INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

Saftia Aryzki* dan Alfian R. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III/7B Kayu Tangi Banjarmasin 70123

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SE KABUPATEN MURUNG RAYA

INTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

Unnes Journal of Public Health

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh AHMAD SYAKUR BANAFIF PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

Prosiding Farmasi ISSN:

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

HUBUNGAN PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI DI RSUD PENAJAM PASER UTARA

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I LATAR BELAKANG

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN PENDERITA HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSU SUNDARI MEDAN SKRIPSI


HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG MANFAAT BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

Nur aeni, Anjar Mahardian K, Githa Fungie G. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

A ABSTRAK. Yahdi Thia Rhahmadini1; Yugo Susanto2 ; Maria Llfah 3

SKRIPSI HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI DI POSYANDU LANSIA DESA TRIYAGAN MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

DANIEL ADIARTHA

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Gerontik

Sarah Youna Moniung Rolly Rondonuwu Yolanda B. Bataha

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GUNDIH WILAYAH SURABAYA PUSAT LUCAS SUCIPTO

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGUTER

Transkripsi:

INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3 Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini yaitu hipertensi. Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah untuk mengontrol tekanan darah agar selalu berada pada rentang tekanan darah normal, maka diperlukan kepatuhan dalam hal meminum obat hipertensi. Dukungan keluarga menjadikan keluarga mampu meningkatkan kesehatan. Individu dengan dukungan keluarga yang tinggi merasa bahwa orang lain peduli, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup yang sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga lansia, mengetahui kepatuhan minum obat penderita hipertensi pada lansia, dan menganalisa hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat penderita hipertensi pada pasien lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Cuka Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini dilakukan dengan Metode analitik dengan rancangan penelitian cross sectional pada bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Populasi adalah semua lansia di wilayah kerja Pukesmas Sungai Cuka berjumlah 280 orang dan sampel diambil sebanyak 164 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner kepatuhan Morisky Modification Adherence Scale (MMAS). Analisis data dilakukan melalui uji Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Lansia yang memiliki dukungan keluarga dengan kategori rendah sebanyak 23,8%, kategori sedang sebanyak 64%, kategori tinggi sebanyak 11,6%, dan kategori sangat tinggi 0,6%. Lansia yang memiliki kepatuhan minum obat dengan kategori rendah sebanyak 45,7%, kategori sedang 36%, dan kategori tinggi 18,3%. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat penderita hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Cuka Kabupaten Tanah Laut. (γ =0.295) Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kepatuhan, Hipertensi, Lansia 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 Puskesmas Sungai Cuka Kabupaten Tanah Laut i

ABSTRACT RELATIONSHIP WITH FAMILY SUPPORT COMPLIANCE WITH HYPERTENSION PATIENTS TAKE MEDICINE IN PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3 One infectious diseases become very serious health problem have this is hypertension. The treatment of hypertension is to control blood pressure in order to always be in the range of normal blood, it is necessary to take medication adherence in hypertensive. Support families make family is able to improve health. Individuals with high family support feel that people care, so that it can direct people to a healthy lifestyle. The purpose of this riset is to determine elderly family support, knowing medication adherence in elderly hypertensive patients, and analyze an association between family support with adherence taking medication with hypertension in elderly patients in Puskesmas Sungai Cuka Tanah Laut. This research was conducted with the analytical method the study design cross sectional in December 2014 through the month of January 2015. Population is all the elderly in the region of public health Sungai Cuka numbered 280 people and as many 164 samples people. Data was collected through questionnaires and questionnaires family support compliance Morisky Modification Adherence Scale (MMAS). Data analysis was performed by gamma test with 95% confidence level. Based on the results of this study concluded that Elderly who have family support by category as much as 23.8% lower, middle category is 64% higher category as much as 11.6%, and 0.6% is very high category. Elderly who have medication adherence by as much as 45.7% lower category, category were 36%, and 18.3% higher category. A relationship between family support with medication adherence in elderly hypertensive patients in Puskesmas Sungai Cuka Tanah Laut. (γ =0.295) Keywords: Family Support, Adherence, Hypertension, Elderly 1,2 Academy of Pharmaceutical ISFI Banjarmasin 3 health centers Sungai Cuka Tanah Laut ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, salah satu indikatornya adalah angka harapan hidup (Depkes RI, 2008). Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini yaitu Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi. Tekanan darah tinggi/ hipertensi adalah keadaan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah didalam arteri. Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik posisi duduk mencapai 140 mmhg atau lebih, tekanan diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih, atau keduanya. Umumnya pada tekanan darah tinggi, kenaikan terjadi pada tekanan sistolik dan diastolik (Junaidi, 2010). Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025 (Herlambang, 2013). Dua per tiga penderita hipertensi berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah dan sedang. Indonesia berada dalam deretan 10 negara 1

dengan prevalensi hipertensi tertinggi di dunia, bersama Myanmar, India, Srilanka, Bhutan, Thailand, Nepal, Maldives. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 melaporkan bahwa hipertensi adalah suatu kondisi berisiko tinggi yang menyebabkan sekitar 51% dari kematian akibat stroke, dan 45% dari jantung koroner (Suara Pembaruan, 2013). Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013 prevalensi hipertensi sebesar 30,4%, ini berarti sekitar 1.145.536 orang mengalami hipertensi, sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut kasus baru pasien hipertensi tahun 2011 sebanyak 17.594 orang, tahun 2012 sebanyak 15.842 orang dan tahun 2013 sebanyak 15.181 orang. Menurut data di Puskesmas Sungai Cuka penyakit hipertensi merupakan 3 besar penyakit terbanyak pada tahun 2013 yang ada diwilayah Puskesmas Sungai Cuka yang berjumlah 850 orang yang terbagi sebanyak 257 orang laki- laki dan sebanyak 593 orang perempuan. Menurut Sarafino (2006) Individu membutuhkan orang lain untuk memberi dukungan guna memperoleh kenyamanannya. Individu dengan tingkat dukungan keluarga yang tinggi memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dihargai dan dicintai. Individu dengan dukungan keluarga yang tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup yang sehat dalam hal ini kepatuhan dalam mengikuti posyandu lansia. Keluarga merupakan support system (sistem pendukung) yang berarti, sehingga dapat memberi petunjuk tentang kesehatan mental klien, peristiwa dalam hidupnya 2

dan sistem dukungan yang diterima. Sistem dukungan penting bagi kesehatan lanjut usia terutama fisik dan emosi. Lansia yang sering ditemani dan mendapatkan dukungan akan mempunyai kesehatan mental yang lebih baik. Di Indonesia Jumlah lansia meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009 jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa penduduk lansia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang (Suardiman, 2011). Pada tahun 2012/2013 di Tanah Laut jumlah sasaran lansia pada program Seksi Kesehatan Lansia sebanyak 34.638 orang. Cakupan pelayanan kesehatan lansia (>60 Th) sebesar 63,95% sedangkan pada tahun 2011 sebesar 87,56% (Profil Dinkes Kab. Tanah Laut). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Agustus 2014, diketahui bahwa jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Cuka yang berusia 45-59 tahun berjumlah 1721 orang, 60-69 tahun berjumlah 468 orang, 60 tahun ke atas berjumlah 766 orang dan 70 tahun ke atas berjumlah 298 orang. Dari data Profil Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut Tahun 2013. Berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Cuka jumlah lansia pada tahun 2013 sebanyak 1984 orang, jumlah pasien lansia yang menderita penyakit hipertensi pada tahun 2013 sebanyak 534 orang hal tersebut menunjukan bahwa masih sangat tingginya angka kejadian penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Cuka, dimana lansia yang dibina masih kurang dari target pencapaian. Diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan 3

lansia pada tahun 2012 pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 63,95 %, sedangkan di puskesmas sungai cuka diketahui lansia yang memanfaatkan fasilitas kesehatan tahun 2012 sebesar 26 % sehingga kurang dari pencapaian program yang ditetapkan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan maupun kesejahteraan sosial dimasyarakat diharapkan terciptanya lansia mandiri dan terlibat secara aktif dalam peningkatan kesehatan masyarakat tetapi kenyataan yang ada di lapangan bahwa masih banyaknya penderita hipertensi pada lansia. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan minum obat penderita hipertensi pada pasien lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Cuka Kabupaten Tanah Laut Tahun 2014. 4