HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, PEKERJAAN IBU, DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENGKOL KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Fiji Claudia Pandean*, Adisti A. Rumayar*, Woodford B. S Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa ada makanan tambahan kepada bayi 6 sampai 12 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pendidikan, pekerjaan, dukungan suami dan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study, dengan melibatkan 162 responden. Data yang dapat dianalisis secara univariat dan bivariat. Data primer didapatkan dari kuesioner dan data sekunder dari Profil Puskesmas Bengkol. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square α= 0,05 CI= 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nilai p value untuk hubungan variabel pendidikan dan pemberian ASI yaitu 0,000; hubungan variabel pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif yaitu 0,000. Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI. ABSTRACT Exclusive breastfeeding is giving only breast milk to infants without any extra food to infants 6 to 12 months. This study aims to determine whether there is a relationship between education, employment, and family with husband support exclusive breastfeeding in the region of sub-district health centers Bengkol Mapanget Manado City. This research is a quantitative research with cross sectional study, involving 162 respondents. The data can be analyzed by univariate and bivariate. Primary data obtained from questionnaires and secondary data from Puskesmas Profile Bengkol. The statistical test used was chi-square test α = 0.05 CI = 95%. %. These results indicate that there is a p value for the variable relationship education and exclusive breastfeeding is 0,000; variable relations job with exclusive breastfeeding is 0.000. %. These results indicate that there is a p value for the variable relationship of education and the provision of exclusive breastfeeding is 0,000; variable relations job with exclusive breastfeeding is 0.000. Key Word: Education, Employment, Support Husband and Family, exclusive breastfeeding.
PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) telah mengkaji lebih dari 3000 penelitian yang menunjukkan pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu yang paling optimal dalam pemberian ASI, berdasarkan pada bukti ilmiah bahwa ASI mencukupi kebutuhan gizi bayi dan pertumbuhan bayi lebih baik. Untuk itu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama enam bulan. Menurut Riskesdas 2013 Indonesia menunjukan bahwa presentase bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah 30,2%. Sesuai dengan target nasional yaitu 80%, berdasarkan data riskesdas kondisi ini sangatlah jauh dari target yang di tetapkan. Disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah (Depkes, 2011). Saat mengevaluasi praktek pemberian ASI eksklusif di 139 negara, Unicef menyampaikan temuan bahwa hanya 20% dari negara-negara yang diteliti mempraktekkan pemberian ASI ekslusif pada lebih dari 50% bayi yang ada. Selebihnya 80% dari negara-negara tersebut melakukan pemberian jauh lebih rendah dari 50%. UNICEF juga menyebutkan bahwa bayi yang diberi susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya, resiko itu 25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif (Hidayanti, 2011). Berdasarkan data rekapitulasi yang di peroleh di puskesmas bengkol mengenai pemberian ASI jumlah bayi yang menerima pemberian ASI hanya 95 bayi dari 270 bayi. Di puskesmas bengkol tidak mencapai targetang di tetapkan indonesia yaitu 80%, berdasarkan data yang di dapat 35% yang memberikan ASI. Berdasarkan latar belakang yang ada dan penelitian-penelitian diatas yang pernah dilakukan maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk mendapatkan angka pemberian ASI eksklusif terhadap karakteristik ibu yaitu pendidkan ibu, pekerjaan ibu, dukungan suami dan keluarga yang mempengaruhi pemberiannya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study atau potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskemas Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan, yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado. Populasi yang diperoleh ada sebanyak 270 orang. Penentuan jumlah sampel penelitian dengan menggunakan rumus mane (Suryono,2011) n = N N.d 2 +1 responden. yaitu 162
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA (50,6%) dan yang paling sedikit dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak (6,2%). Menurut Zakiyah (2012) bahwa semua Ibu dengan berpendidikan tinggi berpeluang 4 kali lebih besar memberikan ASI Ekslusif dibandingkan dengan Ibu yang berpendidikan rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat di lihat bahwa dari 162 responden ada 99 orang responden (61,1 %) yang tidak memiliki pekerjaan, dan sebanyak 63 responden (38,90%) memiliki pekerjaan. Dari 162 responden sebanyak 53 responden memiliki dukungan suami yang baik dan 109 responden memiliki dukungan suami yang kurang. dukungan keluarga selain suami seperti ibu mertua dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif berdasarkan hasil penelitian Anggorawati dan Nuzulia (2011). berdasarkan hasil bahwa ibu yang memberikan ASI ekslusif sebanyak 53 ibu (32,7%) dan yang tidak memberikan ASI eklusif sebanyak 109 ibu (67,3%). Dalam penelitian ini 96 responden (88,1%) menggantikan pemberian ASI ekslusif dengan pemberian susu formula dan sebanyak 9 responden (8,3%) mengganti ASI dengan bubur tepung atau bubur saring, sedangkan 4 responden (3,7%) menggantikan pemberian ASI dengan pisang yang dihaluskan. makanan atau minuman pengganti ASI ekslusif pada bayi terdapat 29 responden (26,6%) yang sejak 0-7 hari tidak memberikan ASI ekslusif, dan yang paling sedikit 9 responden (8,2%) yang sejak 4 bulan -< 6 bulan telah diberikan makanan selain ASI. Penelitian ini dari 109 responden yang tidak memberikan ASI eklklusif ada beberapa alasan mengapa responden dalam hal ini ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 50 (45,9%) responden disebabkan karena ASI tidak cukup, sebanyak 26 (23,9%) responden beralasan bayi tidak mau, 24 (18,3%) responden dengan alasan ibu bekerja, sebanyak 6 (9,2%) beralasan ada masalah payudara dan 3 (2,7%) responden dengan beralasan ibu sakit dalam hal ini sakit DM. Tabel 1. Hubungan Antara Penndidikan Ibu Dengan Tingkat pendidikan ibu n % N % N % Tinggi 44 83,0 45 41,3 89 54,9 Rendah 9 17,0 64 58,7 73 45,2 53 100 109 100 162 100 Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1, dari 73 responden yang memilik pendidikan rendah, sebanyak 9 responden (17,0%) memberikan ASI eksklusif dan sebanyak 64 responden (58,7%) tidak memberikan ASI eksklusif. Dari 89 responden yang memiliki pendidikan tinggi 44 responden (83,0%) yang memberikan ASI eksklusif dan sebanyak 45 responden (41,3%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji chi-square, di peroleh nilai p sebesar 0,000 karena nilai ρ 0,05 maka secara statistic terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Atabik (2013) dengan menggunakan uji chi-square serta diperoleh p < 0,05 (p= 0,001) bahwa terdapat hubungan pendidikan dan pemberian ASI eksklusif. Tabel 2. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu Dengan Status Pekerjaan Ibu N % N % N % Bekerja 39 73,6 24 22,0 63 38,9 Bekerja 14 26,4 85 78,0 99 61,1 53 100 109 100 162 100 Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan pada Tabel 2, dari 99 responden yang tidak bekerja, sebanyak 14 responden (26,4%) memberikan ASI eksklusif dan sebanyak 85 responden (78,0%) tidak memberikan ASI eksklusif. Dari 63 responden yang bekerja 39 responden (73,6%) yang memberikan ASI eksklusif dan sebanyak 24 responden (22,0%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji chi-square, diperoleh nilai p sebesar 0,000 karena nilai ρ 0,05 maka secara statistic terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2012) bahwa semua ibu yang bekerja tidak memberikan ASI eksklusif di kecamatan Kalideres Jakarta Barat. Tabel 3. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan. Dukungan Suami dan Keluarga n % n % N % Baik 53 100 0 0,0 53 32,7 Kurang 0 0,0 109 100 109 67,3 53 100 109 100 81 100 Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 3, dari 53 responden yang memiliki dukungan suami dan keluarga baik, sebanyak 53 responden (100%) memberikan ASI eksklusif dan sebanyak 109 responden (100%) tidak memberikan ASI eksklusif dalam kategori dukungan suami dankeluargayang kurang.. Berdasarkan hasil uji Chi-Square, diperoleh nilai ρ sebesar 0,000 karena nilai ρ< 0,05 maka secara statistic terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian dari Anggrowati dan Nuzulia (2011) mnunjukkan responden yang mendapat dukungan baik dari keluarga yang memberikan ASI ekskusif sebesar 44,4% sedangkan yang mendapat dukungan kurang dari keluarga yang memberikan ASI eksklusif hanya 7,1%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ada hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado. 2. Ada hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado. 3. Ada hubungan antara dukungan suami dan keluarga dengan pemberian ASI
eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado. Saran Pendidikan ibu lebih dingkatkan agar ibu-ibu lebih mengetahui cara atau manfaat yang terkandung dalam pemberian ASI eksklusif sehingga para ibu bisa memberikan ASI kepada bayinya. Bagi suami dan keluarga harus memberikan motivasi kepada ibu untuk selalu ikut dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas atau posyandu agar para ibu bisa mengetahui dan selalu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. World Health Organization. 2013. MDG 4 : Reduce Child Mortality (Online). (http://www.who.int. World Health Organization. 2013. World Health Statistics 2013 (Online). (http://www.who.int.) Zakiyah. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Di Kelirahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta barat Tahun 2012 (Online). http://lontar.ui.ac.id DAFTAR PUSTAKA Ahmad, A. 2013. Faktor ibu yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Pamotan. (http://journal.unnes.ac.id) Anggrowati, Nuzulia, F. 2011. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan pemberian ASI pada bayi di desa Bebengan Boja Kabupaten Kendal. Jurnal keperawatan maternitas (online) Volume 1, no 1. (http://jurnal.unimus.ac.id) Anonimous, Puskesmas Bengkol 2014. Badan Litbangkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Depkes RI, 2011. Strategi Nasional Peningkatan (PP- ASI).Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hidayanti, L. 2011. Kontribusi persepsi dan motivasi ibu dalam meningkatkan keberhasilan di wilayah Pedesaan.