BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA. kekuasaan pemerintah daerah atau negara, dan lingkungan hidup. setidaknya jika dilihat dari konstitusi yang dimilikinya.

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri, dan pariwisata.

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI JARIIBU

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

BAGIAN I AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

BAB II PROFILE PERUSAHAAN. Sejak Konferensi Stockholm 1972, aktivis lingkungan Indonesia juga

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pelanggaram HAM dan Pengingkaran Kewajiban

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI INFORMASI DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Sugiono (2011:7) adalah proses penelitian dan

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA AMAN PERIODE

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN

BAB IV DEKSKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR BAGAN SUSUNAN ORGANISASI TANGGAL : 24 DESEMBER 2008 PEMBANGUNAN DAERAH NOMOR : 8 TAHUN 2008 KOTA DENPASAR

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR.. TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

FRAKSI KEBANGKITAN NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Alamat : Jalan Malioboro Nomor 54 Yogyakarta, Telp:

Kebijakan Manajemen Risiko

ANGGARAN DASAR PERSAUDARAAN KORBAN NAPZA INDONESIA (P K N I)

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

SUSUNAN ANGGARAN DASAR K O B R A KOMANDO BERSAMA RAKYAT MUKADIMAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 50/PUU-X/2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum

Transkripsi:

24 BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Sejarah dan Perkembangan Lembaga WALHI adalah lembaga dengan fokus kegiatan berbasis kerakyatan, mengintegrasikan upaya advokasi, perlindungan, serta pendampingan segala sesuatu yang berkenaan dengan gerakan lingkungan hidup untuk meningkatkan pengawasan masyarakat sipil terhadap penyelenggaraan kekuasaan pemerintah daerah atau negara, dan lingkungan hidup. Didirikan di Jakarta 19 Desember 1989, WALHI merupakan LSM atau lembaga yang memberdayakan masyarakat. `jika diibaratkan sebuah negara maka WALHI telah mencoba untuk menjadi miniatur sebuah negara, setidaknya jika dilihat dari konstitusi yang dimilikinya. Saat ini didalam tubuh WALHI terdapat dua kekuasaan yaitu kekuasaan eksekutif dan legislatif. Baik kekuasaan eksekutif maupun kekuasaan legislatif sudah cukup jelas diatur di dalam Statuta maupun dalam Peraturan Pelaksanaan Statuta (PPS). Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Eksekutif Nasional, Eksekutif Daerah dan Anggota-anggota, sedangkan kekuasaan legislatif yang lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dijalankan oleh Dewan Nasional dan Dewan Daerah. Selain dua kekuasaan tersebut masih terdapat satu lagi kekuasaan di dalam tubuh WALHI yaitu kekuasaan yudikatif yang berfungsi mengadili persoalan-persoalan yang berkaitan dengan implementasi konstitusi WALHI. 24

25 Saat ini, institusi yudikatif ini dinamai dengan Majelis Etik Nasional dan Majelis Etik Daerah. Pada tanggal 19 September 1986 diadakan pertemuan dalam bentuk dialog mengenai lingkungan hidup dengan output salah satunya adalah kebutuhan bersama yang dapat menampung aspirasi, mempermudah koordinasi, sharing informasi guna pelestarian lingkungan hidup, dan atas kesepakatan itu pula WALHI forda Yogyakarta terbentuk serta atas persetujuan WALHI Nasional maka secara resmi WALHI DIY menjadi forum daerah. WALHI Daerah Istimewa Jogjakarta merupakan salah satu forum daerah WALHI yang ada di Indonesia yang beranggotakan 33 anggota masyarakat, kelompok Pecinta Alam serta Organisasi Masyarakat / OR yang mempunyai kesamaan visi dalam memperjuangkan pelestarian lingkungan hidup khususnya di wilayah Daerah Istimewa Jogjakarta. WALHI DIY berada di jalan Nyi Pembayun No.14A, Karang Samalo-Kota Gede, Yogyakarta. Adanya kesamaan visi dan misi yang diemban serta didorong oleh rasa keprihatinan terhadap permasalahan lingkungan hidup yang masih disubordinatkan sebagai pertimbangan dalam merumuskan / memutuskan kebijakan-kebijakan pembangunan, mendorong beberapa aktivis membangun sebuah jaringan yang dapat mempersatukan gerak perjuangan lingkungan hidup, sehingga melalui forum ini, gerakan yang semula tidak terkoordinasi sedikit demi sedikit disinergikan dalam upaya-upaya advokasi lingkungan

26 hidup dengan meningkatkan pengawasan masyarakat sipil terhadap penyelenggaraan kekuasaan pemerintah daerah maupun negara. Sebagai wahana advokasi lingkungan hidup, WALHI merupakan alat untuk memperjuangkan pemenuhan keadilan, pemerataan, pengawasan rakyat atas kebijakan pengelolaan sumber daya alam, pengadilan yang bersih dan independen serta penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih untuk mendorong pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Sasaran dari advokasi lingkungan hidup WALHI Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Pembuat kebijakan dan pengambil keputusan, pemilik modal serta kelompokkelompok lain yang berpotensi merusak lingkungan hidup. A. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI WALHI Manager Program Deputy : Tatang Elmy Direktur Eksekutif Suparlan S.Sos Administrasi & Sekretaris Retno Ruswanti Koordinator Shalink A.Wahyu.H Investigasi Respon Isu Ara Sumantri Data Base Chaling Sandera Kampanye &npsd Aji Andriyanto Anggota WALHI INFOKOM Sumber : Data Organisasi WALHI DIY tahun 2005

27 Struktur Organisasi WALHI Yogyakarta Tahun 2005-2008 Dewan Daerah : 1. Halimah Ginting (LABH) 2. Danang Dewa Broto (Lessan) 3. Parwoto (Se TAM) Mahkamah Anggota Daerah : 1. Andy (PHBI Yogyakarta) 2. Sukendri (CD Bethesda) 3. Upi Ghupiroh (Mapalaska) Eksekutif Daerah 1. Suparlan : Direktur Eksekutif 2. Nanang Ismuhartoyo : Deputy Direktur 3. Rekno Purwanti : Manager Administrasi & Keuangan 4. Halik Sandera : Manager Riset & Data Base 5. Khusni Abdillah : Staf Riset & Data Base 6. Febye EN Lumuru : Manager Kampanye & PSD 7. Dimas Arga Yudha : Staf Kampaye 8. Abdul Aziz dan Heri Wibowo : Investigasi Respon Isu B. Tujuan, Visi, Misi dan Nilai Dasar WALHI 1. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi WALHI Yogyakarta adalah mensinergikan upaya-upaya advokasi lingkungan hidup dengan meningkatkan pengawasan masyarakat sipil terhadap penyelenggaraan kekuasaan

28 pemerintah daerah maupun negara. Sebagai wahana advokasi lingkungan hidup WALHI merupakan alat untuk memperjuangkan pemenuhan keadilan, pemerataan, pengawasan rakyat atas kebijakan pengelolaan sumber daya alam, pengadilan yang bersih dan independen serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih untuk mendorong pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan. WALHI juga bertujuan mewujudkan transformasi sosial menuju tatanan yang demokratis guna terwujudnya kedaulatan rakyat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupan rakyat, keadilan dan keberlanjutan sistem kehidupan. Sasaran dari advokasi lingkungan hidup WALHI Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Pembuat kebijakan dan pengambil keputusan, pemilik modal serta kelompok-kelompok lain yang berpotensi merusak lingkungan hidup. 2. Visi Visi WALHI adalah terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atau sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat. 3. Misi Adanya Gerakan Sosial Lingkungan dari seluruh komponen masyarakat yang aktif dan memperjuangkan hak-haknya dalam pengelolaan sumber daya alam di lingkunganya secara berkelanjutan melalui Organisasi Rakyat yang independen.

29 4. Nilai Dasar WALHI a. WALHI adalah jaringan pembela lingkungan hidup yang independen untuk mewujudkan tatanan masyarakat dan tatanan lingkungan yang adil serta demokratis. b. WALHI percaya hak lingkungan yang sehat dan layak adalah hak asasi manusia. c. WALHI menjunjung tinggi keadilan gender, hak-hak masyarakat marjinal dan hak-hak mahluk hidup. d. WALHI percaya gerakan lingkungan harus berkembang menjadi gerakan sosial yang mengutamakan solidaritas, aksi-aksi konfrontatif yang kreatif dan tanpa kekerasan. e. WALHI percaya organisasi yang demokratis, terbuka dan bertanggung jawab dan profesional akan mampu melindungi hak-hak masyarakat dan keberlanjutan lingkungan hidup. D. Sifat, Kegiatan, Sasaran, dan Peran WALHI 1. Sifat Sifat organisasi WALHI adalah Pluralistik dan Independen. 2. Kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga WALHI Untuk mencapai tujuan, WALHI melaksanakan advokasi kebijakan yang meliputi kegiatan: pengorganisasian masyarakat, pendidikan, kampanye, riset, pengorganisasian masyarakat, dialog kebijakan, litigasi, dan menggalang aliansi kekuatan rakyat serta penggalangan dana publik yang

30 nantinya akan dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk kegiatan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan media penyadaran masyarakat akan lingkungan yang bersih dan sehat untuk mewujudkan masyarakat ramah lingkungan. 3. Sasaran dari advokasi lingkungan hidup WALHI Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Pembuat kebijakan dan pengambilan keputusan, pemilik modal serta kelompok-kelompok lain yang berpotensi merusak lingkungan hidup. Visi dari organisasi ini adalah terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat. Untuk mewujudkan visi dan misinya WALHI memainkan peran: Pertama, menggalang sinergi kekuatan antar organisasi non-pemerintah dan organisasi rakyat yang berorientasi pada 10 Nilai-nilai Perjuangan seperti: 1. Demokratis Seluruh rakyat harus terlibat dalam proses pengambilan keputusan apapun yang berdampak bagi keberlanjutan kehidupan rakyat. 2. Keadilan antar Generasi Semua generasi baik sekarang maupun mendatang berhak atas lingkungan yang berkualitas dan sehat.

31 3. Keadilan Gender Semua orang berhak memperoleh kehidupan dan lingkungan hidup yang tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan status sosial. 4. Penghormatan terhadap Mahluk Hidup Semua mahluk hidup baik manusia maupun non manusia memiliki hak untuk dihormati dan dihargai. 5. Persamaan Hak Masyarakat Adat Masyarakat adat diseluruh pelosok nusantara berhak menentukan nasibnya sendiri untuk berkembang sesuai kebudayaanya. 6. Solidaritas Sosial Semua orang memiliki hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sama. 7. Anti Kekerasan Negara dilarang melakukan kekerasan fisik dan non fisik terhadap seluruh rakyat. 8. Keterbukaan Seluruh rakyat berhak atas semua informasi berkenaan dengan kebijakan dan program yang akan mempengaruhi kehidupannya. 9. Keswadayaan Semua pihak diharapkan mendukung keswadayaan politik dan ekonomi masyarakat.

32 10. Profesionalisme Semua pihak hendaknya bekerja sama secara professional, sepenuh hati, efektif, sistematik, dan tetap mengembangkan semangat kolektifitasnya. Peran WALHI yang Kedua, mendorong proses transformasi sosial dengan cara: (1) mengembangkan potensi kekuatan dan ketahanan rakyat, (2) mengembalikan mandat negara untuk menegakkan dan melindungi kedaulatan rakyat, (3) mendekonstruksikan tatanan ekonomi kapitalistik global yang menindas dan eksploitatif, (4) membangun alternatif tata ekonomi dunia baru, serta (5) mendesakkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup dan sumbersumber kehidupan rakyat yang adil dan berkelanjutan. Ketiga, memfasilitasi komunikasi dan informasi antar organisasi non-pemeritah dan antar sesama kelompok masyarakat dan individu dalam melakukan advokasi lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupan rakyat. E. Penanganan Bencana WALHI DIY 1. Pencegahan a. Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup dan Alam. b. Memasang alat deteksi dini bencana. c. Membangun rumah tahan gempa. 2. Kesiagaan Menyiapkan / kesiagaan masyarakat tentang fenomena bahwa Indonesia adalah negara rawan bencana. Menyadari hal tersebut masyarakat harus waspada namun tetap tenang.

33 3. Terjadi Bencana / Penanganan Tanggap Darurat Tujuan utamanya adalah mengantisipasi korban lebih banyak lagi dengan cara menyelamatkan anggota keluarga untuk keluar dan mengobati yang luka. 4. Pemulihan 5 Aset kehidupan pokok a. Pemberian tampat tinggal sementara b. Pemberian makanan dan pakaian c. MCK d. Pemulihan Kesehatan e. Pemulihan Traumatik / trauma healing bagi korban bencana yang trauma, sakit, ataupun yang mengalami konflik. 5. Rekonstruksi / Pembangunan kembali Membangun / merenovasi rumah atau bangunan infrastruktur yang rusak.