BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian perangkat keras dan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

LOGO RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI DAN PENANGGULANGAN KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS SENSOR TGS2610

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

PERANCANGAN ALAT SISTEM PENGIRIMAN PESAN SMS MELALUI JALUR RADIO KOMUNIKASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI NIRKABEL UNTUK PERINGATAN DINI BANJIR DENGAN MODULASI DIGITAL FSK- MODULASI FREKUENSI

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan sistem ini, terdiri dari beberapa bagian sistem perancangan antara lain sebagai berikut. 1. Perancangan sistem transmisi data yang terbagi menjadi dua bagian yaitu, perancangan sistem pada sisi pengiriman data dan perancangan sistem pada sisi penerima data. 2. Bagian-bagian yang termasuk pada sisi pengiriman data adalah sebagai berikut: a. Perancangan sensor pendeteksi api. b. Mikrokontroller basic stamp. c. Perancangan rangkaian ULN 2003 untuk wipper. d. Perancangan motor servo. e. Perancangan modulator Frequency Shift Keying (FSK). f. Pemancar Frequency Modulation (FM). 3. Bagian-bagian yang termasuk pada sisi penerima data adalah sebagai berikut: a. Penerima Frequency Modulation (FM). b. Perancangan demodulator Frequency Shift Keying (FSK). c. Mikrokontroller basic stamp. d. Perancangan warning system, yaitu display menggunakan Liquid Crystal Display (LCD) dan rangkaian buzzer sebagai alarm. 4. Perancangan catu daya. 27

28 3.1 Blok Diagram Sistem Alarm Sensor Api Mikro Modulator FSK Pemancar FM Penerima FM Demodulator FSK Mikro Display Motor Servo Wipper Gambar 3.1 Blok diagram sistem Prinsip kerja dari blok diagram diatas adalah sebagai berikut: Di bagian pengirim sensor api (flame detector) mendeteksi panas dari munculnya nyala api. Selanjutnya, sensor tersebut akan mengirimkan sinyal logika ke mikrokontroler Apabila sensor api mendeteksi panas dari munculnya nyala api di area pengirim, maka sensor tersebut akan mengirimkan sinyal logika 1 atau high ke mikrokontroller untuk mengarahkan dimana letak nyala api bersamaan dengan menggunakan motor servo. Setelah mendeteksi adanya nyala api, mikrokontroller akan mengaktivkan wipper melalui rangkaian IC ULN2003 yang difungsikan sebagai driver motor dengan memberikan kondisi keadaan high guna menyemprotkan air ke area yang terindikasi adanya bahaya kebakaran. Kemudian di bagian penerima, mikrokontroller akan menerima sinyal dari mikrokontroller di bagian pemancar untuk mengirimkan pesan logika terhadap

29 buzzer atau alarm agar berbunyi, serta menampilkan pesan tulisan tanda bahaya Kebakaran melalui LCD. Setelah itu apabila api terdeteksi padam maka sensor akan mengirimkan kembali sinyal ke mikrokontroller logika 0 atau low untuk memberhentikan sistem kerja dari wipper di area pengirim, serta mikrokontroller dibagian penerima akan mematikan alarm dan menampilkan pesan tulisan Aman serta Awas!! Lantai basah melalui LCD, guna mengetahui kondisi yang ada di dalam prototype ruangan tersebut. 3.2 Perancangan Sistem Pada Sisi Pengiriman Data Pada perancangan ini akan dirancang beberapa bagian yang mendukung kinerja sistem pada proses pengiriman data. Adapun bagian-bagian perancangan pada sisi pengiriman data adalah sebagai berikut: 3.2.1 Perancangan Sensor Sensor yang digunakan dalam perancangan sistem penanggulangan kebakaran adalah jenis sensor DT-Sense Flame Detector sebagai pedeteksi keberadaan nyala api yang muncul. Adapun keunggulan dari sensor tersebut adalah dapat mendeteksi nyala api dengan tingkat keakuratan yang tinggi Sensor DT-Sense Flame Detector merupakan sebuah modul sensor yang siap pakai yang secara otomatis tersedia. Adapun bentuk fisik dan skematik rangkaian dari sensor DT-Sense Flame Detector adalah sebagai berikut:

30 Sensor Interface Servo Gambar 3.2 Bentuk fisik dari sensor DT- DT-Senses Flame Detector. Sensor Data (+) Servo (-) Servo P1 Gnd Vcc P0 Gambar 3.3 Skematik rangkaian sensor DT-Senses Flame Detector.

31 Adapun bentuk komunikasi serial antara modul sensor DT-Senses Flame Detector dengan mikrokontroller Bs2p adalah sebagai berikut: Tipe dan jenis bahasa yang digunakan pada mikrokontroller Sintak untuk mengirim perintah autoscan dari pin 0 dengan baudrate 45 Gambar 3.4 Contoh program modul sensor DT-Senses Flame Detector menggunakan mikrokontroller Bs2p. Spesifikasi DT-Sense Flame Detector adalah sebagai berikut: a. Vcc = 4.8-5.4 volt b. Sensitivitas = Mampu mendeteksi api sebuah lilin pada jarak maksimum 40 cm dari mata sensor. c. Output = 3.2.2 Mikrokontroller Basic Stamp Jenis mikrokontroller yang digunakan adalah basic stamp BS2p. Fungsi utama mikrokontroller tersebut pada sisi pengirim adalah untuk memanggil serta mengolah data yang diberikan oleh sensor pada saat mendeteksi api. Spesifikasi mikrokontroller BS2p adalah sebagai berikut: a. Vcc = 5 volt dan 9 volt b. Bahasa = Bahasa basic c. Output = Data

32 3.2.3 Perancangan Rangkaian ULN 2003 Untuk Wipper Wipper merupakan sejenis motor listrik yang diaplikasikan sebagai penyemprot untuk mobil. Oleh karena itu wipper memerlukan sebuah rangkaian driver motor yang menggunakan IC ULN 2003 untuk mengaktivkan wipper tersebut. Adapun skematik rangkaian untuk driver motor dengan menggunakan IC ULN 2003 adalah sebagai berikut: Gambar 3.5 Skematik rangkaian IC ULN2003 dengan mikrokontroller Bs2p. 3.2.4 Perancangan Motor Servo Untuk mencari titik api secara otomatis maka sensor api DT-Sense Flame Detector dan wipper dipasang pada sebuah servo digital HS 5065 MG. Tujuannya adalah untuk menggerakan sensor dan wipper ke titik api dengan jarak jangkauan servo adalah sebesar 180. Pada saat proses pencarian titik api sensor dan motor servo terus melakukan proses autoscan, dimana motor servo akan terus bergerak dengan jangakauan sebesar 180 selama proses pencarian titik api. Jika api sudah dideteksi maka secara otomatis servo akan mengarah kemana titik api berada.

33 Motor servo dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan pemrograman guna mengatur sudut pada motor servo. Pulsa yang diberikan untuk mengatur motor servo adalah minimal mulai dari 1000-2800. Untuk melakukan pengecekan pada motor servo digunakan mikrokontroller Bs2p sebagai pemberian program untuk mengatur sudut motor servo. Adapun skematik rangkaian dari motor servo dengan mikrokontroller Bs2p adalah sebagai berikut: Gambar 3.6 Skematik rangkaian motor servo dengan mikrokontroller Bs2p. Adapun contoh program sederhana untuk mengatur sudut motor servo pada mikrokontroller Bs2p adalah sebagai berikut: Tipe dan jenis bahasa yang digunakan pada mikrokontroller Memberikan pulsa 1000 ke pin 3 Gambar 3.7 Contoh program motor servo menggunakan mikrokontroller Bs2p.

34 Spesifikasi dari motor servo digital HS 5065 MG adalah sebagai berikut: a. Vcc = 4.8-6.0 volt. b. Jarak jangkauan = 180 (Dari poros sudut ke kanan dan dari poros sudut ke kiri). Namun, dikarenakan pada modul sensor api DT-Sense Flame Detector sudah secara otomatis terdapat sistem untuk motor servo maka tidak diperlukan program tambahan untuk mengatur motor servo tersebut. Adapun realisasi dari perancangan motor servo beserta sensor api DT-Sense Flame Detector dan wipper adalah sebagai berikut: Sensor Api Wipper Motor servo Gambar 3.8 Perancangan motor servo dengan sensor dan wipper. 3.2.5 Perancangan Modulator Frequency Shift Keying (FSK) Untuk perancangan modulator Frequency Shift Keying (FSK), digunakan dua osilator sinusoidal untuk pemunculan sinyal pada output FSK tergantung dari nilai logika data yang diberikan. Salah satunya adalah rangkaian FSK yang mempunyai frekuensi mark (bernilai logika 1) sebesar 1270 Hz dan frekuensi

35 space (bernilai logika 0) sebesar 1070 Hz dengan menggunakan IC XR-2206 sebagai pembangkit gelombang FSK serta penggabungan antara perangkat keras pendukung modulator digital tersebut. Adapun gambar rangkaian dari pembangkit gelombang FSK menggunakan IC XR-2206 adalah sebagai berikut: Rangkaian modulator FSK menggunakan IC XR-2206 VCC VCC = 12 volt P4 Output Data Gambar 3.9 Pembangkitan gelombang Frequncy Shift Keying (FSK) menggunakan IC XR-2206. Nilai frekuensi output masing-masing sudah ditentukan yaitu 1270 Hz (mark) dan 1070 Hz (space). Sehingga untuk menghitung nilai timing resistor pada pin 7 untuk R 1 dan pin 8 untuk R 2 adalah digunakan rumus sebagai berikut: dan........(3.1) Hz adalah: Perhitungan untuk nilai resistor di pin 7 dengan frekuensi sebesar 1270....(3.2)

36.....(3.3)... (3.4).......(3.5) Sedangkan, perhitungan untuk nilai resistor di pin 8 dengan frekuensi sebesar 1070 Hz adalah:.....(3.6).....(3.7)....(3.8)........ (3.9) Spesifikasi untuk rangkaian modulator FSK menggunakan IC XR-2206 adalah sebagai berikut: a. Vcc = 12 volt b. Sinyal input = Data 1 dan 0 c. Frekuensi = F 1 = 1270 Hz (Mark) dan F 2 = 1070 Hz (Space) d. Output =

37 3.2.6 Multivibrator Astabil Rangkaian multivibrator astabil terdiri dari IC NE555 yang berupa IC clock, beberapa komponen resistor dan kapasitor. Fungsi dari rangkaian multivibrator astabil ini hanya sebatas pengecekan pada modulator FSK, rangkaian ini digunakan sebagai masukan data pada modulator pengganti data sensor atau data sistem yang sebenarnya. Adapun skematik rangkaian dari multivibrator astabil adalah sebagai berikut: Vcc Ra Rb 7 6 2 8 4 NE 555 5 3 1 Mod Fsk (Pin 9) C1 C2 Gambar 3.10 Skematik rangkaian multivibrator astabil. Spesifikasi rangkaian multivibrator astabil adalah sebagi berikut: a. Vcc = 5 volt b. Output =

38 Adapun skematik rangkaian keseluruhan dari perancangan modulator Frequency Shift Keying (FSK) adalah sebagai berikut: 1 2 3 P4 VCC 16 15 14 13 12 11 XR - 2206 10 9 8 7 6 5 NE 555 Output Data 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 Output Data Gambar 3.11 Skematik rangkaian keseluruhan modulator Frequency Shift Keying (FSK). Realisasi dari perancangan alat modulator Frequency Shift Keying (FSK) dengan rangkaian multivibrator astabil adalah sebagai berikut: Gambar 3.12 Modulator Frequency Shift Keying (FSK).

39 3.2.7 Pemancar Frequency Modulation (FM) Rangkaian pemancar yang digunakan adalah rangkaian pemancar Frequency Modulation (FM) yang siap pakai atau yang sudah beredar dipasaran. Adapun skematik rangkaian dari pemancar FM adalah sebagai berikut: 10Ω 47KΩ 100p 3K3Ω 100p 100p 33p 47KΩ 1K5Ω 100p 1K5Ω 100p 10kΩ 100p 5K6Ω 100p +12 Volt 2K2Ω 100p 100p VR 7p 7p 47p 27p 27p RF 22n OUT AUDIO IN 47K Ω 6K8Ω 330Ω 5K6Ω 2K2 10kΩ Ω 220Ω 10kΩ 10p 33p 33p 100kΩ 2K2Ω 47KΩ 3K3Ω 10kΩ 100p 100p -12 Volt Gambar 3.13 Skematik rangkaian pemancar FM. Spesifikasi dari pemancar FM yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Vcc = 12 volt b. Frekuensi = 88 MHz-108 Mhz c. Output = Data sinyal termodulasi d. Konfigurasi pin = Pin Audio : Input data dari modulator FSK Pin IN Pin RF Pin OUT : Ground data dari modulator FSK : + Antenna : - Antenna

40 3.3 Perancangan Keseluruhan Sistem Pada Sisi Pengiriman Data Perancangan keseluruhan sistem pada sisi pengiriman data meliputi perancangan dari bagian pengiriman data sensor pada mikrokontroller, dengan menggunakan modulasi Frequency Shift Keying (FSK) sampai pada bagian pemancar Frequency Modulation (FM). Adapun bentuk dari perancangan tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 3.14 Perancangan keseluruhan sistem pada sisi pengiriman data.

41 Adapun bentuk program pada mikrokontroller Bs2p di bagian pemancar adalah sebagai berikut:

42 3.4 Perancangan Sistem Pada Sisi Penerima Data Pada perancangan ini akan dirancang beberapa bagian yang mendukung kinerja sistem pada proses penerima data. Adapun bagian-bagian perancangan pada sisi penerimaan data adalah sebagai berikut: 3.4.1 Penerima Frequency Modulation (FM) Rangkaian penerima yang digunakan adalah rangkaian penerima Frequency Modulation (FM) yang siap pakai atau yang sudah beredar dipasaran. Adapun skematik rangkaian dari penerima FM adalah sebagai berikut: RCA Output + - Gambar 3.15 skematik rangkaian penerima FM. Spesifikasi dari penerima FM yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Vcc = 12 volt b. Frekuensi = 88 MHz-108 MHz c. Output = Sinyal termodulasi d. Konfigurasi pin = Pin + : Output data ke demodulator FSK Pin - : Ground

43 3.4.2 Perancangan Demodulator Digital Frequency Shift Keying (FSK) Demodulator digital Frequency Shift Keying (FSK) adalah suatu rangkaian yang digunakan mengkonversikan kembali bentuk asal sinyal modulasi yang diterima pada sisi receiver. Adapun skematik rangkaian demodulator digital FSK dengan menggunakan IC LM567 adalah sebagai berikut: Pin 1 RL R1 C1 C3 C2 Penerima Vcc Gambar 3.16 Skematik rangkaian demodulator digital FSK. Adapun spesifikasi dari rangkaian demodulator FSK menggunakan IC LM 567 adalah sebagai berikut: a. Vcc = 5 Volt b. Sinyal input = Data 1 dan 0 c. Frekuensi = F 1 = 1070 Hz dan F 2 = 1270 Hz, maka F center adalah sebagai berikut:

44 d. Output = Adapun skematik rangkaian keseluruhan dari demodulator Frequency Shift Keying (FSK) adalah sebagai berikut: LED + - Vcc 8 7 6 5 8 7 6 5 output LM 567 741 1 2 3 4 1 2 3 4 Input Gambar 3.17 Skematik rangkaian keseluruhan demodulator Frequency Shift Keying (FSK). Realisasi dari perancangan alat demodulator Frequency Shift Keying (FSK) adalah sebagai berikut:

45 Gambar 3.18 Demodulator Frequency Shift Keying (FSK). 3.4.3 Mikrokontroller Basic Stamp Jenis mikrokontroller yang digunakan adalah basic stamp BS2p. Fungsi utama mikrokontroller tersebut pada sisi penerima adalah untuk mengolah kembali sinyal data yang dikirim dari sisi pemancar, untuk menampilkan tanda bahaya kebakaran melalui display tulisan tanda bahaya kebakaran dan rangkaian sistem buzzer sebagai alarm untuk peringatan yang berupa bunyi. Spesifikasi mikrokontroller BS2p adalah sebagai berikut: a. Vcc = 5 volt dan 9 volt b. Bahasa = Bahasa basic c. Output = Data 3.5 Perancangan Warning System Perancangan sistem warning system digunakan sebagai tanda peringatan untuk memberitahukan adanya bahaya kebakaran. Perancangan Warning System menggunakan dua buah peringatan tanda bahaya kebakaran, yaitu dengan menggunakan Liquid Crystal Display (LCD) dan buzzer.

46 3.5.1 Perancangan Display Menggunakan Liquid Crystal Display (LCD) Liquid Crystal Display (LCD) digunakan sebagai display yang menampilkan pesan tulisan tanda bahaya kebakaran. Adapun skematik rangkaian untuk Liquid Crystal Display (LCD) adalah sebagai berikut: P7 P6 P5 P4 P1 P2 P3 Vdd DB7 DB6 DB5 DB4 E R/W RS 10 KΩ Vss 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121314 Gambar 3.19 Skematik rangkaian untuk Liquid Crystal Display (LCD). Adapun Realisasi dari perancangan rangkaian display menggunakan Liquid Crystal Display (LCD) sebagai berikut: Gambar 3.20 Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD).

47 berikut: Adapun contoh program LCD pada Basic Stamp Bs2p adalah sebagai

48 3.5.2 Perancangan Alarm Perancangan alarm digunakan sebagai sistem peringatan tanda bahaya kebakaran berupa bunyi atau suara. Sistem alarm yang digunakan adalah sistem buzzer. Buzzer merupakan pembangkit bunyi, dalam sistem ini digunakan sebagai tanda peringatan bahwa sensor mendeteksi adanya gangguan. Adapun skematik dan realisasi rangkaian dari buzzer adalah sebagai berikut: Buzzer P1 1k 2N2222A 470 Vcc Gambar 3.21 Rangkaian buzzer. Gambar 3.22 Rangkaian buzzer.

49 Adapun contoh program untuk mengaktivkan buzzer pada mikrokontroller Bs2p adalah sebagai berikut: Tipe dan jenis bahasa yang digunakan pada mikrokontroller Memberikan nilai logika 1 atau high ke pin 15. Gambar 3.23 Contoh program untuk mengaktivkan buzzer pada mikrokontroller Bs2p. 3.6 Perancangan Keseluruhan Sistem Pada Sisi Penerima Data Perancangan keseluruhan sistem pada sisi penerima data meliputi perancangan dari bagian penerimaan pesan data yang telah dikirimkan dari sisi pemancar, yang kemudian ditampilkan pada sistem warning system. Adapun bentuk dari perancangan tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 3.24 Perancangan keseluruhan sistem pada sisi penerima data.

50 Adapun bentuk program pada mikrokontroller Bs2p di bagian penerima adalah sebagai berikut:

51 3.7 Perancangan Catu Daya Di dalam perancangan sistem diperlukan catu daya untuk memaksimalkan sistem kerja dari masing-masing rangkaian. Catu daya yang digunakan adalah +5 volt dan +12 volt, untuk rangkaian modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, sensor, alarm dan display. Sedangkan catu daya +9 volt digunakan untuk mikrokontroller basic stamp. Adapun beberapa skematik rangkaian untuk catu daya adalah sebagai berikut: Skematik rangkaian untuk catu daya 5 volt Gambar 3.25 Skematik rangkaian untuk catu daya 5 volt. 9v 9v Skematik rangkaian untuk catu daya 9 volt Gambar 3.26 Skematik rangkaian untuk catu daya 9 volt.

52 Skematik rangkaian untuk catu daya 12 volt Gambar 3.27 Skematik rangkaian untuk catu daya 12 volt. Realisasi dari perancangan catu daya 5 volt, 9 volt dan 12 volt adalah sebagai berikut: Gambar 3.28 Catu daya 5 volt, 9 volt dan 12 volt.

53 3.8 Flowchart berikut: Adapun diagram alur atau flowchart di sisi pengirim adalah sebagai Start Inisialisasi Kirim Sinyal Aman Kirim perintah autoscan ke modul sensor api Berhenti 20 ms i=0 i=i+1 Kirim perintah read autoscan ke modul sensor api Terima data sensor T i=250 Y Data sensor 255 T Y Nyalakan Wipper Aman

54 berikut: Adapun diagram alur atau flowchart di sisi penerima adalah sebagai Start Inisialisasi Terima data dari demodulator Sensor =1 T Y Aktivkan buzzer Kirim kata Kebakaran ke LCD Berhenti 20 ms Terima data dari demodulator Sensor =0 T Y Matikan buzzer Kirim kata Aman, Awas!! Lantai Basah ke LCD Berhenti 20 ms

55 Tampilan untuk Liquid Crystal Display (LCD) adalah sebagai berikut: LCD Clear display Move scrsr Inisialisasi Terima data dari BS Berhenti 100 ms Return