TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA

dokumen-dokumen yang mirip
Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

Digital Watermarking

Studi Dan Implementasi Steganografi Pada Video Digital Di Mobile Phone Dengan DCT Modification

Aplikasi Steganografi dan Digital Watermark pada File Audio

BAB I PENDAHULUAN. melalui media internet ini. Bahkan terdapat layanan internet seperti SoundCloud,

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi industri yang menjanjikan. Tapi seperti yang diketahui, penduplikasian data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

Studi Mengenai Teknik Digital Watermarking pada Berkas MP3

METODE PARITY CODING VERSUS METODE SPREAD SPECTRUM PADA AUDIO STEGANOGRAPHY

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

PENERAPAN AUDIO STEGANOGRAFI DALAM INTRASONICS

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

BAB II LANDASAN TEORI

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering. Perbandingan Metode Low Bit Coding Dengan Phase Coding Pada Digital Audio Watermarking

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

JURNAL ITSMART Vol 2. No 1. Juni 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pembajakan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) di

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran.

Watermark pada Game I. PENDAHULUAN II. TEKNIK WATERMARKING PADA CITRA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi

PROTEKSI WEB DENGAN WATERMARK MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bentuk apapun lewat jaringan internet. dengan berbagai cara, misalnya dengan enkripsi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

* Kriptografi, Week 13

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

PERBANDINGAN TEKNIK PENYEMBUNYIAN DATA DALAM DOMAIN SPASIAL DAN DOMAIN FREKUENSI PADA IMAGE WATERMARKING

BAB I PENDAHULUAN. mengirim pesan secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahui.

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK M-ARY MENGGUNAKAN ALGORTIMA GENETIKA

PENERAPAN DIGITAL RIGHTS MANAGEMENT DAN WATERMARKING PADA LAGU

STUDI DAN IMPLEMENTASI NON BLIND WATERMARKING DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 13 Pembangkitan ROI Audio dari 4.wav Dimulai dari Titik ke i = 1,2,,2L K, j = 1,2,,2 p.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Optimasi Konversi String Biner Hasil Least Significant Bit Steganography

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

MULTI DIGITAL SIGNATURE PADA VIDEO, AUDIO, DAN SUBTITLE

Penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penggunaan Parameter Alpha

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3446

STEGANOGRAFI GANDA DENGAN MANIPULASI GAMBAR

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

CARA MENCEGAH RUSAKNYA WATERMARK GAMBAR DAN MENGIDENTIFIKASI GAMBAR YANG ASLI BILA WATERMARK TIDAK DAPAT DIEKSTRAK KEMBALI

BAB I PENDAHULUAN I-1

Digital Watermarking pada Gambar Digital dengan Metode Redundant Pattern Encoding

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

Perlindungan Hak Cipta Gambar dengan Watermarking berbasis MVQ

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

Analisis Hasil Implementasi HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori. studi komparasi ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Verdi Yasin, Dian

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

PERANCANGAN APLIKASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING DENGAN METODE LOW BIT CODING. Ardi Firmansyah Teknik Informatika

VERIFIKASI KEPEMILIKAN CITRA MEDIS DENGAN KRIPTOGRAFI RSA DAN LSB WATERMARKING SKRIPSI. Oleh : Satya Sandika Putra J2A

Studi Perbandingan Metode DCT dan SVD pada Image Watermarking

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

Kriptografi Audio Dengan Teknik Interferensi Data Non Biner

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini memberikan kemudahan

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

TUGAS SEKURITI KOMPUTER

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

RANCANG BANGUN APLIKASI WATERMARKING PADA GAMBAR DENGAN ALGORITMA DIGITAL SEMIPUBLIC

Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

Pemanfaatan Steganografi dalam Kriptografi Visual

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. perangkat mobile, jaringan, dan teknologi informasi keamanan adalah. bagian dari teknologi yang berkembang pesat.

Penyembunyian Pesan pada Citra Terkompresi JPEG Menggunakan Metode Spread Spectrum

STMIK MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012

Bab 3. Transmisi Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SIMULASI DAN ANALISIS STEGANOGRAFI BERBASIS DETEKSI PITA FREKUENSI PADA FRAME AUDIO

Implementasi Direct Sequence Spread Spectrum Steganography pada Data Audio

DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

ANALISIS KEAMANAN PESAN MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI MODIFIED ENHANCED LSB DAN FOUR NEIGHBORS DENGAN TEKNIK KRIPTOGRAFI CHAINING HILL CIPHER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA Teuku Reza Auliandra Isma Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: reza.auliandra@gmail.com ABSTRAK Digital watermarking adalah sebuah teknologi untuk menyembunyikan pesan rahasia pada sebuah file komputer tanpa disadari user. Watermark tidak diketahui user dan tidak memepengaruhi penggunaan file tersebut. Digital audio watermarking melibatkan penyembunyian data pada sebuah file audio. Salah satu skema paling umum dalam pembuatan digital audio watermark adalah DC watermarking. Skema DC watermarking menyembunyikan data watermark pada komponen sinyal audio yang memiliki frekuensi rendah. Selain DC watermarking, terdapat teknik lain untuk menyimpan watermark pada file audio seperti phase encoding, spread spectrum watermarking, dan echo watermarking. Saat ini beberapa teknik untuk mendeteksi digital watermark pada file audio sudah dikembangkan. Meskipun ada yang masih terhalang pada kemampuan komputasi, beberapa teknik sudah dapat digunakan. Salah satunya adalah menggunakan independent component analysis untuk mendeteksi adanya watermark tanpa memiliki file original (blind watermark detection). Kata kunci: digital audio watermark, dc watermarking, phase encoding, echo watermarking, spread spectrum watermarking, independent component analysis, blind detector. dihilangkan secara statistik, serta harus tahan terhadap watermarking berulang. Watermarking, seperti kriptografi, juga menggunakan kunci rahasia untuk memetakan informasi kepada pemilik, walaupun caranya berbeda karena pada watermarking objeknya harus tetap dapat berfungsi dengan baik. Informasi yang ditambahkan lewat watermarking biasanya berupa identitas pemilik, penerima, dan distributor ataupun tanggal transaksi. Digital audio watermarking melibatkan penyembunyian data pada sebuah file audio. Hak atas kekayaan intelektual adalah pendorong utama untuk penelitian di bidang ini. Untuk melawan pembajakan musik online, sebuah digital watermark ditambahkan pada semua rekaman sebelum diterbitkan yang dapat digunakan tidak hanya untuk menentukan pencipta aslinya tapi juga menentukan user yang telah membelinya secara legal. Operating system terbaru saat ini sudah memiliki perangkat lunak Digital Right Management (DRM) yang akan mengambil watermark dari sebuah file audio sebelum memainkannya. Perangkat lunak DRM ini akan memastikan bahwa user sudah membayar untuk lagu tersebut dengan membandingkan watermark yang ada. 1. PENDAHULUAN Digital watermark adalah sebuah informasi pembeda yang ditempelkan pada data dengan tujuan untuk melindungi data tersebut di mana akan sangat sulit untuk memisahkan atau menghilangkan informasi tersebut dari data yang bersangkutan. Karena watermarking dapat diterapkan pada berbagai tipe data, maka konstrainnya akan mengambil bentuk yang berbeda pula. Ada pula masalah lain, yaitu robustness. Yang harus diperhatikan adalah ketahanan terhadap manipulasi, tidak bisa Gambar 1. Frame sinyal audio dan hasil watermark

Selain untuk permasalahan hak cipta, teknologi watermarking dapat digunakan untuk memberikann informasi tambahan yang terkait dengan lagu tersebut, seperti lirik, informasi album atau sebuah web page kecil. Watermarking dapat digunakan pada sebuah voice conference untuk menentukan pihak yang sedang berbicara saat itu. Aplikasi dari digital audio watermarking pada video adalah subtitle yang tertanam. Pendeteksian watermark merupakan sesuatu yang krusial pada teknologi watermarking. Saat ini beberapa teknik untuk mendeteksi digital watermark pada file audio sudah dikembangkan. Meskipun ada yang masih terhalang pada kemampuan komputasi. Salah satunya adalah penggunaan independent component analysis untuk mendeteksi adanya watermark tanpa memiliki file original (blind watermark detection). berfrekuensi rendah dari setiap frame dan juga daya keseluruhan frame. Pemrosesan FFT dapat dilakukan dengan menggunakan Matlab, menggunakan persamaan FFT berikut: Dengan sebuah audio berkualitas CD 16 bit standard dengan sampling rate sebesar 44.100 sample per detik, sebuah frame akan memiliki 3969 sample. Jika kita melakukan FFT pada sebuah frame berukuran sama dengan N = 3969, kita akan mendapatkan resolusi frekuensi sebagai berikut: (1) 2. TEKNIK WATERMARKING Pada bab ini akan dibahas metode/teknik watermarking yang dapat digunakan pada file audio. Teknik tersebut antara lain: DC Watermarking Scheme, Phase Encoding, Spread Spectrum Watermarking dan Echo Watermarking. 2.1. DC Watermarking Scheme DC watermarking scheme menyembunyikan data watermark pada komponen berfrekuensi rendah dari sinyal audio, dimana frekuensi tersebut berada di bawah batas pendengaran manusia. Proses penyisipan sebuah watermark ke dalam sebuah file audio dapat dibagi menjadi 4 proses utama. Sebuah file audio original dalam bentuk gelombang diberikan ke sistem dimana gelombang tersebut akan dibagi, dianalisa dan diproses untuk menyimpan watermark yang tidak dapat didengar ke dalam sinyal keluaran (2) Berdasarkan hasil FFT, kita bisa menentukan komponen berfrekuensi rendah pada frame F(1), sekaligus dengan daya spektral yang dimilikinya. Untuk menghitung daya frame, dapat digunakan penjumlahan kuadrat amplitudo spektrum: (3) Gambar 2. Proses penyisipan watermark Gambar di bawah ini menunjukkan contoh dari spektral analisis sebelumnya pada 8 frame pertama dari sebuah file audio. Alur spektrum yang ditampilkan dibatasi dari frekuensi 0 hingga 4000 Hz agar mudah dilihat. Pada tahap framing, audio file akan dibagi menjadi beberapa frame berdasarkan durasi sebesar 90 millisecond. Ukuran frame yang dipilih adalah 90ms agar watermark tersebut tidak memberikan distorsi yang dapat didengar pada file. Dengan ukuran frame sebesar 90 ms, bit rate untuk data yang diberikan watermark setara dengan 1 / 0.09 = 11.1 bits per detik. Setelah melakukan framing pada sinyal audio, dilakukan analisis spectral pada sinyal dengan menggunakan fast fourier transform (FFT) untuk menghitung komponnen Makalah IF3058 / Kriptografi Page 2

(4) Analisis spektral sebelumnya juga menghasilkan daya spektral dari setiap frame yang sekarang akan digunakan untuk menyisipkan sinya data watermark. Daya pada setiap frame menentukan amplitudo dari watermark yang dapat ditambahkan ke spektrum berfrekuensi rendah pada frame tersebut. Ukuran watermark yang ditambahkan dihitung dengan rumus berikut: (5) Dimana K s adalah faktor skala yang memastikan watermark yang disisipkan berada di bawah batas ambang pendengaran manusia dan w(n) mewakili data sinyal watermark yang merupakan data binary bernilai 1 atau -1. Setelah proses sebelumnya, file audio sudah memiliki watermark dan siap untuk digunakan. Proses meng-ekstrak digital watermark dari audio file mirip dengan teknik untuk menyisipkan watermark tersebut. Pemrosesan komputer untuk melakukan akan sedikit lebih ringan. Sebuah file audio dengan watermark di dalamnya akan diberikan ke sistem untuk kemudian dibagi menjadi frame, dianalisa dan diproses untuk membuang data yang disisipkan sebagai watermark. Gambar 4. Proses pengambilan watermark Gambar 3. Hasil analisis spektral Berdasarkan hasil analisis spektral pada setiap frame, kita mendapatkan komponen berfrekuensi rendah yang akan dihilangkan dari setiap frame dengan menggunakan rumus berikut: 2.2. Phase Encoding Teknik Phase Encoding memanfaatkan kelemahan manusia yang tidak dapat menyadari perubahan fase absolut dengan melakukan enkoding data watermark pada sebuah fase digital buatan. Phase encoding bekerja dengan memecah sinyal audio menjadi beberapa frame dan melakukan spectral analysis pada setiap frame tersebut. Setelah spektrum selesai dihitung, panjang dan fase dari fase yang berhubungan dibandingkan dan sebuah fase digital buatan diciptakan untuk menyimpan data. Fase buatan tersebut disesuaikan dengan fase dari setiap frame dan fase frame yang baru tersebut digabungkan untuk membentuk sinyal dengan watermark di dalamnya. Makalah IF3058 / Kriptografi Page 3

2.3. Spread Spectrum Watermarking Teknik watermark ini bergantung pada direct sequence spread spectrum (DSSS) untuk menyebarkan sinyal dengan watermark ke seluruh spektrum frekuensi yang dapat didengar dengan seakan-akan mirip white noise, pada tingkat kekuatan yang tidak dapat didengar. Sebuah deret pseudorandom (chip) digunakan untuk membagi sebuah gelombang carrier yang menciptakan sinyal watermark yang akan disebarkan. Kode ini disesuaikan hingga tingkat sekitar 0.5% dari jarak dinamik dari file audio original, sebelum dicampur dengan file audio original. Gambar 7. Spread Spectrum Watermarking Gambar 5. Phase Encoding Fase dari frame yang sudah disesuaikan juga dapat dihaluskan untuk membatasi jumlah distorsi yang terdapat pada sinyal dengan watermark. Akan tetapi, data rate yang dapat disimpan pada watermark menjadi lebih terbatas. Gambar 6. Wave Smoothing Teknik watermark phase encoding memberikan data rate yang lebih tinggi dibandingkan metode sebelumnya, yaitu sekitar 8 hingga 32 bits per detik. Teknik akan lebih efektif jika ada noise pada sinyal sebelumnya. Data rate dari teknik ini jauh lebih rendah dibandingkan metode sebelumnya, dan berkisar antara 4 bits per detik. Data rate yang rendah adalah yakonsekuensi dari robustness dari algoritma ini karena kekuatan noise yang tinggi. 2.4. Echo Watermarking Teknik menyembunyikan data gaung bergantung pada membelokkan sebuah sinyal audio dengan cara dimana akan terjadi kesalahan persepsi dari sistem pendengaran manusia sebagai distorsi lingkungan. Sinyal audio yang asli akan digandakan menjadi dua segmen (kernels), satu akan menjadi sinyal original yang sesuai dengan waktunya dan satunya lagi akan terlambat. Setiap kernel akan merepresentasikan bit 0 atau 1 untuk pengiriman data watermark.aliran bit dari data watermark digunakan untuk mencampur dua kernel bersama.. Sinyal dicampur dengan memindahkan secara perlahan untuk mengurangi distorsi. Makalah IF3058 / Kriptografi Page 4

Gambar 8. Echo Watermarking 3. TEKNIK DETEKSI Pada bab ini akan dibahas salah satu metode/teknik untuk mendeteksi watermarking yang dapat digunakan pada file audio yaitu blind source separation dengan menggunakan model independent component analysis. 3.1 Independent Component Analysis Independent component analysis adalah framework statistik untuk memperkirakan faktor atau komponen tersembunyi berdasarkan data statistik yang bervariasi. Pada model ICA, variabel data dianggap sebagai campuran linear atau nonlinear dari beberapa variabel tersembunyi yang tidak diketahui, dan sistem pencampuran yang tidak diketahui. Variabel tersembunyi tersebut juga diasumsikan sebagai non-gaussian dan saling independent. Model ICA dapat dianggap sebagai perluasan dari principal component analysis (PCA) dan analisis faktor, karena data dimodelkan sebagai campuran linear dari faktor non-gaussian. Framework ICA sudah digunakan pada berbagai skenario aplikasi termasuk blind source separation (BSS), feature extraction, telecommunication, dan ekonomi. Hanya linear ICA framework yang akan dibahas karena cuma itu yang relevan dengan model watermarking berbasis spread spectrum. Noise-free ICA model: ICA dari sebuah vektor acak X Rm mengandung hasil perkiraan dari model data generatif berikut: X = AS, (6) Dimana X mewakili n-realisasi dari vektor acak berdimensi m yang diamati, sehingga S R n1 adalah variabel acak tersembunyi dan A R mxn1 adalah matrix pencampuran. Variabel tersembunyi, S(i), pada vektor S = [S (1),..., S (n1) ] t diasumsikan independen secara statistik. Noisy ICA model: ICA dari sebuah vektor acak X mengandung hasil perkiraan dari model data generatif berikut: X = AS +N, (7) Dimana N adalah n-realisasi dari sebuah noise acak berdimensi m, sementara X, S, dan A memiliki peran yang sama seperti pada model noise-free. Noisy ICA model dapat digunakan merancang sebuah detektor watermark berbasis ICA untuk skema watermarking berbasis spread spectrum. Detektor watermark berbasis ICA akan berusaha untuk memperkirakan watermark yang tertanam dari sinyal yang sudah diberi watermark dengan mengurangi interferensi dari sinyal induk. Sebelum memperkirakan dasar komponen independen dari data yang diamati dengan menggunakan framework ICA, model generatif harus memenuhi kondisi tertentu untuk memastikan keterbacaan dari model ICA. Batasan yang harus dipenuhi model Undetermined ICA (UICA) adalah sebagai berikut: 1. Statistical independence: Variabel atau sumber yang tersembunyi tidak boleh saling mempengaruhi secara statistik. 2. Non-Gaussianity: Paling banyak hanya satu dari komponen independen dasar yang terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, independence dan non-gaussianity Makalah IF3058 / Kriptografi Page 5

adalah dua bahan dasar dari framework UICA. Independen atau tidak sebuah komponen dasar adalah salah satu asumsi yang dibuat untuk menduga komponenkomponen dari campuran linear. Blind source separation (BSS) adalah salah satu dari aplikasi model ICA yang banyak dipelajari. Pada kasus BSS yang menggunakan framework ICA, pemulihan dari sumber dasar menggunakan asumsi bahwa sumber yang ingin dicari bersifat tidak saling mempengaruhi. Cocktail party problem adalah permasalahan klasik untuk BSS, dimana beberapa orang terus berbicara secara simultan pada ruangan yang sama dan kita harus memisahkan suara dari pembicara yang berbeda-beda dengan menggunakan rekaman mikrofon dalam kamar yang lain. Untuk menggambarkan permasalahan tersebut, n 1 pembicara diperhitungkan. Hasil pengamatan X R m x n diciptakan dengan mencampur sumber S R n1 x n dengan matriks pencampuran A R m x n1. Model statis dari pencampuran linear dapat diekspresikan seperti berikut, X i = AS i +N i, i = 1, 2,..., n Target dari BSS adalah untuk memulihkan sumber dasar S(l), l = 1, 2,..., n1 dari pengamatan X saja. ICA mendapatkan hasil pemisahan bergatung pada asumsi bahawa sumber dasar tersebut tidak saling mempengaruhi. Hingga tahap ini, framework ICA sudah menemukan representasi linear yang di dalamnya terdapat komponen yang tidak saling mempemgaruhi. Dengan kata lain, BSS menggunakan ICA mencoba untuk menduga matrix pemisahan, B R n1 x m, dari data pengamatan X. Matrix pemisahan dari hasil perkiraan tersebut adalah invers dari matrix pencampuran A. Pada deteksi digital audio watermark, BSS yang berbasiskan ICA digunakan untuk memisahkan sinyal watermark dari file audio. Jika terdapat keanehan dari sinyal hasil pemisahan, maka dapat disimpulkan bahwa file audio tersebut memiliki watermark di dalamnya. 4. KESIMPULAN Saat ini, digital audio watermark sudah dipergunakan dengan luas. Oleh karena itu, berbagai teknik dengan beragam kelebihan terus dikembangkan. Hal ini sejalan dengan teknik untuk menyerang watermark yang juga ikut berkembang. Independent component analysis sebagai salah satu pendekatan untuk mendeteksi watermark masih terus dipelajari untuk meningkatkan keamanan watermark. REFERENSI [1] Rinaldi Munir. Bahan Kuliah IF5054 Kriptografi. Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung. 2004. [2] B.Toch, D. Lowe and D. Saad. Watermarking of Audio Signals Using Independent Component Analysis. Neural Computing Research Group, Aston University. IEEE 2003. [3] H. Malik. Blind Watermark Estimation Attack for Spread Spectrum Watermarking. Informatica 33 (2009) 49-68. [4] Matharany Rumondang. Perlindungan Hak Cipta Pada Data Audio Dengan Menggunakan Teknik Watermarking Phase Encoding. Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung. 2006. [5] Arya Tri Prabawa. Penerapan Digital Rights Management dan Watermarking pada Lagu. Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung. 2009. [6] http://www.ece.uvic.ca/~aupward/w/watermarking.htm, diakses pada 4 Maret 2010. Makalah IF3058 / Kriptografi Page 6