ANALISIS MODERNISASI BTS+ GSM SIEMENS DENGAN BTS GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002)

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB III LANDASAN TEORI

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

ANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Global System for Mobile Communication ( GSM )

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

International Mobile Telecommunication-2000 (IMT-2000) Sistem Telekomunikasi Selular Abad 21

TEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO CALL MENGGUNAKAN CODEC H.263 DAN H.264 TERHADAP LEBAR PITA JARINGAN YANG TERSEDIA

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), Ultrasite, Flexi EDGE, Flexi Multiradio

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

# CDMA1900, khususnya kanal 12 untuk 3G/WCDMA. Dengan penataan ulang yang dilakukan oleh pihak regulator berdampak juga terhadap pengguna komunikasi s

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Analisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

STUDI PENGGUNAAN ALGORITMA ANT COLONY DALAM PENGALOKASIAN KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) DENGAN BERBAGAI LAJU KANAL

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

Teknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE)

BAB III PERKEMBANGAN BISNIS SELULAR DAN FWA INDOSAT

BAB I PENDAHULUAN. global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

MULTIPLEXING DE MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi secara real time, dimana keterbatasan jarak, waktu dan ruang

BAB II LANDASAN TEORI


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS dan PROSPEK TEKNOLOGI CDMA di INDONESIA Joseph Rasiman

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS BTS BERBASIS ANTENA SINGLE- BAND DAN MULTI-BAND UNTUK MENDUKUNG KESTABILAN JARINGAN

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi,

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

ANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG

BAB III LANDASAR TEORI

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) Oleh MAISARAH HARAHAP

Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Management Bisnis ICT

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

BAB II LANDASAN TEORI. standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

ANALISIS MODERNISASI + GSM SIEMENS DENGAN GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN Edward CLP. Pasaribu, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: edwardclppasaribu@students.usu.ac.id or edu_pasaribu@yahoo.com Abstrak Jaringan GSM mengalami perubahan yang terjadi dengan cepat dan persaingan ketat dalam bisnis penyediaan jasa (operator) telepon seluler. Perusahaan yang ingin bertahan dan unggul dalam persaingan harus menjual produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan perusahaan tersebut harus mengetahui apa yang konsumen butuhkan untuk kebutuhan komunikasi yang mudah, cepat, murah dan dapat mendukung kehidupan masyarakat luas. Paper ini menganalisis tentang pelayani sistem jaringan dan segmentasi pasar dengan tepat. Perusahaan yang menjadi objek penelitian teknologi seluler di kota Medan adalah operator seluler GSM PT. Indosat. Saat ini PT. Indosat Medan sedang melaksanakan modernisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kapasitas jaringan. Untuk itu dilakukan analisis dari modernisasi dengan hasil dari analisis ini diperolehnya mobilitas jaringan yang baik, efisiensi dan flexibelty perangkat serta pengukuran parameter dan DTF dari Modrenisasi + GSM Siemens dengan GSM FMR. Kata kunci: modernisasi, + GSM Siemens, GSM FMR 1. Pendahuluan Dalam perkembangan teknologi perangkat telekomunikasi seluler sangat cepat, maka dalam hal ini dibahas analisis modernisasi + GSM Siemens dengan GSM FMR yang dilakukan secara menyeluruh pada PT. Indosat Medan. Hal ini dibahas untuk mengetahui kelebihan dan mobilitas terbaik jaringan yang dapat diberikan yaitu diantaranya Fleksibelity perangkat, perkembangan perangkat yang semakin maju dan kapasitas jaringan yang semakin besar. Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang mobilitas jaringan dan parameter dari + GSM Siemens yang lama menjadi GSM FMR (Base Transceiver Station Global System for Mobile communication Flexi Multiradio) yang baru. 1982 untuk menciptakan sebuah standart bersama telepon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900 MHz. GSM adalah sebuah teknologi komunikasi bergerak yang tergolong dalam generasi kedua (2G). Perbedaan utama sistem 2G dengan teknologi sebelumnya (1G) terletak pada teknologi digital yang digunakan. Diagram jaringan GSM terlihat pada Gambar 1 1. (Global System For Mobile Communication) GSM Global system for mobile communication (GSM) merupakan standar yang diterima secara global untuk komunikasi selular digital. GSM adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital, GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun Gambar 1 Diagram jaringan GSM -89- copyright @ DTE FT USU

Proses Uplink dan Downlink Proses uplink - downlink merupakan suatu panggilan - dipanggil pada jaringan GSM yang bekerja berdasarkan FDMA (Frequency Division Multiple Access). Komite GSM yang bernaung di bawah ETSI (European Telecommunication Standart Institute) memberikan alokasi frekuensi GSM-900 pada band frekuensi 900 MHZ dengan lebar 50 MHz yang dibagi masing-masing 25 MHz untuk downlink dan Uplink. Uplink adalah frekuensi pancar yang digunakan untuk berkomunikasi dari MS ke dan downlink adalah frekuensi pancar yang digunakan untuk berkomunikasi dari ke MS. Batasan frekuensi yang digunakan dalam jaringan GSM adalah: 1. Menggunakan pita frekuensi 2 x 25 MHz di 900 MHz, frekuensi uplink : 890-915 MHz, frekuensi downlink : 935-960 MHz dan frekuensi Indosat GSM : 890-900 & 935-945 MHz 2. Menggunakan pita frekuensi 2 x 75 MHz di 1800 MHz, frekuensi uplink: 1710-1785 MHz, frekuensi downlink : 1805-1880 MHz dan frekuensi Indosat DCS: 1717.6-1722.6 & 1812.6-1817.6 Mhz. Pada Gambar 2 dijelaskan proses kerja hubungan komunikasi antara MS dengan dengan proses uplink dan downlink. 2. Perbandingan Infrastruktur antara + GSM Siemens dan GSM FMR Perbandingan antara + GSM Siemens dan GSM FMR dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Antara + GSM dan GSM FMR. Parameter GSM Bentuk dan Ukuran Kapasitas Jaringan Sistem transport transmisi +GSM Siemens Dimensi (H x W x D) 2025 mm x 600 mm x 450 mm dan 250 kg. Kapasitas adalah 13 TRX, yang dikalikan untuk 1 TRX ada 8 chanal / time slot yang dipakai jadi 13 x 8 = 104 channel dalam 1. Sistem transmisi menggunakan sitem TDM dengan E1. GSM FMR Dimensi (H x W x D) 133 mm x 560 mm x 447 mm dan 15 25 kg, dapat di tempatkan dimanapun, dapat di Instalasi dalam sistem feeder less. FMR Nokia ada 18 TRX, yang dikalikan untuk 1 TRX ada 8 channel / time slot yang dipakai jadi 18 x 8 = 14 channel dalam 1 dan dapat di tambah kapasitanya dengan menambah sistem modul DCS. Sistem transmisi yang digunakan sudah mendukung sistem E1 dan IP transport. Gambar 2 Up-link dan down-link Mobilitas jaringan Sistem kerja dapat mencakup daerah sampai 13 TRX, jangkauan caverge yang terbatas dan layanan dan sistem yang terbatas. Sistem kerja dapat mencakup daerah sampai 18/ 36 TRX, jangkauan coverage yang luas dan layanan dan sistem yang lebih unggul dan mudah di analisis. Frekuensi uplink yang digunakan adalah frekuensi yang terkecil, ini dilakukan untuk mengurangi jumlah daya yang diperlukan untuk melakukan transmisi. Karenakan MS biasanya menggunakan tenaga baterai dan memiliki daya yang kecil. Oleh karena itu frekuensi uplink adalah frekuensi yang digunakan dari MS ke. Sedangkan frekuensi Downlink digunakan dari ke MS 2. DTF dan Pada dasarnya memiliki nilai DTF dan yang baik. Nilai DTF dan bisa lebih diperbaiki dan kualitas dari kabel yang digunakan akan lebih baik dan error dapat dihilangkan -90- copyright @ DTE FT USU

3. Langkah Langkah Modernisasi Modernisasi yaitu upgrade perangkat + GSM FMR ke GSM FMR. Langkah langkah modernisasi dari + GSM FMR menjadi GSM FMR terdiri 4 bagian yaitu 3 : 1. Pergeseran transmisi yaitu jenis transmisi yang digunakan semakin meningkat kemajuannya (Sistem E1 menjadi IP transport dan kapasitas sinyal informasi yang dikirimkan lebih besar). Yang termasuk ke dalam pergeseran transmisi yaitu diawali dengan penggantian radio transmisi PDH lama dengan yang baru lalu dilakukan koneksi kembali untuk seluruh transmisi PDH yang baru (Cross-Patching Radios) dilanjutkan dengan pemesangan kabel interfaces lalu dilakukan loop-testing untuk pengecekan kembali transmisinya diakhiri dengan pengalokasian traffic E1. 2. Instalasi FMR mudah dilakukan dan dapat di tempatkan dimana saja. multicarrier yang dapat menggunakan semua teknologi jaringan baik dalam mode khusus atau bersamaan desain operasi modular membuat akuisisi teknologi, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk jangkauan jaringan di daerah baru. Hal ini memungkinkan menggunakan fungsi yang ada secara efisien, modul Flexi yang ada dapat diinstal bersama dengan Flexi Multiradio modul. Flexi yang sudah ada lemari dan casing, pasokan listrik, dan 3G Modul Flexi Sistem dapat digunakan dengan modul Multiradio Flexi. Flexi merupakan sebuah yang bisa dioperasikan tanpa batasan frekuensi atau multiradio sehingga bisa digunakan untuk mode GSM, WCDMA dan LTE. Mode ini bisa digunakan secara dedicated (hanya bisa satu mode pada suatu waktu) ataupun secara concurrent (ketiga mode digunakan secara bersamaan pada suatu waktu). 3. Commissioning FMR diawali dengan koneksi FMR dengan perangkat laptop, lalu melakukan konfigurasi tiap TRX dan sector melalui software FMR, kemudian konfigurasi Abis Plan, Cross-Coonnection antara FMR dengan transmisi PDH Power reduction pada Flexi pun dapat dikurangi dengan adanya tower mounting tanpa feeder. Commissioning FMR dapat dilakukan secara cepat, remote dan mudah. Cross connection untuk merubah BSC lama ke BSC baru, dan diakhiri dengan loop-testing untuk melakukan pengecekan transmisi baru dengan BSC Nokia. Prosedur yang disampaikan ini merupakan prosedur secara umun untuk melakukan swap FMR. 4. Cross-Connections Antara dan BSC lebih cepat dan dapat ditingkatkan lebih besar menjadi IP transport routing. Proses Cross-Connections dilakukan dengan teknik penyambungan yang baru dimana penyambungan yang lama akan di pindahkan ke penyambungan yang baru pada waktu yang telah di tentukan. Sehingga proses hubungan komunikasi yang sudah ada tidak terputus dan terus semakin maju. 4. Perangkat yang di modernisasi Adapun perangkat yang dimodernisasi dari + GSM Siemens menjadi GSM FMR terdiri 3 bagian yaitu: 1. + GSM Siemens BS-240XL dirancang untuk mencapai kesamaan papan untuk melayani baik GSM 850,GSM 900 dengan simpangan yang berbeda (GSM 1800, GSM 1900) dan standar dipilih untuk komunikasi bergerak sistem. Dimensi (H x W x D) 2025 mm x 600 mm x 450 mm dan 250 kg. Perangkat BS 240 dan BS240 XL terdiri dari beberapa bagian antara lain : DUAMCO, CU, COBA, COSA, Combiner dll. 2. GSM FMR, Multiradio atau multicarrier yang dapat menggunakan semua teknologi jaringan baik dalam mode khusus atau bersamaan desain operasi modular membuat akuisisi teknologi dan instalasi mudah, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk jangkauan jaringan di daerah baru dengan dimensi (H x W x D) 133 mm x 560 mm x 447 mm dan 15 25 kg. Hal ini memungkinkan menggunakan fungsi yang ada secara efisien. Module Flexi yang ada dapat diinstal bersama dengan Flexi Multiradio modul. Flexi yang sudah ada lemari dan casing, pasokan listrik, dan 3G Modul Flexi Sistem dapat digunakan dengan modul Multiradio Flexi. 3. bermerk Siemens dengan tipe BS 240 dan BS 240 XL. BS 240/240 XL merupakan evolusi baru dari base tansceiver station bermerek Siemens yang mempunyai 5 bagian yaitu : 1. BS 240 mempunyai maksimal 24 TRX dalam 3 rak (8 TRX pada tiap rak) 2. BS 240 XL mempunyai maksimal 36 TRX dalam 3 rak (12 TRX pada tiap rak) 3. Merupakan persiapan orientasi masa depan untuk GSM yang baru. ini memungkinkan beroperasi pada dual band yaitu band frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz/ 1900 GSM. 4. Untuk PT Indosat Area SUMBAGUT melakukan modernisasi sehingga menggunakan GSM FMR yang -91- copyright @ DTE FT USU

merupakan evolusi baru dari base tansceiver station bermerek Siemens menjadi GSM FMR yang diproduksi PT. NSN, yang mempunyai pokok - pokok seperti terlihat pada Tabel 2. yang dilalui maka dimungkinkan terjadinya kerusakaan atau gangguan dari luar. B. GSM FMR dijelaskan Hasil pengukuran yang dilakukan pada kabel yang digunakaan terlihat data pada Gambar 3. Tabel 2 Struktur RF modul 1 2 3 Distance-to-fault YAMIN00 M1: 1.026 @.116 Meter M2: 1.029 @ 5.039 Meter 1.30 M3: 1.001 @ 10.000 Meter M4: 1.001 @ 10.000 Meter 1.25 FMR Nokia ada 18 TRX yang dikalikan untuk 1 TRX ada 8 channel / time slot yang dipakai jadi 18 x 8 = 144 channel dalam 1 dan dapat di tambah kapasitanya dengan menambah sistem modul DCS dan dapat di pergunakan untuk 3G dan LTE. 5. Sistem transmisi yang digunakan menggunakan sistem TDM dengan E1 dijelaskan sebagai berikut: a. 1 E1 : 2048 Kbps (32 saluran di 64Kbps, dengan 2 saluran dicadangkan untuk sinyal dan mengendalikan) b. T1: 1,544 Mbps (24 saluran pada 64 Kbps). E1 dan T1 garis dapat saling Berhubungan untuk penggunaan internasional. c. 1 E1 : 32 TRX, 1 TRX = 8 timeslot. 6. Bahwa sistem transport yang digunakan pada FMRsudah sangat mendukung untuk sistem E1 dan IP transport. Dalam sistem koneksi BSC- MSC over IP (AoIP) sebagai alternatif untuk meneruskan sistem TDM, dalam koneksi transmisi ada 2 pilihan: 1. AoIP, TC di MGW 2. AoIP, TC di BSS 5. DTF dan dalam modernisasi Pengukuran DTF dan dalam + GSM Siemens dengan GSM FMR adalah: A. + GSM Siemens Hasil pengukuran DTF dan pada awalnya sangat baik, dikarenakan seiring lamanya waktu 1.20 1.15 1.10 1.05 1.00 Limit : 1.05 M1 M2 M3 M4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Distance (0.0-10.0 Meter) Resolution: 517 CAL:ON(COAX) CW: ON Std: GSM 900 Channel: N/A Date: 08/11/2012 Time: 13:10:30 Ins.Loss:0.000dB/m Model: S331D Serial #: 00611077 Prop.Vel:0.800 3 5 6 Gambar 3 Data pengukuran DTF Hasil pengukuran DTF dan FSWR ditunjukkan data petunjuk: A. Pada gambar 3 dengan label 2 adalah data jenis pengukuran DTF atau yang dilakukan dan urutan kabel Jumper yang di ukur. B. Nilai pengukuran yang telah di tentukan PT. Indosat adalah DTF = 1.00 s/d 1.03 dan = 1.00 s/d 1.30. C. Nilai panjang jumper yang digunakan/ pasang dalam Modernisasi + GSM Siemens menjadi GSM FMR adalah = 1 m s/d 10 m. D. Pada gambar 3 dengan label 1 dan 3 adalah berisi hasil data pengukuran DTF dan. E. Pada gambar 3 dengan label 4 adalah berisi resolusi, pengukuran jenis, waktu pengukuran dan jenis sitemaster yang digunakan untuk mengukur. -92- copyright @ DTE FT USU

F. Pada Gambar 3 dengan label 5 adalah berisi data Sitemaster yang digunakan telah dikalibrasi, waktu pengambilan data, dan serial pengambilan data. G. Pada gambar 3 dengan label 6 adalah berisi banyaknya sinyal yang hilang dari panjang kabel yang diukur dengan nilai Maksimal yang telah ditentukan seperti pada Gambar 4. Setelah dilakukan pengukuran DTF pada kabel jumper yang digunakan maka dilakukan juga pengukuran yang bertujuan untuk menambah ketepatan dan letak sinyal yang rusak, dengan cara pengukuran yang sama dengan pengukuran DTF dan hasil yang pasti mendekati dengan data, terlihat pada Gambar 4. YAMIN00 Tabel 3. Tabel hasil pengukuran DTF dan Pengukuran kabel Jumper Modernisasi FMR Site Yamin DTF M1 M2 M1 M2 Kabel 00 1.026 1.029 1.057 1.033 Kabel 01 1.026 1.029 1.055 1.038 Kabel 10 1.026 1.029 1.055 1.035 Kabel 11 1.026 1.031 1.058 1.037 Kabel 20 1.028 1.032 1.059 1.04 Kabel 21 1.029 1.032 1.059 1.041 1.5 1.4 M1: 1.057 @ 899.729 MHz M2: 1.033 @ 960.100 MHz M3: 1.033 @ 960.100 MHz M4: 1.033 @ 960.100 MHz Keuntungan dari modernisasi + GSM Siemens menjadi GSM FMR secara keseluruhan terdiri 4 bagian yaitu: 1.3 1.2 1.1 1.0 Limit : 1.3 M1 860 870 880 890 900 910 920 930 940 950 960 Frequency (860.0-960.0 MHz) Resolution: 517 CAL:ON(COAX) CW: ON Std: GSM 900 Channel: N/A Date: 08/11/2012 Time: 13:10:41 Model: S331D Serial #: 00611077 Gambar 4 Pengukuran Dari keseluruhan hasil pengukuran DTF dan diperoleh tingkat kebaikan dari kabel transmisi yang digunakan (kabel feeder dan jumper) dalam dimana tinggkat kesalahan dan error sangat rendah. Baik dalam persambungan kabel maupun jenis kabel yang digunakan dengan rata rata dibawah 1.07 untuk DTF dan. Hasil keseluruhan pengukuran ditampilkan pada Tabel 3. M2 M3 M4 1. dapat mengoptimalkan jaringan dan aset milik operator. 2. FMR memiliki ukuran yang lebih compact, sehingga ini dapat ditempatkan dimanapun, bahkan di dinding sebuah gedung pun bisa. 3. Penggunaan FMR dapat mengurangi OpEx operator antara 30 sampai 50% dan investasi operator bisa digunakan kembali karena baterai dan shelter yang sudah ada masih bisa dipakai kembali. 4. Smooth evolution to LTE menjadi sangat memungkinkan. 6. Kesimpulan Kesimpulan + GSM Siemens dengan GSM FMR terdiri atas 11 bagian adalah: 1. + Siemens menggunakan daya yang cukup besar diatas 790W. karena jika ingin melakukan penambahan maka daya Power yang dipakai juga bertambah. 2. + Siemens tidak dapat di gunakan untuk implementasi teknologi 2G dan dengan segala keterbatasan sistem kerja yang ada. 3. Sistem transmisi yang digunakan menggunakan sitem TDM dengan E1. 4. + Siemens tidak dapat ditempatkan dimana saja karena bentuk dan ukuran yang besar, kapasitas daya power yang digunakan besar, penggunakaan operasional lebih besar. -93- copyright @ DTE FT USU

5. Sistem kanal GSM Siemen ada 13 TRX yang dikalikan untuk 1 TRX ada 8 chanal / time slot yang dipakai jadi 13 x 8 = 104 channel dalam 1 dan jika ingin dilakukan penambahan kapasitas harus menambah baru. 6. Pada + Siemens umumnya menggunakan feeder dengan diamaeter yang besar, pemahaman akan fungsi dan parameter yang ada pada cukup banyak karena sistem yang bekerja secara terpisah. Produk Siemens (Jerman). 7. Flexi Multiradio digunakan menggunakan 2G dan 3G, dimana operatornya dapat menggunakan infrastruktur yang ada untuk mengimplementasikan teknologi melalui upgrade software sederhana ke 3G atau LTE. 8. Sistem transmisi yang digunakan sudah mendukung sistem IP transport. 9. Keuntungan dari FMR Nokia lebih banyak dibandingkan dengan siemens adalah antara lain penempatan modul bisa dimana saja/outdoor, memiliki size yang lebih kecil sehingga ini dapat ditempatkan dimanapun bahkan di dinding sebuah gedung pun bisa, penggunaan FMR dapat mengurangi operasional antara 30 sampai 50%. 10. FMR Nokia ada 18 TRX, yang dikalikan untuk 1 TRX ada 8 channel / time slot yang dipak ai jadi 18 x 8 = 144channel dalam 1 dan dapat ditambah kapasitanya dengan menambah sistem modul GSM DCS saja. 11. GSM FMR di produksi di Finlandia. 8. Daftar Pustaka [1] The International Engineering Consortium. Global System for Mobile Communication (GSM). From www.iec.org, 2005. [2] PT. Indosat 2011 & PT NSN: Presentasi GSM+ dan GSM FMR [3] http://id.wikipedia.org/wiki/global_system_fo r_mobile_communications, 12 November 2012 [4] Mehrota, asha (1998). GSM System Engineering. London: Artech House [5] Simanjuntak, Tiur (1993). Dasar-dasar Telekomunikasi. Bandung: Alumni Universitas Diponegoro [6] Shiheki, Shaji (1991). Buku pegangan Teknik Telekomunikasi. Jakarta: Pradnya Paramita 7. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Jenes Pasaribu dan Netty. Pangaribuan, BA selaku orang tua saya, Erwin Pasaribu dan Maria Pasaribu selaku Adik kandung saya. Rahmad Fauzi, ST, MT selaku dosen pembimbing, juga Maksum Pinem, ST, MT. Ir. M. Zulfin, MT selaku dosen penguji penulis yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini serta teman-teman penulis yang memberikan dukungan selama pembuatan paper ini. -94- copyright @ DTE FT USU