PERSONAL HYGIENE DIRUMAH PADA PENDERITA STROKE DI DESA PEKUWON, KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

BAB II TINJAUAN TEORI. Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu. untuk kesejahteraan fisik dan psikis.pemenuhan personal hygiene

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO

EFIKASI DIRI PADA PASIEN STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO YANTIK

GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI DEPRESI PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI DESA SUMBERGLAGAH KECAMATAN PACET MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006).

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

KONDISI KESEHATAN DAN KEBERSIHAN MULUT PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE ISKEMIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH PERSONAL HYGIENE DI RUMAH SAKIT dr.wahidin SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

MOTIVASI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG DILAKUKAN HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD KABUPATEN JOMBANG LIANDA AGNES PUSPITA

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

TINGKAT STRES PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI MAJAPAHIT WOUND CARE CENTRE MOJOKERTO MOH. SYIBRO MULIS

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI WUS TENTANG SADARI DAN KANKER PAYUDARA DI DESA BANJAR TANGGUL PUNGGING MOJOKERTO FADILLATUS SHOLIHAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

Tindakan keperawatan (Implementasi)

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr.

BAB II PENGELOLAAN KASUS

ALAT PENELITIAN. lain-lain, sebutkan. 4. suku : 5. tingkat pendidikan : tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat perguruan tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Herliana Kurniawati Subject: Partisipasi, Ibu, Kejang Demam

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

KONSEP PERSONAL HYGIENE & ASKEP

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

GAMBARAN ORAL HYGIENE LANSIA DI POSYANDU LANSIA RW 01 KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

ADAPTASI DIRI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-6 TAHUN DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO ADITYA SYUHADAK NIM Subject : kemandirian, anak

ADAPTASI POLA HIDUP PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO MELVIN FEBRIYANUS SYAKBAN

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

KESIAPAN FISIK DAN PSIKOLOGIS DALAM MENGHADAPI PERSALINANPADAIBU HAMIL YANG MELAKUKAN SENAM YOGA DI DOTHE BEAUTY & FRESH SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berfungsi secara bermakna di bawah rata-rata (IQ kira-kira 70 atau lebih

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

DANIA PURTIANINGSIH DESCRIPTION. Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

Transkripsi:

PERSONAL HYGIENE DIRUMAH PADA PENDERITA STROKE DI DESA PEKUWON, KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO RENY APRILIA 11001131 Subject : Personal Hygiene, Penderita Stroke DESCRIPTION Pasien yang menderita stroke tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara optimal, sehingga mengakibatkan aktivitas terganggu dan akan mempengaruhi kemandirian pasien. Dampak dari stroke dapat mengakibatkan ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari hari seperti perawatan kulit,mandi,hygiene mulut,perawatan mata,hidung,telinga,perawatan rambut,perawatan kaki dan kuku yang disebabkan kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota tubuh.penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemandirian pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita strokedi desa pekuwon kecamatan bangsal kabupaten mojokerto. Penelitian ini dilakukan dengan jenis Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita stroke yang berada di desa pekuwon kecamatan bangsal kabupaten mojokerto sebanyak 15 orang dengan jumlah sampel 15 0rang dan sampling yang digunakan adalah total sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kemandirian pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita stroke, pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar kemandirian personal hygiene responden adalah ketergantungan berat sebanyak 9 responden (60%). Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih bermakna peneliti menemukan personal higiene yang paling banyak di bantu yaitu perawatan kulit dan mandi sebanyak 8 responden. Sedangkan personal hygiene yang mandiri yaitu perawatan mata,hidung dan telinga sebanyak 15 responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemandirian personal hygiene pada pasien stroke adalah berat. Diharapkan peran perawat dan keluarga dalam membantu melatih dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri. ABSTRACT Patients who suffer a stroke can not run optimall,so that cause their activity disturbed and will affect the is independence. The impact of stroke can lead to dependency on fulfilling the day needs,such as skin care, bathing, oral hygiene,eyes care, nose, earshair care, foot care and nail all of those are caused with paralysis ofpart orthe whole body. This study was conducted to determine

the level of independence an fulfill ment of personal hygiene to patients with stroke desa Pekuwon Bangsal Mojokerto. This study is conducted with descriptive type. The population in this study is patients with stroke live in desa Pekuwon Bangsal Mojokerto amount 15 people with 15 people sample come be and sampling used is total sampling. The variable inthis study is thein dependence on the fulfill ment of personal hygiene in patients with stroke,and collecting data uses questionnaire. Based onthe results ofthe study show thatthe majority of respondents in dependence on personal hygiene is a heavy dependenty with 9 respondents (60%). To get a more meaning ful explanation,the writer finds the most personal hygiene a idsin skin care and taking path,consist of 8 respondents. While,the independence on personal hygiene is eye care, ear and nose amounts 15 respondents. Based onthe results ofthis study it is concluded that thein dependence on personal hygiene in patients with stroke are severe. It is expected that the role of nurse sand families help to train the fulfillment of personal hygiene in dependently. Keywords : personal hygiene, stroke patients Contributor : 1.Dwiharini P.,S.Kep.NS.M.Kep : 2.Sunyoto,S.Kep.Ns Date : Mojokerto, 17 juni 2014 URL : Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Stroke merupakan salah satu penyakit yang paling menakutkan karena hasil akhirnya bisa fatal baik meninggal dunia atau cacat tetap. Untuk itu penting bagi kita semua untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit stroke ini (Medicastore,2011). Stroke penyebabkematian ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadangkadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranyaoleh karena itu seorang yang mengalami stroke terkadang tidak mampu untuk melakukan aktifitas kebersihan dirinya sendiri atau personal hygiene.dampaknya jika personal hygienenya kurang penderita stroke berdampak pada fisiknya diantaranya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritaskulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. Dan masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene penderita stroke yaitu gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social (Hidayat 2010) Stroke merupakan penyebab kematian

ketigatersering di Negara maju setelah penyakit jantungdan kanker,setiap tahun hampir 700.000orang amerika mengalami stroke,dan stroke mengakibatkan hampir 150.000 kematian,pada suatu saat 5,8 juta orang di Amerika Serikat mengalami stroke,yang mengakibatkan biaya kesehatan berkenaan dengan stroke mendekati 70 miliar dolar per tahun,selain itu 11%orang Amerika berusia 55-64 mengalami infark serebral,prevalensinya meningkat sampai 40% pada usia 80 tahun dan 43% pada usia 85 tahun (Adrian j.dkk,2013).jumlah penderita stroke semakin meningkat dari hari kehari bukan hanya menyerang penduduk usia tua tetapi juga dialami oleh kelompok usia muda dan produktif. Di Indonesia insiden dan prevalensi stroke belum diketahui secara pasti,diperkirakan 500.000 penduduk terkena stroke setiap tahunnya,sekitar 2,5% atau 125.000 0rang meninggal (Suyono, 2005).Di Jawa Timur prevalensi penyakit stroke masih cukup tinggi yaitu 0,8%(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,2008). Hasil pendahuluan yang dilakukan di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto pada tanggal 21 februari 2014 dengan menggunakan 7 penderita stroke sebagai responden. Ditemukan 1 penderita stroke melakukan personal hygiene dibantu sepenuhnya, 4 penderita stroke melakukan personal hygiene dibantu sebagian dan 2 penderita stroke melakukan personal hygiene secara mandiri. Stroke disebabkan karena terganggunya suplai darah ke otak oleh karena adanya sumbatan di pembuluh darah atau pun pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak akan mengalami kekurangan pasokan oksigen jika keterlambatan pasokan ini berlarut, sel sel jaringan otak akan mati. Jika berlanjut akan menyebabkan kematian, kecacatan dan kelumpuhan. Oleh karena itu pasien stroke harus mendapat penanganan segera. Selain penanganan stroke fase akut, salah satu penanganan masalah stroke yang tidak kalah penting adalah rehabilitasi pasca stroke baik untuk memperbaiki kecacatan fisik maupun gangguan emosional (Sofwan 2010). Karena dalam keadaan lumpuh atau cacat pasien akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan personal hygiene secara mandiri. Stroke disebabkan karena terganggunya suplai darah ke otak oleh karena adanya sumbatan di pembuluh darah atau pun pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak akan mengalami kekurangan pasokan oksigen jika keterlambatan pasokan ini berlarut, sel sel jaringan otak akan mati. Jika berlanjut akan menyebabkan kematian, kecacatan dan kelumpuhan. Oleh karena itu pasien stroke harus mendapat penanganan segera. Selain penanganan stroke fase akut, salah satu penanganan masalah stroke yang tidak kalah penting adalah rehabilitasi pasca stroke baik untuk memperbaiki kecacatan fisik maupun gangguan emosional (Sofwan 2010). Karena dalam keadaan lumpuh atau cacat pasien akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan personal hygiene secara mandiri. Berdasarkan latar belakang inilah peneliti ingin mengetahui Personal Hygiene pada penderita Stroke. Bagaimana penderita Stroke melakukan Personal Hygiene yang meliputi perawatan kulit, mandi, oral hygiene, perawatan mata, hidung, telinga, perawatan rambut, perawatan kaki dan kuku, perawatan genetalia.

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah kemandirian dalam personal hygiene di rumah pada penderita stroke. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 15 responden dan sampel sebanyak 15 responden. Dalam penelitian ini sampling yang digunakan ialah total sampling. Tehnik pengumpulan data ini menggunakan kuisioner yang terdiri dari 10 soal dengan memilih jawaban ya, tidak. Kuisioner yang di ginakan dalam penelitian ini belum di lakukan uji validitas dan rehabilitasnya. pengolaan data menggunakan tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 50% responden berumur >60 tahun yaitu sebanyak 11 responden (73,3%), responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 9 responden (60%), responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 8 responden (53,3%), mayoritas responden perempuan sebanyak 9 responden (60%). Berdasarkan hasil penelitiandi atas di desa pekuwon kecamatan bangsal kabupaten mojokerto di dapatkan lebih dari 50% responden personal hygiene di lakukan dengan dibantu keluarga, yang termasuk dependen berat 9 responden (60%) dan yang termasuk dependen sedang 6 responden (40%). Stroke merupakan salah satu penyakit yang paling menakutkan karena hasil akhirnya bisa fatal baik meninggal dunia atau cacat tetap. Untuk itu penting bagi kita semua untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit stroke ini (Medicastore, 2011). Stroke penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya oleh karena itu yang seseorang yang mengalami stroke terkadang tidak mampu untuk melakukan aktifitas kebersihan dirinya sendiri atau personal hygiene. Dengan melakukan perawatan secara mandiri dan melakukan personal hygiene secara rutin akan menambah kesembuhan dan terhindar dari kuman yang akan masuk ke dalam tubuh dan apabila penderita stroke dengan kmampuan yang optimal dapat melakukan personal hygiene secara mandiri dapat menangkal pendapat orang mengenai penderita stroke akan menjadi beban bagi keluarga. kulit yang di bantu terdapat 8 responden (53,7%) dan yang mandiri terdapat 7 responden (46,7%).Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Tujuan perawatan kulit adalah penderita akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, penderita dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit (Hidayat 2010). mandi yang di bantu terdapat 8 responden (53,7%) dan yang mandiri terdapat 7

responden (46,75%).Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik. Tujuan memandikan penderita adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar (Hidayat 2010). Perawatan kulit dan mandi yang teratur yang di lakukan penderita stroke akan memperlancar peredaran darah dan mencegah masuknya kuman dan terhindar dari komplikasi penyakit. Berdasarkan datakemandirian penderita stroke padaperawatan hygiene mulut yang di bantu terdapat 5 responden (33,3%) dan yang mandiri terdapat 10 responden (66,7%). Perawatan mulut adalah kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah dalam mulut. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman (Hidayat 2010). Hygiene mulut yang baikakan memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. mata, hidung, telinga yang di bantu 0 responden (0%) dan yang mandiri15 responden (100%). Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan (Hidayat 2010). Perawatan mata, hidung, dan telinga jika perawatannya dilakukan secara rutin dan yang memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga penderita akan bebas dari infeksi.

rambut yang di bantu 9 responden (60%) dan yang mandiri terdapat 6 responden (40%). Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut (Hidayat 2010). Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. kaki dan kuku yang di bantu 8 responden (53,3%) dan yang mandiri 7 responden (46,7%). Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan.tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan (Hidayat 2010). Dengan menjaga perawatan kuku dan kaki badan akan lebih sehat karena kuman sulit masuk keseluruh tubuh. genetalia yang di bantu 2 responden (13,3%) dan yang mandiri 13 responden (86,7%). Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan geneitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang di laksanakan di Desa Pekuwon, Kecamatan Bangsal, kabupaten Mojokerto pada tanggal 21 februari sampai 16 april 2014 di dapatkan sebagian besar responden masih belum melakukan kemandirian secara mandiri, didapatkan hasil lebih dari 50% responden personal hygiene di lakukan dengan dibantu keluarga, yang termasuk dependen berat 9 responden (60%) dan yang termasuk dependen sedang 6 responden (40%).

REKOMENDASI Untuk Peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan penelitian sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan personal hygiene pada penderita stroke. Alamat Correspondensi : Jl.Teratai RT.02 RW.02 Ds. Pesisir Kec.Besuki Kab. Situbondo Email :Renyaprilia21@yahoo.com No telp :089638865608.