BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua manusia memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai

USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong.

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

BAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem. didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena, kreativitas belajar dapat melatih siswa untuk tidak

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. didik dengan tujuan membentuk kepribadian unggul, yaitu kepribadian yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia secara fitrah lahir ke dunia dalam keadaan yang baik secara keseluruhan. Namun dalam kehidupannya dengan manusia lain, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua manusia memiliki kecenderungan dari tiap-tiap insan tersebut untuk berupaya dengan keras menutupi kekurangannya dengan kelebihan yang dimiliki, sehingga dengan bekal potensi yang dimiliki tersebut, setiap manusia berusaha untuk menunjukkan eksistensinya. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mempengaruhi kehidupan suatu masyarakat bangsa dan negara. Dari lahir individu sudah dilatih dan diajarkan suatu pendidikan yang cukup banyak untuk memodalinya sikap untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan ini bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran yang akan datang dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik untuk dikembangkan sebagai potensi dirinya. Dalam prosesnya pendidikan berisi tentang usaha yang sengaja, secara sadar dan terencana secara sistematis untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar potensi itu bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. 1

2 Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan yaitu dengan potensinya itu sendiri. Dengan kata lain, pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Dengan pendidikan, segala tindakan dan ketrampilan individu dapat diarahkan dan dikembangkan untuk disesuaikan terhadap suasana dan kebutuhan masyarakat itu. Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan (Branata, 1988). Pendapat di atas sejalan dengan pernyataan bahwa Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Purwanto, 1987:123). Untuk memperoleh hasil dari pendidikan yang diikuti, peserta didik akan dihadapkan pada berbagai masalah dalam bidang belajarnya maupun bidang pribadinya sehingga dituntut pada dirinya untuk memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah tersebut sehingga proses untuk mencapai keberhasilan pendidikan itu menjadi lebih terarah. Dalam mencari solusi dan pemecahan masalah yang terjadi tentu juga akan menuntut pemikiran siswa untuk berfikir secara kreatif agar solusi yang dipilih sesuai dengan pengentasan masalah yang dialaminya. Kemampuan berfikir kreatif dalam diri siswa menjadi kebutuhan pokok yang sangat penting dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa. Berfikir kreatif merupakan cara berfikir yang menghasilkan sesuatu yang baru,

3 dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni (J.C Coleman dan C.L Hammen, 1974). Siswa yang memiliki kemampuan berfikir kreatif lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Seorang siswa yang menghadapi masalah dengan cara yang lebih kreatif akan memudahkan siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kreativitas berfikir yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah tidak dimiliki secara spontan tetapi melalui berbagai pelatihan dan kebiasaan siswa. Sehingga masalah yang dihadapi siswa dapat terselesaikan secara mandiri. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup dengan bantuan orang lain di sekitarnya. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir kreatif memiliki kejelasan sikapnya sehari-hari yang diantaranya adalah memiliki banyak energi dan aktif, tetapi mereka juga sering terlihat tenang. Selanjutnya cenderung pintar, namun juga sering menjaga kualitas diri. Selain itu, dirinya memiliki kombinasi antara bermain dan disiplin, atau tanggungjawab dan tidak bertanggung jawab. Cara berfikirnya bergantian antara imajinasi, fantasi dan realitas. Selanjutnya sering berlabuh pada pemikiran yang berlawanan antara keterbukaan dan ketertutupan. Setelah itu, siswa demikian lebih dominan untuk rendah hati dan berbangga hati pada saat yang sama. Sampai batas waktu tertentu menghindari streotipe terhadap gender tertentu dan memiliki kecenderungan berfikir androgini (laki-laki dan perempuan). Secara umum memberontak dan independen. Bersemangat dengan pekerjaan mereka, namun sangat objektif terhadap pekerjaan. Lebih sering melakukan keterbukaan dan sensitivitas dari orang yang berfikir kreatif sering mengekspos diri terhadap rasa sakit dan kenikmatan.

4 Selain itu, kemampuan berfikir kreatif dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terbagi dari dua aspek yaitu yang pertama aspek kognitif yang dilihat dari bagaimana keadaan siswa dalam memikirkan sesuatu dengan kata lain daya dan kemampuan otak siswa memikirkan sesuatu. Dan yang kedua adalah faktor kepribadian yang menunjukkan sikap dan prilaku individu dalam memikirkan dan mengerjakan sesuatu. Selanjutnya masalah kemampuan berfikir kreatif dibahas dalam penelitian karena dalam kegiatan observasi dan tinjauan awal langsung ke lapangan, ditemukan masalah yang berkenaan dengan indikator kemampuan berfikir kreatif yaitu dari setiap kelas di SMA Sinar Husni, ada saja yang sulit untuk mengikuti pelajaran dengan ketidakaktifannya mengikuti pelajaran, kurang mampu mengerjakan soal latihan maupun ujian, nilai kurang bagus, bahkan prestasi mendapat peringkat bawah karena nilai yang rendah. Setelah ditanya dan dieksplorasi masalah yang dialaminya adalah sulit untuk cepat berfikir hal-hal yang rumit seperti soal-soal ujian sekolah, dan dia mengaku lebih sering bertanya pada teman-teman sekelasnya. Berkaitan dengan itu, siswa yang memiliki kemampuan berfikir kreatif, akan memiliki kecerdasan dalam menyelesaikan permasalahan dirinya yang dikenal dengan istilah problem solving. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Problem solving ini berhubungan erat dengan sikap berfikir kreatif seseorang dalam menyelesaikan masalah. Penilaian tentang problem solving yang

5 dimiliki siswa dalam mengidentifikasi pula terhadap tingkat kreativitas berfikir seseorang dalam menemukan solusi suatu masalah. Problem solving merupakan salah satu teknik menemukan masalah yang difokuskan pada bidang kajian bimbingan dan konseling yang dalam penerapannya dalam bimbingan konseling yang dapat dilaksanakan dalam bentuk layanan yang ada. Problem solving dapat menjadi alternatif dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa. Identifikasi yang terlihat di SMA Sinar Husni dari hasil studi awal lapangan bahwa 60% siswa terlihat menampakkan rendahnya kemampuan berfikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah, yang diperjelas dengan sikap kurang aktif dalam belajar, sering mengkhayalkan apa yang tidak jelas, dan lebih sering diam jika belajar di dalam kelas. Hal ini sama dengan sikap ketidakmauan untuk maju kedepan mendahului teman yang lain, kurangnya motivasi untuk melakukan pekerjaan sendiri, tidak mempunyai keterampilan dalam belajar, malas bertindak. Semua masalah yang terjadi tersebut didasarkan dari pengamatan langsung ke kelas, hasil wawancara guru BK dan termasuk catatan kasus dari guru BK di SMA Sinar Husni. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan konseling dalam rangka membantu konseli adalah dengan memberikan pelayanan bimbingan kelompok Problem Solving. Bimbingan kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat bimbingan dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya (Prayitno, 2004). Sehingga dengan diterapkannya layanan bimbingan kelompok teknik problem solving terhadap siswa di SMA Sinar Husni dapat meningkatkan

6 kemampuan berfikir kreatif dan meminimalisir pula sikap malas menyelesaikan masalah dan mendukung keberhasilan kompetensi belajar itu sendiri. Berdasarkan pembahasan di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SMA Sinar Husni. Setelah melakukan pengumpulan data awal di SMA Sinar Husni, dengan mewawancarai guru BK serta memberikan angket kepada siswa di temukan masalah berfikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah di SMA Sinar Husni. Berdasarkan permasalahan diatas maka judul penelitian ini adalah pengaruh penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa di SMA Yayasan Sinar Husni Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang di indentifikasi adalah: 1. kurang aktif dalam belajar, 2. sering mengkhayalkan apa yang tidak jelas, 3. sering diam jika belajar di dalam kelas 4. ketidakmauan untuk maju kedepan mendahului teman yang lain, 5. kurangnya motivasi untuk melakukan pekerjaan sendiri, 6. tidak mempunyai keterampilan dalam belajar, malas bertindak. 7. kemampuan berfikir kratif rendah. 8. pelaksanaan tindakan problem solving perlu dilatih dan dikembangkan. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini lebih terarah maka penulis hanya membatasi masalah yang menjadi objek penelitian. adapun pembatasan masalah penelitian ini adalah

7 pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa di SMA Yayasan Sinar Husni Tahun Ajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Adakah pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa di SMA Yayasan Sinar Husni Tahun Ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : melihat seberapa besar pengaruh penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa di SMA Yayasan Sinar Husni Tahun Ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian maka diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk : 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu bimbingan dan konseling, serta khususnya dalam penerapan layanan bimbingan kelompok teknik Problem Solving dalam upaya peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa di sekolah dan kehidupan masyarakat.

8 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi siswa mengetahui gambaran keterampilan berfikir kreatif dan dapat melatih diri memperbaiki kemampuan berfikirnya menjadi lebih kreatif. b. Bagi Guru BK dapat mengetahui gambaran keterampilan berfikir kreatif siswa dan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan BK di sekolah demi meningkatnya keterampilan berfikir kreatif siswa dalam kehidupan sehari-hari. c. Bagi Kepala sekolah sebagai masukan dalam mendukung program BK dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. d. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok teknik Problem Solving. e. Program Studi BK mempersiapkan dan meningkatkan kualitas dan mutu calon guru BK/konselor dalam lingkungan pendidikan terutama dalam pelayanan BK. f. Sebagai bahan masukan bagi siswa-siswi SMA Yayasan Sinar Husni dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif.