BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

ISNI WIYATMI B

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan laba rugi, menurut Financial Accounting Standard Board atau FASB

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan yang tidak mencerminkan keadaan atau kondisi laporan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. seperti sole proprietorship biasanya peran ini dilakukan oleh pemilik. Tetapi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. harus berupaya secara efisien dan efektif untuk mengelola perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama periode tertentu yang memuat informasi-informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dihadapkan dalam kondisi transparan dan akuntabel dalam. perusahaan adalah penyampaian laporan keuangan.

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

I. PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga kerja untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Pemisahan dua partisipan dalam perusahaan yaitu pemilik dan pengelola, dalam literatur akuntansi disebut teori agensi. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antar anggota dalam perusahaan, yaitu pemilik atau pemegang saham (shareholders) sebagai principal dan pengelola atau manajer sebagai agent. Dalam kontrak tersebut, principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati, yaitu mengelola perusahaan dengan baik. Pada praktiknya, tidak jarang ditemukan bahwa agent dan principal memiliki kepentingan yang bertentangan sehingga menimbulkan suatu masalah dalam hubungan antara agent dan principal. Kondisi inilah yang disebut sebagai masalah agensi atau agency problems. Masalah agensi (agency problems) akan terjadi jika agent dan principal ingin memaksimumkan kepentingannya masing-masing. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat, sedangkan pihak agent termotivasi untuk 1

memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Masalah agensi (agency problems) juga digambarkan dengan adanya asymmetric information antara manajemen dan pemilik saham. Asymmetric information, yaitu informasi yang tidak seimbang antara manajer dengan pemegang saham. Asymmetric information terjadi karena manajer lebih menguasai informasi dibandingkan pihak lain (pemegang saham), sehingga memberikan peluang bagi manajemen untuk memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan demi memenuhi kepentingan pribadinya. Asymmetric information dan konflik kepentingan antara agent (manajer) dan principal (pemegang saham) dapat menyebabkan terjadinya manajemen laba dalam suatu perusahaan. Manajemen laba merupakan salah satu cara yang dilakukan manajer dalam proses penyusunan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba dalam laporan keuangan. Terdapat beberapa motivasi dan sasaran yang ingin dicapai manajer dalam melakukan manajemen laba, diantaranya adalah menghasilkan laba sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan agar manajer dapat memperoleh bonus. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan manajemen laba yang terjadi sebagai akibat adanya agency problems dalam perusahaan, dilakukan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi dan psikologis manajer. Hal ini tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk mencari keuntungannya sendiri (moral hazard) dengan mengorbankan kepentingan pihak lain. 2

Pada dasarnya manajemen laba terjadi karena adanya beberapa fleksibilitas dalam Generally Accepted Accounting Standard (GAAP), seperti penentuan nilai persediaan, pengakuan pendapatan, dan estimasi umur ekonomis aktiva tetap. Fleksibilitas dalam GAAP ini akan memberikan kebebasan bagi manajer untuk memilih kebijakan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Pemilihan suatu kebijakan akuntansi yang tidak disesuaikan dengan kondisi perusahaan sesungguhnya, tetapi untuk memaksimumkan kepentingan pribadi manajer, maka pemilihan kebijakan tersebut merupakan bentuk manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan oleh agent untuk meningkatkan kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan kepentingan pemegang saham, akan menyebabkan laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan menimbulkan bias, sehingga laba menjadi diragukan kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya mengenai kinerja perusahaan dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Tindakan manajemen laba yang dapat merugikan pihak lain, dalam hal ini pemilik atau pemegang saham dapat diatasi dengan diterapkannya corporate governance. Pada prinsipnya corporate governance merupakan alat, mekanisme, dan struktur yang digunakan untuk mencegah perilaku manajer yang mementingkan diri sendiri, memperbaiki kualitas informasi perusahaan, dan menata hubungan antara semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) agar kepentingan masing-masing pihak dapat terakomodasi secara seimbang. Corporate governance diharapkan dapat menyelaraskan kepentingan seluruh stakeholder 3

melalui peraturan yang telah ditetapkan sehingga dapat meminimalisasi terjadinya manajemen laba dalam suatu perusahaan. Mekanisme corporate governance merupakan salah satu cara untuk mengurangi peluang manajer dalam melakukan tindakan yang merugikan investor. Mekanisme corporate governance dapat meningkatkan pengawasan (monitoring) atas kinerja manajer dalam mengelola perusahaan, sehingga diyakini dapat mengurangi terjadinya manajemen laba dalam perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba. Ujiyantho dan Pramuka (2007) menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial dan proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Selain itu penelitian Murhadi (2009) juga telah berhasil membuktikan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari Chief Executive Officer (CEO) duality dan top share berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. CEO duality berpengaruh secara positif signifikan terhadap manajemen laba, hal ini disebabkan karena dualisme antara pemilik yang sekaligus menjadi CEO akan mendorong peningkatan terjadinya earnings management yang dilakukan perusahaan. Selain itu Murhadi (2009) juga menjelaskan bahwa top share berpengaruh secara negatif signifikan terhadap manajemen laba, hal ini disebabkan karena adanya pemegang saham pengendali yang berbentuk institusi akan mendorong pengawasan menjadi lebih profesional sehingga berdampak pada penurunan praktik earnings management. 4

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Murhadi (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Pengukuran Mekanisme Corporate governance Penelitian ini menggunakan pengukuran mekanisme corporate governance sesuai dengan penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007), yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran Dewan Komisaris, dan proporsi Dewan Komisaris Independen. Hal ini disebabkan karena pada penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007), telah berhasil menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran Dewan Komisaris, dan proporsi Dewan Komisaris Independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Pada penelitian sebelumnya pengukuran mekanisme corporate governance terdiri dari keberadaan Komisaris Independen, keberadaan komite audit, Chief Executive Officer (CEO) duality, dan koalisi pemegang saham. Murhadi (2009) juga menggunakan beberapa variabel kontrol dalam penelitiannya, yaitu coverage analyst, masuknya perusahaan dalam indeks LQ-45, serta penggunaan utang oleh perusahaan. 2. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan perusahaan yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 tahun 2008-2009, yang menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember. Penelitian sebelumnya menggunakan 5

objek penelitian perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2007 dengan sektor manufaktur. Pentingnya penerapan mekanisme corporate governance untuk mencegah terjadinya manajemen laba yang dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Mekanisme Corporate governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk Dalam Kompas 100 Tahun 2008-2009). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah mekanisme corporate governance, yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh secara negatif signifikan terhadap manajemen laba? 3. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh secara negatif signifikan terhadap manajemen laba? 4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba? 5. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh secara negatif signifikan terhadap manajemen laba? 6

C. Batasan Masalah Penelitian ini membahas tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba. Di dalam penelitian ini alat ukur mekanisme corporate governance yang digunakan sesuai dengan penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007), yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, dan proporsi dewan komisaris independen. Manajamen laba diukur dengan menghitung total discretionary accrual model Modified Jones. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris: 1. Pengaruh mekanisme corporate governance, yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, dan proporsi dewan komisaris independen secara bersama-sama terhadap manajemen laba. 2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba. 3. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. 4. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap manajemen laba. 5. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen laba. 7

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Perusahaan yang telah go public Bagi perusahaan yang telah go public, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menyikapi fenomena yang terjadi, terkait dengan mekanisme corporate governance dan manajemen laba. 2. Pengguna laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami peranan mekanisme corporate governance untuk menyelaraskan kepentingan seluruh stakeholders. 3. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu mengenai positif accounting theory khususnya agency theory dan corporate governance theory, sehingga dapat memperoleh pengembangan model dari mekanisme corporate governance yang secara konseptual dapat mencegah terjadinya manajemen laba. 4. Mahasiswa atau akademisi Bagi mahasiswa atau akademisi, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur untuk penelitan lebih lanjut dalam menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan di bidang mekanisme corporate governace dan manajemen laba. 8

F. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II : Telaah Literatur dan Perumusan Hipotesis Bab ini berisi tentang penjelasan dan pembahasan secara rinci terkait dengan mekanisme corporate governance dan manajemen laba dari berbagai literatur, dan perumusan hipotesis yang akan diuji. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, penjabaran mengenai variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. 9