BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

MEMAHAMI WARIWAA SEBAGAI SEBUAH PRANATA ADAT. matarumah di Negeri Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian.

PERTEMUAN KE 7 POKOK BAHASAN

BAB III PENDEKATAN EMPIRIK. 1. Sekilas Sejarah Negeri Kamarian. Sejarah Kamarian bermula dari peristiwa perang Hoamoal yang terjadi kira-kira

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V PENUTUP. yang dibuat untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah, bahwa praktek adat molo

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial

Bab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

BAB IV ANALISA. Bab IV ini merupakan serangkaian analisis dari data lapangan sebagaimana yang telah

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

Kata Pengantar. God Bless You... Penulis

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

Dinamika Pelanggaran Hukum

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Surat Yohanes yang pertama

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa mengenai perjumpaan budaya Sabudan

BAB II KERANGKA TEORI. dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. 1. Solidaritas Sosial sebagai Kekuatan dalam Hubungan Kekerabatan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

BAB V PENUTUP. beberapa saran berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisanya.

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan

MATERI 1 HAKIKAT PERILAKU MENYIMPAG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

KESADARAN, BUDAYA, DAN GENGSI. Oleh : ANASTASIA EVIRA

Itu? Apakah. Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

Norma Dalam Kehidupan Masyarakat

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN TENTANG PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik

BAB V PENUTUP. masih dipertahankan sampai saat ini. Bersama dangan adat yang lain, harta buang

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 1 TAHUN 2016

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

KONTROL PENGENDALIAN SOSIAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

Pengendalian Sosial Upaya Pengendalian Penyimpangan Sosial

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. Siapa yang merdeka?

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 KONSEP KESEJAHTERAAN HIDUP DALAM MANTRA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Surabaya, kegiatan prostitusi di lokalisasi prostitusi Dolly merupakan kegiatan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang bertujuan menuntun pola hidup bermasyarakat. Tiap warga masyarakat baik yang bersifat tradisional maupun modern, tentu memiliki aturan-aturan yang bertujuan untuk menjaga nilai dan norma yang dianut serta dipegang. Berhadapan dengan aturan-aturan yang ada, maka konsekuensi dari penyimpangan atau pelanggaran terhadap aturan-aturan tersebut secara langsung menghendaki masyarakat untuk menjatuhi hukuman atau sanksi terhadap pelaku pelanggaran. Berbeda dengan salah satu pranata adat di negeri Kamarian yang dikenal dengan istilah wariwaa. Dalam proses menjalani apa yang ada dalam pranata adat ini, setiap orang harus berusaha untuk mematuhi segala ketentuan yang menjadi kesepakatan bersama antar wariwaa. Jika dengan sengaja atau pun tidak sengaja melakukan pelanggaran, secara langsung masyarakat telah membawa diri mereka dalam sanksi sebagai mana yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Pranata adat yang di dalamya terdapat hukum adat a.l. menunjukkan, bahwa adat yang berlaku dan mengikat kehidupan masyarakat setempat memiliki makna yang mendalam juga dalam pemaknaan tersebut setiap orang yang menjalani aturan-aturan yang berlaku 69

akan menemukan nilai-nilai, baik di kehidupan saat ini maupun berdasarkan sejarah. Hukum adat suatu golongan dalam masyarakat adalah hasil penerimaan bulat-bulat hukum agama yang dianut oleh golongan masyarakat. Oleh karena itu, hukum adat dalam pranata adat ini diketahui dan dilihat sebagai cermin dari perintah Tuhan dan harus dilakukan. Sebagai aturan hidup, maka hukum adat juga menolong manusia untuk membentuk kepribadian mereka itu sendiri dalam mengatur hidupnya. Kepercayaan yang mendalam antara hukum adat dan hukum agama melahirkan ketaatan yang sungguh lahir dari tiap pribadi juga masyarakat untuk menjalankan ketentuan adat wariwaa ini. Makna yang diperoleh dari menaati aturan-aturan dalam pranata adat ini mengarahkan komunitas negeri ini akan kesadaran dalam rangka menciptakan kehidupan yang tertib juga terarah dengan baik sesuai adat-istiadat setempat. Koentjaraningrat yang memandang bahwa adat adalah wujud ideal dari kebudayaan, karena adat adalah bagian yang terpenting dalam kebudayaan. Adat merupakan salah satu aspek kebudayaan di Indonesia yang dihormati dan dinilai tertinggi oleh masyarakat. Oleh karena itu adat mempunyai makna yang amat pokok bagi masyarakat pada umumnya, karena cakupannya meliputi aspek agama dan pemerintah. Dengan demikian, lebih difokuskan lagi untuk melihat, bahwa adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma-norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Adat dan hukum adat 70

merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dan memiliki peran serta fungsi ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, adat dibutuhkan sebagai faktor penertib yang melindungi kehidupan yang benar dan yang menyokong perilaku yang baik. Wariwaa yang adalah ikatan hubungan persaudaraan antar matarumah di negeri Kamarian dinilai sangat berfungsi untuk menyatukan kehidupan sesama secara khusus dalam kaitannya dengan relasi antar matarumah atau antar wariwaa (adik kakak) agar hidup saling menghargai, menolong dan menopang satu sama lain. Menjaga sikap dan tutur kata adalah hal penting dalam penerapan pranata adat ini, sehingga suasana hidup yang harmonis tidak harus menjadi sebuah kesulitan untuk diciptakan. Selain itu, dalam hal ini adat juga menjadi faktor penting bahkan juga menjadi kebutuhan masyarakat di mana adat adalah mutlak sebagai tata tertib kehidupan suku bangsa, karena adat sendiri diperlukan untuk menertibkan setiap perilaku manusia dalam kehidupannya. Salah satu keistimewaan yang ada dalam ikatan hubungan persaudaraan (adik kakak) antar matarumah yaitu memberikan rasa hormat tersendiri, baik bagi para tua adat sebagai orang-orang yang dipercaya lebih mengetahui adat istiadat negeri maupun seluruh anak negeri Kamarian. Hal ini menunjukkan bahwa otoritas adat di negeri Kamarian sangat kuat. Adatlah yang menjamin keamanan dan kesejahteraan kelompok untuk masa itu maupun untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu bagi mereka yang memenuhi tuntutan adat akan menghasilkan kehidupan yang baik, dan menikmati berkat dari para 71

leluhur mereka. Hal yang berlawanan akan terjadi bagi mereka yang sama sekali tidak peduli atau melalaikan adat yang ada, tentu akan ditimpa kemarahan dan kutukan para leluhur. Wariwaa dalam adat dimaknai mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang berfungsi untuk menata perilaku masyarakat dan digunakan sebagai acuan dalam membentuk perilaku. Upaya yang ditampilkan untuk menjaga agar pranata adat ini terjaga dengan baik merupakan bagian dari usaha melestarikan dan menjaga adat di negeri sebagaimana ketentuan adat yang mengikat kehidupan anak-anak negeri. 2. Wariwaa sebagai wujud integrasi dan solidaritas Masyarakat adalah makhluk individu sekaligus juga makhluk sosial yang pada dasarnya hidup saling melengkapi satu sama lain. Dalam kenyataannya setiap orang harus membangun relasi dengan orang lain untuk berposes menemukan berbagai hal dalam rangka kehidupan bersama. Integrasi adalah proses di mana komponen yang berbeda bergabung menjadi satu, juga proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Atas dasar penyatuan ini maka salah satu pranata adat yang ada dalam adat setempat mengenai ikatan hubungan persaudaraan antar matarumah menjadi bagian yang utuh dan terbentuk dalam satu kesatuan menuju pada sebuah integrasi sosial. Dalam proses menuju pada integrasi, 72

sangat diperlukan kerja sama yang terbentuk karena adanya kesadaran bersama. Kesadaran tersebut jelas akan menghasilkan suatu kesepakatan untuk bekerja sama agar dapat mencapai tujuan yang lebih baik. Pelaksanaan yang berkaitan dengan menaati ketentuan adat yang berlaku dalam wariwaa menjadikan masyarakat lebih tergerak mengembangkan pola hidup yang tertata dengan baik, dan tidak terlepas dari rasa menghargai warisan para leluhur. Adanya integrasi sosial cenderung mendorong kerja sama dari seluruh warga mulai dari tingkat individu. Dengan demikian proses menyatukan segala hal yang menurut masyarakat untuk dibuat lebih berfungsi bagi kehidupan bersama menjadi tujuan seluruh anggota masyarakat. Mewujudkan peran dan fungsi wariwaa sebagai unsur-unsur sosial dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, artinya seluruh proses penyesuaian dari aturan-aturan yang telah disepakati oleh komunitas di negeri Kamarian untuk ditaati. Dari kesepakatan bersama, aturanaturan yang berlaku tentu ada keserasian bagi keseluruhan aspek hidup, termasuk nilai-nilai, norma-norma dan juga pranata sosialnya sehingga terciptanya pembentukan hubungan antar individu dan sikap terhadap komunitas secara menyeluruh. Hal ini menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan emosional yang cukup menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerja sama, dapat dikembangkan serta dipertahankan. Dengan demikian, jika anggota masyarakat Kamarian telah menjadi satu keseluruhan yang utuh, maka suatu lingkup sosial telah terintegrasi. 73

Solidaritas adalah kesepakatan bersama dan dukungan: kepentingan dan tanggung jawab antar individu dalam kelompok, terutama karena diwujudkan dalam dukungan suara bulat dan tindakan kolektif untuk sesuatu hal. Menurut Emile Durkheim, solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Wariwaa menjadi perhatian di kalangan masyarakat karena melalui hubungan persaudaran antar matarumah ini, keadaan hubungan antara individu dalam hal ini setiap matarumah yang terikat dalam pranata adat ini ada dalam kebersamaan seperti yang dirasakan oleh sebagian warga yang dengan taat menjalani aturan-aturan adat wariwaa. Jadi dengan menampilkan keutuhan dari pranata adat ini, dengan sendirinya wariwaa menjadi wujud nyata dari integrasi dan solidaritas. Mewujudkan integrasi tentunya dipengaruhi oleh kondisi wilayah yang terintegrasi. Keberadaan tersebut dilihat dari berbagai hal, baik keadaan warga atau pun komunitas, maupun lingkungan dan berbagai faktor yang juga mempengaruhi proses kehidupan setiap orang. Kamarian dengan tingkat pendidikan terbanyak Sekolah Dasar tentu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan proses integrasi. Namun banyaknya jumlah orang yang memiliki pendidikan hanya sebatas Sekolah Dasar jelas memiliki pengetahuan yang rendah dan terbatas, sehingga untuk menyatukan komunitas yang ada agar terintegrasi sangat membutuhkan usaha dan dukungan serta kerja sama yang 74

baik. Pemahaman setiap orang mengenai wariwaa dan proses menjalankan pranata adat ini pun dimiliki dengan batas-batas pemikiran yang statis. Artinya untuk menuju pada pencapaian penuh menaati pranata adat ini, warga setempat menemukan berbagai kendala seperti ketidakmampuan dengan tidak sengaja melanggar ketentuan adat yang berlaku. Hal ini merupakan salah satu penghambat terjadinya integrasi dalam kehidupan bersama di Kamarian, seperti dalam hal perbedaan pendapat ataupun pemikiran. Menuju pada keutuhan yang merupakan tujuan bersama warga komunitas Kamarian, tentu sudah memiliki kekuatan serta kelemahan dalam proses tersebut. Kekuatan yang ada jelas akan terlihat dari adanya kerja sama yang baik dalam menjalankan pranata adat yang ada di negeri ini secara bersama dengan menjaga hukum adat tersebut, maka secara langsung tiap individu telah menunjukkan ketaatannya dalam menjaga warisan para leluhur. Sedangkan kelemahan yang ada dilihat sebagai penghambat pencapaian integrasi dan solidaritas. Kelemahan tersebut dinilai dari kesalahan berupa pelanggaran yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja oleh tiap individu dalam matarumah-matarumah yang ada dalam ikatan wariwaa. Dengan melihat kekuatan maupun kelemahan yang ada dalam proses mewujudkan integrasi dan solidaritas, komunitas di Kamarian menjadikan itu sebagai dinamika yang yang akhirnya membentuk karakter serta pola hidup bermasyarakat secara menyeluruh. 75

3. Peran gereja dalam pranata wariwaa Gereja dalam memenuhi tugas dan panggilannya dalam suatu jemaat jelas mempengaruhi konteks kehidupan yang ada di dalam jemaat itu sendiri. Tugas dan penggilan gereja untuk mengembangkan juga mengarahkan jemaatnya merupakan bagin penting yang harus diperhatikan dengan baik. Cara yang diterapkan maupun sikap yang diambil seharusnya menjadi suatu bagian yang bijaksana untuk tetap dijalankan. Wariwaa sebagai pengikat antar matarumah di Kamarian memiliki hubungan yang erat dengan gereja. Gereja justru memperkuat wariwaa, karena gereja juga dijadikan sebagai alat dan serta sarana untuk mempertahankan pranata adat ini. Hal ini dilihat dari masyarakat setempat yang secara langsung melibatkan gereja dalam hal mengembalikan atau memulihkan kembali keadaan di mana pihak yang melakukan pelanggaran merasa terpanggil untuk melakukan pengampuan dosa di gereja. Pendeta serta majelis jemaat bersamasama dengan kedua pihak yang melakukan pelanggaran ada dalam doa bersama di gereja. Ini dilakukan sebagai bentuk penyesalan atas perbuatan yang dilakukan, dan meminta pengampunan serta pemulihan dari Tuhan untuk setiap orang dari kedua pihak yang ada. Gereja berfungsi mempererat relasi, dalam hal relasi antara manusia dan Tuhan, karena landasan pemikiran jemaat bahwa wariwaa adalah bagian dari perintah Tuhan dan karena itu harus tetap di jaga. Pihak gereja tentu membangun kerja sama dengan jemaat agar jemaat tetap 76

menghargai dan patuh terhadap segala ketentuan adat seperti wariwaa yang jelas sangat mengikat kehidupan jemaat Kamarian. 77