BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. instansi harus menentukan strategi dan kebijakan manajemennya, khususnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik perusahaan besar, swasta maupun pemerintah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin tercapai tanpa sumber daya yang memadai. Sumber daya yang memadai

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. juga luar negeri. Selain persaingan antar perusahaan dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Hal ini terjadi karena dalam era ini negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pegawai jika tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENGHARGAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN CV. SARI ALAM SUKOHARJO S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. 2001), bahkan dijaman sekarang ini bukan lagi perusahaan besar mengalahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan daya saing di era perdagangan bebas menjadi salah satu kunci ketahanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya dan berkembangnya tekhnologi di era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mengharapkan produktivitas kinerja yang optimal dari

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karyawan telah banyak dilakukan dari berbagai sudut pandang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu bentuk dari organisasi yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam. cerah di kemudian hari merupakan salah satu dasar untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kinerja perusahaan dituntut harus terus meningkat agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. usaha didirikan guna mengikuti perkembangan dunia, baik perusahaan besar maupun

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi barang maupun jasa. Cascio (1998) menegaskan bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu ciri kehidupan modern dapat dilihat dari semakin kompleknya

BAB I PENDAHULUAN. tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan dan peran serta masyarakat. organisasi, di antaranya sumberdaya manusia pegawai. Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi menuntut sumber daya manusia yang handal yang dapat diperoleh bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan hidup pribadi dan keluarganya yang berupa pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia atau istilah asingnya sering disebut dengan Human

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatannya dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya yang mencakup. penyedia tenaga kerja yang bermutu, mempertahankan kualitas dan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya berbagai penyakit, maka kebutuhan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan atau instansi semakin ketat, karena tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut, perusahaan atau instansi harus menentukan strategi dan kebijakan manajemennya, khususnya dalam bidang sumberdaya manusia (SDM). Pengelolaan SDM saat ini merupakan suatu keharusan dan bukan lagi merupakan suatu pilihan apabila perusahaan atau instansi ingin berkembang. Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena keefektifan dan keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kualitas dan kinerja sumber daya manusia yang ada pada organisasi tersebut. Perubahan ke arah yang lebih baik adalah sesuatu yang harus diwujudkan untuk menuju ke arah yang lebih baik dalam organisasi maupun perusahaan. Ulrich (dalam Novliadi, 2006) menyatakan bahwa kunci sukses sebuah perubahan ternyata terdapat pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator sekaligus agen perubahan terus-menerus, pembentuk proses serta budaya yang secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi. Salah satu perubahan yang berpengaruh terhadap berlangsungnya organisasi atau perusahaan adalah perubahan dalam meningkatkan produktivitasnya. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan mampu bertahan tanpa meningkatkan produktivitasnya. Setiap perusahaan atau organisasi akan melakukan berbagai cara untuk mewujudkan 1

2 perubahan tersebut, salah satu aktivitas perusahaan dalam mencapai perubahan tersebut adalah dengan memajukan kemampuan karyawannya melalui pengembangan karir karyawan. Pengembangan karir ditujukan agar karyawan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan yang dimiliki sebelumnya sehingga dapat mengetahui fungsi dan peranan serta tanggung jawabnya didalam lingkungan kerja. Dengan pengembangan karir juga diharapkan dapat mencapai tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi pada karyawan. Penting bagi perusahaan maupun instansi untuk menumbuhkan kepuasan kerja yang sehat dimana hak dan kewajiban karyawan diatur sedemikian rupa selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab karyawannya sehingga dengan kepuasan kerja yang tinggi karyawan dapat berpartisipasi secara optimal dan memberikan pengaruh yang lebih baik dalam perusahaan dalam hal produktivitas. Menurut Locke (dalam Umam Khaerul, 2010) kepuasan kerja seseorang bergantung pada perbedaan antara kebutuhan atau harapan dengan apa yang telah dicapai dalam pekerjaannya. Dengan demikian orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan kenyataan yang dialami. Ciri dari karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan ditunjukkan oleh karyawan dengan sikap positif terhadap pekerjaan seperti lebih bersahabat, ramah dan responsive dalam bekerja. Sedangkan karyawan yang merasa kurang puas akan menunjukkan sifat yang negatif pada pekerjaannya. Beberapa indikasi bahwa karyawan memiliki kepuasan kerja yang rendah antara

3 lain bila tingkat kemangkiran, motivasi dan prestasi kerjanya rendah, serta tingginya tingkat turnover dalam suatu organisasi atau perusahaan. Kepuasan kerja merupakan hal yang penting dimiliki oleh setiap pegawai dalam bekerja. Tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan pekerjaanya, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan baik. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual, setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku dalam diri individu. Robbins (2008) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan tersebut mencerminkan perasaan emosional yang menyenangkan atau tidak dalam memandang pekerjaannya. Kepuasan kerja memang tidak datang dengan sendirinya melainkan sebagai akibat dari terciptanya situasi dan kondisi kerja serta terpenuhinya harapan-harapan para karyawan terhadap pekerjaannya. Mangkunagara (2005) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan beberapa aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pekerja lain, penempatan kerja, struktur organisasi, kualitas kerja, usia, status kesehatan, kemampuan, dan pendidikan. Kenyataannya, kepuasan kerja yang seharusnya dirasakan oleh karyawan sautu perusahaan atau instansi ternyata kurang adanya. Hal ini dibuktikan melalui hasil survey yang menunjukkan bahwa 80% dari 982 karyawan cenderung merasa

4 kurang puas dengan pekerjaannya. Pendapat yang diutarakan oleh PT. JAC Indonesia secara online melalui swa.co.id yang menghasilkan temuan tersebut. JAC Indonesia mengadakan polling mengenai kepuasan kerja, dengan pertanyaan: Sudah puaskah Anda dengan pekerjaan Anda saat ini? Telah menyediakan tiga pilihan jawaban: sangat puas, kurang puas, tidak puas. Hasilnya menyatakan bahwa 80% dari 982 responden menyatakan tidak puas. (dalam Sumarni, 2015). Accenture sebuah lembaga konsultasi bisnis dan manajemen asal Amerika Serikat mengeluarkan hasil studi mereka pada 2012 lalu. Studi yang mempelajari tingkat kepuasan kerja pada karyawan itu menunjukkan, hanya 18 persen dari kelompok responden karyawan di Indonesia yang mengatakan puas dengan kualitas kehidupan serta kebahagiaannya di tempat kerja. Ini menempatkan Indonesia di posisi paling bawah tingkat kepuasan para pekerja. Sementara di Singapura, sebesar 76 persen responden mengaku tidak bahagia di tempat kerja. (http://m.kompasiana.com/afsee/pekerja-di-indonesia-paling-tidak-puasmengapa_550ee0a6a33311b72dba82bf) (diakses pada tanggal 8 Desember 2015 pukul 17.33 WIB). Dari fenomena diatas mengenai kurangnya kepuasan kerja yang dirasakan karyawan perusahaan atau instansi, menjadi alasan pentingnya penelitian ini dilakukan. Lokasi penelitian adalah RSUD dr Sayyidiman Kabupaten Magetan. Dari hasil wawancara terhadap beberapa karyawan RSUD dr Sayyidiman Kabupaten Magetan pada tanggal 14 November 2015 diperoleh informasi bahwa karyawan kurang merasa puas terhadap rutinitas pekerjaanya. Tuntutan pekerjaan yang terlalu padat, sulitnya berkoodinasi dengan atasan, dan kurangnya

5 penghargaan yang diperoleh menjadi beberapa penyebab ketidakpuasan yang dirasakan. karyawan juga mengatakan agak kerepotan saat harus masuk malam, karena semalaman ternyata juga hampir padat dalam bekerja. Selanjutnya, dalam observasi yang dilakukan peneliti pada beberapa karyawan dapat disampaikan bahwa para kayawan saat bakerja terlihat tidak terlihat mengerjakan pekerjaan. Pada saat jam kerja para pegawai saling mengobrol dengan pegawai lain serta ada juga yang mengoperasikan ponselnya. Dari hasil penelitian awal diatas menunjukkan bahwa terdapat indikator perilaku yang menunjukkan pegawai tidak puas. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap staf SDM yang menerangkan bahwa karyawan di RSUD dr Sayyidiman kabupaten Magetan paling banyak berprofesi di bidang keperawatan. Karyawan di RSUD dr Sayyidiman kabupaten Magetan memiliki status kepegawaian yang berbeda-beda, sebagian besar berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil). Karyawan dituntut untuk disiplin, khususnya yang langsung berhubungan dengan pasien. Meskipun demikian juga ada sedikit karyawan yang datang terlambat. Karyawan RSUD dr Sayyidiman kabupaten Magetan dituntut untuk masuk karja tepat waktu dan bersikap ramah kepada pasien. Masalah tentang kepuasan kerja kerap terjadi baik dalam suatu organisasi seperti perusahaan, instansi pemerintahan, rumah sakit, dan lain-lain. Hal ini menjadi titik rawan yang dapat menyulut permasalahan antar pegawai dengan suatu organisasi sehingga mempengaruhi produktivitas perusahaan maupun instansi. Salah satu penyebabnya adalah turunnya motivasi berprestasi kerja pada

6 karyawan yang nantinya dapat menyebabkan rendahnnya kepuasan kerja pada karyawan. Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel-variabel yang mempengaruhinya seperti motivasi berprestasi dan budaya dalam organisasi dapat diakomodasikan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi/perusahaan. Greenberg dan Baron (dalam Wibowo, 2007) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Dengan kata lain kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh bagaimana karyawan melakukan pekerjaannya. Wexley dan Yulk (2005), mendefinisikan kepuasan kerja adalah cara seseorang pekerja mengerjakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan atas aspek-aspek yang bermacam-macam. Sujak dalam Ermayanti (2001), mengemukakan bahwa pemahaman motivasi, baik yang ada dalam diri karyawan maupun yang berasal dari lingkungan akan dapat membantu dalam peningkatan kinerja. Dengan kata lain, motivasi yang tinggi akan membantu karyawan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik yang mana membantu karyawan dalam merasakan kepuasan kerja. Hezberg (dalam winardi, 2001) mengatakan bahwa motivasi merupakan dampak langsung dari kepuasan kerja. Yang dimaksud adalah bahwa motivasi menyebabkan seseorang beralih dari suatu keadaan tiadanya kepuasan kearah adanya kepuasan. Robbins (2008) mendefinisikan motivasi (motivation) sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai

7 tujuannya. Dengan adanya motivasi dalam bekerja, maka para auditor diharapkan lebih memiliki intensitas, arah dan ketekunan sehingga tujuan organisasi pun lebih mudah tercapai yang menyebabkan pemenuhan tingkat kepuasan karyawan oleh perusahaan semakin menigkat. Motivasi merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang rela untuk menggerakkan kemampuan tenaga dan waktunya untuk menjalankan semua kegiatan yang telah menjadi tugas dan tanggung jawabnya agar kewajibannya terpenuhi serta sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan terwujud. Menurut Mc. Clelland (dalam Handoko, 2002) manusia memiliki banyak motivasi dasar yang berperan penting dalam dunia kerja yaitu motivasi berprestasi, motivasi berkuasa, dan motivasi berafiliasi. Dari ketiga motivasi dasar tersebut, motivasi berprestasi memiliki peranan yang sangat besar karena dengan usaha yang terus-menerus meraih prestasi, maka karyawan menjadi lebih produktif sehingga mendapat penghargaan dari perusahaan yang mana berdampak baik pada kepuasan kerja karyawan. Motivasi sebagai suatu keadaan batiniah yang memberikan energi kepada aktivitas-aktivitas atau mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku menuju satu tujuan. Faktor pendorong timbulnya aktivitas tersebut diantaranya adalah berupa kebutuhan (Robbin, 2008). Menurut Kartono (2006) kebutuhan yang insani sifatnya akan memunculkan dorongan, sedangkan arti dari doronganitu sendiri merupakan desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Motivasi dalam hal

8 ini merupakan dorongan adanya rangsangan untuk melakukan tindakan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam sebuah perusahaan mencapai tujuan, tanpa adanya sumber daya manusia yang baik maka akan sulit bagi sebuah perusahaan dapat berkembang. Maka merupakan hal yang wajar apabila kesejahteraan karyawan perlu untuk diperhatikan. Hal ini menyangkut kepuasan kerja yang dimiliki karyawan. Berdasarkan masalah kurangnya penghargaan yang diperoleh dan kurangnya koordinasi dengan atasan maka akan mempengaruhi tingkat motivasi berprestasi pada karyawan, sehingga kinerja dan prestasi kerja yang lebih baik belum dapat tercapai yang pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan suatu permasalahan yaitu: Apakah motivasi berprestasi yang dimiliki dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan pada pegawai RSUD dr Sayidiman Magetan?. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja pada pegawai RSUD dr Sayyidiman Kabupaten Magetan. B. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja pada pegawai RSUD Dr Sayyidiman kabupaten Magetan. 2. Mengetahui tingkat motivasi berprestasi pada pegawai RSUD dr Sayyidiman kabupaten Magetan.

9 3. Mengetahui tingkat kepuasan kerja pada pegawai RSUD dr Sayyidiman kabupaten Magetan 4. Mengetahui peran motivasi berprestasi terhadap kepuasan kerja pada pegawai RSUD dr Sayyidiman kabupaten Magetan. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmuwan dan untuk memperkaya pengetahuan ilmu psikologi khususnya di bidang psikologi industri dan organisasi b. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian yang sejenis, terutama penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pimpinan Instansi Pemerintahan : Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya kepuasan kerja karyawan sehingga suatu Instansi Pemerintahan nantinya dapat memiliki SDM yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing. b. Bagi Subjek : Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta memberikan pertimbangan kepada pegawai tentang pentingnya seorang pegawai dalam mencapai kepuasan kerja.