RANCANG BANGUN ANTENA YAGI 2,1 GHz UNTUK MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL 3G

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH POSISI ANTENA TERHADAP SINYAL GELOMBANG ANTENA YAGI ALUMUNIUM

TUGAS AKHIR. RANCANG BANGUN ANTENA YAGI 2,1 GHz UNTUK MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL 3G ABDULLAH HABIBI LUBIS

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

Tugas Akhir SIMULASI PERANCANGAN ANTENA YAGI UNTUK APLIKASI WLAN. Oleh : FIRMANTO NIM :

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI MODIFIKASI OMNIDIRECTIONAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENERIMA SIARAN TELEVISI ULTRA HIGH FREQUENCY

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 8,5 dbi

BAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang

Jenis-jenis Antena pada Wireless

ANALISA EFISIENSI ANTENA DIPOLE DITINJAU DARI PENGGUNAAN BAHAN REFLEKTOR

PERANCANGAN ANTENA YAGI UDA 11 ELEMEN PADA FREKUENSI MHz (TVONE) MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

PERBANDINGAN MATCHING IMPEDANSI ANTENA DIPOLE SEDERHANA 152 MHz DENGAN ANTENA DIPOLE GAMMA MATCH 152 MHz

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG - PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 9 dbi

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY (LPDA) PADA RENTANG FREKUENSI MHZ

Pertemuan 9 SISTEM ANTENA. DAHLAN ABDULLAH

RANCANG BANGUN ANTENA BICONICAL UHF UNTUK APLIKASI KANAL TV

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER-PARAMETER PRIMER ANTENA MIKROSTRIP

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

BAB II TEORI ANTENA. Penemuan teknologi radio adalah kemajuan besar dunia telekomunikasi.

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY UNTUK APLIKASI WIRELESS-LAN

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI BAHAN PADA PEMBUATAN ANTENA HORN SEKTORAL BIDANG MEDAN LISTRIK (E)

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

BAB III. PERANCANGAN ANTENNA YAGI 2,4 GHz

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI-UDA COHEN-MINKOWSKI PADA FREKUENSI 433MHz

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Makalah Peserta Pemakalah

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

MENDESAIN DAN MEMBUAT ANTENA LOG-PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 10 dbi

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

PERANCANGAN ANTENA HELIX UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ANTENA STACKING YAGI UNTUK STASIUN PENERIMA SISTEM KOMUNIKASI MUATAN BALON ATMOSFER FREKUENSI 433 MHZ

PENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA

Mengetahui peranan antena pada sistem telekomunikasi. Memahami macam dan bentuk antena yang digunakan dalam sistem telekomunikasi.

PERANCANGAN ANTENA HELIX UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

BAB II TEORI DASAR ANTENA DAN EVOLUTION DATA ONLY (EVDO) Awal 1800-an secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University,

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

BAB II TEORI DASAR ANTENA

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT

RANCANG BANGUN ANTENA OMNIDIRECTIONAL 15 dbi UNTUK PENGUAT SINYAL WIRELESS FIDELITY (Wi-Fi)

BAB II TEORI DASAR ANTENA an secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University dan

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

BAB II TEORI DASAR. Jika target yang dituju dapat bergerak, maka diperlukan suatu sistem tracking

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ANTENA HELIKAL UNTUK PENGGUNAAN FREKUENSI L-BAND

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR ANTENA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO

BAB II DASAR TEORI. Antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ANTENA HELIX PADA FREKUENSI 433 MHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN INSET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN EFISIENSI ANTENA HORN PIRAMIDAL DENGAN BERBAGAI BAHAN UNTUK APLIKASI WIRELESS LAN 2,4GHz

BAB IV ANALISA ANTENA ARRAY PADA ANTENA RADAR CUACA PESAWAT EMBRAER 135

Varian Antena Dipole dan Monopole

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

VARIAN ANTENA DIPOLE DAN MONOPOLE

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

BAB II TEORI DASAR. antena. Selanjutnya akan dijelaskan pula mengenai pengenalan wireless LAN.

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGIEMPAT TRIPLE-BAND (2,3 GHz, 3,3 GHz dan 5,8GHz) Disusun Oleh : RAMLI QADAR NIM :

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ ANTHONY

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

SIMULASI MODEL ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED UNTUK APLIKASI WIMAX 2,35 GHz

PERANCANGAN ANTENNA STAR BOLIC SOLUSI MENERIMA SIGNAL WIFI JARAK JAUH

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

Perancangan dan Implementasi Reflector Antena Wifi dengan Frekuensi 2,4 GHz

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

RANCANG BANGUN ANTENA STACKING YAGI UNTUK STASIUN PENERIMA SISTEM KOMUNIKASI MUATAN BALON ATMOSFER FREKUENSI 433 MHZ

IMPLEMENTASI ANTENA HORN SEKTORAL BIDANG-H UNTUK LINK LOS WIRELESS-LAN 2,4 GHz

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya

Pengaruh Beamwidth, Gain dan Pola Radiasi terhadap Performansi Antena Penerima

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI UDA UNTUK MEMPERKUAT SINYAL WIRELESS FIDELITY (WI-FI) FREKUENSI 2,4 GHz PADA JARAK 300 METER

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI 2,1 GHz UNTUK MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL 3G Abdullah Habibi Lubis, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: wanquhabib@ymail.com Abstrak Antena adalah suatu alat yang digunakan untuk memancarkan gelombang elektromagnetik atau menerima gelombang elektromagnetik. Provider layanan 3G (Third Generation) dengan keterbatasan jaringan yang dicakupnya menjadikan kebutuhan akan penguatan perolehan sinyal sangat besar. Antena Yagi adalah salah satu pilihan penguatan perolehan sinyal. Antena Yagi memiliki komponen utama yaitu sebuah Driven element yang merupakan dipole aktif dan sebuah Element yang berfungsi untuk memantulkan pancaran dari Driven element. Penelitian ini membahas tentang rancang bangun antena Yagi 2,1GHz untuk memperkuat penerimaan sinyal 3G. Antena ini ditujukan untuk menjadi media bantu dalam memperkuat penerimaan sinyal 3G demi memaksimalkan perolehan sinyal dan koneksi. Adapun parameter antena diuji sebagai titik ukur kemampuan antena, Setelah pengujian dan analisa data diperoleh bahwa parameter yang diuji berupa pola radiasi, beamwidth, gain dan transfer data. Pertama kali yang akan diukur adalah level sinyal maksimum yang diperoleh tanpa menggunakan antena Yagi. Pengukuran antena dilakukan pada dua tempat yang berbeda. Jarak pertama antara tempat pengukuran dengan BTS ±5,57 km dan yang kedua ±5755,2 meter. Kata kunci: Antena Yagi, Gelombang Elektromagnetik. 1. Pendahuluan Antena merupakan salah satu elemen penting di dalam terselenggaranya hubungan komunikasi nirkabel antara dua user atau lebih yang ingin berkomunikasi. Perkembangan komunikasi data beberapa tahun belakangan yang kian pesat membutuhkan perkembangan perangkat fisik yang mampu menjadikan jembatan komunikasi antara satu perangkat komunikasi dengan yang lainnya. Dengan semakin bertambahnya pemakaian handphone semakin besar pula kebutuhan akan pentransferan data dari satu terminal ke terminal yang lain yang dipisahkan oleh jarak yang semakin jauh sehingga penggunaan jaringan kabel menjadi kurang efisien. Kondisi di atas menghasilkan suatu konsep baru yang disebut 3G(Third Generation). 2. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang mempunyai sifat listrik dan sifat magnet secara bersamaan. Gelombang radio merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik pada spektrum frekuensi radio. Transmisi gelombang elektromagnetik di ruang adalah sebagai gelombang transversal. Gelombang dikarakteristikkan oleh panjang gelombang dan frekuensi. Panjang gelombang (λ) memiliki hubungan dengan frekuensi (ƒ) dan kecepatan (ν) yang ditunjukkan oleh Persamaan 1 : (1) Kecepatan (ν) bergantung pada medium. Ketika medium rambat adalah hampa udara (free space), maka : v = c = 3 x 10 8 m/s (2) 2.1 Parameter Antena Parameter-parameter antena digunakan untuk menguji atau mengukur performa antena yang akan digunakan. Berikut penjelasan beberapa parameter antena yang sering digunakan yaitu direktivitas antena, gain antena, pola radiasi antena, polarisasi antena, beamwidth antena dan bandwidth antena. 2.1.1 Direktivitas Antena Directivity dari sebuah antena atau deretan antena diukur pada kemampuan yang dimiliki antena untuk memusatkan energi dalam satu

atau lebih ke arah khusus. Antena dapat juga ditentukan pengarahnya tergantung dari pola radiasinya. Dalam sebuah array propagasi akan diberikan jumlah energi gelombang radiasi. Elemen dalam array dapat diatur sehingga akan mengakibatkan perubahan pola atau distribusi energi lebih yang memungkinkan ke semua arah (omnidirectional). Suatu hal yang tidak sesuai juga memungkinkan. Elemen dapat diatur sehingga radiasi energi dapat dipusatkan dalam satu arah (unidirectional) [1]. Direktivitas antena merupakan perbandingan kerapatan daya maksimum dengan kerapatan daya rata-rata. Seperti pada Persamaan 3[2]. (3) 2.1.4 Beamwidth Antena Beamwidth adalah besarnya sudut berkas pancaran gelombang frekuensi radio utama (main lobe) yang dihitung pada titik 3 db menurun dari puncak lobe utama [5]. Besarnya beamwidth adalah sebagai berikut[5] : Dimana : B = 3 db beamwidth (derajat) = frekuensi (GHz) d = diameter antena (m) (5) 2.1.2 Gain Antena Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel [2]. Gain dari sebuah antena adalah kualitas nyata yang besarnya lebih kecil dari pada penguatan antena tersebut yang dapat dinyatakan pada Persamaan 2.4[3]. Gain = G = k. D (4) Dimana : k = efisiensi antena, 0 k 1 2.1.3 Pola Radiasi Antena Pola radiasi antena atau pola antena didefinisikan sebagai fungsi matematik atau representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi dari koordinat. Pada sebagian besar kasus, pola radiasi ditentukan di luasan wilayah dan direpresentasikan sebagai fungsi dari koordinat directional [3]. Pola radiasi antena adalah plot 3 dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena [4]. Pola Radiasi Antena meliputi : a. Pola Radiasi Antena Unidirectional b. Pola Radiasi Antena Omnidirectional Gambar 1 Beamwidth Antena Gambar 1 menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu lobe utama (main lobe,nomor 1), lobe sisi samping (side lobe, nomor dua), dan lobe sisi belakang (back lobe, nomor 3). Half Power Beamwidth ( HPBW) adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titiktitik ½ daya atau -3 db atau 0.707 dari medan maksimum pada lobe utama. First Null Beamwidth (FNBW) adalah besar sudut bidang diantara dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol. 2.1.5 Bandwidth Antena Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemancar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 Bandwidth Antena

Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan bandwidth antena. Misalnya sebuah antena bekerja pada frekuensi tengah sebesar f C, namun bandwidth ini juga masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f 1 (di bawah f C ) sampai dengan f 2 (di atas f C ), maka bandwidth antena tersebut adalah : 2.2 Antena Yagi (6) Antena Yagi terdiri dari tiga bagian yang mempunyai fungsi tersendiri, yaitu : 1. Driven adalah titik catu dari kabel antena, biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang (0,5 λ) dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima. 2. Reflektor adalah bagian belakang antena yang berfungsi sebagai pemantul sinyal, dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven. Panjang driven biasanya adalah 0,55 λ (panjang gelombang). 3. Direktor adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang director akan menambah gain antena, namun akan membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit. Semakin banyak jumlah director, maka semakin sempit arahnya. 3.1 Komponen Antena Yagi Komponen antena yagi terdiri atas perlengkapan dan peralatan. Berikut perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam rancang bangun antena yagi : 1. Pipa Aluminium Pipa alumunium ini berfungsi sebagai driven element pada pencatu. Panjang pipa alumunium driven element mempunyai panjang 35 cm dan diameter 0.5 cm, dapat dilihat pada Gambar 5. 2. Besi Gambar 5 Pipa Alumunium Besi berfungsi sebagai mounting antena dan penyangga driven element. Besi yang digunakan untuk mounting berukuran 2 inci dan untuk penyangga driven element berukuran 15.3 cm dan diameter 1 inci. Besi dirancang untuk dapat menyangga antena dan driven element. Gambar 6 memperlihatkan gambar besi yang digunakan. 3. Langkah Pengerjaan Antena Yagi Langkah yang dilakukan setelah selesai pengumpulan teori dan informasi yang dibutuhkan adalah membuat perancangan dari teori yang diperoleh mengenai dimensi dan bentuk antena yagi digambarkan oleh Gambar 4. 3. Baut Gambar 6 Besi Penyangga Baut berfungsi sebagai pelekat antara antena dengan mounting. Baut yang akan digunakan berukuran 10. Gambar 7 memperlihatkan baut yang digunakan untuk perancangan antena. Gambar 4 Model Antena Yagi Gambar 7 Baut

4. Kabel Koaksial Kabel koaksial berfungsi sebagai penghubung antara antena dengan handphone. Kabel koaksial yang digunakan berukuran 75Ω dengan panjang 30 cm. Gambar 8 memperlihatkan kabel yang digunakan untuk perancangan antena. 6. Baut box driven element ke pipa alumunium pada tiang penyangga untuk diletakkan pada reflektor. Gambar 10 memperlihatkan gambar driven element yang telah dirakit. 5. Induktor Gambar 8 Kabel Koaksial Induktor berfungsi sebagai penghasil induktansi pada handphone. Indoktor ini diletakkan pada ujung kabel koaksial. Gambar 9 memperlihatkan induktor yang dipakai dalam perancangan antena. Gambar 10 Driven Element Antena Yagi 3.2.2 Pembuatan Reflektor Antena Langkah kerja pembuatan reflektor antena: 1. Potong plat alumunium sesuai dengan yang telah diperhitungkan. 2. Berdirikan pipa alumunium yang telah diletakkan driven element sesuai dengan ukuran yang diperhitungkan. Gambar 11 memperlihatkan gambar driven element dan reflektor yang telah di hubungkan. Gambar 9 Induktor 3.2 Perakitan Antena Yagi Sebelum proses perakitan dimulai, seluruh peralatan yang dibutuhkan sudah disiapkan. Ada dua tahap dalam perakitan antena yagi, meliputi pembuatan driven element antena, pembuatan reflektor antena. 3.2.1 Pembuatan Driven Element Langkah kerja pembuatan driven element antena : 1. Potong pipa alumunium sesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan. 2. Lengkungkan pipa alumunium sampai terlihat terbagi dua dengan panjang dan jarak yang telah di perhitungkan. 3. Letakkan pipa pada box dan ikat memakai baut. 4. Potong kabel koaksial dengan ukuran yang telah diperhitungkan. 5. Hubungkan kabel koaksial ke ujung-ujung pipa alumunium. Gambar 11 Driven element dan reflektor antena yagi 4. Persiapan Pengukuran dan Pengujian Persiapan pengujian antena meliputi persiapan peralatan dan handphone pendukung. Peralatan yang disiapkan meliputi : a. Antena Yagi b. Kabel Koaksial c. Handphone d. Tempat Peletakan Antena Dan Busur 4.3 Pengukuran Pola Radiasi Sebelum melakukan pengukuran pola radiasi, hal yang harus dilakukan adalah menanyakan kepada pihak provider polarisasi antena pemancar. Pada pengukuran pertama posisi BTS Telkomsel yang akan dituju berada pada jarak ± 5.57 km. Gambar 12 menunjukkan

perakiraan jarak dengan menggunakan MCOM 4.1. Gambar 12 Perakiraan Jarak Pengukuran ke BTS Dengan Menggunakan MCOM 4.3 Gambar 13 menunjukkan perakiraan jarak pengukuran kedua dengan menggunakan Google Earth. Untuk menentukan jarak pada software yang digunakan dengan cara membuka option ruler. Pada pengukuran pertama dan pengukuran kedua memiliki 2 software yang berbeda. Gambar 13 Perkiraan Jarak Pengukuran ke BTS Dengan Menggunakan Google Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa BTS yang dituju terletak pada jalan pembangunan sedangkan antena terletak pada Departemen Teknik Elektro yang memiliki jarak ±5755,2 meter. Langkah langkah pengukuran pola radiasi yaitu dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Rangkai semua peralatan seperti pada Gambar 14. Gambar 14 Rangkaian Pengukuran 2. Buka menu tekan options lalu tekan status pada handphone. 3. Setelah terlihat status, putar antena setiap 10 0 searah jarum jam. 4. Setelah selesai, ulangi pengukuran sebanyak empat kali untuk mendapatkan ketepatan pembacaan. 5. Simpan hasilnya. Tabel 1 Data Rata-Rata Hasil Pengukuran Tidak Menggunakan Antena Yagi Sudut ( 0 ) Sinyal Diterima Sinyal ternormalisasi 0-105 0 10-108 -3 20-103 -15 30-101 -22 40-105 -26 50-101 -28 60-101 -26 70-101 -22 80-98 -15 90-98 -12 100-96 -16 110-94 -12 120-104 -27 130-105 -25 140-102 -28 150-102 -26 160-106 -22 170-104 -26 180-106 -26 190-102 -25 200-101 -20 210-105 -26 220-101 -22 230-98 -16 240-92 -13 250-98 -15 260-89 -12 270-87 -12 280-86 -12 290-105 -26 300-102 -24 310-105 -27 320-98 -25 330-85 -15 340-75 0 350-75 0

Tabel 2 Data Rata-Rata Hasil Pengukuran Menggunakan Antena Yagi Sudut ( 0 ) Sinyal Diterima Sinyal ternormalisasi 0-77 0 10-78 -1 20-92 -15 30-101 -24 40-105 -28 50-101 -24 60-101 -24 70-101 -24 80-92 -15 90-90 -13 100-92 -15 110-92 -15 120-104 -27 130-105 -28 140-101 -24 150-101 -24 160-101 -24 170-101 -24 180-105 -28 190-104 -27 200-101 -24 210-105 -28 220-101 -24 230-92 -15 240-90 -13 250-91 -14 260-89 -12 270-87 -10 280-87 -10 290-105 -28 300-100 -23 310-105 -28 320-101 -24 330-94 -17 340-79 -2 350-78 -1 adalah 25 dbi pada pukul 09.00 WIB, 30 dbi pada pukul 12.30 WIB, 30 dbi pada pukul 16.30 dan pada Pukul 19.00 WIB adalah 23 dbi. Hal ini juga menunjukkan bahwa memperpanjang diameter dan kedalam antena Yagi memberikan penambahan penguatan yang sangat besar. 2. Antena yagi memiliki pola radiasi terarah dengan beamwidth yang cukup sempit sebesar 31 0 agar mendapatkan level sinyal maksimal. 6. Ucapan Terimakasih Ucapan terima kasih kepada Drs.A.Zulkifli Lubis M.Sc dan Siti Hajar Panggabean selaku orangtua penulis, juga Rahmad Fauzi, ST. MT, Ali Hanafiah Rambe, ST. MT, Ir. M. Zulfin, MT, dan Maksum Pinem, ST. MT selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan paper ini, serta teman-teman penulis yang sudah memberikan dukungan selama pembuatan paper ini. 7. Daftar Pustaka 1. Kraus, John D. 2002, Antennas, Third Edition, McGraw-Hill Book Company, New York, hal 2, 23, 24. (A) 2. Utomo, Pramudi, 2008. Teknik Telekomunikasi Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Jakarta, Hal 127, 3. Anonim, 30 April 2010, Karakter Antena, http://id.wikipedia.org/wiki/antena_(radio) 4. Wowok, 2008, Antena Wireless Untuk Rakyat. Penerbit Andi: Yogyakarta. Hal 14-16. 21, 79-80 5. Balanis, Constantine A. 2005, Antena Theory Analysis and Design. Third Edition. John Wiley & Sons Inc: New Jersey. Hal 28 5. Kesimpulan Dari hasil yang didapat maka ditarik kesimpulan : 1. Antena yagi dapat memberikan peningkatan sinyal sebesar 31 dbi pada jarak ±5,57 km sedangkan pada Lantai 4 Departemen Teknik Elektro pada jarak ±5755,2 meter