BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam ( Nigella

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak biji klabet (Trigonella foenumgraecum

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun widuri (Calotropis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 5 kali ulangan.

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

III. METODE PENELITIAN. Ilmu Pengetahuan Alam dan Laboratorium Biomolekuler Fakultas Kedokteran,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat pemeliharaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Coba Departemen

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley.

BAB II METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam ( Nigella sativa Linn.) terhadap kadar asam urat dalam urin dan gambaran histologi hepar pada mencit ( Mus musculus) jantan merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah mencit kontrol negatif (K -) yaitu kelompok mencit normal, kelompok mencit kontrol positif ( K+) yaitu mencit yang diinduksi potassium oxonate tanpa pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dan mencit yang diinduksi potassium oxonate yang diberi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dengan 3 dosis yang berbeda (K1,K2,K3). 3.2 Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini meliputi: 1. Variabel bebas: ekstrak biji jintan hitam ( Nigella sativa Linn.) dengan dosis yang berbeda (1,3 mg/ekor/hari; 2,6 mg/ekor/hari; 3,9 mg/ekor/hari). 2. Variabel terikat: kadar asam urat dalam urin dan gambaran histologi hepar mencit dengan parameter persentase kerusakan sel hepar. 3. Variabel kendali : mencit jantan galur Swiss Albino Mice umur 3-4 bulan dengan berat badan 20-30 gr. 35

36 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan April sampai Juni 2010. 3.4 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah mencit (Mus musculus) galur Swiss Albino Mice jenis kelamin jantan, umur 3-4 bulan dengan berat badan 20-30 gr sebanyak 25 ekor yang dibagi ke dalam lima kelompok sebagai berikut : K- : Mencit kontrol negatif (mencit normal), yaitu mencit yang tidak diinduksi potassium oxonate dan tanpa pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) K+ : Mencit kontrol positif, yaitu mencit yang diinduksi potassium oxonate tanpa pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) K1 : Mencit yang diinduksi potassium oxonate dan pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dosis 1,3 mg/ekor/hari K2 : Mencit yang diinduksi potassium oxonate dan pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dosis 2,6 mg/ekor/hari K3 : Mencit yang diinduksi potassium oxonate dan pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dosis 3,9 mg/ekor/hari

37 3.5 Alat dan Bahan 3.5.1 Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang hewan coba (bak plastik), sekam, kawat, tempat makan, tempat minum, erlenmeyer 50 ml, gelas ukur, gelas beker, kaca pengaduk, kertas saring, timbangan digital, ayakan tepung, corong Buchner, perangkat evaporator, UA test dan strip test, silet, alat pencekok oral (gavage), tabung ependorf, gelas objek, deck glass, mikrotom dan mikrokom. 3.5.2 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.), mencit jantan galur Swiss Albino Mice, pakan mencit (pellet), serbuk kayu, potassium oxonate, air PAM, alkohol 70%, pelarut ether, akuades, CMC ( Carboxyl Methyl Cellulose), etanol (50%, 70%, 75%, 80%, 90%, 96%), xyline, dan xilol. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Hewan Coba Sebelum penelitian dimulai, dipersiapkan tempat pemeliharaan hewan coba terlebih dahulu, yaitu kandang (bak plastik), sekam, tempat makan, tempat minum dan pakan mencit. Kemudian mencit diaklimasi di laboratorium selama 2 minggu.

38 3.6.2 Pembuatan Ekstrak Pembuatan ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Menyiapkan biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) b. Melakukan penyortiran dengan mengambil biji yang terbaik c. Mencuci biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) yang telah disortir dengan air mengalir d. Mengeringkan biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) yang sudah dicuci dengan cara diangin-anginkan e. Menghaluskan biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) yang telah kering dengan blender f. Menimbang menggunakan timbangan analitik g. Menambahkan ethanol 96% sebagai pelarut dan dibiarkan selama satu malam (± 24 jam) h. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 70 C (sesuai dengan titik didih ethanol) sampai diperoleh ekstrak kental 3.6.3 Perlakuan Pada Hewan Coba Mencit yang sebelumnya diaklimasi di laboratorium selama 2 minggu, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol mencit normal (tidak diinduksi potassium oxonate) dan kelompok mencit yang diinduksi potassium oxonate dengan dosis tunggal. Kadar asam urat tinggi (h iperurisemia) dibuat

39 dengan cara menginjeksikan secara intraperitonial potassium oxonate 300 mg/kg BB atau 6 mg/20gr BB pada mencit (Ariyanti, 2007). Kemudian dilanjutkan dengan pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dengan tiga dosis yang berbeda selama 30 hari dan selanjutnya dilakukan pengukuran kadar asam urat dalam urin dan pembedahan. 3.6.4 Penentuan Dosis Biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Balai Materia Medica, Batu. Untuk mengetahui dosis biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dengan cara mengkonversi dosis manusia ke mencit, pada penelitian Wahyudi (2002), menyatakan bahwa pengkonsumsian serbuk biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) oleh manusia setiap hari untuk pengobatan tradisional mulai dari 1/2 sendok teh per hari, sedangkan 1 sendok teh sebanding dengan 2 gram biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.). Berdasarkan angka konversi tersebut diperoleh dosis biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dalam bentuk serbuk dari manusia 70 kg ke mencit 20 g = 0,0026 (Kusumawati, 2004), maka dosis untuk mencit 20 g = 0,0026 1 g = 2,6 mg/ekor/hari. Pada penelitian ini menggunakan 3 dosis uji dengan menurunkan dan menaikkan dari dosis optimal menurut deret hitung: Dosis 1 (K1) Dosis 2 (K2) Dosis 3 (K3) = 1,3 mg/ekor/hari = 2,6 mg/ekor/hari = 3,9 mg/ekor/hari

40 Pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) untuk perlakuan, jumlah dosis yang diberikan dalam bentuk ekstrak ditambahkan dengan larutan pengemulsi Na-CMC 0,5% dengan langkah sebagai berikut: 1. Menimbang 500 mg Na-CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) 2. Menaburkan pada 10 ml akuades panas 3. Mengaduk sampai Na-CMC mengembang 4. Menambahkan akuades sampai volumenya 100 ml 5. Mengaduk hingga homogen dalam labu ukur Untuk sediaan kelompok kontrol positif hanya diberi suspensi Na-CMC 0,5% tanpa ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.). Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) diberikan pada mencit perlakuan setiap hari sesuai dengan dosis selama 30 hari. 3.6.5 Pengukuran Kadar Asam Urat Dalam Urin Pengukuran kadar asam urat dalam urin dilakukan dengan metode fotometrik menggunakan TBHBA (2,4,6 Tribromohidroxybenzoic acid) (Holzheim, 2008). Langkah-langkah yang dilakukan adalah seperti pada tabel 3.1: Tabel 3.1 Pengukuran Kadar Asam Urat Dalam Urin Blanko Sampel/standar Sampel/standar - 20 µl Aquades 20 µl - Monoreagen 1000 µl 1000 µl 1. Dicampur dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 20-25 ºC. 2. Dibaca absorbansinya terhadap reagen blanko.

41 3.6.6 Pembuatan Preparat Hepar 1. Tahap pertama adalah coating, dimulai dengan menandai gelas obyek yang akan digunakan dengan kikir kaca pada bagian tepi, lalu direndam dalam alkohol 70% minimal satu malam. Kemudian gelas obyek dikeringkan dengan tissue dan dilakukan perendaman dalam larutan gelatin 0,5% selama 30-40 detik per slide, lalu dikeringkan dengan posisi disandarkan hingga gelatin yang melapisi kaca dapat merata. 2. Tahap kedua, organ hepar yang telah disimpan dalam larutan formalin 10% dicuci dengan alkohol selama 2 jam dan dilanjutkan dengan pencucian secara bertingkat dengan alkohol yaitu dengan alkohol 90%, 95%, etanol absolut (3 kali), masing-masing selama 20 menit. 3. Tahap ketiga adalah proses infiltrasi yaitu dengan menambahkan parafin selama 30 menit. 4. Tahap keempat embedding, bahan beserta parafin dituangkan ke dalam wadah yang telah disiapkan dan diatur sehingga tidak ada udara yang terperangkap di dekat bahan. Blok parafin dibiarkan satu malam dalam suhu ruang, kemudian diinkubasi dalam freezer sehingga blok benar-benar keras. 5. Tahap pemotongan dengan mikrotom, cutter dipanaskan dan ditempelkan pada dasar blok sehingga parafin sedikit meleleh. Holder dijepitkan pada mikrotom putar dan ditata sejajar dengan mata pisau mikrotom. Pengirisan atau penyayatan diawali dengan mengatur ketebalan irisan. Untuk hepar dipotong 5 µm. Kemudian pita hasil irisan diambil dengan menggunakan

42 kuas dan dimasukkan air dingin untuk membuka lipatan lalu dimasukkan air hangat dan dilakukan pemilihan irisan yang terbaik. Irisan yang terbaik diambil dengan gelas obyek yang sudah dicoating lalu dikeringkan di atas hot plate. 6. Tahap diparafisasi, yaitu preparat dimasukkan ke dalam xylol sebanyak 2 kali 5 menit. 7. Tahap rehidrasi, preparat dimasukkan ke dalam larutan etanol bertingkat mulai dari etanol absolut (2 kali), etanol 95%, 90%, 80%, dan 70% masing-masing 5 menit. Kemudian preparat direndam dalam akuades selama 10 menit. 8. Tahap pewarnaan, preparat ditetesi dengan hematoxilin selama 3 menit atau sampai didapatkan hasil warna yang terbaik. Selanjutnya dicuci dengan air mengalir selama 30 menit dan dibilas dengan akuades selama 5 menit. Setelah itu preparat dimasukkan ke dalam pewarna eosin alkohol selama 30 menit dan dibilas dengan akuades selama 5 menit. 9. Tahap dehidrasi, preparat direndam dalam etanol bertingkat 80%, 90%, 95% dan etanol absolut (2 kali). 10. Tahap clearing, dilakukan dengan memasukkan preparat dalam larutan xylol 2 kali selama 5 menit, kemudian dikeringkan. 11. Tahap pengeleman dengan etellen. Hasil diamati di bawah mikroskop dan dipotret.

43 3.7 Teknik Pengambilan Data 3.7.1 Teknik Pengambilan Data Kadar Asam Urat dalam Urin Pengukuran kadar asam urat dalam urin mencit (Mus musculus) diambil setelah perlakuan ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.). Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Data Kadar Asam Urat Dalam Urin Mencit Kadar Asam Urat Dalam Urin (mg/dl) Perlakuan 1 2 3 4 K+ K1 K2 K3 K- 3.7.2 Teknik Pengambilan Data Kerusakan Hepar Mencit Histologis hepar mencit (Mus musculus) diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 40x10. Struktur mikroskopik hepar yang diamati adalah sel hepar (hepatosit) normal dan abnormal. Sel hepar abnormal meliputi nekrosis, karioreksis dan kariolisis. Sel hepar normal ditentukan dengan ciri-ciri inti sel jelas, sitoplasma terang, ukuran sel normal atau sel tidak mengkerut dan vena sentralis terlihat utuh (Rahayu, 2007). Sedangkan penentuan sel hepar abnormal adalah sebagai berikut: 1. Nekrosis dengan ciri-ciri inti sel tampak lebih gelap, bulat, homogen, dan lebih kecil dari nukleus normal karena terjadi kondensasi kromatin (piknotik). 2. Karioreksis dengan ciri-ciri inti sel pecah menjadi beberapa bagian kecil.

44 3. Kariolisis dengan ciri-ciri inti tampak samar-samar, besar, bulat dan berongga yang disebabkan oleh adanya disolusi kromatin (Tabbu, 1991 dalam Akhirunnisa, 2010). Data kerusakan sel hepar yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Data Persentase Kerusakan Hepar Mencit Kerusakan Hepar Mencit (%) Perlakuan 1 2 3 4 K+ K1 K2 K3 K- 3.8 Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji ANAVA satu jalur, uji BNJ (Beda Nyata Jujur) dan BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov menggunakan program SPSS, sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan k buah (k 2) varian populasi yang berdistribusi normal. Jika berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui data normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji ANAVA satu jalur.