BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas berupa pekerjaan yang harus diselesaiakan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, biologi merupakan mata pelajaran yang mewajibkan siswa untuk

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB 1 PENDAHULUAN. Belajar adalah keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dimanapun. Salah satu lembaga pendidikan yang utama adalah sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Pangestuti NIM:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu Negara dapat dikatakan maju jika Negara tersebut memiliki sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

BAB II KAJIAN PUSTAKA

manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. model pembelajaran yang dirasa terlalu membuang-buang waktu. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan hubungan yang tidak linier antar pendidikan dengan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Oleh karena itu pendidikan menjadi hal yang penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa. Pendidikan tersebut menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Menurut Hamalik (1993) pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan perilaku sosial. Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang menampilkan keunggulan dirinya. Kualitas suatu bangsa sangat dipengaruh oleh faktor pendidikan, terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan operasional pada bidang masing-masing. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu sendiri (Septiana, 2011). Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga mengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat meyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor pembaharuan dalam pendidikan. Salah satu pembaharuan dalam pendidikan yang harus 1

2 dilakukan adalah dengan pembaharuan strategi dan meningkatkan relevansi metode mengajar. Strategi mengajar dianggap relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran. Tugas utama seorang guru adalah mengajar. Dalam proses pelaksanaan tugas pengajaran seorang guru harus memperhatikan banyak hal. Salah satunya yaitu penggunaan metode yang tepat dalam mengajar. Melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga peserta didik dapat memahami dan menguasai bahan ajar itu dengan mudah. Sehubungan dengan hal tersebut maka guru atau calon guru perlu memahami secara benar dan terampil dalam menerapkan berbagai macam metode, serta terampil menerapkannya dalam pengajaran di kelas. Dengan begitu pembelajaran yang dilaksanakan dapat optimal. Menurut Anni (2004) tugas guru dalam proses pembelajaran adalah: (1) memperlancar siswa dengan cara mengajarakan membuat informasi bermakna dan relevan dengan siswa, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri, (3) menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri. Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajaran mengajar. Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Pembelajaran yang dilakukan di SD sebagian besar guru menyampaikan materi ajar biasanya hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab hampir pada semua mata pelajaran. Tetapi pada kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di SD itu masih lemah terutama dalam pembelajaran Matematika. Adapun beberapa faktor yang memungkinkan: a. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam mempelajari mata pelajaran Matematika, b. Siswa menganggap bahwa pelajaran Matematika itu sulit, c. Siswa cenderung malas untuk menghitung,

3 d. Terpusatnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru, e. Siswa tidak dilibatkan dalam pembelajaran secara langsung, f. Dangkalnya pemahaman media yang digunakan dalam pembelajaran. Minat berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar karena bila materi pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu menarik perhatian siswa maka dapat dipastikan tidak dapat belajar dengan baik, karena menurutnya tidak menarik. Minat belajar khususnya pada mata pelajaran Matematik perlu ditumbuh kembangkan, menginggat siswa belajar di Sekolah Dasar. Hal itu dikarenakan, jika dalam diri siswa tumbuh suatu minat pada mata pelajaran Matematika maka siswa akan dengan mudah belajar, sehingga hasil yang dicapai akan baik. Motivasi siswa juga merupakan salah satu yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Menurut Slavin dalam Baharuddin (2010) motivasi merupakan sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga sikap setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Siswa akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran jika dalam merancang dan menyajikan pembelajaran dilakukan secara bervariasi. Dengan adanya kegiatan yang bervariasi siswa akan merasa tertarik mempelajari hal-hal yang disajikan dalam pembelajaran. Pendukung keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan nantinya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor dalam lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas. Menurut Dimyati dan Moedjiono (2000) kegagalan dan keberhasilan sangat bergantung pada siswa karena individu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Makin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah makin baik tercapai prestasi belajarnya.

4 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas, guru cenderung lebih aktif dalam menyampaikan pembelajaran yang dilakukan. Metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dalam melakukan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran tersebut didominasi oleh guru yang berperan aktif di kelas sedangkan siswa berperan pasif dalam menerima pembelajaran dan hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran satu arah, menimbulkan kebosanan bagi siswa, sehingga minat siswa pada pelajaran Matematika berkurang. Minat siswa pada mata pelajaran Matematika dapat ditumbuhkembangkan sendiri oleh masing-masing siswa dan guru. Di sini guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenagkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode belajar yang dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar dan aktif dalam proses belajar mengajar. Strategi mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi pelajaran dengan memusatkan perhatian pada situasi belajar untuk mencapai tujuan. Strategi mengajar yang baik adalah strategi yang menuntut keaktifan siswa dalam berfikir dan bertindak secara kreatif dalam mengembangkan materi yang sudah dikuasai. Perlu adanya strategi yang dilakukan guru agar dalam kegiatan belajar mengajar menjadi minat dan ketertarikan siswa dalam belajar. Guru harus merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa yang dapat melibatkan siswa aktif di dalam kelas. Aktif di dalam kelas tidak hanya siswa aktif dalam bertanya, tetapi juga siswa terlibat langsung dalam melakukan kegiatan belajar. Penggunaan metode dan penggunaan peraga yang tepat dalam kegiatan belajar sangat membantu guru dan siswa belajar. Siswa merupakan individu yang unik. Dikatakan demikian karena adanya perbedaan individu dalam perkembangan disebabkan setiap anak yang satu sama lainnya berbeda. Perbedaan indvidu itu disebabkan faktor internal seperti sex atau jenis kelamin, faktor keturunan, juga faktor eksternal seperti faktor gizi, pengaruh sosial budaya, dan lain-lain.

5 Di Sekolah Dasar perbedaan yang terlihat jelas adalah perbedaan jenis kelamin pada siswa, siswa laki-laki cenderung bermain dengan siswa laki-laki begitu juga sebaliknya, siswa perempuan juga bermain dengan siswa perempuan. Dengan kebiasaan bermain antara siswa laki-laki dengan siswa laki-laki begitu juga sebaliknya siswa perempuan dengan perempuan memungkinkan adanya kerja sama dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran secara berkelompok atau saling bekerjasama, siswa dapat mengalami secara langsung proses belajar sehingga siswa akan dengan mudah menginggat apa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan hal tersebut dapat merangsang siswa untuk menyukai dan mempelajari materi dalam pelajaran matematika. Adanya ketertarikan siswa dengan pelajaran tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar. Seorang siswa dinyatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan yang dikehendaki sebagai hasil belajar mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek pikomotorik. Aspek kognitif berkenaan dengan panguasaan pengetahuan baru atau penambahan pengetahuan yang telah ada, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan sikap dan minat baru atau penyempurnaan sikap dan minat yang telah dimiliki, sedangkan aspek psikomotorik berhubungan dengan penguasaan keterampilan baru atau penyempurnaan keterampilan yang dimiliki. Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Untuk dapat mencapai interaksi belajar yang maksimal, guru diharapkan mampu merancang kegiatan belajar yang menarik dan menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa secara aktif sekaligus membangun motivasi siswa. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran yang kreatif, sehingga dapat merangsang potensi tiap-tiap siswa untuk terus mengembangkan aktivitas, kreatifitas yang melibatkan imajinasi, dan penemuan. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan menekankan adanya kerjasama dalam kelompok.

6 Salah satu pembelajaran yang menekankan kerjasama tim dalam menguasai materi pembelajaran adalah dengan menggunakan metode pembelajaran koperatif tipe TGT. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan upaya perbaikan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnament) berdasarkan gender untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnament) terhadap hasil belajar Matematika berdasarkan gender siswa kelas IV SD Negeri Krapyak Gugus Mendhut Kabupaten Wonogiri Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012? 1.3 Tujuan penelitian Penelitian yang dilakukan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnament) terhadap hasil belajar Matematika berdasarkan gender siswa kelas IV SD Negeri Krapyak Gugus Mendhut Kabupaten Wonogiri Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil belajar dikatakan meningkat jika rata rata hasil belajar posttest lebih besar dari rata rata hasil belajar pretest. 1.4 Manfaat penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

7 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan masukan tentang pengembangan pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Matematika. 1.4.2 Manfaat Praktis 1) Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman cara belajar yang baru bagi siswa dan meningkatkan prestasi belajarnya, menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa, meningkatkan motivasi daya tarik siswa terhadap pembelajaran terutama pada pelajaran Matematika. 2) Bagi guru Dengan dilaksanakan penelitian ini dapat menambah pengalaman penerapkan pembelajaran TGT ini, dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan desain pembelajaran matematika yang kreatif, menarik, dan menyenangkan. 3) Bagi sekolah Menambah reverensi yang digunakan untuk pembinaan guru terkait dengan penggunaan pembelajaran TGT (Team Game Turnament)