYAN GEREDEG SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM, I NENGAH SUDARSA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2011 NOMOR 7 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Kepala Bagian Hukum dan HAM A.A Ngurah Ketut Nurwana

9 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA 1. UMUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa sumber pendapatan daerah dapat diperoleh dari penerimaan hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan. Bahwa untuk mewujudkan penerimaan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dilakukan melalui penyertaan modal daerah kepada Pihak Ketiga. Selanjutnya untuk melaksanakan penyertaan modal daerah kepada Pihak Ketiga perlu dilakukan usaha-usaha di bidang pembangunan, perdagangan, industri, jasa, pertanian, pendidikan, pariwisata dan pertambangan sebagai upaya ekstensifikasi pendapatan daerah diperlukan Badan Usaha Milik Daerah dengan mendirikan Perseroan Terbatas. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dipandang perlu membentuk Badan Usaha Milik Daerah dengan mendirikan Perseroan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah tentang Pendirian Perseroan Terbatas Karangasem Sejahtera. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan pembangunan adalah jenis-jenis kegiatan

10 pembangunan di bidang jalan, energi, permukiman, instalasi, dan pelabuhan laut. Huruf b Yang dimaksud dengan perdagangan adalah menjalankan usahausaha di bidang perdagangan sesuai potensi, kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. Huruf c Yang dimaksud dengan perindustrian adalah jenis-jenis kegiatan yang meliputi usaha-usaha di bidang perindustrian. Huruf d Yang dimaksud dengan jasa adalah jenis-jenis kegiatan meliputi usaha-usaha di bidang jasa. Huruf e Yang dimaksud dengan pertanian adalah usaha-usaha di bidang pertanian. Huruf f Yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha-usaha di bidang pendidikan. Huruf g Yang dimaksud dengan pariwisata adalah usaha-usaha di bidang pariwisata. Huruf h Yang dimaksud dengan pertambangan adalah usaha-usaha di bidang pertambangan. Ayat (2) Yang dimaksud dengan Pihak Ketiga adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Lembaga Perkreditan Desa, Yayasan dan Badan Usaha Milik Swasta/Perseorangan. Pasal 9 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Tim Independen adalah tim yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem yang bertugas untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan sebagai syarat pertama kali pengangkatan unsur-unsur pimpinan. Unsur Tim Independen : - Pakar/Akademisi - Tokoh Masyarakat - Unsur Profesi Pasal 10 Pasal 11

11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) Yang dimaksud dengan saham prioritas merupakan saham yang bagi pemegangnya memiliki hak suara khusus dalam Rapat Umum Pemegang Saham antara lain : a. perubahan modal dasar dan modal disetor; b. pencalonan dan pemilihan anggota direksi maupun komisaris serta persyaratannya; c. penentuan kriteria pembelian saham biasa; d. hak prioritas untuk membeli saham biasa yang akan dijual oleh perseroan maupun yang dimiliki oleh pihak lain; Yang dimaksud dengan saham biasa merupakan saham yang dimiliki sebagaimana pemegang saham pada umumnya seperti hak untuk menerima dan menentukan besarnya deviden, memiliki hak suara dalam RUPS dan hak lainnya kecuali yang dimiliki oleh pemegang saham prioritas. Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20

12 Pasal 21 Pasal 22 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6.