BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal.

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) nasional, menyebabkan semakin terpuruknya posisi Indonesia dalam kancah persaingan global apabila tidak secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan berbagai keunggulan untuk menghadapi persaingan yang akan terus berkembang secara ketat dan semakin tajam. Oleh karena itu, era ini menuntut tenaga kerja sebagai sumber daya berkualitas yang mampu berkompetisi dalam bidang teknologi dengan bekal keahlian yang profesional di bidangnya supaya dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin kompleks. Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jalur pendidikan formal yang bertujuan untuk menyiapkan kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Sejalan dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang profesional, maka siswa SMK diharapkan mempunyai kesiapan untuk memasuki dunia kerja sehingga peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan serta sikap profesional dalam bidangnya. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menghadapi dunia kerja dinamakan kesiapan kerja aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pengembangan ketiga aspek kesiapan kerja tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar dalam hal ini praktik luar. Indra (2001: 125) mengemukakan bahwa Berbicara mengenai kualitas tenaga kerja di Indonesia, berarti sebagian besar objek pembicaraan ada pada kualitas para lulusan SLTA/SMK atau sederajat. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia sebagian besar adalah lulusan SLTA/SMK. Kehadiran SMK sekarang ini semakin didambakan masyarakat 1

karena materi baik teori maupun praktik di SMK bersifat aplikatif telah diberikan sejak dini sehingga lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja. Pada kenyataannya, kondisi SMK sampai tahun ini masih belum memiliki kualifikasi kemampuan seperti yang diharapkan oleh dunia kerja. Hingga saat ini telah terjadi kesenjangan antar lain berupa kemampuan lulusan yang belum sesuai standar kualifikasi dunia kerja dan jumlah lulusan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dunia kerja sehingga banyak terjadi lulusan SMK yang menganggur. Pada Agustus 2008 jumlah lulusan SMK Negeri dan swasta di Jawa Tengah antara 95% sampai dengan 100%,dari rentang kelulusan yang terserap ke lapangan kerja yang cocok dengan program keahliannya adalah 30% sampai dengan 50%. Hal inilah yang sering dianggap kelemahan dari SMK, yaitu kurang mampu menghasilkan tenaga kerja siap pakai untuk pihak industri. Kelemahan ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia kerja sehingga kesiapan kerja siswa menjadi kurang. Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kesiapan kerja sangatlah penting dimiliki oleh seorang siswa SMK karena siswa SMK merupakan harapan masyarakat untuk menjadi lulusan SMK yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya agar diterima di dunia kerja atau mampu mengembangkan melalui wirausaha. Faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa didapat dari siswa itu sendiri, sekolah dan masyarakat. Sulistyarini (2012) mengemukakan bahwa: Pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal belum merupakan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa lowongan kerja yang tidak terisi umumnya disebabkan oleh rendahnya kesiapan kerja atau keterampilan yang dimiliki lulusan kurang cocok dengan kebutuhan dunia kerja (hlm: 4). 2

3 Pengetahuan yang diperoleh dari suatu mata pelajaran kejuruan belum cukup digunakan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja sehingga diperlukan adanya pengalaman yang nyata dari dunia usaha melalui praktik kerja industri dan karakter psikologis yang dimiliki peserta didik yaitu locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang. Pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar (Sulistyarini, 2012:6). Pengalaman di dunia kerja sangat dibutuhkan oleh siswa pada saat mulai bekerja setelah lulus. Mengingat perkembangan jaman yang semakin maju, lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki kesiapan kerja agar bisa bersaing dalam dunia kerja. Upaya untuk mencetak tenaga kerja yang memiliki kesiapan kerja yang tinggi akan tercapai bila lulusannya memiliki kematangan atau penguasaan yang tinggi pula. Salah satu kematangan ini bisa dilihat dari pengalaman yang didapat selama menjalankan praktik kerja dunia industri. Hal itu senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu Hastuti (2012) yang menyatakan bahwa praktik kerja industri yang dilaksanakan di dunia industri memberikan kesempatan untuk menimba dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan menjadi terbuka bagi siswa sehingga pengalaman praktik kerja industri dapat menambah pengalaman bagi siswa. Siswa juga dapat melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan membandingkan pengetahuan teori yang diperolehnya dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya, di samping itu dapat membuka kesempatan untuk meraih pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya. Selain itu, Aditya Indra Putra (2009) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan praktik kerja industri akan mempercepat transisi siswa dari sekolah ke dunia industri, selain mempelajari cara mendapatkan pekerjaan juga belajar bagaimana memiliki pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat. Karena bakat dan minat akan mendorong individu untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan yang sesuai dengan minatnya. Pengalaman dalam hal ini yaitu pengalaman yang didapat commit setelah to melaksanakan user praktik kerja industri,

4 pengalaman kerja inilah yang akan menentukan minat siswa untuk untuk bekerja dengan kemampuan sendiri sehingga akan mandiri. Kegiatan praktik kerja industri ini memberikan manfaat yang besar bagi siswa karena praktik kerja industri yang dilaksanakan pada dunia usaha dapat memberikan pengalaman yang dapat membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. Selain itu, dengan adanya praktik kerja industri siswa dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat disekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK. Pada saat siswa melaksanakan praktik kerja industri, siswa dituntut untuk bersungguh-sungguh melakukan suatu pekerjaan agar mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika siswa tidak bersungguh-sungguh, siswa tidak akan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan siswa menjadi kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja setelah lulus dari SMK. Kesiapan Kerja juga dipengaruhi oleh karakter psikologis yaitu locus of control (LoC). Locus of control ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri atau faktor eksternal yang ada di luar dirinya yang dapat menentukan nasibnya. Perbedaan locus of cotrol pada seseorang ternyata dapat menimbulkan aspek-aspek kepribadian yang lain. Remaja yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian penguat apapun yang diterimanya (Raahmanto Aji, 2010: 3). Locus of control ini merupakan cara bagaimana seseorang mempersepsi dan meletakkan hubungan antara perilaku dirinya dengan konsekuensi-konsekuensi dan apakah ia menerima tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya (Suparno, 2011: 98). Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan Rahmanto Aji (2013) yang mengungkapkan bahwa tingginya locus of control internal dipengaruhi oleh perkembangan siswa kelas XII, yang berada pada tahap perkembangan operasional formal. Pada tahap pemikiran operasiona formal, remaja akan commit lebih memahami to user semua kejadian yang dialami

dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri atas apa yang terjadi. Remaja lebih yakin bahwa kehidupannya ditentukan oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu, untuk siswa yang memiliki locus of control internal tinggi maka kematangan karir yang dimiliki siswa juga semakin meningkat. Selain itu, Nanang Shonhadji (2009) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa kepribadian wirausaha yang tinggi akan cenderung menggunakan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini terjadi karena seorang wirausaha yang memiliki locus of control dan keinginan berprestasi yang tinggi akan cenderung dan terus berupaya secara aktif untuk mensukseskan usahanya, termasuk penggunaan informasi akuntansi dalam rangka untuk pengambilan keputusan. Kresnawan (2010) menyatakan bahwa: Siswa yang mempunyai locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan pemilihan pekerjaan. Sedangkan individu yang berorientasi pada locus of control eksternal percaya bahwa peristiwa yang terjadi di dalam hidupnya adalah karena nasib, keberuntungan, dan pengaruh orang lain (hal: 29). Individu yang memiliki locus of control eksternal kurang bisa bertanggung jawab, lebih mudah menyerah dan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Mereka lebih banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain dan lebih banyak mencari dan memilih situasi yang menguntungkan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian difokuskan pada pengaruh pengalaman praktik kerja industti dan locus of control 5 terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK dengan mengambil judul PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Implementasi praktik kerja industri yang kurang maksimal, hal ini tercermin dari sikap siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktik kerja industri. 2. Kurang memahami pentingnya pengalaman yang diperoleh siswa selama menjalankan praktik kerja industri. 3. Siswa belum dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat dan cita-citanya dengan jelas sehingga siswa belum dapat mengetahui masalah yang menjadi penghambat bagi kemajuan dirinya. 4. Kurangnya informasi pekerjaan yang didapat siswa sehingga mengakibatkan siswa kurang mengetahui keadaan pekerjaan yang akan dihadapi nanti. 5. Sebagian besar siswa memiliki locus of control yang kurang dapat dipertanggungjawabkan sehingga siswa sering bersikap pasrah dalam menghadapi suatu keadaan. 6. Siswa kurang berusaha untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam rangka pencapaian dari pekerjaan yang mereka inginkan. 7. Kesiapan kerja yang dimiliki siswa kurang maksimal karena adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan yang dimiliki dengan bidang keahlian yang siswa saat sekolah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian serta dapat menjawab permasalahan secara fokus dan mendalam, perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada pengalaman praktik kerja industri, locus of control dan kesiapan kerja. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut: 1. Praktik kerja industri (prakerin) yang dilaksanakan pada dunia usaha atau dunia industri dapat memberikan commit pengalaman to user dan sebagai wadah untuk

7 membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. 2. Locus of control merupakan keyakinan individu yang memandang bahwa peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (control internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya (control eksternal). 3. Kesiapan kerja yaitu keadaan mental dan emosi yang serasi pada seseorang dalam persiapannya menghadapi dunia kerja. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi serta pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013? 2. Adakah pengaruh locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013? 3. Adakah pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.

8 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan, pengetahuan tentang praktik kerja industri serta locus of control dengan kesiapan kerja siswa SMK. b. Dapat menjadi dasar bahan kajian penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang teori yang terkait dengan konsep dalam penelitaian ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Memberikan masukan pada guru tentang pentingnya pelaksanaan praktik kerja indutri dan penanaman locus of control pada siswa terutama locus of control internal untuk menumbuhkan kesiapan kerja siswa SMK sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun ke dunia usaha/dunia indutri. b. Bagi siswa. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa untuk memberikan pengetahuan dan motivasi memiliki locus of control terutama locus of control internal dalam belajar dan dalam melaksanakan praktik kerja industri. c. Bagi sekolah Untuk memberikan sumbangan berupa khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan praktik kerja industri, pengarahan untuk menumbuhkan locus of control dalam rangka untuk menumbuhkan kesiapan kerja siswa dalam memasuki dunia kerja