Rika Anggela. Program Studi Pendidikan Geografi IKIP-PGRI Pontianak Jl. Ampera No.88 Telp. (0561)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN BEKERJA DAN MOTIVASI DAN IKLIM BEKERJA DENGAN KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SOLO RAYA TAHUN 2016.

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

Keefektifan Manajemen Layanan Khusus Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri Se Kota Malang

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

Korelasi Antara Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Dan Ketersediaan Sumber Belajar Dengan Minat Belajar

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

Keywords : Motivation To Learn, Classroom Climate, Perception

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI PENGAJARAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMPETENSI GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMESINAN

RATIH DEWI PUSPITASARI K

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS UNY

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG. Oleh: Risa Kurnia Fajri 1, Ardi 2,Helendra 2

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENGARUH TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

ISSN Anggit Grahito Wicaksono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

HAFIIDHIYA JANATA AREISY K

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MICROSOFT POWERPOINT DAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERADU DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA

Mega Selvia 2), Drs. Khairudin, M.Si 1), Karmila Suryani, M.Kom 2)

EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

HUBUNGAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Arwita Priyani Guru MAN 2 Trenggalek

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Ida Efiana

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

Muhammad Nurul Mahasin Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

Abstrak. Hubungan Tingkat Pendapatan (Vera Widyastuti)1. Oleh : Vera Widyastuti, Universitas Negeri Yogyakarta,

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh : TUNING WIJAYANTI K

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JETIS

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR

*Hp: /

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH DAN KOMPENSASI KERJA DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKECAMATAN BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

KONTRIBUSI PRESTASI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 WONOSARI JURNAL

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

: KASIH ERLIANA K

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Rika Anggela Program Studi Pendidikan Geografi IKIP-PGRI Pontianak Jl. Ampera No.88 Telp. (0561)748219 e-mail: anggela_12icka@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kompetensi profesional dengan prestasi belajar geografi siswa SMA Di Kota Yogyakarta; (2) hubungan motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa SMA Di Kota Yogyakarta; (3) hubungan kompetensi profesional dan motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa SMA Di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasinya dalam penelitian ini adalah seluruh Guru Sekolah SMA di Kota Yogyakarta yang berjumlah 42 guru dengan derajat signifikansi 5%, sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 Guru. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa Angket. Teknik analisis data dilakukan adaalah regresi linier berganda dengan uji prasyarat analisis ada 2, yaitu uji normalitas dan linieritas serta uji independensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kompetensi Profesional Guru dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa SMA di Kota Yogyakarta dengan Koefisien korelasi antara X 1 dan Y sebesar 0,4832, (2) terdapat hubungan yang positif antara Motivasi Kerja Guru dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa SMA di Kota Yogyakarta dengan Koefisien korelasi antara X 2 dan Y sebesar 0,4342, (3) terdapat hubungan yang positif antara Kompetensi Profesional Guru, Motivasi Kerja Guru dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa SMA di Kota Yogyakarta dengan koefisien korelasi ganda antara X 1,2 dan Y sebesar 0,6338. Kata kunci: Kompetensi Profesional, Motivasi Kerja, Hasil Belajar. Abstract The objectives of this research are to study: (1) the correlation between professional competency of teachers and learning result in Geography of the students of Senior Secondary Schools in Yogyakarta city; (2) the correlation between work motivation of teachers and learning result in Geography of the students of Senior Secondary Schools in Yogyakarta city; and (3) the correlation of professional competency and work motivation of teachers to learning result in Geography of the students of Senior Secondary Schools in Yogyakarta city. This research used the descriptive quantitative research method with the correlational approach. Its population was all of the teachers as many as 42 of Senior Secondary Schools in Yogyakarta city at the significance level of 5%. The samples of research consisted of 37 teachers. The data of research were gathered through questionnaire. They were analyzed by using the multiple linear regression with the prerequisite tests of normality test and independency test. The results of research are as follows: (1) there is a positive and significant correlation between professional competency of teachers and learning result in Geography of the students of Senior Secondary Schools in Yogyakarta city as indicated by the value of correlation coefficient 63

Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 1, Juni 2015 between X1 and Y of 0.4832; (2) there is a positive correlation between work motivation of teachers and learning result in Geography of the students of Senior Secondary Schools in Yogyakarta city as pointed out by the value of correlation coefficient between X2 and Y of 0.4342; and (3) there is a positive correlation of professional competency and work motivation of teachers to learning result in Geography of the students of Senior Secondary Schools in Yogyakarta city as signified by the value of correlation coefficient between X1,2 and Y of 0.6338. Keyword: Professional Competency, Work Motivation, and Learning Result. PENDAHULUAN Persoalan tentang mutu pendidikan telah lama menjadi perhatian bagi semua pihak. Salah satu perhatian yang paling mendasar berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah kompetensi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi akademik dan kompetensi guru menjelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama antara lain : (1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial, dan (4) Kompetensi Profesional. Kompetensi professional dipandang penting dimiliki guru untuk memberikan kemajuan dalam pembelajaran kepada siswa. Guru lebih menguasai konsep/teori dalam materi yang akan disampaikan. Penyampaian materi pun akan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga akan memberikan dampak yang positif terhadap prestasi belajar. Kompetensi profesonal guru berkaitan dengan bidang studi terdiri dari beberapa sub kompetensi, yakni : (1) memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar; (2) memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran serta bahan ajar dalam kurikulum tingkat pendidikan; (3) memahami struktur, metode, dan konsep keilmuan yang menaungi materi ajar; (4) memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan (5) menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan kompetensi yang tinggi dapat membantu guru agar lebih profesional dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan PSDMP dan PMP, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kemdikbud 64

bahwa guru yang belum bersertifikasi profesional sebesar 1.299 peserta dari total guru di Kota Yogyakarta. Hal ini berarti masih banyak guru SMA yang belum memenuhi standar kompetensi khususnya kompetensi profesional di Kota Yogyakarta (Dinas Pendidikan, 2010). Pencapaian kompetensi pada seorang guru tentunya dapat disebabkan oleh beberapa faktor-faktor baik intern maupun ekstern. Motivasi sebagai salah satu aspek yang memiliki pengaruh dalam pencapaian kompetensi pada seorang guru. Semua pihak dalam proses pembelajaran harus memiliki motivasi agar semua tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Menurut Uno (2011: 63) motivasi juga dapat diartikan sebagi suatu tenaga penggerak untuk mengawali dan melanjutkan suatu rangkaian kegiatan tertentu dalam suatu perilakunya. Sudjana, dkk. (2001: 143), sependapat dengan Muhibbin dan Sardiman, bahwa keberhasilan bekerja seorang guru tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya, tetapi juga ditentukan oleh minat, perhatian, dan motivasinya, sering ditemukan seseorang yang mempunyai kemampuan tinggi gagal dalam pekerjaannya. Guru yang mempunyai motivasi untuk bekerja cenderung untuk melakukan tindakan akademis yang bermakna dan berfaedah serta untuk mendapatkan keuntungan akademis sebagaimana yang diharapkan. Secara konseptual motivasi berkaitan erat dengan prestasi. Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar, hal ini tidak hanya terlihat dari Kuantitas Sekolah dan Perguruan Tinggi namun juga terlihat dari kualitas pendidikannya. Yogyakarta memiliki 5 Kabupaten dan 1 Kota. Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) pada tahun 2013 diketahui bahwa Kota Yogyakarta memilii nilai yang paling unggul diantara 5 (lima) kabupaten yang lain. Kota Yogyakarta memiliki nilai rerata Ujian Akhir Nasional (UAN) sebesar 7,58, namun suatu fenomena yang turut memperhatikan Kota Yogyakarta juga diketahui memiliki Tingkat ketidaklulusan paling tinggi dibandingkan daerah lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 10 siswa (http://pendidikan.jogjakota.go.id/ diakses tanggal 20 Juli 2013). 65

Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 1, Juni 2015 Penilaian untuk prestasi belajar geografi pada SMA di Yogyakarta yang terlihat dari hasil Ujian Akhir Nasional juga cukup mengecewakan hasilnya. Nilai Ujian Akhir Nasional untuk mata pelajaran Geografil lebih rendah dari tahun ketahun. Geografi tidak pernah mendapatkan hasil yang lebih tingi dibandingkan mata pelajaran lain khususnya pada mata pelajaran yang masuk dalam IPS. Hal ini tentulah harus mendapat perhatian khusus baik dari siswa maupun guru. Suatu lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah, dapat dikatakan bagus/baik bila lembaga tersebut memiliki Kepala Sekolah dan tenaga pendidikan yang berkualitas dan mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan baik tujuan dari lembaga maupun siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih siswa tersebut. Tingkat prestasi belajar dapat dianalogikan sebagai suatu prestasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pendidikan pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Skor yang didapat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan diakhir proses pembelajaran memberikan gambaran seberapa tinggi siswa memperoleh prestasi. Prestasi belajar dimana siswa telah melakukan kegiatan belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Artinya, prestasi belajar merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu tes, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung Tohirin (2005: 151). Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan tes. Hasil dari tes dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar geografi siswa SMA Di Kota Yogyakarta; (2) Hubungan antara motivasi kerja guru dengan prestasi belajar 66

geografi siswa SMA Di Kota Yogyakarta; (3) Hubungan antara kompetensi profesional dan motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa SMA di Kota Yogyakarta. METODE Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Korelasional, yang mengungkapkan tentang keadaan atau situasi dari subjek yang dipelajari dan peneliti berusaha untuk mengkaji apakah antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan atau tidak. Populasinya dalam penelitian ini adalah seluruh Guru SMA di Kota Yogyakarta yang berjumlah 42 guru. Sampel dalam penelitian ini ditentukan melalui Simple Random Sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling mengambil asumsi bahwa semua populasi memiliki peluang yang sama, dalam hal ini sekolah SMA yang berada di Wilayah Kota Yogyakarta baik Negeri maupun Swasta. Jumlah sampel ditentukan menggunakan tabel yang dikembangkan Isaac dan Michael (Sugiyono, 2010), dengan mengambil tingkat kesalahan 10%, untuk populasi sejumlah 42 guru, dengan derajat signifikansi 5%, sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 Guru. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa Angket dan dokumentasi. Angket tertutup dan terbuka digunakan untuk mengukur Kompetensi Profesional Guru sedangkan untuk mengukur Motivasi Kerja Guru yang digunakan hanya kuesioner Tertutup. Dokumentasi digunakan dalam mengetahui dan mendapat gambaran prestasi belajar mata pelajaran geografi siswa SMA Negeri di Kota Yogyakarta. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar (variabel Y) adalah dengan menggunakan Nilai Ujian Akhir Nasional SMA Negeri di Kota Yogyakarta Tahun 2013. Teknik analisis data dilakukan adalah regresi linier berganda dengan uji prasyarat analisis ada 2, yaitu uji normalitas dan linieritas serta uji independensi. 67

Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 1, Juni 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Variabel kompetensi profesional guru berada pada kategori sedang sebesar 81,08% dengan frekuensi 30 guru. interval distribusi data kompetensi profesional guru terbesar terdapat pada kelas interval 85,0 91,4 sebesar 21,62%. Persentase kelas interval terkecil terdapat pada kelas interval 104,5 110,9 sebesar 5,41%. Kesimpulan dari perhitungan bahwa Kompetensi profesioal guru geografi SMA di kota Yogyakarta berada pada kategori sedang. 2. Variabel motivasi kerja guru berada pada kategori sedang sebesar 78,38% dengan frekuensi 29 guru.persentase kelas interval terbesar terdapat pada kelas interval 91,3 98,3 sebesar 21,62%. Persentase kelas interval terkecil terdapat pada kelas interval 70,00 77,00 sebesar 2,70%. Kelas interval tersebut berada pada kategori Motivasi kerja guru sedang. 3. Variabel prestasi belajar geografi siswa berada pada kategori sedang sebesar 67,57% dengan frekuensi 25 sekolah. persentase kelas interval terbesar terdapat pada kelas interval 5,50-6,10 sebesar 18,92%. Persentase kelas interval terkecil terdapat pada kelas interval 3,40-4,0 sebesar 5,41. Kesimpulan dari perhitungan pada bahwa prestasi belajar geografi SMA di kota Yogyakarta berada pada kategori sedang. Pembahasan 1. Hubungan Kompetensi Profesional Guru dengan Prestasi Belajar Geogarafi Siswa Berdasarkan hasil uji product moment Pearson diperoleh hasil perhitungan dari uji hipotesis pertama yaitu rx 1 y = 0,4832 harga ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel = 0,325 dengan kontribusi rx 1 terhadap y sebesar 23,35%. Dengan demikian rx 1 y > r tabel sehingga hipotesis pertama dinyatakan diterima. Kesimpulanya dapat dinyatakan bahwa hubungan linear antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar geografi siswa pada persamaan regresi Y = 1,4468 + 0,0483X 1 dengan kontribusi 68

kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa sebesar 23,25% memiliki hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar geografi siswa. Hal ini berarti semakin tinggi kompetensi profesional guru maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar geografi siswa. Guru yang memiliki kompetensi profesional tinggi cenderung prestasi belajar siswanya tinggi. Guru dengan kompetensi profesional tinggi memiliki kemampuan dalam mengembangkan pembelajaran secara maksimal dengan ditunjang sumber dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Kompetensi profesional yang tinggi juga diperoleh dari pengembangan profesi berupa seminar, diklat, MGMP dan lain-lain. Kompetensi profesional yang tinggi pada guru akan menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatfi dan menyenangkan sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan seoptimal mungkin. Hal inilah yang akan mendorong siswa memperoleh prestasi belajar tinggi yang terlihat dari rata-rata perolehan nilai Ujian Akhir Nasional. 2. Hubungan Motivasi Kerja Guru dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Berdasarkan hasil uji product moment Pearson diperoleh hasil perhitungan dari uji hipotesis kedua yaitu rx 2 y = 0,4342 harga ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel = 0,325. Dengan demikian rx 2 y > r tab el sehingga hipotesis pertama dinyatakan diterima. Kesimpulanya dapat dinyatakan bahwa hubungan linear antara motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa pada persamaan regresi Y = 1,1643 + 0,0506X 2 dengan kontribusi motivasi kerja guru dengan prestasi belajar siswa sebesar 18,85% terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi kerja guru maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar geografi siswa. Motivasi guru yang tinggi memiliki kencenderungan meningkatkan hasil belajar siwa. Guru dengan motivasi kerja baik akan selalu berusaha bekerja semaksimal mungkin. Hal ini akan mendorong dalam pencapaian 69

Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 1, Juni 2015 pembelajaran secara optimal kepada siswa sehingga prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. 3. Hubungan Kompetensi Profesional Guru dan Motivasi Kerja Guru bersamsama dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Berdasarkan hasil pengujian analisis data, didapatkan kesimpulan bahwa hubungan linear antara kompetensi profesional guru dan motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa pada persamaan regresi Y = 2,6755 + 0,0462+ 0,0460X 2 dengan kontribusi kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa sebesar 40,17% bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dan motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa dengan rx 1,2 y = 0,6338. Hal ini terbukti dari hasil uji statistik F = 11,414 yang dikonsultasikan dengan F tabel = 3,252 dengan demikian F hitung > F tabel. Hal ini berarti prestasi belajar akan meningkat jika kompetensi profesional guru tinggi dan motivasi kerja tinggi. Hasil perhitungan tersebut jika dihubungkan dengan kenyataan dapat terlihat bahwa kompetensi profesional akan membentuk guru menjadi seorang pendidik dengan penguasaan baik konsep pembelajaran, materi, serta teknologi yang dikembangkan untuk mengoptimalkan pembelajaran. Kompetensi profesional guru akan mengarahkan guru agar dapat secara matang dan berkulitas dalam menyiapkan dan memberikan pembelajaran kepada siswa. Permasalahan yang ada ketika kompetensi profesional guru rendah, hal ini akan memberikan imbas kepada penurunan hasil belajar siswa. Guru dengan kompetensi profesional rendah cenderung memberikan pembelajaran yang kurang persiapan dengan penguasaan materi begitu minim dan penggunaan media pembelajaran yang kurang inovatif. Guru dengan kompetensi tinggi akan secara maksimal memberikan pembelajaran. Berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk mencapai prestasi belajar semaksimal mungkin. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu dalam hal ini memberi pembelajaran (mengajar). Motivasi akan mengarahkan dan memberikan energi untuk mencapai suatu tujuan. 70

Motivasi yang timbul dari dalam mendorong seseorang untuk memilah aktivitas (bekerja) agar dapat memenuhi harapan. Dengan demikian guru dengan motivasi kerja tinggi memilikii gejala psikis yang menunjukkan kekuatan motif yang mendorong guru untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu dalam rangka peningkatan kualitas pekerjaannya (dalam hal ini pembelajaran) sehingga mendorong dalam peningkatan hasil belajar siswa. Seseorang yang memiliki motivasi kerja, berati ia akan konsentrasi atau memusatkan pikirannya terhadap pekerjaan sebagai gurudengan diiringi dan diperkuat oleh perasaan atau kemauan. Guru yang mempunyai motivasi kerja tinggi akan terdorong untuk berusaha dengan berbagai cara, guna mencapai prestasi kerja yang tinggi. Mereka akan masuk sekolah untuk memberikan pelajaran dengan baik dan bersemangat, akan membaca buku-buku pelajaran dengan baik, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya dengan sebaik-baiknya untuk mencapai prestasi yang diinginkannya. Guru yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi jika menghadapi kesulitan di dalam pekerjaannya akan berusaha keras untuk mengatasinya, baik melalui sendiri, berdiskusi dengan teman, bertanya kepada orang lain yang dipandang menguasainya, ataupun bertanya kepada kepala sekolah. Sebaliknya bagi guru yang rendah motivasi kerjanya, maka semangat bersaing dan bekerja keras dimungkinkan tidak akan muncul, karena mereka lebih senang menyerah kepada nasib atau bersifat untung-untungan. Rendahnya motivasi kerja juga menyebabkan kurangnya semangat dan kegigihan dalam bekerja. Guru yang kuat pengharapannya untuk sukses akan bekerja lebih giat jika dibandingkan dengan guru yang hanya mencoba menghindari kegagalan. Pengharapan untuk sukses akan mendorong mereka untuk mencapai nilai yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan guru yang hanya sekedar menggugurkan kewajibannya. Dengan demikian motivasi kerja guru akan memberikan dorongan kepada siswa dalam peningkatan prestasi belajar. 71

Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 1, Juni 2015 SIMPULAN Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar geografi siswa SMA di Kota Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013. Hal ini berarti semakin tinggi kompetensi profesional guru akan semakin tinggi pula prestasi belajar geografi siswa SMA di Kota Yogyakarta. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan prestasi belajar geografi siswa SMA di Kota Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi kerja guru akan semakin tinggi pula prestasi belajar geografi siswa SMA di Kota Yogyakarta. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar geografi siswa SMA di Kota Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013. Hal ini berarti prestasi belajar akan meningkat jika kompetensi profesional guru tinggi dan motivasi kerja tinggi. DAFTAR PUSTAKA Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Uno, B, Hamzah. 2011.Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Diknas Kota Yogyakarta. 2013. 10 Nilai Teratas Nilai Rerata UN Provinsi Yogyakarta. (Online) (Diakses dari http://pendidikan.jogjakota.go.id/ tanggal 20 Juli 2013) 72