KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 131/KN/76 TAHUN 1976 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 130/KN/76 TAHUN 1976 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PERTEMUAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 137 TAHUN 1987 PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA

Kegiatan Pramuka. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 032 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 018 TAHUN 1991 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 020 TAHUN 1991

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN MENGAJAR ( RM )

Pramuka Garuda Penegak

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN

Tata Upacara Pramuka Penegak

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2017

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 238 TAHUN 1961 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBENTUKAN SAKA ADYASTA PEMILU

A. PENDAHULUAN Kembali kepada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan!!!

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA

LEMBAR PENILAIAN PRAMUKA GARUDA GOLONGAN SIAGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

DEWAN KERJA PRAMUKA T DAN D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

Materi Pengetahuan Umum Pramuka

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA TARUNA BUMI

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 231 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 54 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PELAKSANAAN GALANG PRAMUKA BERPRESTASI 2018 KREASI MEMBANGUN GENERASI

JADWAL KEGIATAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) KWARTIR RANTING TUNGKAL ILIR TANGGAL 29 NOV S.D 04 DES 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PANDUAN Bimbingan Pramuka di Sekolah Dasar

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

Transkripsi:

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang Mengingat : 1. bahwa dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, khususnya sistem beregu, kepada para pemimpin regu dan wakil pemimpin regu perlu diberi bekal pengetahuan dan pengalaman melalui geladian pimpinan regu, sehingga mereka dapat mengelola dan memimpin regunya dengan baik 2. bahwa agar geladian pimpinan regu itu dapat diselenggarakan dengan baik, perlu dikeluarkan petunjuk penyelenggaraan geladian pimpinan regu : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961, Juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1971 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.045/KN/74 tahun 1974 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 3. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1974, di Manado, Sulawesi Utara Memperhatikan : 1. Saran-saran Ketua Kwartir Nasional Harian/Sekretaris Jendral Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 2. Saran-saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama : Petunjuk penyelenggaraan geladian pimpinan regu penggalang, sebagai tercantum dalam lampiran surat keputusan ini Kedua : Mengintruksikan kepada KWARDA-KWARDA dan KWARCAB-KWARCAB untuk mendorong dan membantu para pembina pramuka melaksanakan dengan giat geladian pimpinan regu penggalang Ditetapkan di : Jakarta. Pada tanggal : 8 April 1978 Ketua Nasional Gerakan Pramuka Ketua M. Sarbini Letjen TNI

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG BAB I PENDAHULUAN Pt. 1. Umum a. Berdasarkan anggaran dasar gerakan pramuka pasal 9, gerakan pramuka melakukan usaha untuk mencapai tujuannya sebanyak mungkin dengan praktek dan secara praktis, dengan menggunakan sistem among dan atas prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan. Salah satu prinsip dasar metodik tersebut adalah sistem beregu b. Berdasarkan anggaran rumah tangga gerakan pramuka pasal 34 dan 37, maka sistem beregu harus dilaksanakan supaya anak didik memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin, belajar mengurus, belajar mengorganisir, dan bertanggung jawab, belajar mengatur diri, menempatkan diri dan bekerja, serta belajar bekerjasama dan kerukunan c. Dalam menerapkan sistem beregu, Pembina pramuka dan pembantu Pembina pramuka harus berusaha untuk dapat menyerahkan pimpinan sebanyak mungkin kepada anak didik dengan menggunakan sistem among. Salah satu saran untuk menerapkan sistem among tersebut adalah geladian pimpinan regu, untuk selanjutnya disebut dianpinru Pt. 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud dari petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk memberikan pedoman kepada kwartir dan satuan pramuka dalam menggunakan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, khususnya penggunaan sistem beregu dalam tingkat penggalang, sebagai pemberian bekal kepada pemimpin regu penggalang dan wakil pemimpin regu penggalang b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar usaha mencapai tujuan gerakan pramuka, seperti yang tercantum dalam anggaran dasar gerakan pramuka, bab II pasal 4 Pt. 3. Ruang Lingkup Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi : a. Pengertian b. Tujuan, maksud dan sasaran c. Bentuk geladian pimpinan regu d. Penyelenggaraan geladian pimpinan regu e. Peserta geladian pimpinan regu f. Metode g. Isi geladian pimpinan regu h. Pembiayaan i. Penutup Pt. 4. Dasar Petunjuk penyelenggaraan ini disusun berdasarkan : a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, Bab II Pasal 9 b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Bab V Pasal 34 dan 37 c. Keputusan Musyawarah Majelis Permusyawaratan Pramuka, Tahun 1970 di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur d. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1974, di Manado, Sulawesi Utara BAB II PENGERTIAN, TUJUAN DAN SASARAN Pt. 5. Pengertian a. Dianpinru adalah salah satu usaha pelaksanaan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, khususnya penggunaan sistem beregu dalam pasukan penggalang b. Dianpinru adalah sarana pemberian geladian atau latihan bagi pemimpin regu dan wakil pemimpin regu penggalanguntuk :

1) Mengembangkan kepemimpinan 2) Meningkatkan kecakapan, ketrampilan dan kemampuan dalam tehnik kepramukaan 3) Menanamkan kesadaran akan tugas dan kewajiban sebagai pemimpin regu atau wakil pemimpin regu yang semuanya itu diperlukan sebagai bekal untuk mengelolah dan memimpin regunya dan membina kerjasama yang baik dalam pasukannya c. Dianpinru merupakan sarana bagi para Pembina pramuka dan pembantu Pembina pramuka untuk menerapkan sistem among, yaitu memberi kepercayaan dan tanggung jawab kepada para pemimpin regu dan wakil pemimpin regu, untuk bersama-sama belajar mengelolah dan memimpin regunya Pt. 6. Tujuan Tujuan dianpinru adalah : a. Membentuk pemimpin regu dan wakil pemimpin regu yang baik dan cakap b. Mendorong para pembina pramuka dan pembantu pembina pramuka menerapkan system among dan system beregu sebaik-baiknya c. Memberi latihan praktek secara praktis kepada para pemimpin regu dan wakil pemimpin regu penggalang, dalam usaha mempraktekkan system beregu sebagai bekal untuk mengelola dan memimpin regunya, serta membina kerjasama yang baik dalam pasukannya Pt. 7. Sasaran Sasaran dianpinru adalah agar para pemimpin regu dengan dibantu oleh para wakil pemimpin regunya mampu : a. Mengelola dan memimpin regunya b. Menyelenggarakan administrasi dan keuangan regunya c. Merencanakan, melaksanakan dan mengadakan penilaian atas program kerja serta acara latihan dan kegiatan regunya d. Membuat laporan tentang pelaksanaan program kerja dan kegiatan regunya e. Meningkatkan mutu kecakapan, ketrampilan dan kemampuan dirinya sendiri dan anggota regunya f. Membina kerjasama yang baik dalam pasukannya g. Bermusyawarah secara aktif dalam dewan penggalang di pasukannya, untuk mewakili regunya BAB III PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU Pt. 8. Bentuk Dianpinru a. Dianpinru dilaksanakan dalam bentuk latihan atau kegiatan praktek secara praktis, dengan memberikan sekedar teori secara praktis pula, guna menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan tersebut b. Dianpinru dapat dilaksanakan : 1) Tanpa bermalam, diadakan beberapa kali latihan dalam jangka waktu tertentu 2) Dengan bermalam ditenda dalam perkemahan atau dalam asrama c. Penyelenggaraan dianpinru dapa diadakan : 1) Satu kali atau beberapa kali pada hari minggu atau hari lain di luar hari latihan pasukan 2) Satu kali atau beberapa kali persami (perkemahan sabtu minggu) 3) Dalam perkemahan atau dalam asrama, selama 3 sampai 5 hari berturut-turut dalam liburan sekolah Pt. 9. Pemisahan a. Dianpinru diselenggarakan secara terpisah antara dianpinru untuk penggalang putera dan puteri b. Dimana perlu, dengan persetujuan majelis pembimbing yang bersangkutan, dapat diadakan kegiatan tertentu secara bersama dalam dianpinru, antara para penggalang putera dan puteri c. Apabila kegiatan tersebut diselenggarakan dalam perkemahan atau asrama maka harus dijamin bahwa tempat bermalam pramuka penggalang putera dan puteri terpisah cukup jauh, sedangkan masing-masing dipimpin dan dibawah tanggungjawab pembina yang bersangkutan

Pt. 10. Kewajiban dan Wewenang a. Penyelenggaraan dianpinru adalah menjadi kewajiban dan wewenang : 1) Pembina penggalang atas nama pembina gugusdepan untuk dianpinrutingkat pasukan atau gugusdepan 3) Kortan atas nama kwarcabnya (dalam hal ini andalan cabang yang ditunjuk) untuk dianpinru tingkat kecamatan b. Kwarcab berkewajiban untuk menyelenggarakan latihan dan penataran bagi para pembina penggalang dan para pembantu pembina penggalang tentang cara menyelenggarakan dianpinru dan cara menyajikan acaranya. Penyelenggaraan latihan dan penataran tersebut, diatur dalam petunjuk penyelenggaraan tersendiri c. Pembina penggalang dan para pembantunya, sewaktu-waktu dapat menyelenggarakan dianpinru tingkat pasukan atau gugusdepan, sesuai dengan kepentingan dan rencana tahunan pasukan dan gugusdepan d. Kwarcab, dalam hal ini kortan dapat menyelenggarakan dianpinru ditingkat kecamatan, berdasarkan program kerja kwarcab, atau kepentingan permintaan gugusdepangugusdepan di wilayahnya Pt. 11. Organisasi a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dari dianpinru ini, maka apabila dipandang perlu dapat dibentuk panitia penyelenggara yang wajib memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan menyelesaikan dianpinru dengan tetib dan penuh tanggungjawab, tanpa mengurangi tujuan dan sasaran dianpinru tersebut dalam pt.6 dan 7 b. Panitia yang disusun secara sederhana itu, dapat terdiri dari para Pembina pramuka, orang tua/wali pramuka, atau anggota dan tokoh masyarakat setempat, yang diharapkan mampu memberikan bantuan tenaga, pikiran atau fasilitas lainnya guna menyelenggarakan dianpinru tersebut c. Apabila dibentuk panitia penyelenggara seperti tersebut dalam pt.11.a dan b maka panitia penyelenggara ini bertanggungjawab kepada yang mengangkatnya, yaitu : 1) Pembina gugusdepan untuk dianpinru ditingkat pasukan/gugusdepan 2) Kwarcab melalui kortan yang bersangkutan untuk dianpinru tingkat kecamatan d. Pelaksanaan latihan dan kegiatan teknis sebagai acara dalam dianpinru dibebankan kepada suatu team yang terdiri dari para Pembina dan pembantu Pembina penggalang yang bersangkutan dan jika perlu dapat minta bantuan kepada : 1) Para Pembina pramuka dan pembantu Pembina pramuka lainnya 2) Para pramuka penegak dan para pramuka pandega 3) Orang-orang lain dari dalam ataupun dari luar gerakan pramuka, yang karena keahliannya dapat diiukut sertakan untuk latihan atau kegiatan dalam dianpinru e. Salah seorang anggota team pelaksana tehnis dianpinru ditunjuk sebagai ketuanya yang diatur secara bergilir, sehinga sebanyak mungkin Pembina atau pembantu Pembina penggalang mendapat kesempatan untuk memimpin atau membantu pelaksanaan dianpinru Pt. 12. Penilaian dan Laporan a. Penilaian atas penyelenggaraan dianpinru dilakukan oleh : 1) Penyelenggara 2) Peserta 3) Orang lain yang bersangkutan b. Segera setelah selesai dianpinru, penyelenggara harus segera menyusun laporan dan pertanggung jawaban tentang penyelenggaraan dianpinru terutama mengenai : 1) Kesulitan dan hambatannya 2) Usaha mengatasiinya 3) Perkembangannya 4) Kesimpulan dan saran untuk penyempurnaan kegiatan yang akan datang c. Laporan serta pertanggungjawaban tentang perlengkapan, sumbangan dan fasilitas lainnya perlu disampaikan kepada kwartir dan semua fihak yang bersangkutan Pt. 13. Susunan Peserta a. Peserta dianpinru terdiri dari : 1) Para pemimpin regu dan wakil pemimpin regu penggalang 2) Para calon pemimpin regu dan para calon wakil pemimpin regu penggalang yang ditugaskan oleh pembinanya b. Peserta dianpinru disusun dalm beberapa regu, dengan pemimpin regu dan wakil pemimpin regu yang dipilih diantara peserta dalam regu itu, yang selanjutnya diatur

secara bergilir sehingga semua peserta pernah mengalami menjadi pemimpin regu atau wakil pemimpin regu 1. Regu-regu tersebut disusun pula dalam beberapa pasukan penggalang, yang masingmasing dibina oleh pembina pramuka penggalang dengan dibina oleh beberapa orang pembina lain yang bertindak sebagai pembantu pembina penggalang Pt. 14. Jumlah Peserta a. Peserta dianpinru untuk tingkat gugusdepan dapat terdiri dari satu orang atau lebih, sesuai dengan jumlah pemimpin regu dan wakil pemimpin regu dalm pasukan penggalang di gugusdepan yang bersangkutan b. Peserta dianpinru ditingkat kecamatan terdiri dari 40 sampai 80 orang yang dihimpun dalam 1 atau 2 pasukan c. Untuk dayaguna dan tepatgunanya, tiap-tiap pasukan terdiri tidak lebih dari 5 regu @ 8 orang = 40 orang BAB IV METODA DAN KEGIATAN/LATIHAN Pt. 15. Metoda Kegiatan dan latihan dalam dianpinru dilaksanakan dalam bentuk praktek secara praktis, dan dengan menggunakan metode dan system: a. Ceramah yang dilakukan dengan banyak memberi pertanyaan dan kesempatan bertanya b. Musyawarah dalam wadah dewan penggalang c. Diskusi d. Pemecahan persoalan e. Pengumpulan data dan gagasan secara cepat f. Peran berperan g. Penampilan, peragaan dan pameran h. Berganti pangkalan i. Darmawisata, widya wisata, dan karya wisata j. Kerja kelompok k. Penggunaan alat Bantu pandang dengar dan alat peraga lainnya l. Pencatatan pelaporan dan penilaian m. Wawancara n. Penggalakan (stimulans) o. Tak terduga dan menakjubkan (surprise) p. dan sebagainya Pt. 16. Latihan Mata latihan dalam diapinru terdiri dari teori dan latihan praktek secara praktis yang meliputi : a. Kegiatan keagamaan dan santapan rokhani b. Memahami dan mengamalkan pancasila serta jiwa dan nilai-nilai 45 c. Mengenal lingkungan masyarakat negara dan pemerintah RI berdasarkan pancasila d. Mengenal dan mecintai seni budaya daerah atau nasional adat istiadat dan lain-lainnya e. Disiplin pribadi dan semangat/jiwa regu/pasukan f. Sejarah kepramukaan (secara sederhana) g. Organisasi regu pasukan gugsdepan dan kwartir cabang h. Administrasi regu dan pasukan i. Dewan penggalang j. Peranan pemimpin regu dan peranan regu dalam pasukan k. Sistem beregu l. Merencanakan mempersiapkan melaksanakan membuat evaluasi dan laporan kegiatan regu m. Cara melatih anggota regu dalam melaksanakan SKU dan SKK n. Perkemahan dengan segala hal ikhwalnya o. Api unggun dan nilai-nilai pendidikan p. Pengetahuan gizi, menyusun menu dengan empat sehat lima sempurna, dan memasak untuk regu q. Jenis upacara dalam pasukan dan gugusdepan r. Mengenal tanaman dan hewan yang berguna dan yang merusak/membahayakan s. Mengenal cuaca dan tanda-tanda alam

t. Kelestarian alam u. Kegiatan hastakarya berhasilguna (produktif) v. Latihan olahraga ketrampilan ketangkasan dan ketahanan mental w. Kegiatan lainnya Pt. 17. Pelaksanaan Kegiatan dan latihan tersebut dalam pt.16 diatas diselenggarakan : a. Secara bertahap sesuai dengan keperluan dan kepentingan b. Secara beraneka ragam (variasi), menarik dan meningkat dan dapat ditambah atau dikembangkan sesuai dengan perkembangan anak masyarakat setempat dan kemajuan zaman c. Dalam suasana persaudaraan akrab menyenangkan namun bersungguh-sungguh d. Secara jujur dan disiplin Pt. 18. Tindak Lanjut a. Selesai mengikuti dianpinru kepada semua peserta diberikan surat keterangan sebagai tanda telah mengikuti dianpinru yang digunakan sebagi tanda penghargaan atau kenangkenangan b. Kepada semua pihak yang telah memberi batuan dalam bentuk apapun untuk penyelenggaraan dianpinru tersebut hendaknya diberikan tanda terima kasih oleh penyelenggara sesuai dengan kemampuannya BAB V PEMBIAYAAN Pt. 19. Usaha Biaya Biaya penyelenggaraan dianpinru diusahakan dengan : a. Prinsip berdikari dan gotong royong dari semua unsure yang bersangkutan yaitu para peserta sendiri Pembina pramuka anggota majelis pembimbing kortan kwarcab dan lainlainnya b. Bantuan masyarakat atau pemerintah setempat c. Hasil usaha dana d. Hemat serta mengingat dayaguna dan tepatguna Pt. 20. Laporan dan Pertanggungjawaban Selesai kegiatan dianpinru penyelenggara harus segera membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan dan perlengkapan yang telah digunakan sesuai pt.11.c dan pt.12.c BAB VI PENUTUP Pt.21. Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh kwartir nasional gerakan pramuka Jakarta, 23 Maret 1977 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ketua M. Sarbini Letjen TNI