BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar (PBM) itu terdiri dari tiga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU (Studi pada SD di UPTD Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan)

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Guru

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,..

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I ketentuan. umum pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB li KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti bautan, sifat, dan

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

II. TINJAUAN PUSTAKA. (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010: 175) menyatakan bahwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar (PBM) itu terdiri dari tiga komponen, yaitu Pengajar (Dosen, Guru, Instruktur dan Tutor), peserta didik yang belajar dan bahar ajar yang di berikan oleh pengajar. Peran pengajar sangat penting karena berfungsi sebagai komunikator, begitu pula peserta didik berperan sebagai komukikan. Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan proses pembelajran di sekolah, dari tangan guru peserta didik akan dibentuk sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Minat bakat kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik digali dan dikembangkan oleh guru, tanpa ada bantuan guru, minat bakat, kemampuan dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal. Dalam hal ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena perbedaan kemampuan dan potensi yang ada pada peserta didik antara satu dan yang lainnya tidak sama. Masing-masing mempunyai kemampuan dan potensi sendiri-sendiri, oleh sebab itu dalam pengembangan potensinya guru harus benar-benar jeli dalam memperhatikannya agar dapat tersalurkan dengan baik Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar. Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara peserta didik yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. Wrightman (Uzer Usman, 2009: 4) mengemukakan bahwa peranan 1

2 guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimun sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasi kompetensi (pedagogik, Profesional, sosial dan Kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru. Sertifikat pendidik yang diperoleh guru berlaku sepanjang yang bersangkutan melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Depdiknas. 2007: 5). Sertifikat pendidik ditandai dengan satu nomor registrasi guru yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Tujuan diadakannya sertifikasi guru dalam buku pembinaan dan pengembangan profesi Guru (Depdiknas. 2007: 3) adalah : 1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagi agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan nasional. 2. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan. 3. Peningkatan profesionalitas guru.

3 Prinsip sertifikasi guru yaitu dilaksankan secara objektif, transparan, akuntabel, berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan kesejahteraan guru, dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis dan jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah. Sasaran program sertifikasi guru ini adalah semua guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik sebagaimana diatur dalam UUGD Pasal 9. Berdasarkan jumlah peserta sertifikasi guru yang ditetapkan pemerintah, Ditjen PMPTK menyusun kuota sertifikasi untuk masing-masing Propinsi dan Kabupaten atau Kota. Berdasarkan kuota sertifikasi guru yang diterimanya, Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota melakukan seleksi internal dengan menggunakan skala prioritas dan kriteria yang telah disepakati, dan menetapkan guru peserta sertifikasi. Dalam buku Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Buku 1 tentang Pedoman Penetapan Peserta, kriteria urutan prioritas penetapan peserta adalah usia, masa kerja, golongan, beban mengajar, tugas tambahan, dan prestasi kerja (Achmad Dasuki et al. 2010: 19). Berdasarkan Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan untuk memeperoleh sertifikat pendidikan dilaksanakan melalui dua pola yaitu pola pertama melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portopolio dan pola kedua pemberian sertifikat pendidikan secara langsung dengan cara melalui verifikasi dokumen.

4 Sebagaimana dikemukakan oleh Muchlas Samani et al.(2010: 3) Portopolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu). Berdasarkan Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor dan guru yanhg diangkat dalam jabatan pengawasan satuan pendidikan. Pada pasal 2 ayat 2 huruf a menjelaskan tentang syarat mengikuti sertifikasi adalah telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) dan sedangkann pada huruf b menyatakan belum memenuhi klasifikasi akademik S-1 atau D-IV apabila sudah Mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru; atau mempunyai golongan IV/a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif serta dengan golongan VI/a. Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan memalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi yang dimaksudkan yaitu penilai dalam bentuk portopolio. Penilaian portopolio sebagaimana dimaksud merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan yaitu (Permendiknas, 2009 pasal 2 ayat 4) : a. Kualifikasi dan akademik b. Pendidikan dan pelatihan c. Pengalaman mengajar d. Perencanaan dan pelaksanaaan pembelajaran e. Penilaian dari atasa dan pengawas f. Prestasi akademik

5 g. Karya pengembangan profesi h. Keikuitsertaan dalam forum ilmiah i. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portopoli mendapatkan sertifikat pendidik. Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portopolio dapat menempuh dua cara yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portopolio agar mencapai nilai lulus, atau dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan ujian. Ujian yang dilaksanakan meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru mendapatkan sertifikat pendidik. Sedangkan guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru diberi kesempatan untuk mengulang ujian materi pendidikan dan pelatihan yang belum lulus. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik. Dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007, menyebutkan empat kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pegagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

6 pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodelogi keilmuannya. Kompetensi inti yang harus dimilki bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. b. Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (Civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition) dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills). c. Menunjukan manfaat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan informasi hasil yang penulis peroleh dari salah satu sempel sekolah menengah atas terdapat empat orang guru PKn. Tiga orang telah lulus sertifikasi, dua orang lulus melalui PLPG dan satu orang telah lulus dalam portopolio. Setelah prapenelitian dengan salah satu guru yang mengikuti PLPG, beliau mendapatkan stimulus dan termotivasi untuk terus meningkatkaan prestasi

7 diri, terutama dalam aspek kecerdasan kewarganegaraan melalui upaya penggalian berbagai informasi dari media massa, baik media cetak maupun elektronik dan ini berdampak terhadap peningkatan pengetahuan tentang kewarganegaraan. Tetapi tetap saja tidak bisa dipungkiri masih saja ada guru PKn yang sudah dinyatakan sebagai guru yang profesional masih tetap tidak ada perubahan seperti sebelum di sertifikasi. Seharusnya dengan adanya sertifikasi guru ini para guru PKn harus termotivasi untuk mengeluarkan ide-ide berilian dan inovatif dalam pembelajaran. Salah satu syarat guru profesional yakni sering membaca literatur dengan cara menyempatkan diri untuk membaca surat kabar, buku, majalah, menonton berita atau acara lain yang berisi Pendidikan Kewarganegaraan, serta membuka website internet. Membaca dan mengkaji literatur tentang pengembangan karya tulis ilmiah, terutama penelitian tindakan kelas. Meningkatnya keterampilan dalam memilih dan menggunakan metode yang lebih inovatif. Berangkat dari latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji sampai sejauh mana keberhasilan sertifikasi profesi keguruan yang diadakan oleh pemerintah untuk kemajuan guru. Penulis akhirnya mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut : PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERAHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL MENGAJAR GURU PKn (Studi Korelasi Terhadap Guru PKn SMA Se-Kabupaten Bandung)

8 B. RUMUSAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH Dalam penelitian ini penulis merasa perlu untuk merumuskan permasalahannya agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Secara umum yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kemampuan Profesional Mengajar Guru PKn.Dari rumusan diatas, penulis merinci kembali masalah tersebut menjadi empat sub permasalahan, sebagai berikut: a. Apakah terdapat hubungan antara sertifikasi guru dengan peningkatan kualitas kompetensi guru (pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional)? b. Seberapa besar pengaruh sertifikasi guru terhadap peningkatan kemampuan profesional mengajar guru PKn? c. Bagaimana bentuk peningkatan kualitas mengajar guru PKn antara yang lulus dalam portopolio dengan yang mengikuti PLPG? d. Seberapa besar kontribusi guru PKn yang lulus sertifikasi terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik? C. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Ada dua variabel yaitu :

9 1. Variabel Independen Variabel ini sering disebut juga variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas (X) ini adalah sertifikasi guru. 2. Variabel Depeden Variabel ini juga sering disebut variasi terikat. Variasi terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat (Y) yaitu peningkatan kemampuan profesional mengajar guru PKn Tabel 1.1 Variabel Idependen dan Variabel Depeden Variabel Idependen (X) Pengaruh Sertifikasi guru Variabel Depeden(Y) Peningkatan kemampuan profesional mengajar guru PKn D. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah diatas maka penulis mengemukakan beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu : 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sertifikasi guru terhadap peningkatan kemampuan mengajar guru PKn.

10 b. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara sertifikasi guru terhadap peningkatan kualitas kompetensi guru (pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional) c. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi guru PKn yang telah mengikuti sertifikasi terhadap pengingkatan prestasi belajar siswa. d. Untuk mengetahui perbedaan kualitas mengajar guru PKn yang lulus langsung dalam portopolio dengan yang mengikuti PLPG. 2. Tujuan Khusus a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan c. Meningkatkan profesionalitas guru d. Sejauh mana guru mempertahankan sebagai guru yang profesional setelah mendapatkan sertifikat guru profesional. E. Penelitian Ini Diharapkan Dapat Memberikan Manfaat Sebagai Berikut : 1. Secara Toeritis, Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan atau cakrawala penulis dalam sertifikasi guru Khususnya menjadi guru profesional demi kemajuan bangsa. 2. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi di antaranya : 1) Memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang kondisi Sertifikasi Guru saat ini yang dilakukan oleh pemerintah.

11 2) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, termasuk melakukan PTK 3) Untuk memotivasi khususnya penulis untuk lebih giat dalam mencari ilmu, yang nantinya bisa menjadi guru yang profesional. F. Definisi Operasional 1. Pengaruh adalah Hal yang menyebabkan sesuatu terjadi, baik secara langsung maupun tidak. Pengaruh bisa dirunut langkah mundur daru suatu dampak pada sesuatu yang terjadi tersebut. Jadi, pengaruh adalah logika terbalik dari suatu kejadian. 2. Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional (Martinis. 2009 : 2). 3. Kemampuan adalah kesanggupan atau kekuatan untuk berusaha dengan diri sendiri. 4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan (Martinis. 2009 : 211). 5. Mengajar adalah Segenap aktivitas kompleks yang dilalukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehinggga terjadi proses belajar. 6. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

12 mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Martinis. 2009 : 210). 7. PKn adalah Program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih siswa berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Nu man Sumantri (Komala Nurmalina & Syaifullah : 3). G. Hipotesis Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, arikunto 1998: 67). Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu : a. Terdapat pengaruh antara sertifikasi guru terhadap peningkatan kemampuan profesional mengajar guru PKn. b. Terdapat hubungan antara sertifikasi guru dengan peningkatan kualitas kompetensi guru. c. Terdapat perbandingan antara guru PKn yang lulus sertifikasi melalui portopolio dengan yang mengikuti PLPG. d. Terdapat kontribusi kemampuan profesional guru PKn yang telah dinyatakan lulus sertifikasi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

13 H. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode yang digunakan adalah metode Korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Studi Kolerasi adalah studi tentang hubungan variabel dalam suatu penelitian biasanya menguji tentang hubungan signifikansi, kontribusi, regresi, bivariat atau multi variat (Endang Danial et.al 2001: 64). Tujuan metode ini untuk melihat gambaran keberadaan hubungan antara suatu penomena yang satu dengan yang lain, faktor yang yang satu dengan yang lainnya baik satu faktor atau lebih. I. Teknik Penelitian Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Observasi Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian yaitu ke guru PKn Se-Kabupaten Bandung. b. Kuesioner Kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian secara tertulis berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden sesuai dengan masalah penelitian. Kuesioner disebut juga angket pertanyaan ini ada yang terbuka, ada yang tertutup, maka disebutlah angket terbuka dan tertutup ada campuran. Nasution (Endang Danial 2009:73)

14 c. Studi Literatur Studi literatur yaitu mempelajari dan mengkaji sumber-sumber bacaan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. J. Populasi Dan Sampel a. Populasi Sugiyono (2008: 80) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru PKn Se-Kabupaten Bandung yang sudah sertifikasi maupun yang langsung lulus portofolio ataupun yang mengikitu PLPG. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 81). Karena keterbatasan penulis, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil sembilan sekolah menengah atas yaitu SMAN 1 Baleendah, SMAN 1 Banjaran, SMAN 1 Soreang, SMAN I Margahayu, SMAN I Margaasih, SMAN I Dayeuhkolot, SMAN I Pangalengan, SMAN I Cicalengka dan SMAN I Katapang. Dalam penelitian ini, penulis mengunakan random sampling yaitu mengambil sebagian populasi yang dianggap representatif untuk dijadikan sampel penelitian.