I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendesak untuk segera di tangani bagi kehidupan manusia, karena dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

Pengertian Pencemaran Laut dan Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

1. PENDAHULUAN. meningkat pula frekuensi lalu lintas transportasi laut yang mengangkut manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Menurut isi dari Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Perindustrian, Industri adalah :

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Garis pantainya mencapai kilometer persegi. 1 Dua pertiga wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

METODE PENELITIAN. Metode artinya cara melakukan sesuatu dengan teratur ( sistematis ) 27. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. penghubung, media rekreasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, kepulauan tidak hanya berarti sekumpulan pulau, tetapi juga lautan yang

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #5 Genap 2015/2016. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

ZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

Lampiran V MARPOL 73/78 PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DARI KAPAL. Peraturan 1. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan menjadi lebih baik, wilayah pesisir yang memiliki sumber daya alam

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hak Lintas Damai di Laut Teritorial

Tabel 1. Perkiraan Masuknya Hydrocarbon Minyak Ke Lingkungan Laut

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana wilayah daratnya berbatasan dengan laut. menimbulkan kerenggangan hubungan dan apabila berlarut-larut akan

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di posisi 94o 40' BT 141o BT dan 6o LU 11o LS,

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Laut yang pada masa lampau didasari oleh kebiasaan dan hukum

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah Illegal unreported and unregulated (IUU) fishing merupakan masalah global yang

Hukum Laut Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

I. PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah Indonesia ketika berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu, kemudian lahirnya

PENANGKAPAN IKAN. Fisheries Department UMM

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

IMPLEMENTASI KETENTUAN-KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LANDAS KONTINEN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kawasan budidaya dan kawasan non budidaya. Pantai non budidaya dapat

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup sehubungan dengan. dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang

III. METODE PENELITIAN

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dulu. Namun hingga sekarang masalah illegal fishing masih belum dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dasar Hukum yang Digunakan dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493]

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN. Oleh : Ida Kurnia*

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

Pencemaran Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan hukum lingkungan tidak dapat dipisahkan dari gerakan

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat dimasukkannya oleh manusia secara langsung ataupun tidak langsung bahanbahan atau energi ke dalam lingkungan laut (termasuk muara sungai) yang menghasilkan akibat yang demikian buruknya sehingga merupakan kerugian terhadap kekayaan hayati, bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan lain-lain, penggunaan laut yang wajar, pemburukan dari pada kwalitas air laut dan menurunnya tempat-tempat pemukiman dan rekreasi 1. Pencemaran minyak di laut biasanya disebabkan dua hal, yang pertama dikarenakan unsur ketidaksengajaan orang-orang yang berada dalam kapal seperti tank yang bocor akibat gesekan benda dalam laut ( terumbu karang atau besi kapal yang dulu pernah tenggelam di laut tersebut) sehingga menyebabkan kerusakan pada badan kapal atau tanki minyak dan yang kedua mereka memang sengaja membuang minyak bekas limbah alat-alat pabrik yang memang dapat 1 Mohtar Kusumaatmadja, Bunga Rampai Hukum Laut, 1978, Hlm. 179

menyebabkan polusi lingkungan dan akhirnya merugikan pihak yang wilayah lautnya dijadikan tempat pembuangan minyak tersebut 2. 2 Pencemaran lingkungan laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak kapal bukan hal baru di dunia, sebelumnya sudah banyak pencemaran yang terjadi dalam wilayah laut, seperti pada tahun 1967 peristiwa kandasnya kapal Torrey Canyon didekat pantai Inggris yang menumpahkan lebih dari 100.000 ton minyak mentah dan yang merupakan pengotoran laut terbesar didalam sejarah. Sejak peristiwa Torrey Canyon tersebut terjadi berbagai kecelakaan supertankers lainnya yang menimbulkan pencemaran (polusi) telah terjadi diberbagai perairan dunia 3, antara lain kasus kapal tanki Yunani PATMOS yang tumpah akibat bertabrakan dengan kapal tanki spanyol Castillo De Monterreagon pada 21 Maret 1985 di Selat Messina Italia, contoh lainnya adalah pada tanggal 31 januari 1988 kapal tanki Italia AMAZONE mengalami kerusakan buruk akibat badai di pantai Brittany Perancis. Begitu pun halnya di Indonesia pencemaran laut semakin banyak terjadi di wilayah laut maupun perairan pedalaman Indonesia seperti halnya pencemaran di Ambon terjadi pada tahun 1994 dan 1997, di perairan Cirebon-Indramayu tahun 2006 dan 2007, Selat Bali dan muara sungai di perairan pantai Bali Timur tahun 1994, 1998, 2003, 2007, dan di Nusa Tenggara Timur tahun 1983, 1985, 1989 4. Pencemaran laut memberikan dampak yang cukup berpengaruh bagi lingkungan sekitar apalagi bila disekitarnya merupakan pemukiman penduduk yang mana penduduk pada umumnya bermata pencaharian sebagai pelaut atau nelayan. 2 Ibid. 3 Hasjim Djalal, Perjuangan Indonesia di bidang hukum laut, Bina Cipta, Bandung, 1979, Hlm 55 4 Ibid.

3 Pemukiman penduduk yang semakin meluas, membuat semakin meningkatnya produk industri rumah tangga yang akan berakibat pada perkembangan kawasan Industri di kota besar. Industri di perkotaan memiliki pengaruh positif untuk menghasilkan barang (produk) dan jasa yang dapat meningkatkan kehidupan masyarakat. Selain itu juga berakibat negatif karna dapat menyebabkan pencemaran, baik pencemaran air, tanah, dan udara. Hal tersebut akan memicu terjadinya pencemaran pada perairan pantai dan laut, karena semua limbah dari daratan, baik yang berasal dari pemukiman perkotaan maupun yang bersumber dari kawasan industri, pada akhirnya bermuara ke pantai ataupun laut. Pencemaran laut disebabkan oleh perbuatan manusia dan bahaya akibat dari pada pencemaran atas kemantapan ekologis dari laut 5. Walaupun demikian ada yang berpendapat, bahwa kerusakan ekologis akibat tumpahan minyak dapat diabaikan karena laut mampu mengurai larutan tumpahan minyak bumi melalui mikrobamikroba yang hidup di laut, sehingga laut dapat melakukan regenerasi terhadap lingkungan laut yang mengalami kerusakan. Pencemaran akan berakibat buruk bagi kehidupan atau lingkungan laut tergantung dari pada tempat terjadinya pencemaran. Ini berdampak negatif bagi kesuburan produktivitas biologis di laut terbagi secara tidak merata 6. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai ataupun laut dan sangat signifikan merusak makhluk hidup disekitar pantai dan laut tersebut. 5 Ibid. 6 Hasjim Djalal, Perjuangan Indonesia di bidang hukum laut, Bina Cipta, Bandung., Hlm. 182

4 Sumber pencemaran di laut dapat dibagi dalam 5 golongan, yaitu : 1. pembuangan kotoran dan sampah kota Industri, serta penggunaan pestisida dibidang pertanian 2. pengotoran yang berasal dari kapal-kapal laut 3. kegiatan penggalian kekayaan mineral dasar laut 4. pembuangan bahan-bahan radio aktif dalam kegiatan penggunaan tenaga nuklir dalam rangka perdamaian 5. penggunaan laut untuk tujuan militer 7. Zat-zat pencemar yang berasal dari sumber-sumber tersebut memasuki lingkungan laut dengan berbagai cara seperti kegiatan atau pembuangan kotoran (misalnya minyak residu). Sumber pencemaran laut oleh kapal yang berbahaya adalah masuknya minyak kedalam laut yang berasal dari kapal yang berlayar diperairan nusantara baik yang terjadi secara sengaja sebagai akibat pembersihan tanki-tanki atau pembuangan minyak residu atau pun yang terjadi tidak dengan sengaja disebabkan kebocoran yang terjadi pada kapal yang sudah tua 8. Kapal dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Antara lain melalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan liar alam, dan air. Dari pencemaran laut yang menjadi sorotan internasional ini mulailah timbul pemikiran untuk mengatasi pencemaran yang terjadi di luar negara masingmasing. Negara-negara mulai mengadakan konvensi-konvensi internasional dan 7 Ibid. Hlm.183 8 Ibid. hlm. 185

5 membuat peraturan mengenai pencemaran laut yang dilakukan oleh kapal di negaranya masing-masing. Peraturan mengenai pencemaran laut diatur dalam konvensi 1958 PBB tentang Laut Lepas yang mengatur dua ketentuan tentang pencemaran laut, Konvensi Hukum Laut 1982 dan dalam hukum nasional. Dalam hukum nasional Indonesia diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1997, Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup dan turunannya, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2006 Tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut, serta aturan hukum lainnya yang berkenaan dengan Pengaturan pencegahan pencemaran minyak di laut oleh kapal laut di Indonesia. Berkaitan dengan banyaknya peristiwa-peristiwa pencemaran laut yang dilakukan oleh kapal, timbul permasalahan bagaimana peraturan internasional dan nasional mengatur pencegahan pencemaran laut. Dengan adanya permasalahan tersebut penulis menyusun skripsi dengan judul Pencegahan Pencemaran Minyak oleh Kapal Laut dalam Hukum Internasional dan Implementasinya di Indonesia. B. Permasalahan dan Ruang lingkup 1. Permasalahan Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan terbagi sebagai berikut :

6 a. Bagaimana Hukum Internasional mengatur mengenai pencegahan pencemaran minyak di laut? b. Bagaimana Implementasi pengaturan pencegahan pencemaran minyak di laut oleh kapal di Indonesia? 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut : a. Menjelaskan bagaimana sebenarnya Pengaturan pencegahan pencemaran minyak di laut oleh kapal laut diatur dalam Hukum Internasional. Hal ini akan dikaitkan dengan Konvensi Hukum Laut 1982 dan SOLAS 1974. b. Selanjutnya, penelitian ini menganalisis peraturan hukum nasional Indonesia seperti Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut yang merupakan turunan dari Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini antara lain : a. Untuk mengetahui dan menjelaskan ketentuan-ketentuan yang mengatur pencegahan pencemaran minyak yang dilakukan oleh kapal laut dalam konvensi-konvensi internasional. b. Untuk mengetahui dan menjelaskan implementasi pengaturan pencegahan pencemaran minyak di laut yang disebabkan oleh kapal laut oleh pemerintah Indonesia.

7 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini merupakan dasar pemikiran dalam upaya pengembangan secara teoritis disiplin ilmu, khususnya hukum laut dan untuk memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum, khususnya ilmu hukum yang berkenaan dengan pengaturan pencegahan pencemaran oleh kapal laut. b. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk : 1. sebagai upaya pengembangan wawasan keilmuan dan pengetahuan peneliti di bidang ilmu hukum khususnya hukum laut dalam kasus pencemaran minyak yang terjadi ; 2. melatih ketrampilan berfikir, meneliti dan menulis; 3. sebagai bahan literatur bagi mahasiswa selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai hukum laut ; D. Sistematika Penulisan Penulis secara umum membagi penelitian ini dalam lima bab, yang disajikan untuk mempermudah pembaca dalam mengetahui secara garis besar penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

8 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum dilakukannya penelitian dan isi skripsi ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan secara teoritis tentang pengertian pencemaran laut, sumber pencemaran laut, pengertian laut, implementasi, ketentuan hukum internasional yang mengatur pencemaran laut antara lain melalui hukum kebiasaan internasional dan konvensi-konvensi internasional seperti United Nations Convention on the Law of the Sea UNCLOS I (Genewa Convention on the High Seas, 1958 ) dan UNCLOS III ( Third United Nations Convention on the Law of the Sea. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis dan tipe penelitian yang dipakai dalam skripsi ini dan langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan pendekatan masalah, sumber data, metode pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data yang diperoleh. Tujuannya untuk memperoleh data yang kongkrit dan lengkap sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang ketentuan hukum internasional yang mengatur pencemaran laut, menjelaskan implementasi pengaturan pencegahan pencemaran

9 laut di Indonesia dan memberikan contoh-contoh kasus pencemaran laut di Indonesia. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya disertai saran-saran.