JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE KALMAN FILTER

PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN METODE KALMAN FILTER (Studi Kasus di Kota Semarang Tahun 2012)

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

Restu Tresnawati, Kurnia Endah Komalasari Puslitbang BMKG, Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran Jakarta Pusat

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

ANALISIS DERET BERKALA MULTIVARIAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER: STUDI KASUS CURAH HUJAN DI KOTA MALANG

PREDIKSI RETURN PORTOFOLIO MENGGUNAKAN METODE KALMAN FILTER

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun )

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP ABSTRAK

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB II LANDASAN TEORI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan Krigging pada 12 Stasiun di Bogor Periode Januari Desember 2014.

Program Studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP.

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

ANALISIS INTERVENSI DAN DETEKSI OUTLIER PADA DATA WISATAWAN DOMESTIK (Studi Kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta)

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

Model Vector Autoregressive-Generalized Space Time Autoregressive

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT PADA DERET BERKALA MUSIMAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

UNNES Journal of Mathematics

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

PEMODELAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SEASONAL PADA DATA JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA EMPAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

ESTIMASI DATA YANG HILANG DENGAN MENGGUNAKAN PROSES PENYARINGAN DALAM PEMODELAN DATA TIME SERIES

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATAWAN MENGGUNAKAN MODEL ARMAX DENGAN NILAI KURS DAN EKSPOR-IMPOR SEBAGAI FAKTOR EKSOGEN

PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) Hayuk Permatasari, Budi Warsito 2, Sugito 3

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

SKRIPSI. Oleh: RENGGANIS PURWAKINANTI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus: KA Argo Muria)

PERBANDINGAN AKURASI ENSEMBLE ARIMA DALAM PERAMALAN CURAH HUJAN DI KOTA BATU, MALANG, JAWA TIMUR

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER

Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input

Transkripsi:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 239-248 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN METODE KALMAN FILTER (Studi Kasus di Kota Semarang Tahun 2012) Tika Dhiyani Mirawati 1, Hasbi Yasin 2, Agus Rusgiyono 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3 Staff Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP ABSTRAK Data curah hujan sangat menarik untuk dikaji sebab curah hujan merupakan salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi iklim suatu wilayah dan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan manusia. Pada penelitian ini prediksi curah hujan dilakukan menggunakan metode Kalman Filter. Penerapan analisis Kalman Filter ditujukan untuk memodelkan dan meramalkan curah hujan di kota Semarang. Kalman Filter merupakan salah satu metode runtun waktu yang dapat digunakan dalam menentukan ramalan ke depan. Metode ini bekerja secara rekursif untuk meminimalkan ketidaktepatan dalam peramalan. Kalman Filter terdiri dari persamaan keadaan dan observasi. Hasil peramalan Kalman Filter terhadap curah hujan kota Semarang pada tahun 2012 mendekati data aktual sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan curah hujan dengan nilai peramalan tertinggi terdapat pada bulan Februari sebesar 406 mm dan curah hujan terendah pada bulan Juli sebesar 35 mm. Rata-rata curah hujan pada tahun 2013 di Kota Semarang adalah sebesar 196,25 mm. Kata kunci : Curah Hujan, Kalman Filter, Runtun Waktu ABSTRACT The rainfall data is very interesting to be studied because it is constitutes one of the biggest factor that influence the climate on a region and human life sector. In this studies, the rainfall prediction is utilized by Kalman Filter method. The implementation of Kalman Filter analysis in this research is used for modelling and forecasting rainfall in Semarang city. This method provide a recursive solution to minimize error. Kalman Filter consists of state equation and observation equation. The forecasting result in 2012 showed that the prediction is close to the current data whereas in 2013 it increase which the maximum rainfall is 406 mm happening in February and the minimum rainfall is 35 mm happening in July. Overall, the average rainfall in 2013 at Semarang city is 196,25 mm. Keywords : Rainfall, Kalman Filter, Time Series 1. PENDAHULUAN Menurut Dewantara (2012), cuaca dan iklim merupakan sebuah proses fenomena di atmosfer yang keberadaannya sangat penting dalam berbagai aktivitas kehidupan. Perhatian mengenai informasi cuaca dan iklim semakin meningkat seiring dengan meningkatnya fenomena alam yang tidak lazim terjadi atau biasa disebut dengan cuaca ekstrim yang sulit untuk dikendalikan dan dimodifikasi. Dampak yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim tersebut dapat diminimalisir dengan penyediaan informasi mengenai

peluang terjadinya cuaca ekstrim seperti prediksi curah hujan di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu, prediksi terjadinya gempa, angin kencang dan gelombang laut yang berpotensi mengakibatkan bencana alam. Data curah hujan sangat menarik untuk dikaji sebab curah hujan merupakan salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi iklim suatu wilayah dan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan manusia. Prediksi curah hujan dapat dilakukan dengan metode Kalman Filter. Metode ini digunakan untuk menyatakan suatu model runtun waktu yang ditampilkan dalam bentuk linier state space (Brockwell and Davis, 1991). Menurut Meinhold dan Singpurwala (1983), model, teknik, dan notasi dari Kalman Filter hampir sama dengan model regresi linier dan analisis runtun waktu. Perbedaannya terletak pada sifat rekursif yang ada pada Kalman Filter (Welch and Gary, 2001). Kalman Filter memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode lain seperti yang dijelaskan berikut 1. Proses estimasi menggunakan bentuk dari kontrol umpan balik (rekursif) yang dapat memperkecil nilai Mean Square Error (MSE) dan noise (Tresnawati.R., dkk, 2010). 2. Dapat terus diperbaharui dengan data terbaru sehingga nilai prediksi selalu update (Welch and Gary, 2001). 3. Mudah diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu karena sifatnya yang rekursif (Meinhold and Singpurwala, 1983). Selain memiliki berbagai keunggulan Kalman Filter juga memiliki kelemahan menurut Wei (2006) yaitu keberhasilan dalam mendapatkan hasil prediksi optimal bergantung pada ketepatan estimasi keadaan (state) awal pada data observasi terbaru. Pada penulisan tugas akhir ini akan diambil studi kasus untuk memprediksi jumlah curah hujan perbulan di kota Semarang dengan metode Kalman Filter. Sebelumnya data curah hujan diidentifikasi model ARIMA (p,d,q) untuk pembentukan model Kalman Filter. Setelah model pada Kalman Filter terbentuk, dilakukan peramalan pada data curah hujan perbulan di kota Semarang beberapa langkah ke depan. Data yang digunakan adalah data curah hujan di kota Semarang setiap bulannya dari tahun 2005 sampai dengan 2012 yang diambil dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Runtun Waktu Berdasarkan Makridakis et.al (1999), analisis runtun waktu mulai dikenalkan oleh George E.P.Box dan Gwilym M. Jenkins (1976). Dasar pemikiran runtun waktu adalah pengamatan sekarang tergantung pada satu atau beberapa pengamatan sebelumnya. Model runtun waktu dibuat karena secara statistik ada korelasi (dependensi) antar deret pengamatan. Untuk melihat adanya deret dependensi antar pengamatan, dapat melakukan uji korelasi antar pengamatan yang dikenal dengan Autocorrelation Function (ACF). Tujuan analisis runtun waktu antara lain memahami dan menjelaskan mekanisme tertentu, meramalkan suatu nilai di masa depan, dan mengoptimalkan sistem kendali. Analisis runtun waktu dapat diterapkan pada bidang ekonomi, bisnis, industri, teknik dan ilmu-ilmu sosial. Menurut Soejoeti (1987), misalkan Z 1, Z 2,..., Z t merupakan proses stokastik untuk runtun waktu diskrit. Proses tersebut disebut stasioner jika mean dan variansinya konstan untuk setiap titik t dan kovarian yang konstan untuk setiap selang waktu k JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 240

1. konstan untuk semua t 2. konstan untuk semua t 3. konstan untuk semua t dan semua k 0 adalah autokovariansi pada lag k. Ketidakstasioneran dalam runtun waktu dapat meliputi mean yang tidak konstan, varian yang tidak konstan ataupun keduanya (mean dan varian tidak konstan). Proses ketidakstasioneran dalam mean dapat diubah menjadi stasioner dengan melakukan pembedaan (differensi) yang tepat pada data. Jika proses runtun waktu tidak stasioner dalam varian maka dilakukan transformasi stabilitas varian. Persamaan umum model ARIMA (p,d,q) : dimana adalah operator stasioner AR dan adalah operator invertibel MA. Saat d = 0 proses dalam keadaan stasioner. Orde p,d,q didapatkan dari lag yang signifikan pada plot pada plot Autocorrelation Funtion(ACF) dan Partial Autocorrelation Funtion (PACF). 2.2 Kalman Filter Kalman Filter adalah sebuah metode bagian dari state space (ruang keadaan) yang dapat diterapkan dalam model prakiraan statistik. Sesuai dengan Wei (2006), metode ini menggunakan teknik rekursif dalam mengintegrasikan data pengamatan terbaru ke model untuk mengoreksi prediksi sebelumnya dan melakukan prediksi selanjutnya secara optimal berdasarkan informasi data di masa lalu maupun berdasarkan informasi data saat ini. Berdasarkan Welch and Bishop (2001), konsep Kalman Filter terdiri dari dua tahapan yakni peramalan dan pembaharuan. Pada tahap peramalan, dihasilkan nilai estimasi untuk keadaan (state) di waktu sekarang dan nilai kovarian error yang digunakan sebagai informasi estimasi awal untuk langkah selanjutnya. Tahap pembaharuan berfungsi sebagai korektor. Pada tahap ini dihasilkan pengukuran baru yang didapat dari nilai estimasi awal. Setelah kedua tahap terpenuhi, proses tersebut akan berulang kembali dengan nilai estimasi yang didapat dari tahap pengukuran digunakan sebagai informasi awal tahap peramalan yang kedua, begitu seterusnya hingga didapat nilai yang konvergen. Persamaan umum dari model Kalman Filter sesuai dengan Hamilton (1994) jika diberikan y t yang dinotasikan sebagai vektor berukuran (n x 1) variabel terobservasi pada waktu t, model dinamis untuk y t yang mungkin tidak teramati dapat dijelaskan pada vektor yang berukuran (r x 1). Representasi ruang keadaan untuk y diberikan pada persamaan berikut : Persamaan keadaan : Persamaan observasi : dimana : F : vektor keadaan berukuran (r x 1). : matriks parameter berukuran (r x r) pada persamaan keadaan. : matriks parameter berukuran (n x r) pada persamaan observasi. : vektor noise berukuran (r x 1) pada persamaan keadaan. : vektor noise berukuran (n x 1) pada persamaan observasi. JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 241

Q R r n : vektor dari variabel terobservasi berukuran (n x 1). : matriks varian kovarian berukuran (r x r) dari noise persamaan keadaan : matriks varian kovarian berukuran (n x n) dari noise persamaan observasi. : orde ARIMA dari data pengamatan. : jumlah variabel bebas pada data pengamatan Vektor dan harus mengikuti asumsi white noise dengan : Q, untuk t = E( ) = 0, lainnya dimana Q merupakan matriks berukuran (r x r). R, untuk t = E( ) = 0, lainnya dimana R adalah matriks berukuran (n x n). Vektor noise dan diasumsikan tidak berkorelasi dengan semua lag sehingga untuk semua t dan nilai E( ) = 0. 3. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan berupa data sekunder yang diambil dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang mengenai data curah hujan perbulan di kota Semarang dari tahun 2005-2012 yang digunakan sebagai variabel penelitian. Langkah analisis data yang akan dilakukan adalah : 1. Melakukan analisis stasioneritas pada data curah hujan dari tahun 2005-2011 dengan membuat plot runtun waktu, ACF, dan PACF. 2. Membentuk model ARIMA terbaik pada data curah hujan meliputi: a. Identifikasi model berdasarkan plot ACF dan PACF. b. Melakukan uji signifikansi parameter dan uji diagnostik meliputi normalitas residual dan uji asumsi independensi residual. c. Melakukan verifikasi model. 3. Membuat model ruang keadaan Kalman Filter meliputi : a. Membentuk sebuah fungsi pada ruang keadaan yang mewakili proses ARIMA terbaik dari data curah hujan Kota Semarang. b. Mengestimasi nilai awal parameter yang belum diketahui dari fungsi yang telah dibentuk. c. Melakukan pemfilteran dari data curah hujan dengan output parameter dari hasil fungsi yang telah diestimasi. d. Menghitung nilai residual, membuat plot hasil filtering dan plot normalitas residual. e. Melakukan prediksi curah hujan dari data yang telah difilter kemudian mencari batas atas dan bawah hasil prediksi. 4. Mengulangi langkah ke 3 untuk melakukan prediksi curah hujan Kota Semarang tahun 2013 dengan menambahkan data aktual tahun 2012. JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 242

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Data Curah Hujan Kota Semarang Data yang dianalisis dalam penelitian tugas akhir ini adalah data curah hujan di kota Semarang berupa data bulanan mulai dari Januari 2005 hingga Desember 2011 dengan deskripsi sebagai berikut. Tabel 1. Statistik Deskriptif Jumlah Curah Hujan Kota Semarang Januari 2005 Desember 2011 Tahun Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi 2005 81 324 205,33 91,83 2006 0 689 186,33 201,75 2007 1 689 155,50 127,44 2008 2 806 214,67 229,73 2009 25 552 182,58 158,80 2010 70 443 272,50 112,94 2011 0 402 153,67 123,16 4.2 Analisis Runtun Waktu Data Curah Hujan Langkah awal dalam analisis runtun waktu adalah membuat plot data yang terdiri dari plot runtun waktu, plot ACF dan plot PACF data curah hujan Kota Semarang dari Januari tahun 2005 Desember 2011. Berikut adalah plot plot runtun waktu, plot ACF dan plot PACF data curah hujan Kota Semarang dari Januari tahun 2005 Desember 2011: Gambar 1. Plot Runtun Waktu Data Curah Hujan Kota Semarang Januari 2005 Desember 2011 JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 243

Gambar 2. Plot ACF dan PACF Data Curah Hujan Kota Semarang Januari 2005 Desember 2011 Gambar 1 menunjukkan data curah hujan secara visual berfluktuasi tajam dan terdapat perubahan nilai di mean. Plot ACF pada Gambar 3 memperlihatkan adanya pola musiman yang berulang pada kelipatan 12. Hal ini menyebabkan data curah hujan harus didifferensi pada lag ke 12. Plot ACF dan PACF setelah differensi di lag 12 adalah berikut : Gambar 3. Plot ACF dan PACF Data Curah Hujan Kota Semarang Januari 2005 Desember 2011 Setelah Differensi Lag 12 Berdasarkan Gambar 3 plot ACF dan PACF menunjukkan data curah hujan telah stasioner setelah differensi di lag 12. Langkah selanjutnya adalah pemilihan model ARIMA terbaik seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Estimasi dan Uji Signifikansi Parameter Model Model Parameter T P-Value Keputusan ARIMA (0,1,1) 12 = 0,73614 8,46 < 0,0001 Signifikan ARIMA = - 0,05666 0,5107 0,5107 Tidak Signifikan (0,0,1) (0,1,1) 12 = 0,73208 8,10 < 0,0001 Signifikan = 0,23905 1,45 0,1517 Tidak Signifikan ARIMA (1,0,1) (0,1,1) 12 = 0,08957 0,75 0,4546 Tidak Signifikan = 0,71840 8,17 < 0,0001 Signifikan = -0,18853-1,07 0,2886 Tidak Signifikan ARIMA (0,0,1) (1,1,1) 12 = -0,06092-0,64 0,5223 Tidak Signifikan = 0,63746 4,69 < 0,0001 Signifikan = 0,24815 1,55 0,1269 Tidak Signifikan ARIMA = -0,21342-1,24 0,2178 Tidak Signifikan (1,0,1) (1,1,1) 12 = 0,10818 0,80 0,4286 Tidak Signifikan = 0,58797 4,28 < 0,0001 Signifikan JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 244

Hasil estimasi dan pengujian signifikansi parameter data curah hujan pada Tabel 2 menunjukkan ARIMA (0,0,0)(0,1,1) 12 merupakan model yang seluruh parameternya signifikan. Model tersebut memiliki juga memenuhi asumsi normalitas karena memiliki nilai p-value lebih besar dari α dan memenuhi uji independensi residual sehingga ARIMA (0,0,0)(0,1,1) 12 merupakan model terbaik dan memiliki bentuk dengan nilai Mean Square Error (MSE) 18927 dan Akaike Information Criterion (AIC) 915.4079. 4.3 Kalman Filter Persamaan Kalman Filter dibuat berdasarkan model terbaik ARIMA (0,0,0)(0,1,1) 12 yang direpresentasikan dalam bentuk ruang keadaan (state space) sehingga didapat persamaan Kalman Filter sebagai berikut Persamaan keadaan Persamaan observasi + Hasil prediksi curah hujan kota Semarang tahun 2012 dengan Kalman Filter diberikan pada Tabel 3 berikut Tabel 3. Hasil Prediksi Curah Hujan Kota Semarang Tahun 2012 Bulan Peramalan Curah Hujan (dalam mm) Batas Bawah Batas Atas JANUARI 368 131 604 FEBRUARI 426 192 660 MARET 225 0 459 APRIL 172 0 406 MEI 169 0 403 JUNI 113 0 347 JULI 39 0 273 AGUSTUS 61 0 295 SEPTEMBER 92 0 326 OKTOBER 145 0 379 NOVEMBER 246 12 480 DESEMBER 313 79 547 JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 245

Jumlah Curah Hujan Perbulan (mm) JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Selanjutnya nilai prediksi tersebut dibandingkan dengan nilai data curah hujan aktual tahun 2012 beserta dengan nilai error dan perhitungan MSE seperti berikut Tabel 4. Perbandingan Hasil Prediksi dengan Data Aktual Tahun 2012 Bulan Data Aktual (mm) Peramalan (mm) e i 2 e i JANUARI 490 368 122 14884 FEBRUARI 268 426-158 24964 MARET 218 225-7 49 APRIL 168 172-4 16 MEI 87 169-82 6724 JUNI 110 113-3 9 JULI 2 39-37 1369 AGUSTUS 0 61-61 3721 SEPTEMBER 3 92-89 7921 OKTOBER 266 145 121 14641 NOVEMBER 272 246 26 676 DESEMBER 328 313 15 225 Jumlah Error Kuadrat 75199 Terdapat beberapa perbedaan nilai antara data aktual dan hasil peramalan pada curah hujan di kota Semarang tahun 2012 dengan nilai MSE Grafik perbandingan data aktual dan prediksi curah hujan di tahun 2012 adalah seperti berikut 600 500 400 300 200 100 0 Grafik Perbandingan Data Aktual dan Prediksi Curah Hujan Tahun 2012 Tahun 2012 Peramalan 2012 Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai Aktual dan Hasil Peramalan JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 246

Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa hasil peramalan dari Kalman Filter tidak berbeda jauh dengan nilai data aktual sehingga dapat dikatakan model tersebut merupakan model yang baik. Oleh karena itu, model tersebut dilanjutkan untuk meramalkan curah hujan kota Semarang di tahun 2013 dengan cara yang sama. Perbedaaannya terletak pada jumlah inputan data. Data aktual curah hujan di tahun 2012 sebanyak dua belas data dimasukkan ke dalam matriks inputan sehingga data yang semula berjumlah delapan puluh empat menjadi sembilan puluh enam. Saat data aktual baru dimasukkan, maka proses rekursi terjadi sehingga didapatkan nilai peramalan baru untuk tahun 2013 sebagai berikut Tabel 5. Hasil Peramalan Curah Hujan Kota Semarang Tahun 2013 Bulan Peramalan (mm) Batas Bawah Batas Atas JANUARI 385 161 609 FEBRUARI 406 184 629 MARET 224 2 447 APRIL 172 0 394 MEI 159 0 381 JUNI 113 0 335 JULI 37 0 257 AGUSTUS 53 0 276 SEPTEMBER 81 0 303 OKTOBER 161 0 383 NOVEMBER 249 26 471 DESEMBER 315 92 537 Hasil prediksi curah hujan kota Semarang di tahun 2013 menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki curah hujan maksimum pada bulan Februari dengan jumlah curah hujan sebesar 406 mm sedangkan jumlah curah hujan minimum terjadi pada bulan Juli yakni sebesar 37 mm. Rata-rata curah hujan di tahun 2013 adalah sebesar 196,25mm. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model ARIMA terbaik untuk data curah hujan di kota Semarang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2011 digunakan untuk pembuatan model Kalman Filter terbaik adalah ARIMA (0,0,0) (0,1,1) 12. Peramalan yang dilakukan merupakan peramalan bulanan untuk 12 bulan ke depan. MSE dari hasil perbandingan prediksi curah hujan di tahun 2012 dengan data aktual adalah sebesar 6266,583. Hasil prediksi curah hujan kota Semarang di tahun 2013 menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki curah hujan tertinggi pada bulan Februari dengan jumlah curah hujan sebesar 385 mm sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli yakni sebesar 37 mm. Rata-rata curah hujan di tahun 2013 adalah sebesar 196,25 mm. JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 247

DAFTAR PUSTAKA Bain, L.J and Engelhardt, M. 1992. Introduction to Probability and Mathematical Statistics. Second Edition. Duxbury Press. California. Brockwell,P.J. and Davis, R.A. 1991. Time Series :Theory and Methods.Second Edition. Springer-Verlag, Inc. New York. Conover, W.J. 1980. Practical Nonparametric Statistics. Second Edition. John Wiley. New York. Dewantara, B.S. 2012. Peramalan Cuaca Tradisional. http://www.bagassdsite.blogspot.com/2012/10/peramalan-cuaca-tradisional.html [25 Oktober 2012] Hamilton, J.D. 1994. Time Series Analysis. Princeton University Press. New Jersey. Makridakis, S. et.al. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jilid 1 Ed ke-2. Suminto,H., penerjemah. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Meinhold, R.J. and Singpurwala, N. D. 1983. Understanding The Kalman Filter. The American Statistician. Volume 37 No. 2 : 123 127. American Statistical Association. Petris, G. 2010. An R Package for Dynamic Linear Models. Journal of Statistical Software. Volume 36 Issue 12. American Statistical Association. USA. Petris,G. and Petrone, S. 2011. State Space Models in R. Journal of Statistical Software. Volume 41 Issue 4. American Statistical Association. USA. Soejoeti, Z. 1987. Materi Pokok Analisis Runtun Waktu. Cetakan Pertama. Karunika. Jakarta. Tresnawati, R. dan Komalasari, K.E. 2011. Skenario Tenggang Waktu SST Nino 3.4 Terhadap Curah Hujan untuk Meningkatkan Akurasi Prediksi Kalman Filter. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Volume 12 No. 3 : 243 251. Puslitbang BMKG. Jakarta. Tresnawati, R., Nuraini, T.A, dan Hanggoro, W. 2010. Prediksi Curah Hujan Bulanan Menggunakan Metode Kalman Filter dengan Prediktor SST Nino 3.4 Diprediksi. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Volume 11 No. 2 : 106 115. Puslitbang BMKG. Jakarta. Wei, W.W.S. 2006. Time Series Analysis Univariate and Multivariate Methods. Second Edition. Pearson Education, Inc. US. Welch, G. and Bishop, G. 2001. An Introduction to the Kalman Filter. ACM Inc. JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 3, Tahun 2013 Halaman 248