BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis pada organ-organ tubuh (Wulanda, 2011). Kehamilan juga dapat diartikan sebagai suatu krisis maturitas pada wanita yang dapat menimbulkan stres, karena harus menyiapkan diri untuk bisa memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar daripada sebelumnya. Tingkat kesadaran seorang wanita dalam menjaga kesehatan selama masa kehamilan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan angka kematian ibu (AKI) selama proses kehamilan dan melahirkan (Bobak, 2005). Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan derajat kesehatan di masyarakat (Departemen Kesehatan, 2008). Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu di dunia terjadi di negara berkembang dan 80% kematian maternal merupakan akibat dari meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2014). Angka kematian ibu terus meningkat setiap tahunnya. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di dunia mencapai 289.000 jiwa, sementara di wilayah Asia Tenggara posisi angka kematian ibu tertinggi ditempati oleh Indonesia dengan 214 per 100.000 kelahiran hidup atau sedikitnya 11.534 ibu meninggal setiap tahunnya, hal ini berarti setiap 1 jam 1

2 terdapat 2 orang ibu hamil atau bersalin meninggal karena berbagai sebab, diikuti oleh Filipina 170, Vietnam 160, Thailand 44, dan Brunei 60. Angka kematian ibu di Indonesia saat ini cukup tinggi, menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas berjumlah 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai. Penurunan angka kematian ibu di Indonesia sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir akan tetapi penurunan tersebut dinilai masih sangat lambat (Siswanto, 2010). Lambatnya proses penurunan angka kematian ibu dikarenakan berbagai sebab, berdasarkan survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (2008) angka kematian ibu di Indonesia sulit mengalami penurunan dikarenakan adanya kelompok kehamilan berisiko tinggi tunggal yang mencapai 22,4% pada tahun 2007, dengan rincian umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu >34 tahun sebesar 3,8%, jarak kelahiran <24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4%. Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki target untuk mengurangi angka kematian ibu nasional menjadi 306 per 100.000 kelahiran pada tahun 2019. Pemerintah Indonesia dan semua pihak yang terlibat diharapkan dapat berupaya keras untuk memenuhi target tersebut (Perserikatan Bangsa Bangsa, 2015) Data dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakata (Dinkes DIY) menunjukkan sepanjang tahun 2014 angka kematian ibu mencapai 40 kasus

3 dari sebelumnya 46 kasus ditahun 2013, namun angka kematian ibu ditahun 2014 sama jumlahnya dengan angka kematian ibu ditahun 2012. Angka kematian ibu yang mengalami penurunan beberapa tahun terakhir di Provinsi DIY yaitu Yogyakarta yang hanya terdapat 2 kasus kematian ibu ditahun 2014 lebih sedikit dari tahun sebelumnya terdapat 9 kasus pada tahun 2013, Kulon Progo terdapat 5 kasus, dan Gunung Kidul 7 kasus, sedangkan di Bantul sendiri angka kematian ibu mencapai 18 pada tahun 2008, kemudian menurun menjadi 7 pada tahun 2012, lalu meningkat lagi menjadi 14 pada tahun 2014 (Dinkes DIY, 2014). Menurut Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (2015) penurunan angka kematian ibu dari tahun 2005 sampai tahun 2009 belum mencapai target yang ditetapkan, angka kematian ibu tahun 2009 di Kabupaten Bantul 158/100.000 kelahiran hidup menduduki peringkat tertinggi di antara 5 kabupaten/kota di Provinsi DIY dan masih cukup jauh dari harapan/target untuk menuju Bantul Sehat 2010, yakni 65/100.000 Kelahiran hidup. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) di dalam Profil Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2014 menguraikan bahwa penyebab kematian ibu pada tahun 2013 adalah Pre Eklampsia Berat (PEB) sebanyak 23% (3 kasus), pendarahan sebesar 46% (6 kasus), infeksi 8% (1 kasus), keracunan sebanyak 8% (1 kasus) dan lainnya 15% (2 kasus). Berbeda dengan Profil Survei Gizi Kabupaten Bantul tahun 2015 menguraikan penyebab kematian ibu pada tahun 2014 adalah jantung sebanyak 2 kasus, perdarahan 3 kasus, serangan asma 2 kasus, PEB 2 kasus, emboli air ketuban 2 kasus, ca mammae 1 kasus,

4 fibrosarcoma 1 kasus, dan tumor otak 1 kasus. Hasil analisa data diketahui bahwa penyebab utama tingginya kematian ibu adalah perdarahan, diikuti eklampsia dan penyakit penyerta lainnya. Pendarahan menempati persentase tertinggi dari kematian ibu yang disebabkan oleh anemia, kekurangan energi kronis pada ibu hamil, keterlambatan dalam penanganan oleh tenaga ahli yang berkompeten dan profesional, ketersediaan darah, dan peralatan yang tidak lengkap (Almatsier, 2009). Anemia selama masa kehamilan memiliki dampak yang sangat besar. Ibu hamil yang mengalami anemia dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya (Tarwoto dan Wasnidar, 2010). Anemia merupakan suatu keadaan dimana menurunnya kadar hemoglobin seseorang yang dapat disebabkan oleh kekurangan protein dan zat besi yang berada pada kisaran di bawah normal atau kurang dari 11gr/dl (Arisman, 2010). Laporan dari WHO (2014) didapati 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang, sementara di Indonesia sendiri dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil 50% diantaranya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis. Masa kehamilan membuat seorang wanita cenderung menderita anemia karena pada masa tersebut janin menyimpan banyak cadangan besi untuk persediaan menjelang masa kelahiran dan setelah kelahiran, sehingga untuk menghindari bayi lahir dengan berat badan rendah maka anemia harus dicegah (Iis, 2008).

5 Pencegahan anemia sendiri telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan menganjurkan setiap ibu hamil agar mengkonsumsi paling sedikit 90 pil zat besi atau tablet Fe selama masa kehamilannya (Depkes RI, 2008). Penelitian yang dilakukan Sadariah tahun 2012 di Puskesmas Bara-Baraya diperoleh bahwa dari 110 sampel ibu hamil terdapat 43 (39,9%) ibu hamil yang menderita anemia dan 16 (37,2%) ibu yang tidak patuh dalam konsumsi tablet zat besi. Menurut Purwitasari (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia defisiensi gizi besi pada ibu hamil, yaitu peran petugas kesehatan, ketersediaan tablet besi, dan kepatuhan ibu hamil itu sendiri dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Petugas kesehatan berperan aktif di dalam setiap kunjungan ibu hamil, seperti mengenali kehamilan yang berisiko tinggi khususnya anemia kurang gizi, memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil, dan berperan dalam proses pengobatan serta penyembuhan penyakit (Sarwono, 2012). Petugas kesehatan menurut Potter dan Perry (2007) terdiri dari empat kelompok profesi yaitu bidan, perawat, dokter dan profesi kesehatan lain seperti ahli gizi, dan lain sebagainya. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul didapati bahwa kejadian anemia tertinggi pada ibu hamil terjadi Puskesmas Pleret dengan total 403 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan 207 diantaranya memiliki Hb <11. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil telah dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Bantul berupa Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) dan program pemberian

6 Tablet Fe kepada ibu hamil. Data ibu hamil di Kabupaten Bantul penderita anemia yang mendapatkan PMTP menurun dari 151 orang menjadi 104 orang, data ibu hamil yang mendapatkan tablet zat besi (Fe1 dan Fe3) di Kabupaten Bantul tahun 2014 mencakup Fe1 sebanyak 94,97% dan Fe3 sebanyak 87,43%, cakupan tablet zat besi tersebut sudah diatas target 85% tetapi belum juga mampu menekan angka kematian ibu dan angka kejadian anemia (Profil Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014). Mengingat besarnya dampak anemia defisiensi zat besi bagi kesehatan ibu hamil dan janin, sementara pemerintah sendiri telah melakukan upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dengan program pemberian tablet Fe yang sudah mencapai target maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe di kabupaten Bantul, Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahui hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

7 2. Tujuan Khusus a. Diketahui karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas. b. Diketahui peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. c. Diketahui kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. d. Diketahui hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pedoman dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap resiko kematian ibu. 2. Bagi Responden Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi ibu hamil khususnya di wilayah Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 3. Bagi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber baru dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya maternitas, yaitu dalam pemberian informasi mengenai peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

8 4. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam meningkatkan pengetahuan mengenai peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. E. Keaslian Penelitian Sejauh ini penelitian mengenai kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe telah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di negara lain. Berikut ini beberapa gambaran penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini: 1. Ramamawati, dkk (2008) melakukan penelitian tentang Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara kepada beberapa ibu hamil. Variabel dari penelitian ini berupa pengetahuan, sikap, motivasi keluarga dan sarana pelayanan kesehatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi suplemen zat besi sangat tinggi. Faktor predisposisi yang mempengaruhi kepatuhan responden adalah pengetahuan, sikap dan dukungan motivasi keluarga. Faktor penguat yaitu penyediaan sarana pelayanan kesehatan dalam pemenuhan kebutuhan suplemen zat besi. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian ini adalah dalam jenis penelitian yaitu deskriptif analitis, tempat penelitian yaitu Puskesmas Pleret, Kabupaten Bantul Yogyakarta, variabel independen

9 penelitian yaitu peran tenaga kesehatan. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian ini adalah dalam teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sampling, sampel penelitian yaitu ibu hamil, dan variabel dependen penelitian yaitu kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. 2. Wahyunnisa (2015) melakukan penelitian tentang Gambaran Peran Tenaga Kesehatan Sebagai (advocator, educator, motivator, dan fasilitator) Dalam Sosialisasi Imunisasi Pentavalen Di Puskesmas Gayungan Surabaya. Metode yang digunakan adalah Cross Sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah peran tenaga kesehatan dalam sosialisasi imunisasi pentavalen. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya tenaga kesehatan berperan baik sebagai educator (95%) dan motivator (91%) dan sebagian besar tenaga kesehatan berperan baik sebagai advocator (73%) dan fasilitator (59%). Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian ini adalah dalam jenis penelitian yaitu deskriptif, tempat penelitian yaitu di Puskesmas Pleret, Kabupaten Bantul Yogyakarta, tekhnik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, sampel penelitian yaitu ibu hamil, variabel penelitian yaitu komunikator dan konselor. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian ini adalah dalam variabel penelitian yaitu peran tenaga kesehatan sebagai motivator dan fasilitator. 3. Gunaviani (2015) melakukan penelitian tentang Hubungan Peran Tenaga Kesehatan dengan Kepatuhan Ibu dalam Memberikan ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ampel 1 Boyolali. Jenis penelitian yang di

10 gunakan adalah observasional kuantitatif. Variabel dari penelitian ini berupa peran tenaga kesehatan sebagai customer, komunikator, motivator, fasilitator dan konselor dan kepatuhan ibu. Hasil dari penelitian ini yaitu hasil uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan bahwa nilai masing-masing peran tenaga kesehatan sebagai customer, komunikator, motivator, fasilitator dan konselor dengan kepatuhan ibu memberikan ASI adalah 0,002; 0,012; 0,049; 0,831 dan 0,074. Nilai hasil uji multivariat menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan sebagai customer mempunyai nilai paling signifikan yaitu 9,865. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian ini adalah dalam jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif, tempat penelitian yaitu di Puskesmas Pleret, Kabupaten Bantul Yogyakarta, sampel penelitian yaitu ibu hamil, tekhnik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam variabel penelitian yaitu peran tenaga kesehatan sebagai komunikator, motivator, fasilitator, dan konselor.