BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

dokumen-dokumen yang mirip
Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Takwa dan Keutamaannya

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at


Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Keistimewaan Hari Jumat

Definisi Khutbah Jumat

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

Ulama berselisih pendapat tentang hukum berdoa bagi kaum muslimin ketika khotbah kedua.

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan satu sama lainnya. Begitupun kegiatan manusia sehari-hari yang

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun,

3 Wasiat Agung Rasulullah

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

Istiqomah. Khutbah Pertama:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Kewajiban Menunaikan Amanah

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

Bukti Cinta Kepada Nabi

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

BAB V PENUTUP. dapat dijerat dengan pasal-pasal : (1) Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

Bismillahirrahmanirrahim

BAB XIII SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

Penulis: Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) ADAM

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan manusia lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam bentuknya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BID AH SHALAT RAGHAIB

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepada hambanya, mereka dituntut untuk menunaikan kewajiban itu sama seperti

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga yang islami, yakni rumah tangga yang berjalan di atas

BAB I PENDAHULUAN. dan sempurna. Namun sifat dari kesempurnaan itu hanyalah sementara (temporal),

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Khutbah Jum'at. Memakmurkan Masjid. Bersama Dakwah 1

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

: The Prostration of Forgetfulness : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia diciptakan berpasangan antara laki-laki dengan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah yang dilakukan umat muslim dari tahun ke tahun terus

Urgensi Tauhid. Urgensi Tauhid KHUTBAH JUM'AT PERTAMA

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Sujud Sahwi. Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin. 16 Mei Didownload dari:

Para wanita di bulan ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Berkawan dengan Orang Shalih

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana

ROZMAN BIN ZAKARIA NIM:

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan tiang atau pilar utama yang menopang berdirinya agama Islam dan merupakan ibadah yang dihisab pertama kali di akhirat nanti. Banyak ayat Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah shalat. Di antara keagungan kedudukan shalat, ia paling banyak disebut dalam Alquran. Terkadang disebut sendirian, terkadang beriringan dengan zakat dan terkadang dengan kalimat sabar. Adakalanya pula dengan kalimat nasak (ibadah) dan kalimat-kalimat lain, diawali dan ditutup dengan amal kebaikan. Wajibnya shalat menyeluruh pada semua laki-laki, wanita, merdeka, budak, kaya, miskin, mukim, musafir, sehat ataupun sakit bahkan dalam perang sekalipun yang garis pemisah antara hidup dan mati sangat tipis juga tetap diwajibkan shalat walaupun tata caranya berbeda yang dikenal dengan shalat khauf. Mengerjakan shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang baligh dan berakal sehat. Allah SWT berfirman dalam Alquran surah an-nisa ayat 43:

2 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan Allah juga berfirman dalam surah thaha ayat 132: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. Kecintaan terhadap shalat dan bersegera untuk melaksanakannya dengan sesempurna mungkin baik secara zahir maupun batin, merupakan bukti dari apa yang ada dalam hati seseorang dalam mencintai Allah dan rindu untuk berjumpa dengan- Nya. Sedangkan berpaling dari shalat, bermalas-malasan, berlambat-lambat untuk menyambut seruan-nya, merasa berat untuk menegakkannya, atau hanya mengerjakannya sendirian di selain mesjid yang ditegakkannya shalat berjamaah bersama kaum muslimin tanpa adanya uzur, maka semua itu merupakan tanda kosongnya hati dari kecintaan kepada Allah dan tidak suka terhadap apa yang ada di sisi-nya 1. h.11 1 Shalih bin Ghanim,Panduan Shalat Jama ah,(solo:pustaka arafah,2007),cet.ke 4

3 Berkumpul dalam mengerjakan ibadah termasuk perihal yang dapat menumbuhkan semangat dan mendatangkan kemudahan untuk mengerjakannya. Allah memasukkan shalat berjamaah dalam salah satu kebaikan-kabaikan yang ada dalam agama Islam 2. Menunaikan shalat secara berjamaah akan menumbuhkan persatuan, kecintaan, semangat kebersamaan dan sebagai sarana yang penting untuk menghilangkan ta assub dan perpecahan dalam masyarakat yang dilandasi unsur etnis dan suku. semua itu akan mendorong setiap muslim untuk tidak menyianyiakannya. Allah berfirman dalam surah at taubah ayat 18: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Jika seseorang datang sesudah imam shalat mendirikan shalat, dan sudah melaksanakan satu rakaat atau lebih maka seluruh ulama sepakat bahwa orang tersebut hendaklah berniat shalat berjamaah dan meneruskan shalat bersama imam, kemudian setelah imam selesai dari shalat ia kemudian berdiri untuk menambah 2 Ibid., h. 12

4 kekurangan rakaat yang tertinggal. Orang yang shalat seperti ini dikenal dengan istilah masbuk Yang menjadi masalah adalah di manakah batasan sehingga seseorang bisa dikatakan masbuk dan apakah itu permulaan shalat baginya atau akhir shalatnya? Contoh: seseorang shalat maghrib berjamaah, namun ia hanya mendapatkan rakaat terakhir bersama imam, tersisa dua rakaat lagi harus dikerjakannya sendiri. Pertanyaan disini adalah, apakah rakaat terakhir yang dikerjakannya bersama imam itu menjadi rakaat ketiga bagi si makmum, sebagaimana rakaat ketiga bagi si imam dan dua rakaat yang tersisa adalah rakaat pertama dan kedua. Atau, rakaat terakhir yang didapatkannya bersama imam merupakan rakaat pertama baginya, kemudian ia lanjutkan dengan rakaat kedua dan ketiga. Dalam hal ini, mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali mengatakan rakaat yang didapatkan oleh si makmum bersama imam itu menjadi akhir rakaat bagi shalat si makmum. Jika ia mendapatkan rakaat ketiga dalam shalat maghrib bersama imam, maka itu dianggap sebagai rakaat ketiga juga untuk shalatnya. Kemudian ia melanjutkan dengan satu rakaat yang di dalamnya ia membaca alfatihah dan surat, kemudian satu rakaat lagi yang di dalamnya ia membaca alfatihah, surah dan tasyahud. Orang yang melakukan shalat seperti ini, yaitu mendahulukan rakaat ketiga dari rakaat pertama dan kedua. Apa yang dikerjakannya bersama imam adalah akhir shalatnya, dan yang dikerjakannya sesudah imam adalah permulaan shalatnya. Mazhab Syafi'i dan imamiyah berpendapat rakaat yang didapatkan makmum bersama imam dianggap awal shalatnya, bukan akhirnya. Jadi kalau ia mendapatkan

5 satu rakaat pada shalat maghrib bersama imam, maka itu dianggap sebagai rakaat pertama baginya, kemudian ia meneruskannya dengan rakaat kedua dan membaca tasyahud awal kemudian diteruskannya dengan rakaat ketiga yang menjadi rakaat terakhir baginya. Berdasarkan uraian di atas, para imam mazhab berbeda pendapat tentang ketentuan bagi makmum yang masbuk sehingga penulis tertarik untuk mengkaji masalah ini untuk dibuat sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul ketentuan bagi makmum yang masbuk shalat lima waktu menurut empat mazhab. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana ketentuan bagi orang yang masbuk shalat lima waktu menurut empat mazhab? 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pendapat imam mazhab tentang ketentuan bagi orang yang masbuk shalat berjamaah? C. Tujuan Penelitian sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui ketentuan bagi orang yang masbuk shalat lima waktu menurut empat mazhab. 2. Mengetahui persamaan dan perbedaan pendapat imam mazhab tentang ketentuan bagi orang yang masbuk shalat berjamaah.

6 D. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk: Menambah wawasan bagi penulis sendiri sebagai salah seorang mahasiswa jurusan perbandingan mazhab dan hukum dan diharapkan mampu memberikan wawasan keilmuan dan khazanah intelektualitas bagi masyarakat umum terutama yang masih awam tentang mazhab dalam dalam islam. Menambah khazanah literatur perbandingan mazhab dan hukum pada perpustakaan IAIN Antasari banjarmasin dan perpustakaan syariah pada khususnya. Sebagai bahan informasi bagi mereka yang akan mengadakan penelitian lebih kritis dan mendalam tentang hal-hal yang sama dari sudut pandang yang berbeda. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan interpretasi terhadap beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan istilah sebagai berikut: 1. Masbuk ialah shalat bagi orang yang terlambat, bagi orang tersebut harus mengikuti imam, kemudian setelah imam salam maka ia berdiri untuk melengkapi kekurangan rakaat shalat yang tertinggal. 2. Ketentuan adalah segala tata cara atau peraturan yang menyangkut suatu hal tertentu secara khusus. Yaitu tata cara masbuk bagi seorang makmum.

7 3. Mazhab ialah kumpulan hasil pendapat (ijtihad) dari seorang mujtahid.dan yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah mazhab Hanafi, Maliki, Syafi i dan Hambali. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian ini adalah mengkaji masalah pendapat mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi i dan mazhab Hambali tentang ketentuan bagi makmum yang masbuk ketika mengikuti shalat fardhu secara berjamaah. F. Kajian Pustaka Dalam hal ini penulis melakukan penelusuran dan penalaahan terhadap hasil penelitian ilmiah mahasiswa terdahulu baik pada Jurusan Perbandingan Hukum dan Mazhab atau Fakultas Syari ah secara umum. Penulis tidak menemukan penelitian yang membahas tentang masbuk shalat lima waktu. Tetapi, penulis ada menemukan penelitian yang membahas tentang makmum yang masbuk dalam shalat jumat yang diteliti oleh Zainal Ilmi (0201125059) yang mana fokus penelitian diarahkan pada makmum yang mendapat rakaat berjamaah shalat jumat kurang dari satu rakaat. Para imam mazhab berselisih pendapat tentang makmum yang hanya mendapat satu rakaat, ada yang menyatakan harus ditambah tiga rakaat sehingga menjadi empat rakaat seperti shalat zuhur, ada pula yang menyatakan cukup hanya ditambah satu rakaat saja. Jadi, persamaan penelitian yang akan penulis teliti dalam skripsi ini hanya

8 pada kasus masbuknya saja, adapun yang lainnya seperti jenis shalat, jumlah rakaat dan yang lainnya, berbeda dengan penelitian yang sudah diteliti saudara Zainal Ilmi. Dari hasil penalaahan terhadap karya-karya tulis dan skripsi terdahulu berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, baik segi isi, konsep, maupun fokus permasalahan. Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang ketentuan bagi makmum yang masbuk shalat lima waktu menurut empat mazhab yang secara khusus membandingkan antara pendapat mazhab Hanafi, Maliki, Syafi i dan Hambali. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian Jenis penelitian yang penulis pakai adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan mempelajari dan menelaah bahan-bahan pustaka (literatur) yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif (pemaparan). 2. Bahan Hukum Bahan hukum yang digunakan terdiri atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. a. Bahan Hukum Primer 1) Bahan hukum mazhab imam Abu Hanifah: a) Hasyiah radd al mukhtar karangan Muhammad Amin b) Al fatawa al hindiyah karangan Hammam maulana syek Nizam 2) Bahan hukum mazhab imam Malik bin Anas

9 a) Aujaz al masalik ila muwattha Malik karangan Muhammad Zakaria Alkandahlawi 3) Bahan hukum mazhab imam as Syafi i a) Raudhah at thalibin wa umdah al muttaqin karya Abi Zakaria an Nawawi b) Al umm karangan imam Syafi i c) Alminhaj al qawim karangan Syihabuddin Ahmad 4) Bahan hukum mazhab imam Ahmad bin Hambal a) Al kafi karangan Abu Muhammad Abdullah bin Qudamah b) Asy syarh al kabir karangan Syamsuddin Abdurrahman b. Sumber Data Sekunder 1) Al fiqh al Islamiy Wa Adillatuh karangan Wahbah al-zuhayli 2) Al fiqh ala mazahib al arba ah karangan Abdurrahman al Jaziri 3) Fiqih lima mazhab karangan Muhammad Jawad Mughniyah 3. Teknik Pengumpulan Data Agar data yang terkumpul benar-benar valid, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, survei kepustakaan dan studi literatur, yaitu dengan cara menghimpun data yang diperlukan berupa sejumlah literatur yang diperoleh dari perpustakaan atau tempat lain yang menyediakan data-data tentang masalah yang diteliti. Kemudian mempelajari, mengamati, menelaah dan mengkaji

0 bahan-bahan literatur yang sudah diperoleh dengan terfokus terhadap bab yang menjadi objek penelitian. 4. Teknik Pengolahan Data Berdasarkan data yang diperoleh dan terhimpun lalu data tersebut diolah melalui tahapan sebagai berikut: Seleksi Data, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul untuk mengetahui kelengkapannya kemudian segera diperoses lebih lanjut Klasifikasi, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan pendapat (pemikiran) dan dalil-dalil yang dikemukakan. 5. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, kemudian diolah dengan paparan deskriptif, yaitu menyajikan data dalam bentuk paparan, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis komparatif (perbandingan) dengan membandingkan pendapat empat imam mazhab tentang masbuk dalam shalat berjamaah. 6. Prosedur Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan, penulis melakukan beberapa tahapan sebagai berikut: a. Tahapan Persiapan Bahan data yang telah penulis pelajari dan kaji kemudian dituangkan ke dalam desain operasional. Setelah proposal diterima, selanjutnya penulis mengadakan

1 konsultasi dengan pembimbing, yang kemudian desain operasional tersebut selanjutnya diseminarkan untuk menghimpun pendapat dan saran sebagai masukan untuk perbaikan pada penelitian b.tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini penulis mengumpulkan data sebanyak-banyaknya berupa literatur-literatur yang diperoleh dari perpustakaan IAIN atau tempat lainnya yang menyediakan literatur-literatur tersebut ataupun dengan membeli sendiri di toko buku. c. Tahap Pengolahan dan Analisis Data Setelah data terkumpul, penulis mengolah data tersebut dengan cara mengecek data yang terkumpul dan menyeleksinya. Data yang telah diseleksi kemudian dikelompokkan pada bagian permasalahan tertentu agar mudah dipahami, kemudian selanjutnya dianalisis secara komparatif. d.tahap Penyusunan Laporan Penelitian Setelah melalui beberapa tahapan yang telah disebutkan, tahapan selanjutnya adalah penyusunan laporan hasil penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan dan dimintakan persetujuan kepada pembimbing dan asisten pembimbing menjadi naskah akhir yang siap dimunaqasyahkan.

2 H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami penelitian ini agar sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu dijabarkan melalui sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I, merupakan pendahuluan dari skripsi ini yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, batasan istilah, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II, berisi tentang riwayat hidup empat imam mazhab yaitu imam Abu Hanifah, imam Malik bin Anas, imam Syafi i dan imam Ahmad bin Hambal. Bab III, merupakan penyajian data dan analisis mengenai pendapat dan argumentasi empat imam mazhab tentang ketentuan bagi orang yang masbuk berjamaah dalam shalat lima waktu, terdiri dari: Pertama; penyajian data mengenai pendapat empat imam mazhab. Kedua, analisis komparatif terhadap pendapat empat imam mazhab mengenai ketentuan bagi makmum yang masbuk shalat lima waktu menurut empat mazhab Bab IV, penutup yang terdiri dari simpulan penelitian dan saran-saran.