MENTAL TRAINING UNTUK PELARI

dokumen-dokumen yang mirip
KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

BAB 5 MENTAL TRAINING UNTUK ATLET PANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ASPEK PSIKOLOGI DALAM OLAHRAGA SENAM. Oleh Helmy Firmansyah

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

PROSES TERJADINYA MASALAH

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

LARI GAWANG OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 II. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA. A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

SPRINT & START INA ATLETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

NURDIYANTO F

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

SPRINT & START. oleh: Cukup Pahalawidi,M.Or. Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

5 KEY ELEMENT SERVICE

AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN

RUNNING SKILLS. Skill highlights

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

KECEMASAN MEMPENGARUHI PERFORMA ATLET DALAM BERTANDING. Oleh: Galih Dwi Pradipta. S.Pd, M.Or (UNIVERSITAS PGRI SEMARANG)

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

2016 HUBUNGAN QUICKNESS, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL DENGAN HASIL START (GRAB START) RENANG PADA SISWA CLUB RENANG CIKALAPA SWIMMING POOL

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

Ketegaran Mental (Mental Toughness) Oleh: Agus Supriyanto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan sekumpulan nada dan irama yang disatupadukan

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK RENANG (PRN 305) OLEH: Dr.FX.SUGIYANTO,M.Pd OFFENSIVE TACTICS (TAKTIK MENYERANG)

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

Materi Pendidikan Wasit Senam Artistik Putra

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENERAPAN PSIKOLOGI DALAM PELATIHAN SEPAKBOLA. KOMARUDIN,M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

GEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Hakikat lari sprint 100 meter dalam olahraga atletik

Transkripsi:

1 MENTAL TRAINING UNTUK PELARI Pengantar Setiap atlet dalam pertandingan selalu berjuang dengan dirinya sendiri dan orang lain dan lingkungan disekitar pertandingan itu, dan selalu menghadapi sikap-sikap negative, atau menjadi terlalu focus pada perasaan sakit selama latihan atau perlombaan. Atlet berusaha untuk terus bergerak dalam kepercayaan negative yang penuh dengan perasaan marah, gemetar, yang berusaha untuk menghadapi tantangan tersebut. Atlet dalam hal ini harus mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam mengelola dan mengontrol energinya. Atlet top telah mampu mengembangkan kemampuannya untuk rileks, tetap positif, dan focus di bawah tekanan dan tantangan fisik yang hebat. Gambaran selama olimpiade Atlanta pada final lari 100 meter putra, atlet sprinter top dunia dihadapkan pada tekanan yang hebat. Atlet yang telah dilatih bertahun-tahun akan lebih baik untuk memberikan penampilan terbaiknya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa mereka tetap selalu berhadapan dengan berbagai gangguan dan hambatan secara psikologis. Atlet hanya mempunyai 10 detik untuk memberikan setiap ons energi anaerobic yang bisa dihasilkan pada tubuhnya, tetapi tiga kali terjadi start salah mulai hilang kekuatan pada kedua tungkainya. Linford Christie membuat kesalahan start dan protes, ia tetap didiskualifikasi, dia merasa

2 marah pada wasit, kemudian dia berlari menglilingi lintasan yang menyebabkan 100.000 penggemarnya kebingungan dia terlihat frustrasi pada perlombaan itu. Ada seorang atlet yang tidak nampak terganggu dengan seluruh kegagalan yang dialaminya. Donavan Bailey misalnya, dia duduk tenang, tersenyum, dan nampak melakukan meditasi. Dia tidak membuang-buang waktu dengan kegagalan masa lalu, tetapi dia kembali membangun energi dan kekuatan dari dalam dengan cara mengosongkan pikirannya dengan sumber-sumber yang menyebabkan kegagalan. Ketika perlombaan di mulai dia sudah siap menggunakan seluruh kemampuannya, dia meninggalkan balok start seperti peluru dan lari 9.84 detik dan memecahkan record dunia. Gambaran tersebut, menunjukkan bahwa atlet telah mengalihkan berbagai gangguan dan energi negative yang bersifat eksternal ke dalam hasil yang terbaik. Jadi dalam latihan atau perlombaan atlet tidak terlepas dari berbagai ganguan yang dipersepsikan atlet sebagai perasaan sakit baik fisik dan mental. Salah satu kunci untuk mengenal lebih awal adalah mengembangkan keterampilan mental yang baik. Beberapa ciri khas atlet yang mempunyai energi negative adalah: 1. Merasa cemas dan takut. 2. Mengembangkan pandangan yang tajam. 3. Kesulitan untuk konsentrasi atau berpikir jernih.

3 4. Pengendalian emosi berkurang. 5. Kepercayaan pada kekalahan diri dan kritik yang kuat mendominasi pikirannya. 6. Denyut nadi cepat, dan bernapas pendek. 7. Tubuh merasa sakit. 8. Tungkai dan kedua lengan merasa lemah dan lunglai. 9. Otot menjadi tegang dan keram. 10. Gerak dalam pertandingan lambat. Seiap orang pasti mempunyai pengalaman pada beberapa gejala tersebut, baik pada saat latihan maupun perlombaan. Oleh karena itu, berlatih secara continu dan penuh kesadaran akan mengembangkan kemampuan untuk mengelola perasaan sakit dan mengendalikan energi negatif menjadi lebih efektif. Atlet bisa mengendalikan seberapa dalam atlet merasakan sesuatu, berapa lama atlet merasakan keinginan masa lalu. Atlet bisa belajar mengalihkan emosi negatif menjadi image yang lebih positif dan merubah focus dari fisik dan mental yang tidak menyenangkan menjadi olahraga anda dengan intensitas yang menyenangkan. Ketika atlet mengelola perasaan sakit, atlet harus mengetahui dua jenis perasaan sakit yaitu bad pain, dan good pain. Bad pain sangat merugikan atlet, bad pain sering kali terjadi sakit pada daerah sendi seperti sendi lutut, sendi panggul, sendi annkle, dan bagian punggung. Jika ini terjadi maka harus diperiksakan pada ahli kesehatan profesional. Sedangkan good pain adalah cara untuk

4 membangun kekuatan tatkala tidak terjadi gangguan fisik. Hal ini bisa dirasakan pada denyut nadi, paru-paru, dan otot yang bekerja terasa tidak nyaman. Oleh sebab itu, harus dilatih melalui teknik mental training. Cara Mengatasi Good Pain dan Bad Energi 1. Mental dan fisik yang rileks. Untuk menciptakan kondisi mental dan fisik yang rileks adalah dengan sengaja melakukan pernapasan dalam dan perlahan-lahan. Latihan ini akan membantu otot anda terhindah dari perasaan sakit dan otot menjadi rileks. Katakan pada diri anda: (a) Saya bernapas untuk membangun kekuatan dari dalam; Saya bernapas untuk membuang pemikiran negative; (b) Saya menjadi lebih rileks dalam setiap langkah. 2. Gunakan rasa sakit sebagai feedback. Pada kondisi ini anda harus mendaftarkan diri anda bukan perasaan sakit tetapi sebagai tingkatan usaha (effort level). Katakan pada diri anda: (a) Sekarang saya tahu seberapa keras saya berlatih; (b) Tubuh saya melakukan apa yang harus dilakukan; (c) Saya berlatih untuk meningkatkan kecepatan. 3. Sebutkan kembali bahwa perasaan sakit sebagai sebuah sensasi. Dalam hal ini anda harus mengatakan pada diri anda: (a) Oh, saya merasakan sensasi sebelumnya, ini sangat familiar; saya bisa menghandle perasaan ini; (b) Perasaan ini

5 seperti kepribadian terbaik saya; (c) Pengalaman saya adalah sensasi saya dalam pertandingan, saya selalu berlatih. 4. Simpan perasaan sakit dalam kontek lain. Jarak diri anda dari sensasi, jadi anda harus mampu merubah perasaan sakit tersebut. Cara yang bisa dilakukan adalah: (a) Bayangkan bahwa diri anda sedang melakukan olahraga; (b) Pandanglah diri anda dari sebuah lensa kamera, anda bisa membesarkan dan memperkecil jarak diri anda, dan buatlah tidak menyenangkan dan nampak kurang baik. 5. Bersatulah dengan rasa sakit. Dalam kondisi ini bersatulah dengan rasa sakit daripada anda menghidar dari rasa sakit, anda dapat menariknya dan membuangnya. Katakan pada diri anda: (a) Jika saya menahan perasaan sakit lebih lama, saya bisa menampilkan yang terbaik; (b) Saya belajar untuk menyenangi intensitas perasaan ini, perasaan ini membantu saya untuk focus. 6. Associate. Sadarlah pada tubuh anda sepenuhnya, dan pada tugas yang ada ditangan anda. Cara yang bisa anda lakukan adalah: (a) Amatilah tubuh anda setiap beberapa menit untuk menilain bentuk dan teknik anda, (b) Bertanyalah pada diri anda: Bagaimana perasaan tungkai anda? Apakah kelompok otot anda sudah rileks? 7. Disassociate. Pergilah ke tempat lain dalam pikiran anda. Lakukanlah latihan ini ketika anda tidak pada keadaan kritis

6 pada latihan atau pertandingan dimana anda membutuhkan konsentrasi penuh. Katakan pada diri anda: (a) Bayangkan bahwa anda berlari seperti peluru, (b) Visualisasikan bahwa anda melakukan olahraga lain sangat menyenangkan. 8. Ciptakan nyanyian atau sebuah mantra. Ciptakan sebuah sebuah nyanyian atau mantra dengan kalimat yang pendek dan sederhana yang memungkinkan anda bisa mengulangulang nyanyian atau mantra tersebut. Latihan ini bisa membantu anda untuk tetap focus dan mencegah masuknya pemikiran negatif. Katakan pada diri anda: (a) Haluus, mudah, dan efisien; (b) Saya percaya pada diri sendiri, persiapan saya sudah baik untuk bertanding; (c) Hitunglah pernapasan dan langkah kaki anda. 9. Ciptakan perasaan yang menyenangkan. Berapa banyak aktivitas yang menyenangkan yang pernah anda lakukan. Jika anda bisa mengidentifikasi aktivitas tersebut, maka energi negatif akan cepat diminimalisir. Katakan pada diri anda: (a) Sebenarnya saya melakukan apa yang saya ingin lakukan, (b) Tubuh saya sangat kuat dan bisa bergerak cepat, (c) Saya berada pada aktivitas yang menyenangkan. Bentuk latihan yang digambarkan di atas, harus dilakukan secara reguler dan kontinu untuk menciptakan efisiensi kerja melalui pemikiran-pemikiran positif dalam proses latihan dan

7 pertandingan, dan menjadikan tantangan bagi anda untuk selalu baik pada setiap kemampuan dan keterampilan anda. Atlet dalam proses latihan seringkali diberikan latihan untuk meningkatkan kondisi fisiknya agar mampu bersaing dalam pertandingan. Latihan fisik bukanlah sebagai kunci utama untuk berhasil dalam pertandingan, tetapi mental juga memegang peranan penting dalam keberhasilan atlet. Dalam olahraga atletik khususnya pada nomor lari, keterampilan bisa digunakan untuk mengatasi berbagai situasi, misalnya visualizing a positive outcome, positive self talk, and affirmations (Dahlkotterr, 2007:3). Visualisasi bisa digunakan untuk mengatasi nervous sebelum bertanding, sedangkan positive self talk dan affirmasi bisa digunakan untuk membuang perasaan sakit selama dalam keadaan terburuk dalam pertandingan. Sebenarnya, pikiran tersebut bisa dikontrol bagaimana tubuh mereaksi situasi tersebut. Sejumlah teknik mental training yang bisa memberikan kontribusi untuk keberhasilan pelari. Penguasaan teknik mental training ini harus dilatih secara kontinu sebelum, selama atauu setelah berlatih atau bertanding. 1. Visualisasi. Maksud dari visualisasi adalah: Melihat gambaran gerakan diri sendiri di dalam pikiran. (Singgih, et al, 1996:133). Dalam visualisasi gerakan yang divisualisasikan adalah yang terlihat dalam

8 pikiran, secara sadar dikendalian oleh orang yang melakukan visualisasi tersebut. Visualisasi bermanfaat untuk membantu mengatasi masalah konsentrasi, ketegangan, membantu pelaksanaan proses belajar dan persiapan strategi bertanding. Gerakan yang divisualisasikan sebaiknya adalah gerakan dengan kecepatan sesungguhnya, bukan gerakan lambat. Sebelumnya gerakan yang akan divisualisasikan diurut atau diuraikan dulu secara rinci, sehingga dipastikan bahwa atlet tidak memvisualisasikan gerakan yang salah. Jika visualisasi dikombinasikan dengan ucapan-ucapan untuk meningkatkan kepercayaan diri (self talk), hendaknya menggunakan kata-kata positif dan mengacu kegiatan pada saat itu. Untuk melakukan latihan visualisasi dengan baik, terlebih dahulu atlet harus menguasai latihan relaksasi dan konsentrasi. Latihan visualisasi bila sudah mahir bisa dilakukan di mana saja, baik dengan mata terpejam atau mata terbuka. Namun untuk permulaan latihan, sebaiknya pilih tempat yang sunyi, tenang dan dengan mata terpejam. Perlu diingat bahwa dalam visualisasi bukan hanya indera penglihatan saja yang berperan, tetapi seluruh panca indera. Jadi dalam membayangkan suatu gerakan, atlet harus mampu mendengar, merasakan sentuhan, bukan hanya sekedar melihat gerakan. 2. Positive self talk

9 Self talk adalah: Internal dialog which goes through a person s mind. Contoh, ketika saya lari, saya berkata pada dirinya saya bahwa saya cape dan merasa lambat. Jika perkataan ini dikatakan oleh atlet maka penampilan atlet akan terganggu dengan perkataan itu. Sebaiknya perkataan yang harus diucapkan adalah perkataan yang positif yang mampu membangkitkan motivasi untuk berbuat lebih baik. Sebab, positive self talk, on the other hand, can contribute to a higher performance. (Dahlkotterr, 2007). Positive self talk yang harus diucapkan oleh atlet misalnya: (a) Saya merasa baik pada hari ini; (b) Saya akan berlari dengan cepat; (c) Saya mampu mengalahkan lawan-lawan saya; dst. 3. Internal affirmation Internal affirmation maksudnya adalah memberikan penguatan secara internal untuk mengatasi berbagai gangguan pada saat berlatih atau bertanding. Contoh, pelari berkata: (a) Saya merasa lebih baik ketimbang pada pertandingan yang lalu; (b) Saya lari tercepat dibanding waktu yang lalu. 4. Relaxation/Psyching Relaksasi adalah suatu keadaan di mana tidak terdapat ketegangan baik secara fisik, emosi, maupun mental (Syer and Connolly, 1987; Singgih, 1996:131). Untuk

10 menampilkan suatu gerakan dengan baik di dalam latihan apalagi dalam pertandingan penting diperlukan keadaan fisik dan mental yang relaks, bebas dari ketegangan yang mengganggu. Otot-otot yang relaks dapat menampilkan gerakan-gerakan yang benar serta didapatkan kelentukan dan kecepatan maksimal dengan akurasi yang baik. Dalam keadaan demikian maka pikiran akan menjadi lancar sehingga strategi bertanding bisa diterapkan dengan tepat. Latihan relaksasi akan membantu atlet mencapai keaadan relaks. Salah satu cara latihan relaksasi yang sederhana adalah relaksasi progresif, dimana bagian tubuh dilatih secara bertahap untuk rileks dan dapat membedakan antara keadaan relaks dan tegang (Bird and Cripe, 1986).