BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN TINGKAT PEND IDIKAN PELATIH D ENGAN PERFORMA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deni Pazriansyah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga merupakan suatu tempat terjadinya interaksi sosial

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

2015 PERBANDINGAN MOTIVASI BEROLAHRAGA BERDASARKAN OLAHRAGA KOMPETISI DAN OLAHRAGA REKREASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN. berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

DRS. HERWIN, M.PD.

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

memilih alat-alat peraga yang cocok.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB V PEMBAHASAN. dua bagian yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga tidak hanya diperuntukkan bagi para atlet atau siswa. Olahraga merupakan sarana untuk membentuk kebugaran jasmani dan rohani bagi semua orang. Para olahragawan meningkatkan kebugaran, keterampilan, maupun kesehatan psikologisnya melalui olahraga. Melalui olahraga seseorang dapat berprestasi atau menghilangkan stress. Olahraga sangat menunjang kesehatan jasmani dan rohani terutama bagi para remaja. Olahraga diselenggarakan di Sekolah sebagai bagian dari kegiatan ekstrakulikuler, diselenggarakan di luar jam pelajaran dan menjadi salah satu penunjang keberhasilan proses pendidikan bagi siswa. Bukan hanya disekolah, olahraga diselenggarakan di klub atau komunitas penyuka olahraga lainnya, seperti bulutangkis, basket, karate, dan olahraga sepakbola. Setiap kegiatan dalam olahraga membutuhkan fisik, teknik, taktik, dan dukungan mental. Aspek latihan fisik lebih didahulukan karena merupakan pondasi dari suatu olahraga. Jika atlet memiliki kondisi fisik yang baik maka akan mendukung kemampuan lainnya, seperti kemampuan teknik, taktik, dan mental. Taktik adalah suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknikteknik yang telah dikuasai. Latihan mental diperlukan karena tanpa adanya mental yang positif sulit mewujudkan diri sebagai atlet atau pemain dengan karakteristik yang sesuai dengan permainan sepakbola. Sebagai contoh olahraga sepakbola adalah permainan team sehingga diperlukan kerjasama antar individu untuk memenangkan permainan. Kerjasama disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai defender, kipper, maupun kapten. Kerjasama diartikan sebagai tindakan melakukan pekerjaan pada waktu yang sama. Sebagai olahraga team satu sama lain saling membantu, mendorong, mengingatkan, atau mengarahkan pada saat bertahan atau menyerang. Para 1

2 pemain bekerja sama untuk mengalahkan lawan dengan menerapkan strategi yang diterapkan. Oleh karena itu dalam kegiatan sepakbola diperlukan kerjasama team. Sebagai permainan team, para pemain sepakbola dituntut untuk memainkan perannya baik sebagai defender, gelandang, atau striker agar kerjasama terjalin baik. Seorang kipper yang bertugas menjaga gawang pun harus memiliki kerjasama yang baik agar dapat bermain dengan konsentrasi tinggi, menjaga gawang dengan penuh kelincahan terutama pada saat diserang dan menyerang secara bersama-sama. Dalam permainan sepakbola kerjasama team merupakan hal yang utama. Tanpa kerjasama antara anggota maka permainan sepakbola tidak akan mencapai kemenangan. Dalam latihan atau pembelajaran sepakbola, para siswa harus mengetahui aspek aspek latihan yaitu : fisik, teknik, taktik, maupun mental. Lebih lanjut Satriya (2007, hlm.50) menjelaskan mengenai piramid aspekaspek latihan : MENTAL TAKTIK TEKNIK FISIK Bagan 1.1 Piramid Aspek-aspek Latihan Berdasarkan piramida diatas dapat diketahui, apakah peran kemampuan mental menunjang prestasi seseorang. Harsono (1988, hlm.49) menegaskan bahwa : Ada empat aspek latihan yang perlu dilatih dan diperhatikan secara seksama oleh atlet yaitu: (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, (4) latihan mental. Seperti diutarakan bahwa latihan mental merupakan puncak hierarki aspek-aspek yang diperlukan agar terwujud kinerja olahraga. Komarudin (2013, hlm.3) menyatakan bahwa : Ketahanan mental merupakan sebuah keterampilan mental yang harus dimiliki atlet. Ketahanan mental termasuk tahan melakukan kerjasama dalam dinamika pertandingan, interaksi antar anggota team, serta

3 tekanan pihak lawan. Mental dan kerjasama harus dilatih agar terjalin baik terutama pada saat tekanan permainan dan beragam perbedaan antara anggota team yang sangat beragam. Kerjasama harus diwujudkan dalam permainan yang ketat maupun di tengah perbedaan karakteristik team. Membangun kerjasama tidak mudah, diperlukan sejumlah karakter yang dapat mendorong tumbuhnya kerjasama antar anggota team. Disiplin merupakan satu bentuk perilaku yang dibutuhkan untuk membangun kerjasama. Disiplin adalah kepatuhan terhadap suatu aturan. Disiplin dalam kegiatan sepakbola adalah mengikuti peraturan, menerapkan strategi pelatih, mengarahkan diri sesuai arahan kapten dan satu sama lain saling membantu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) versi 1.1 disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb). Faktor kedua yang diperlukan adalah dorongan baik bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Dorongan internal berupa kebutuhan akan kerjasama, sedangkan eksternal adalah adanya penghargaan atau hasil atas terwujudnya kerjasama. Untuk mencapai kerjasama dalam permainan team diperlukan peran individu seperti kemauan bekerjasama, motivasi maupun ketaatan dalam mengikuti peraturan atau instruksi kapten team. Kerjasama team sangat penting dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kerjasama team perlu diperhatikan seperti disiplin. Melalui sikap dan perilaku disiplin setiap perilaku anggota team di lapangan saling mendukung. Faktor lain yang penting adalah adanya motivasi berprestasi yang dimiliki para siswa. Disiplin akan mengarahkan perilaku anggota dari luar dan motivasi merupakan dorongan internal yang mengarahkan anggota team untuk bekerja sama. Sepakbola adalah permainan yang membutuhkan kerjasama team termasuk dalam kegiatan sepakbola yang ditujukan untuk kegiatan pendidikan seperti kegiatan ekstrakulikuler di tingkat SMA. Kegiatan sepakbola yang diselenggarakan merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan di luar jam pelajaran.

4 Tujuan kegiatan tersebut adalah mendorong agar para siswa terlibat aktif dalam olahraga dan memahami makna kegiatan olahraga sebagai kegiatan fisik dan mental yang posistif. Melalui kegiatan ekstrakulikuler sepakbola, para siswa belajar untuk disiplin, percaya diri, bekerja keras, bekerjasama, dan mengembangkan potensi diri melalui kegiatan bersama. Sepakbola memiliki nilai positif bagi siswa terutama untuk pengembangan potensi diri. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan ekstra kulikuler sepakbola di SMA Negeri 3 Pandeglang, tingkat kerjasama team dalam permainan sepakbola perlu ditingkatkan. Sering terlihat peran individu dalam permainan sepakbola terlalu dominan sehingga mengganggu peran kapten untuk mengarahkan anggotanya. Masing-masing pemain seperti bermain secara individu dan tidak ada tujuan kelompok yang disepakati untuk dicapai. Para pemain seperti kehilangan sikap kerjasama pada saat di lapangan terutama pada saat permainan dalam tekanan atau menghadapi lawan yang kuat. Berdasarkan observasi terhadap kemampuan kerjasama yang dimiliki para anggota saat permainan, diketahui dorongan untuk bekerjasama kurang kuat terutama pada saat tekanan pihak lawan semakin tinggi atau dalam permainan dengan ritme yang cepat. Dalam pola permainan menyerang, para anggota team kesulitan saling bekerjasama karena tidak mampu mengembangkan permainan. Para anggota team kesulitan menerapkan strategi pelatih karena tertekan. Anggota team kesulitan mengikuti peraturan karena kerasnya permainan. Peraturan tidak diikuti karena emosi dan tekanan. Kerjasama kurang terwujud karena lemahnya perilaku mengikuti peraturan dalam permainan sepakbola serta arahan pelatih. Hasilnya adalah team yang tidak memiliki kemampuan bekerjasama karena anggota team tidak memiliki rasa disiplin dan akhirnya kalah. Para peserta kegiatan ekstrakulikuler adalah remaja yang seharusnya memiliki disiplin dan motivasi berprestasi yang tinggi. Sikap mental disiplin seperti mengikuti peraturan, menjalankan instruksi pelatih / kapten, bermain sportif sesuai ketentuan serta dorongan yang kuat untuk berprestasi memang sulit diwujudkan karena

5 beragam individu dalam team. Kerjasama sulit diwujudkan karena kurang disiplin dan tidak termotivasi untuk berprestasi. Sebaliknya kerjasama menciptakan komitmen dan mendorong adanya disiplin serta motivasi. Kerjasama antar anggota team membuat anggota team berkeinginan atau memiliki rasa terikat yang pada akhirnya termotivasi untuk berprestasi, karena ada keyakinan bahwa cita-cita untuk meraih prestasi dapat diraih karena adanya kerjasama. Satu sama lain saling mengisi dan melengkapi kelemahan team. Setiap anggota team berkontribusi untuk kemenangan team dengan disiplin dan motivasi berprestasi. Kegiatan sepakbola di sekolah memiliki pengaruh positif bagi perkembangan mental para siswa. Oleh karena itu keberadaan kegiatan ekstrakulikuler sepakbola perlu ditingkatkan kualitasnya seperti kualitas kerjasama yang dimiliki anggota team. Mengenai kerjasama, disiplin, dan motivasi berprestasi terhadap sekolah SMA Negeri 3 Pandeglang yang memiliki kegiatan ekstrakulikuler sepakbola sangat penting. Selain sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas permainan sepakbola, hasil penelitian akan memberikan gambaran mengenai kondisi nyata mental yang dimiliki para siswa. Tanpa adanya karya ilmiah tentang sikap mental terhadap anggota kegiatan ekstrakulikuler maka sulit memperbaiki kerjasama yang ada. Kegiatan sepakbola dikalangan para siswa SMA merupakan kegiatan positif yang perlu didukung keberadaannya karena tidak hanya sebagai kegiatan olah tubuh namun sebagai kegiatan yang berprestasi. Berdasarkan fokus penelitian dan latar belakang masalah penelitian, maka penulis mengambil judul pada penelitian ini yaitu Hubungan Disiplin dan Motivasi Berprestasi Dengan Kerjasama Team ( Studi Terhadap Anggota Kegiatan Ekstrakulikuler Sepakbola Siswa SMA Negeri 3 Pandeglang ) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

6 1. Apakah terdapat hubungan yang positif antara disiplin dengan kerjasama team para anggota kegiatan ekstrakulikuler sepakbola SMA Negeri 3 Pandeglang? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi dengan kerjasama team para anggota kegiatan ekstrakulikuler sepakbola SMA Negeri 3 Pandeglang? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara disiplin dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kerjasama team pada anggota kegiatan ekstrakulikuler sepakbola? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Hubungan yang positif antara disiplin dengan kerjasama team para anggota kegiatan ekstrakulikuler sepakbola SMA Negeri 3 Pandeglang. 2. Hubungan yang positif antara motivasi Berprestasi dengan kerjasama team para anggota kegiatan ekstrakulikuler sepakbola SMA Negeri 3 Pandeglang. 3. Hubungan yang positif antara disiplin dan motivasi berprestasi secara bersamasama dengan kerjasama team pada anggota kegiatan ekstrakulikuler sepakbola. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut : 1. Secara Teoretis Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi teori dalam pengembangan kajian tentang sikap mental disiplin dan motivasi serta sikap bekerjasama pada remaja peserta kegiatan sepakbola terutama pada remaja. 2. Secara Praktis Bagi guru / pelatih sepakbola hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam latihan untuk meningkatkan sikap disiplin dan motivasi para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepakbola. Bagi siswa hasil latihan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga sepakbola.

7 E. Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini mengungkapkan seberapa besar hubungan disiplin dan motivasi berprestasi dengan kerjasama team. 2. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. 3. Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan angket. 4. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah team ekstrakulikuler sepakbola SMA Negeri 3 Pandeglang. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah team ekstrakulikuler sepakbola SMA Negeri 3 Pandeglang sebanyak 32 orang. F. Definisi Operasional 1. Disiplin Prasti (2005:11) menjelaskan bahwa: Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau keterikatan terhadap suatu peraturan tata tertib. 2. Motivasi Berprestasi Adi dalam Uno ( 2011:3) menjelaskan bahwa: Motivasi berprestasi tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya berupa ranggsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Beberapa indikator yang dapat menjadi gambaran mengenai motivasi seperti dijelaskan Uno ( 2011:23) yaitu:

8 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 5) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan sesorang siswa dapat belajar dengan baik. 3. Kerjasama Team Mengenai Kerjasama, Jhonson seperti dikutip Ruuandini et al ( 2012, hlm 2) mengatakan bahwa : Kerjasama dapat mengurangi hambatan dan mendorong tercapainya solusi untuk menyelesaikan masalah. Dengan bekerjasama, para anggota kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai rintangan, bertindak mandiri dan dengan penuh tanggung jawab, mengandalkan bakat setiap anggota kelompok, mempercayai orang lain dalam mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan. Kerjasama memiliki manfaat tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, dengan adanya kerjasama dalam pekerjaan akan mempermudah penyelesaian pekerjaan. Terkait dengan pembelajarn sepakbola, kerjasama akan mempengaruhi bagaimana keberhasilan team dalam sepakbola. Sepakbola adalah olahraga yang mengedepankan adanya kerjasama antar anggota team.