MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

dokumen-dokumen yang mirip
METHODE. 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah :

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REVITALISASI KEHUTANAN

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemanasan global (global warming), pencemaran udara, pencemaran air, mahkluk hidup lain yang mengisi ruang di atas bumi ini.

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN

Naskah Akademik Struktur Organisasi TNI Masa Depan Tim Penyusun:

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN WONOSOBO

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.01/MENHUT-II/2004 TAHUN 2004 TENTANG

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

LESTARI BRIEF KETERPADUAN DALAM PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Pembangunan Kehutanan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM ACARA MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

RAKOTER TNI TAHUN 2009 Tema Melalui Rapat Koordinasi Teritorial Tahun 2009 Kita Tingkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di Jajaran Komando Kewilayahan TNI CERAMAH KETUA TIM TEKNIS KETAHANAN LINGKUNGAN HIDUP MABES TNI TENTANG KETAHANAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI SALAH SATU WUJUD IMPLEMENTATIF PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN Dasar : Ketahanan Lingkungan Hidup bagi Kesejahteraan Masyarakat dan Ketahanan Nasional 1. Latar Belakang Penyelenggaraan pertahanan negara secara utuh melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumber daya, sarana dan prasarana nasional sebagai satu kesatuan sistem pertahanan yang bersifat semesta. TNI oleh Undang-Undang RI nomor 34 Tahun 2004 diberi kewenangan untuk memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan Sishanta (sistim pertahanan semesta) bahkan juga dinyatakan bahwa TNI dapat membantu pemerintah daerah. Dalam rangka pemberdayaan wilayah pertahanan, TNI beserta jajaran Komando Kewilayahannya melaksanakan tugas-tugas Operasi Militer Selain Perang. Operasi ini dapat mencakup dalam aspek yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan pertahanan. Dalam pembinaan potensi komponen cadangan dan komponen pendukung, TNI dapat membina Sumber Daya Manusia untuk menjadi Sumber Daya Manusia berkualitas dan memiliki kesadaran bela negara tinggi, memiliki kesadaran atas kualitas kesehatan, kesejahteraan baik secara individu maupun kelompok mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas masyarakat. Salah satu komponen untuk kesehatan dan kesejahteraan prajurit hari ini dan masa depan adalah menyelamatkan segala aspek lingkungan hidup dan menciptakan tata ruang yang lestari untuk kepentingan TNI dalam menjalankan tugas sebagai komponen utama pertahanan dalam bentuk Ketahanan Lingkungan Hidup 2. Dasar Pemikiran 2.1 Indonesia adalah bagian dari hutan tropis dunia dan memiliki sumber daya alam yang besar. TNI berkewajiban untuk turut menjaga kesinambungan lingkungan hidup tanpa batas, demi mensukseskan Tujuan Pembangunan 1

Milenium PBB UN Millenium Development Goals dan dampak atas pemanasan global serta perubahan iklim; 2.2 Bahwa tentara dari sebagian negara besar telah sejak lama memberdayakan program The Strategy for The Environment dan mengadaptasi konsep Environmental Defense ; 2.3 Masalah lingkungan hidup adalah masalah global dan partisipasi TNI dalam hal ini di samping sesuai konstitusi yang berlaku, juga menanamkan paradigma yang baru di hati masyarakat dan mendapatkan akreditasi internasional; 2.4 Tugas TNI dalam bentuk Ketahanan Lingkungan Hidup adalah bagian dari tanggung jawab atas keutuhan NKRI, menjamin kesejahteraan masyarakat dan melaksanakan tugas perdamaian dunia; 2.5 Kegiatan Ketahanan Lingkungan Hidup dijabarkan dalam bentuk Konservasi, Rehabilitasi dan Rekonstruksi lingkungan hidup yang dilaksanakan bersamasama pemerintah daerah dan melibatkan semua unsur masyarakat setempat dengan penerapan disiplin yang baik, ketrampilan dan informasi komunikasi yang jelas; 2.6 Kegiatan TNI dalam ketahanan lingkungan hidup tidak akan mencampuri atau mengambil alih kegiatan di seputar lingkungan hidup yang telah ada, tetapi lebih menitik beratkan kepada melengkapi inisiatif pemerintah yang sudah berjalan melalui program nasional maupun daerah; 2.7 Salah satu hal yang paling mendasar adalah agar manusia dapat hidup dan terhindar dari konflik atau kepunahan karena ancaman atas lingkungan alam dan tentunya berdampak negatif bagi ketahanan nasional seutuhnya 3. Bentuk Kegiatan 3.1 Kegiatan TNI melalui pemberdayaan wilayah pertahanan dalam bentuk ketahanan lingkungan hidup adalah dengan menyesuaikan peta perencanaan tata ruang daerah dan batas wilayah distrik militer di dalamnya termasuk batas rayon militer, selanjutnya dilengkapi dengan data umum demografi dan indikator ekonomi setempat seperti sumber mata pencaharian setempat (apakah berasal dari industri, pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan) serta pola hidup masyarakat, terutama perilaku masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam; 2

3.2 Keberadaan TNI dalam menjalankan Ketahanan Lingkungan Hidup dapat menggunakan pendekatan terpadu yaitu: pendekatan pertahanan (defense approach) dan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach); 3.3 Mengidentifikasi zona lingkungan hidup yang sudah prihatin, seperti zona konservasi air, hutan yang gundul atau berubah fungsi menjadi areal pertanian, lahan gambut yang rusak, sungai yang tercemar, danau atau areal tangkapan air yang berubah fungsi, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, kerusakan hutan bakau dan degradasi garis sepadan pesisir, pencemaran & kerusakan atas habitat laut, polusi udara dan setiap komponen alam darat, laut dan udara serta menetapkan zona darurat untuk perhatian langsung dan antisipasi dini (early warning); 3.4 Pendekatan melalui sosialisasi kepada masyarakat, agar sepenuhnya sadar akan nilai ekonomis alam dan lingkungan, khususnya dimulai dari tingkat sekolah dasar; 3.5 Bersama-sama pemerintah daerah melaksanakan secara aktif, penyuluhan, pelatihan, kapasitas unggulan kepada semua lapisan masyarakat agar menyadari sepenuhnya manfaat alam untuk lingkungan hidup dalam membangun komunitas yang sehat dan mempunyai daya tahan sosial yang kuat. 4. Peran Tim Teknis Ketahanan Lingkungan Hidup MABES TNI 4.1 Berperan selaku fasilitator dan moderator, bukan melaksanakan kegiatan pemerintah dan bukan untuk kepentingan bisnis; 4.2 Memberikan pencerahan melalui jejaring internasional atas peran jajaran Komando Kewilayahan TNI dalam lingkungan yang tidak semata-mata berupa Bakti TNI, tetapi sebagai civic mission yang berwawasan pembangunan berkelanjutan, mengedepankan pendekatan kesejahteraan dan pola hidup dan perilaku yang baik atas lingkungan; sekaligus mengentaskan kemiskinan; 4.3 Mensinkronisasikan secara khusus penyelenggaran Pemberdayaan Wilayah Pertahanan dalam Ketahanan Lingkungan Hidup dengan pemerintah dan komponen bangsa lainnya; 4.4 Membina kemitraan dengan pihak ketiga (baik dari dalam maupun luar negeri) untuk bantuan teknis, bantuan / hibah pendanaan, dan sponsor untuk kegiatan dalam lingkup ketahanan lingkungan hidup; 4.5 Mabes TNI bersama-sama dengan institusi independen Urban Solutions Institute akan mengejawantahkan kemitraan dengan pihak-pihak terkait dari kalangan pemerintah dan swasta berasal dari dalam maupun luar negeri 3

sehingga program TNI dalam Ketahanan Lingkungan Hidup berjalan sesuai kondisi dan kebijakan setempat; 4.6 Menyelenggarakan pelatihan dan kapasitas unggulan ruitn, guna mempersiapkan pendidikan komunitas, keterampilan dan teknis dalam pola Kelompok Kerja (Pokja) yang interaktif untuk memberikan solusi yang praktis serta aplikatif bagi setiap wilayah. 5. Hal-hal Lain 5.1 Dalam tahap awal perlu diantisipasi berbagai kendala, misalnya masih kurangnya pengalaman dan kompetensi dalam menjalankan operasi militer dalam masa damai (military operation other than war). Meskipun sejarah menunjukkan bahwa ABRI pernah melaksanakan program AMD dan Bakti TNI, namun kegiatan ini mungkin masih dianggap sebagai tugas sampingan yang tidak meningkatkan reputasi TNI, dibandingkan dengan tugas tempur yang dilakukan oleh pasukan elit. Di samping itu, program Bakti TNI, yang seyogianya membuat rakyat mencintai tentara, tidak dikelola dengan konsisten dan hanya secara berkala, karena satu dan lain sebab adalah keterbatasan dana; 5.2 Perlu diantisipasi bahwa kegiatan TNI dan lingkungan yang mulai memasuki pencerahan global, dengan kegiatan pencanangan Ketahanan Lingkungan Hidup untuk Persahabatan Global, yang dihadiri oleh lebih dari 30 Duta Besar dan Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional, baru baru ini pada tanggal 17 Oktober 2010 di Kota Baru Parahyangan, Danau Saguling Jawa Barat, bisa saja dinilai golongan tertentu yang tidak mendukung fungsi Binter TNI sebagai upaya TNI untuk kembali berpolitik praktis; 5.3 Adalah mutlak bagi seluruh jajaran Komando Kewilayahan TNI untuk siap memberikan informasi yang jelas, tepat, dan mendasar atas kegiatan dalam Ketahanan Lingkungan Hidup; 5.4 Secara tersendiri pembicara akan memberikan beberapa contoh kegiatan ketahanan lingkungan hidup dalam hubungan internal dan eskternal bagi TNI, termasuk perubahan iklim dan jalan (road-path) TNI menuju pembentukan World Environmental Defense 6. Kesimpulan 6.1 Peran jajaran Komando Kewilayahan TNI tidak dapat dipisahkan dari rakyat; memperkenalkan pemberdayaan TNI untuk lingkungan hidup akan memberi citra baru sebagai agen pembaharuan (agent of change) dan mempunyai makna besar bagi pengembangan TNI hari ini dan khususnya TNI di masa depan, karena menyangkut perubahan (konversi) operasi 4

perang menjadi operasi selaim perang untuk kemanusiaan (people) dan lingkungan hidup (environment); 6.2 Dalam hubungan Ketahanan Lingkungan Hidup ini jajaran Kowil TNI dapat berperan sebagai enterpreneur sosial. Karakteristik entrepreneur selalu ingin lebih baik dan tidak cepat puas, mencari solusi dan tanggap dan cermat dalam membuat keputusan tepat. Berbeda dengan entrepreneur bisnis yang tujuan utamanya mencari keuntungan sebesar-besarnya, maka sebagai social entrepreneur, jajaran Kowil TNI akan menilai keberhasilan program 2010 dan yang akan datang, dengan tolak ukur keberhasilan peningkatan kualitas wilayah lingkungan hidup di wilayahnya masingmasing yang memberikan kesejahteraan dan kesehatan bagi masyarakat (prosperity approach); 6.3 Jajaran Komando Kewilayahan TNI selayaknya melihat program Ketahanan Lingkungan sebagai kegiatan yang memberi citra positif bagi TNI dan meningkatkan peran territorial untuk melanjutkan misi Binter yang kontribusinya bermakna bagi negara, rakyat dan prajurit. Cilangkap, 22 Desember 2009 5