CAMPURAN TANAH LEMPUNG DAN FLY-ASH SEBAGAI PENGGANTI BENTONITE UNTUK INSTRUMENTASI TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH PADA SOIL CEMENT

PENGARUH KADAR SEMEN TERHADAP SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO - SURABAYA

PENGARUH CAMPURAN SEMEN DALAM PEMBUATAN SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO-SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT)

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN STABILIZING AGENTS SERBUK KACA DAN SEMEN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

STUDI TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN ROAD TECH 2000 TERHADAP SIFAT SIFAT TANAH EKSPANSIF

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

Pengaruh Siklus Basah Kering terhadap Kekuatan Geser dan Ekspansivitas Campuran Kaolin Montmorillonit - Pasir

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Transkripsi:

CAMPURAN TANAH LEMPUNG DAN FLY-ASH SEBAGAI PENGGANTI BENTONITE UNTUK INSTRUMENTASI TANAH James Fransisco Tandiary 1, David Halim 2, dan Johanes I. Suwono 3 ABSTRAK : Inclinometer adalah salah satu instrumentasi tanah yang dipasang di lubang bor untuk memonitoring gerakan tanah akibat desakan dari suatu pembebanan. Sela antara Inclinometer dengan dinding lubang bor biasanya diisi dengan Grout Cement Bentonite. Penelitian ini bertujuan untuk menggantikan grout tersebut dengan campuran fly-ash pada tanah setempat. Campuran dicoba dengan beberapa persentase fly-ash pada tiga sample tanah yang diambil dari daerah Tandes, Margomulyo dan Pakuwon Indah. Hal yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah besarnya modulus deformasi inisial E i serta undrained shear strength campuran. Campuran dengan kadar 40% - 50% mendapatkan undrained shear strength yang menyamai standard dari Slope Indicator for Inclinometers. KATA KUNCI : Inclinometer, Cement Bentonite, Fly-ash. 1. PENDAHULUAN Inclinometer adalah salah satu instrumentasi tanah yang dipasang di dalam untuk memonitoring gerakan tanah akibat desakan dari suatu pembebanan. Inclinometer System ditanam dalam lubang bor yang dibuat terlebih dahulu. Sela antara instrument dengan dinding lubang bor biasanya diisi dengan Grout Cement Bentonite. Cement Bentonite digunakan sebagai grout untuk menahan Inclinometer System di dalam lubang bor sehingga Inclinometer System dapat bergerak dan mengikuti sesuai dengan kondisi tanah yang ada. Ada Standard Mix untuk membuat Grout Cement Bentonite. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian guna menggantikan bahan tersebut, salah satu bahan yang memungkinkan yang dapat menggantikan fungsinya adalah campuran tanah lempung+air dengan fly-ash. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menggantikan fungsi bentonit dalam penggunaannya sebagai grout pada alat-alat instrumentasi tanah. 1.1. Rumusan Masalah Bagaimana cara membuat campuran tanah lempung dengan campuran fly-ash agar mempunyai modulus elastisitas yang sama dengan campuran bentonit semen? 1.2. Tujuan Penelitian Membuat grout tanah lempung yang cukup lunak dan sehingga alat-alat instrumentasi tanah di dalam lubang bor dapat bergerak sesuai dengan kondisi tanah yang ada 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, jamesfranstan@gmail.com 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, dv.halim@gmail.com 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, jsuwono@petra.ac.id 1

.1.3. Ruang Lingkup 1. Instrumentasi tanah yang ditinjau hanya Inclinometer 2. Cement Bentonite sesuai standar Slope Indicator for Inclinometers 3. Campuran tanah lempung + air dengan fly-ash 4. Tanah lempung yang digunakan tanah daerah Margomulyo, Tandes, dan Pakuwon Indah 5. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Unconfined Compression Test untuk mendapatkan nilai Modulus Elastisitas (E) dan Strength (Su) 2. LANDASAN TEORI Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung mineral monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu Na-bentonit dan Ca-bentonit. Na-bentonit dimanfaatkan sebagai filler lumpur bor, sedangkan Cabentonit dipakai sebagai bahan penyerap. Inclinometer adalah salah satu instrumentasi tanah yang dipasang di dalam untuk me-monitoring gerakan tanah akibat desakan dari suatu pembebanan. Menurut Hanna (1985), Inclinometer sendiri terdapat 2 jenis yang sering dijumpai yaitu Probe Inclinometer dan Fixed In-place Inclinometer. Menurut Mikkelsen (2002), semen bentonite adalah salah satu material yang paling universal untuk digunakan sebagai backfilling untuk lubang bor. Campuran bentonite grout yang hanya terdiri dari air dan bentonit saja bisa saja tidak stabil oleh karena itu digunakanlah semen untuk mengurangi sifat expansive yang dimiliki campuran ketika campuran semen bentonit mencapai initial set. Grout semen bentonit lebih mudah digunakan dibandingkan dengan grout bentonit dengan air saja, dikarenakan lebih mudah untuk mengatur temperature, ph, dan kebersihan dari air untuk campuran. Aturan mix design menurut Slope Indicator for Inclinometers dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Cement-Bentonite Grout Mix for Inclinometers Slope Indicator (http://www.slopeindicator.com) Aplikasi Grout Untuk Tanah Grout Untuk Tanah Keras dan Sedang Material Berat Rasio Berat Berat Lunak Rasio Berat Air 30 Galon 2.5 75 Galon 6.6 Semen Portland Bentonit 11.34 Kg / Catatan 42.64 Kg 1 42.64 Kg 1 25 lbs Kuat tekan 28 dari mix ini ± 100 psi, 0.3 17.69 Kg/ 39 lbs 0.4 Kuat tekan 28 dari mix ini ± 4 psi, 3. METODOLOGI PENELITIAN Tanah sampel untuk percobaan diambil di daerah Tandes, Margomulyo, Pakuwon Indah. Tanah tersebut akan dicampur dengan air dan fly-ash dan dibuat beberapa macam campuran sebagai berikut: campuran tanah Margomulyo dengan fly-ash dan air, campuran tanah Pakuwon dengan fly-ash dan air dan campuran tanah Tandes dengan fly-ash dan air. Membuat grout bentonit yang sesuai dengan Grout Mix Standard Slope Indicator for Inclinometers yang nantinya akan digunakan sebagai pembanding untuk membandingkan nilai Modulus Elastisitas (E) antara campuran tanah dengan campuran bentonit. Dalam 2

hal ini modulus yang digunakan adalah Modulus Initial yang masih dalam bagian elastis. Fly-ash yang digunakan sebagai bahan campuran berkadar 40% dan 50% dari berat kering total benda uji. Untuk mempermudah digunakan Tabel 2 untuk memperjelas. Tabel 2 Kode Untuk Campuran Tanah Campuran Kode Tanah Tandes + Fly-ash + Air Tanah Margomulyo + Fly-ash + Air Tanah Pakuwon + Fly-ash + Air Bentonite Cement TF MF PF BC Campuran Tanah Kadar Fly-ash TF 50% 50% TF 40% 40% MF 50% 50% MF 40% 40% PF 50% 50% PF 40% 40% Pada tahap pertama dilakukan pengambilan tanah dari Tandes, Margomulyo dan Pakuwon barat pada kondisi disturbed dan diteliti soil properties-nya (Liquid Limit, Plastic Limit) kemudian tanah dimasukkan kedalam oven, didinginkan kemudian ditumbuk dan disaring, kemudian mencampur serbuk tanah dengan air dan fly-ash sesuai dengan kadar yang diinginkan. Adukan masing-masing campuran dimasukkan ke dalam mold UC sebanyak 60 buah berdiameter 3.6cm dan tinggi 7.2cm. Pada tahap kedua dilakukan pembuatan Grout Cement Bentonite sesuai dengan Slope Indicator for Inclinometer. Pertama campuran air dan semen diaduk terlebih dahulu kemudian dicampurkan bentonit sesuai dengan standard Slope Indicator. Adukan tersebut kemudian dimasukkan kedalam mold UC sebanyak 8 buah yang berdiameter 3.6cm dan 7.2cm. Pada tahap ketiga dilakukan pengujian tanah percobaan dan bentonit dengan menggunakan Unconfined Compression Test. 4. PEMBAHASAN Tanah asal diambil dari lokasi dalam keadaan disturbed. Sampel tanah tersebut kemudian dibawa ke laboratorium dan diteliti soil propertiesnya. Soil properties yang diteliti di laboratorium meliputi plastic limit, liquid limit dan unconfined strength. Hasil dari penelitian karakteristik tanah asal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Tanah Tanah LL(%) PL(%) γ(t/m 3 ) γ dry (t/m 3 ) Tandes 115.6 35.4 1.52 1.023 Margomulyo 125.6 37.2 1,6 1.0054 Pakuwon 114.3 43.7 1.705 1.211 3

Su (Kg/cm 2 ) Tabel 4. Nilai Su dari Pengujian UC Test Kadar Su (Kg/cm²) No Campuran Sampel Flyash 7 14 21 28 (%) 1 TF 50% 1 50% 0,079 0,116 0,142 0,163 2 50% 0,074 0,100 0,133 0,136 2 TF 40% 1 40% 0,012 0,029 0,040 0,046 2 40% 0,009 0,017 0,034 0,044 3 MF 50% 1 50% 0,057 0,089 0,103 0,130 2 50% 0,051 0,111 0,111 0,130 4 MF 40% 1 40% 0,004 0,017 0,021 0,023 2 40% 0,003 0,015 0,020 0,022 5 PF 50% 1 50% 0,055 0,073 0,088 0,111 2 50% 0,058 0,080 0,095 0,083 6 PF 40% 1 40% 0,004 0,012 0,020 0,025 2 40% 0,004 0,009 0,015 0,024 7 BC 1-0,079 0,120 0,142 0,168 2-0,085 0,114 0,134 0,166 Pada Tabel 4 menunjukkan hasil nilai Su 7, 14, 21 dan 28 setelah pembuatan benda uji untuk masing-masing campuran tanah dan campuran bentonit. Pada Gambar 1 menunjukkan nilai Su untuk semua campuran baik campuran tanah dengan fly-ash dan air dan campuran Bentonit dengan semen terhadap waktu. 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 10 20 30 Umur (Hari) Gambar 1. Nilai Su terhadap Waktu TF 50% TF 40% MF 50% MF 40% PF 50% PF 40% BC Dari Tabel 4 dapat dilihat adanya kenaikan kekuatan campuran baik campuran tanah dan campuran bentonit dari 7 hingga 28 pengetesan setelah pembuatan benda uji. Untuk semua campuran tanah dengan kadar fly-ash sebesar 40% baik tanah Tandes, Margomulyo dan Pakuwon memiliki nilai Su yang lebih kecil dari campuran tanah dengan kadar fly-ash sebesar 50%. tanah tandes dengan campuran 50% fly-ash pada 28 memiliki nilai Su sebesar 0.163 Kg/cm 2 yang mendekati nilai Su campuran Semen Bentonit pada 28 yaitu sebesar 0.168 Kg/cm 2. Sedangkan campuran lainnya memiliki nilai Su lebih kecil dari campuran tanah Tandes dengan fly-ash 50%. Campuran tanah Tandes dan fly-ash 50% pada 28 mempunyai kuat tekan maksimum sebesar 4.25 psi (0.2992 kg/cm 2 ) yang mendekati syarat campuran Slope Indicator for Inclinometers yaitu sebesar 4 psi (0.2813 kg/cm 2 ). Sedangkan campuran tanah Margomulyo dan fly-ash 50% pada 28 mempunyai kuat tekan 3.42 psi (0.2408 kg/cm 2 ) dan campuran tanah Pakuwon dan fly-ash 50% pada 28 mempunyai kuat tekan 2.77 psi (0.195 kg/cm 2 ). 4

E i (Kg/cm 2 ) Campuran tanah dan fly-ash 40% pada 28 mempunyai kuat tekan yang lebih rendah dibandingkan dengan syarat kuat tekan Slope Indicator. Untuk campuran tanah Tandes dan fly-ash 40% memiliki kuat tekan maksimum sebesar 1.27 psi (0.089 kg/cm 2 ), untuk campuran tanah Margomulyo dan fly-ash 40% sebesar 0.7 psi (0.049 kg/cm 2 ), sedangkan campuran tanah Pakuwon dan fly-ash 40% sebesar 0.64 psi (0.045 kg/cm 2 ) pada 28. Hasil tersebut jauh dibandingkan dengan syarat Slope Indicator Grout mix for Inclinometers yaitu sebesar 4 psi. Nilai E i untuk semua campuran baik campuran tanah dan campuran bentonite ditunjukkan dalam Tabel 5 dan Gambar 2. Tabel 5. Nilai Ei Kadar E i (Kg/cm²) No Campuran Fly-ash (%) 7 14 21 28 1 TF 50% 50% 5.26 7.7 10.5 14.38 2 TF 40% 40% 0.99 1.66 2.817 4.42 3 MF 50% 50% 4.88 5.44 9.42 12.88 4 MF 40% 40% 0.71 1.33 2.18 3 5 PF 50% 50% 4.52 4.8 6.6 9.79 6 PF 40% 40% 0.64 1.055 2.283 2.5 7 BC - 7.313 8.8 13.4 15.1 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa campuran tanah Tandes dengan 50% fly-ash pada 28 memiliki nilai E i yang mendekati nilai E i campuran semen bentonit. Sedangkan campuran tanah Margomulyo dan tanah Pakuwon dengan 50% fly-ash pada 28 memiliki nilai E i yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai E i semen bentonit. Untuk campuran tanah Tandes, Margomulyo dan Pakuwon dengan 40% fly-ash pada 28 menunjukkan nilai E i yang lebih kecil dibandingkan dengan campuran tanah Tandes, Margomulyo dan Pakuwon dengan 50% fly-ash 16 14 12 10 8 6 4 2 0 TF 50% TF 40% MF 50% MF 40% PF 50% PF 40% BC Campuran 7 Campuran 21 Campuran 14 Campuran 28 Gambar 2. Hasil Ei Terhadap Waktu 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data yang dilakukan, dihasilkan beberapa kesimpulan yaitu kenaikan Strength untuk UC test pada umur 7, 14, 21, dan 28 untuk semua campuran baik tanah+air+fly-ash maupun cement 5

bentonite menunjukkan kenaikan. Fly-ash memiliki peranan penting untuk menambah kekuatan Strength dari campuran tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fly-ash sebanyak 50% terhadap campuran Tanah memiliki kekuatan lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan fly-ash sebanyak 40% terhadap campuran Tanah dan memiliki perbedaan kekuatan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah lokal dapat menggantikan fungsi Cement Bentonite sebagai grout untuk instrumentasi tanah Inclinometer. 5.2. SARAN Dilanjutkan untuk instrumentasi tanah Piezometer. 6. DAFTAR REFERENSI Mikkelsen, P.Erik. (2002). Geotechnical Insturmentation News. Cement-Bentonite Grout Backfill for Borehole Instruments. Hanna, Thomas.H. (1985). Field Instrumentation in Geotechnical Engineering.Trans Tech Publications, Germany. Slope Indicator. (2002). Grout Mixes for Inclinometers, <http://www.slopeindicator.com/support/supporthome.php> (Juni 6, 2016) 6