226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT KELOMPOK IGA DAN PLASMA DI DESA GUNUNGSARI KECAMATAN PASANGKAYU KABUPATEN MAMUJU UTARA

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Provinsi Papua, telah telah dapat menyelesaikan buku Statistik. tatistik Perkebunan Papua Tahun 2015 menyajikan data luas areal,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

IV. METODE PENELITIAN

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

Analisis Usahatani Kakao Pola Swadaya Di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

AGUS PRANOTO

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

Kata Kunci : biaya, pendapatan, karet rakyat, kelapa sawit rakyat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN CENGKEH (STUDI KASUS DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK)

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

Dika Ardilla Sangi, Evy Maharani, Susy Edwina (Fakultas Pertanian Universitas Riau)

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

Elista K. Gurning 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Hp: ;

ANALISIS STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN KOMODITI KAKAO (Theobroma Cacao L) DI DESA LATU

KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI ROTAN DI DESA TERANTANG HILIR KECAMATAN BAAMANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANAJEMEN PRODUKSI DAN PEMELIHARAAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS EFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHA PEMBIBITAN KARET PADA PTPN III KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI, SUMATERA UTARA

ANALISIS USAHATANI PALA DI KAMPUNG TALAWID KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Kopi dan Usahatani Jeruk di Desa Serai Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI DESA BAMBAIRA KECAMATAN BAMBAIRA KABUPATEN MAMUJU UTARA

Disampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, Oktober 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI DESA PEMATANG SIKEK KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IV. METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT DI KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Volume 1 No 1Jurnal Agri Sains. Analisis Usaha Pembibitan Karet (Studi Kasus Pada PT. Djoeang Perkasa Jaya Kabupaten Merangin)

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

GAMBARAN DAN ANALISIS USAHATANI PEMBIBITAN (PreNursery)KELAPA SAWIT (Elais guineensis)rakyat (Studi Kasus: Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat)

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

Transkripsi:

226 ANALISIS USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA HAMPALIT KECAMATAN KATINGAN HILIR KABUPATEN KATINGAN (Analysis of oil palm farming in Hampalit Village, Katingan Hilir Sub district, Katingan District) Asro Laelani Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas PGRI Palangka Raya ABSTRACT Analysis Of Oil Palm Farming In Hampalit Village, Katingan Hilir Sub District, Katingan District Was Studied: 1) Components Of Cost, Farmer Revenue, And Farmer Income; 2) Efficiency Of Oil Palm Farming. The Research Showed: 1) In 2004, The Average Of Total Cost Oil Palm Farming, The Average Of Total Farmer Revenue, And The Average Of Farmer Income Were Rp. 19,038,791 Per Hectare, Rp. 203,454,000 Per Hectare, And Rp. 148,876,133 Per Hectare Respectively; 2) The Average Of Efficiency (Return/Cost Ratio) Was Four. This Result Indicated Oil Palm Farming In Hampalit Village Was Profitable. Keywords : Palm Oil, Cost, revenue, income and efficiency farming (cost ratio) Latar Belakang PENDAHULUAN Propinsi Kalimantan Tengah berdasarkan data statistik tahun 2007 Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Tengah menyatakan bahwa tanaman perkebunan seluas 1.129.367,72 Ha, yang didominasi oleh tanaman kelapa sawit 610.588,65 Ha dan karet 406.230 Ha, selebihnya adalah tanaman kelapa, kopi, lada, kakao, cengkeh, jambu mete, pinang, aren, kemiri dan kapuk randu. Disamping itu luas perkebunan kelapa sawit didominasi oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 525.468,98 Ha (86,06 %) dan Perkebunan Rakyat (PR) seluas 85.119,67 Ha (13,94 %), sedangkan karet didominasi oleh Perkebunan Rakyat seluas 399.434,5 Ha (98,33 %) dan Perkebunan Besar Negara atau Swasta seluas 6.542,5 Ha (1,67 %). Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam : peningkatan pendapatan petani dan masyarakat; produksi yang menjadi bahan baku industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri; ekspor CPO yang menghasilkan devisa. Dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup, tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon (tree crops) dapat berperan dalam penyerapan efek gas rumah kaca seperti (CO2), dan mampu menghasilkan O2 atau jasa lingkungan lainnya seperti konservasi biodiversity atau eko-wisata. Selain itu tanaman kelapa sawit juga menjadi sumber pangan dan gizi utama dalam menu penduduk negeri, sehingga kelangkaannya di pasar domestik berpengaruh sangat nyata dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan luas areal perkebunan sawit di Kabupaten Katingan terutama di Kecamatan Katingan Hilir melalui program perluasan perkebunan rakyat yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Katingan dengan kegiatan bantuan bibit kelapa sawit yang dibagikan kepada masyarakat.

227 Manfaat Penelitian 1. Petani kelapa sawit, sebaggai salah satu bahan pertimbangan dalam mengelola kegiatan uasaha tani kelapa sawit kearah yang lebih baik dan menguntungkan. 2. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih jauh yang ada kaitannya dengan komoditi kelapa sawit. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis komponen-komponen biaya, penerimaan dan besarnya pendapatan petani dalam usaha tani kelapa sawit dan menganalisis tingkat efisiensi usaha tani kelapa sawit. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2011 sampai dengan Juli 2011 dengan kegiatan berupa persiapan, pengumpulan, pengolahan dan analisis data, serta pembuatan laporan hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan di Desa Hampalit, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunkan metode survey, dimana informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner. Sasaran populasi dalam penelitian ini adalah petani yang berada di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan berdasarkan atas pertimbangan keseragaman tahun tanam kelapa sawit. Populasi petani kelapa sawit di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir dengan tahun tanam sama sebanyak 15 orang responden, sehingga sampel yang diambil sebanyak 15 orang petani responden. Data yang dikumpulkan pada kegiatan penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah yang bersumber langsung dari petani yang didapat melalui teknik wawancara terstruktur (menggunakan kuisioner), sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber/lembaga terkait. Analisis Data Untuk dapat mengidentifikasi aspek teknis usahatani kelapa sawit dilakukan pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara pada petani responden. Selanjutnya untuk menganalisis besarnya biaya pada usahatani kelapa sawit, maka rumus yang digunakan dalam penyelenggaraan usaha ini adalah sebagai berikut : n TC = Xi. Pxi i = 1 dimana : TC X i Pxi i = Biaya Total = Jumlah input yang digunakan = Harga input = 1,2,3,.n Sedangkan untuk menganalisis penerimaan dapat dihitung dari persamaan (Kasim, 2004) sebagai berikut : n TR = Yi. Pyi i = 1 dimana : TR Yi Pyi i = Penerimaan Total (Rp) = Jumlah output = Harga output (Rp) = 1, 2, 3,..n Pendapatan merupakan penerimaan yang berasal dari hasil penjualan tandan buah

228 segar sawit setelah dikurangi dengan biaya total yang telah dikeluarkan oleh petani responden, digunakan rumus Syaifuddin A. Kasim (1995) : dimana: I = TR TC I = Income / pendapatan (Rp.) TR = Total Revenue / Penerimaan total (Rp.) TC = Total Cost / biaya total (Rp. ) Untuk menghitung efisiensi usahatani kelapa sawit di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan digunakan rumus : dimana: RCR = TR / TC RCR = Revenue Cost Rasio TR = Total Revenue/Penerimaan total (Rp,) TC = Total Cost/ Biaya total (Rp.) Suatu usaha ditanyakan efisien atau tidak efisien dengan kriteria sebagai berikut : RCR < 1, maka usahatani kelapa sawit tidak efisien diusahakan. RCR = 1, maka usahatani kelapa sawit tidak untung dan tidak rugi. RCR > 1, maka usahatani kelapa sawit efisien untuk diteruskan. Digunakannya metode RCR sebagai alat analisa untuk mengetahui kelayakan, karena cara ini lebih mudah dalam menganalisa. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir terdiri dari 8 Desa atau Kelurahan.Salah satu Desa yang berada di Kecamatan Katingan Hilir adalah Hampalit. Desa Hampalit seluas 2.500 Ha, dengan rincian tanah kering seluas 1.881 Ha, bangunan/pekarangan seluas 104 Ha dan lainnya seluas 515 Ha. Jumlah penduduk di Desa Hampalit sebanyak 9.303 jiwa, dengan rincian 4.174 jiwa laki-laki dan 5.129 jiwa perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk Desa Hampalit sebesar 0,14 %. Jumlah bangunan/tempat tinggal adalah 3.151 buah, bangunan bukan tempat tinggal 296 buah dan bangunan campuran 605 buah. Jumlah bangunan permanen atau beton sebanyak 2.772 buah, sebagian beton 20 buah dan terbuat dari kayu sebanyak 1.260 buah. Karakteristik Responden Umur Petani Hasil petani terhadap responden diketahui bahwa umur petani kelapa sawit umumnya bervariasi yaitu antara 32 tahun hingga 60 tahun. Sebaran umur petani dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Sebaran responden menurut kelompok umur petani yang mengusahakan pertanaman Kelapa Sawit di Desa Hampalit No Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase (%) 1 < 15-0,0 2 15 55 13 86,67 3 >55 2 13,33 Jumlah Responden 15 100 Sumber : Pengolahan data primer, 2011

229 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan petani responden di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Sebaran responden petani kelapa sawit menurut tingkat pendidikan di Desa Hampalit No Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Persentase (%) 1 SMA 8 53,34 2 D3 2 13,33 3 Sarjana 5 33,33 Jumlah Responden 15 100,0 Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011 Pengalaman Petani Berdasarkan hasil wawancara petani responden, pengalaman petani usaha pertanaman kelapa sawit di Desa Hampalit adalah sebagian besar belum memiliki pengalaman. Petani dalam melaksanakan usaha pertanian kelapa sawit mengupah tenaga sesuai dengan tahapan pekerjaan yang diperlukan. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam keluarga atau luar keluarga yang pembayaran sesuai dengan tahap kegiatan dengan sistem borongan atau upah. Analisis Finansial Usaha Pertanaman Kelapa Sawit Biaya Data perhitungan biaya usahatani kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Biaya Usahatani Kelapa Sawit Tahun Tanam 2004 No. Biaya Biaya luas lahan 43 Ha Biaya Luas lahan per ha (Rp.) (Rp.) 1 Pembukaan Lahan 60.475.000,- 1.406.395,- 2 Bibit 150.900.000,- 3.509.302,- 3 Tanam 15.100.000,- 351.163,- 4 Pupuk (Dasar, Urea, 77.034.000,- 1.791.488,- NPK dan Upah) 5 Weeding (Manual, 120.500.000,- 2.802.326,- Herbisida dan Upah) 6 Panen dan Angkut TBS 317.625.000,- 7.386.628,- Total Biaya 818.668.000,- 19.038.791,- Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011 Penerimaan Sistem penjualan kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS). Harga Tandan Buah Segar (TBS) ditentukan melalui rapat yang dilaksanakan di Kotawaringin Timur oleh instansi terkait dan pihak Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang mempunyai Pabrik Kelapa Sawit. Berdasarkan hasil total penerimaan yang diperoleh yakni sebesar Rp. 3.051.810.000,- dengan rata-rata Rp. 203.454.000,-. Data hasil penerimaan dapat dilihat pada Tabel 6.

230 Tabel 6. Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit Tahun Tanam 2004 Rincian Jumlah TBS (Kg) Penerimaan (Rp) Total 2.541.000 3.051.810.000,- Rata-rata 169.400 203.454.000,- Sumber : Data Primer yang diolah, 2011 Pendapatan Dari hasil analisis pendapatan yang diperoleh petani pada usaha pertanaman kelapa sawit dengan jumlah penerimaan yang dihasilkan sebesar Rp. 2.233.142.000,- dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 148.876.133,- per hektar selama 6 tahun. Data pendapatan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Tahun Tanam 2004 Rincian Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pedapatan (Rp) Total 3.051.810.000,- 818.668.000,- 2.233.142.000,- Rata-rata/Ha 203.454.000,- 19.038.791,- 148.876.133,- Sumber : Data Primer yang diolah, 2011 Tabel 8. Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Tahun 2004 per tahun per hektar Rincian Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pedapatan (Rp) Total 508.635.000,- 136.444.667,- 372.190.333,- Rata-rata/Ha/Th 33.909.000,- 9.096.311,- 24.812.689,- Sumber : Data Primer yang diolah, 2011 Efisiensi Usaha Tani Kelayakan usahatani kelapa sawit dihitung dari besaran R/C ratio. Hasil perhitungan R/C ratio usaha pertanaman kelapa sawit berkisar antara 3 4 dengan rata-rata R/CR 4. Hasil ini menunjukkan bahwa keseluruhan analisis ekonomi R/C ratio usaha pertanaman kelapa sawit berada di atas angka 1, sehingga dalam hal ini disimpulkan bahwa usahatani kelapa sawit yang ada di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan efisien untuk diusahakan. Dari hasil rata-rata RCR 4 berarti setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 4,- KESIMPULAN 1. Biaya total kebutuhan usahatani kelapa sawit tahun tanam 2004 di Desa Hampalit di Kecamatan Katingan Hilir rata-rata sebesar Rp. 19.038.791,- / ha. 2. Total penerimaan usaha pertanaman kelapa sawit tahun tanam 2004 rata-rata sebesar Rp. 203.454.000,- / ha. 3. Total pendapatan usaha pertanaman kelapa sawit tahun tanam rata-rata sebesar Rp. 148.876.133,- per ha. 4. Efisiensi R/C ratio rata-rata adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kelapa sawit di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan efisien untuk diteruskan/menguntungkan.

231 DAFTAR PUSTAKA Adiwilaga, Anwas. 1975. Ilmu Usaha Tani. Alumni. Bandung. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2004. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. 168 p. Hartley, C.W.S. 1988. The oil Palm. Third Edition. Produce by Longman Singapore Publishers (Pte) Ltd. 761 p. Hernanto, F. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. International Contact Business System Inc. 1998. Vademecum (Buku Pintar) Kelapa Sawit. Jakarta. 279 p. Kartasapoetra. 1993. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. PT. Bina Aksara, Jakarta. Moehar, D.2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 p. Sastrosayono, S. 2004. Budidaya Kelapa Sawit. Cetakan Kedua. Agromedia Pustaka, Tangerang. Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. UI- Press, Jakarta.110 Halaman. Soemitro dan Handayani. 1982. Ekonomi Sumber Daya Kehutanan. Bagian Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Soetrisno. 1988. Analisis Usahatani. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta.