PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RASIO DIAMETER DAN PANJANG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATANG SILINDRIS DARI SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak. mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain.

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

Abstrak. Kata kunci: pisau, tipe bevel, pemotongan, tajam, tumpul, pegas daun

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.

Lampiran A. Densitas Dari Papan Gipsum Plafon Terhadap Sampel (Gipsum : Serbuk Batang Kelapa Sawit : Tapioka) M k M g M t ρ air Ρ

BAB V ANALISIS HASIL

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

III. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI VARIASI CAMPURAN DEDAK (SEKAM PADI GILING) DAN RASIO KOMPAKSI

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

PENGGUNAAN SEKAM PADI DENGAN ANYAMAN BAMBU SEBAGAI PAPAN SEMEN DEKORATIF

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Tabel 6 Ukuran Contoh Uji Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan SNI, ISO dan ASTM SNI ISO ASTM

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pengujian Pengeringan Garam Briket Skala Laboratorium

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN KERAPATAN LEMBARAN TERHADAP SWAT FlSlS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL AMPAS TEBU

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. hutan semakin hari semakin berkurang. Untuk mengurangi ketergantungan akan

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

(Maryati Doloksaribu)

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL OPTIMAL

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia.

Pembuatan dan Pengujian Bahan Peredam Suara dari Berbagai Serbuk Kayu

UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT. Ninik Paryati 1)

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

TINJAUAN PUSTAKA. Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI PAPAN KOMPOSIT DENGAN VARIASI PANJANG SERAT

BAB 3 METODE PENELITIAN

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI *Norman Iskandar, Agung Eko Wicaksono, Moh Farid Fakhrudduja Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Jl Prof Sudharto SH, Tembalang, Semarang 50275, Indonesia, Telp/Fax : +62 24 7460059 *Email: norman.undip@gmail.com ABSTRAK Potensi sekam yang mencapai 15 juta ton pertahun merupakan sebuah potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia. Masih dianggap sebagai sebuah limbah, pola pemanfaatan sekam masih belum optimal, meskipun banyak penelitian bahwa sekam bisa menjadi sumber energi, untuk pemurnian air, sumber silika, dan bahan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya potensi peluang pemanfaatan sekam dalam mensubtitusi kebutuhan kayu untuk furniture serta untuk industri kreatif dimana saat ini sekam hanya digunakan untuk profil berupa papan saja. Profil yang akan dibuat adalah berupa batang silindris. Penelitian dilakukan secara experimental dengan menguji beberapa model batang silindris dengan memvariasikan ukuran butir yaitu 0,5mm, 1mm dan 1,5mm. Dari profil batang sekam padi diuji perubahan karakteristik sifat fisis dan sifat mekanisnya. Selain itu dari sisi kualitas tampilan produk yaitu warna dan tingkat kekasaran permukaan juga akan diperhatikan. Dari hasil pengujian didapatkan hasil secara fisik maka kepadatan struktur batang akan meningkat secara linier seiring semakin halusnya ukuran butir. Sedangkan secara mekanis kenaikan kekuatan tarik yang dihasilkan juga mendekati grafik kenaikan secara linier. Secara tekstur maka kualitas produk dari sekam berukuran 0,5mm memiliki tekstur halus dan baik secara visual. Kata kunci: sekam padi, industri kreatif, furniture, sifat fisis, sifat mekanis 1. PENDAHULUAN Berdasarkan angka Badan Pusat Statistik (BPS) produksi gabah nasional tahun 2008 diperkirakan mencapai 57,05 juta ton gabah kering giling (GKG). Indonesia memiliki sekitar 60.000 mesin penggiling padi yang tersebar di nusantara dimana bisa menghasilkan sekam padi mencapai 15 juta ton per tahun. Beberapa mesin penggiling padi bahkan dapat menghasilkan limbah 10-20 ton sekam padi per hari. Sekam padi saat ini secara umum masih dianggap bahan buangan dengan nilai fungsi dan ekonomi yang rendah. Proses pemanfaatan yang kurang mengakibatkan sekam dibiarkan untuk mengalami proses penghancuran secara alami, namun hal ini berlangsung lambat, sehingga sekam berubah menjadi limbah yang sangat mengganggu lingkungan dan kesehatan manusia. Alternatif pengolahan sekam saat ini masih sangat terbatas karena massa jenisnya yang rendah, dekomposisi secara alami sangat lambat, dapat menimbulkan penyakit pada tanaman padi maupun tanaman lain, kandungan mineral yang tinggi. Sehingga yang terjadi adalah sekam padi dibakar begitu saja, akan tetapi aktivitas ini mengakibatkan polusi serta mengganggu pernafasan. Namun dari hari kehari penelitian tentang pemanfaatan sekam padi semakin banyak, serta sebagian telah diaplikasikan seperti untuk beriket arang, arang aktif, pemurnian air, bahan bakar, serta untuk campuran pembuatan bahan bangunan. Selain itu juga penelitian tentang pemanfaatan sekam sebagai bahan subtitusi seperti untuk partikel board juga sudah banyak dan coba diaplikasikan. Khusus untuk menjadikan sekam padi sebagai bahan subtitusi seperti untuk subtitusi serbuk kayu dalam partikel board, pemanfaatan sekam masih berkutat untuk profil berupa papan. Sejauh ini belum banyak upaya penelitian untuk merekayasa dan menganalisa bagaimana jika sekam padi digunakan sebagai bahan subtitusi serbuk kayu namun untuk pembuatan profil lain selain papan seperti batang silinder yang akan diteliti, serta profil lengkung, sehingga akan menambah peluang pemanfaatannya untuk aneka furniture dengan profil lebih kompleks serta pengembangan kearah pemanfaatan dalam produk industri kretaif dimana kita ketahui bahwa dalam industri kreatif meningkatan nilai ekonominya sangat tinggi. Harapannya sekam akan mulai dilirik sebagai sebuah bahan baku multi guna yang bisa diolah dengan teknologi sederhana namun memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, dan tidak lagi dipandang sebagai material limbah sisa yang hanya digunakan sebagai bahan bakar saja. Menjadi sebuah tantangan besar adalah ketika permasalahan material akan mengalami pengembangan untuk kembali ke bentuk semula setelah proses penekanan sebagaimana di ungkapkan oleh Subiyanto, dkk [1]. Hal ini dikarenakan semakin tinggi kerapatan maka sifat pengembangan tebal papan partikel cenderung semakin meningkat. Penyebab hal ini adalah pemulihan kembali dari serbuk-serbuk ke dimensi semula karena adanya pemampatan. Profil Silindris dari bahan partikel memiliki potensi mengembang lebih besar karena jumlah dan dimensi partikel yang akan di tekan jauh lebih besar dibanding profil papan partikel. 98 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 98 104

Norman Iskandar dkk., Pembuatan Batang Silindris Dengan Variasi Ukuran Partikel Sekam Dari Sekam Padi 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Bahan Baku Bahan baku sekam yang digunakan serta hasil sekam yang telah mengalami proses penggilingan dan pengayakan untuk proses penghilangan debu dan mendapatkan keseragaman ukuran ditentukan. Sekam hasil pemrosesan bisa dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4. Gambar 1. Sekam padi. Gambar 2. Sekam giling yang telah diayak (diameter 2 mm). Gambar 3. Sekam giling yang telah diayak (diameter 1 mm). Gambar 4. Sekam giling yang telah diayak (diameter 0,5 mm). ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 98 104 99

Norman Iskandar dkk., Pembuatan Batang Silindris Dengan Variasi Ukuran Partikel Sekam Dari Sekam Padi 2.2. Cetakan dan Perekat Cetakan yang digunakan dapat dilihatpada Gambar 5 dan Gambar 6 dimana cetakan menggunakan material aluminium hasil pengecoran dengan diameter lubang 3,2 cm dan panjang 50 cm. Untuk penekan digunakan baja. Untuk perekat digunakan perekat lem PVC seperti pada Gambar 7. Lem PVC dipilih karena lebih mudah dalam aplikasi, harga relatif murah namun memiliki kemampuan untuk memberikan hasil perekatan yang baik. Gambar 5. Cetakan. Gambar 6. Batang baja penekan. Gambar 7. Perekat PVC 2.3. Pembuatan spesimen dan Pengujian Spesimen yang telah dikeringkan dimana memiliki dimensi diameter 3,2 cm dan tinggi 12 cm seperti pada Gambar 8 selanjutkan akan ditimbang untuk menegetahui masa jenisnya. Proses pengujian tekan dilakukan seperti terlihat pada Gambar 9. Proses pengujian bending dilakukan seperti terlihat pada Gambar 10. Gambar 8. Spesimen jadi setelah proses pengeringan. 100 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 98 104

Norman Iskandar dkk., Pembuatan Batang Silindris Dengan Variasi Ukuran Partikel Sekam Dari Sekam Padi Gambar 9. Uji tekan. Gambar 10. Uji bending. Proses uji tekan dan uji bending ini akan dikomparasikan dengan apa yang telah dilakukan oleh Erwinsyah Putra [2]. Pada penelitian oleh Irwansyah Putra pengujian sifat fisis dan mekanis telah dilakukan untuk papan partikel sekam padi dengan mencari nilai MOE dan MOR. Hal yang sama juga telah dilakukan oleh Ellyawan S, dkk [3]. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Massa Jenis Spesimen NO Sekam massa (g) volume (D = 3,2 cm ; t = 12,0) cm3 massa jenis (g/cm3) 1 Kasar (2mm) 63,36 96,5 0,7 72,60 96,5 0,8 64,44 96,5 0,7 rata - rata 66,80 96,5 0,7 65,76 96,5 0,7 2 agak kasar (1mm) 64,56 96,5 0,7 73,80 96,5 0,8 rata-rata 68,04 96,5 0,7 85,08 96,5 0,9 3 halus (0,5mm) 87,60 96,5 0,9 85,92 96,5 0,9 rata-rata 86,20 96,5 0,9 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 98 104 101

Massa jenis (g/cm3) Norman Iskandar dkk., Pembuatan Batang Silindris Dengan Variasi Ukuran Partikel Sekam Dari Sekam Padi Spesimen yang telah kering selanjutnya ditimbang untuk mendapatkan massa jenis tiap spesimen. Hal ini untuk mengecek tingkat keseragaman spesimen stelah sebelumnya secara ukuran geometri spesimen telah di buat sama. Dari hasil proses timbang didapatkan bahwa untuk tiap spesimen dengan ukuran partikel yang sama telah memiliki berat jenis yang rata-rata sama seperti yang terlihat pada Tabel 1. Selain itu juga diketahui bahwa untuk spesimen dengan ukuran partikel 1mm dan 2mm, memiliki berat jenis yang relatif sama sedangkan untuk spesimen dengan ukuran partikel 0,5mm memiliki berat jenis yang lebih besar. Grafik kecenderungan berat jenis dari varian ukuran partikel sekam dapat dilihat pada Gambar 11. 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.5 1 2 Ukuran sekam (mm) Gambar 11. Grafik massa jenis spesimen vs ukuran butir sekam Selain itu dari hasil penimbangan untuk spesimen dengan dimensi yang sama terlihat bahwa setiap dua kali perbesaran ukuran partikel butir maka massa jenis akan turun cenderung membuat garis linier. Perubahan massa jenis berarti mengindikasikan tingkat kerapatan yang berkurang sehingga hal ini bisa berakibat pada berkurangnya kekuatan batang sekam. 3.1. Hasil Uji Tekan Dari proses uji tekan profil patahan dan kerusakan yang terjadi pada spesimen dapat dilihat pada Gambar 12. Pada pengujian untuk spesimen dengan ukuran partikel 2mm dan 1mm didapatkan semua spesimen mengalami patah. Bentuk profil patahan bisa dilihat pada Gambar 12a dan Gambar 12b. Perbedaan profil patahan pada kedua spesimen ini adalah untuk spesimen partikel 2mm memiliki profil patahan yang lurus dan konturnya relatif rata. Sedangkan untuk spesimen dengan ukuran partikel 1mm profil patahan relatif lebih kasar dan berkontur. Hal ini terlihat karena posisi partikel pada spesimen ini tertata saling silang sehingga memberi kekuatan lebih untuk ketahanannya. (a) (b) (c) Gambar 12. Hasil uji tekan sekam 2mm (a) sekam 1mm (b) sekam 0,5mm (c). 102 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 98 104

Tensile Strength (n/mm^2) Norman Iskandar dkk., Pembuatan Batang Silindris Dengan Variasi Ukuran Partikel Sekam Dari Sekam Padi Dari proses uji tekan diperoleh data seperti terlihat pada Tabel 2 dan Gambar 13. Tabel 2. Data hasil Uji Tekan Pada Batang Sekam Sekam (mm) Force @ UpYield Force @ Peak Strength @ upper yield point Tensile Strength % EL (N/mm^2) (N/mm^2) (mm) 2 115 696 0.14 0.865 47 1 282 1939 0.35 2.410 62 0,5 2273 2396 2.83 2.979 37 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0.5 1 2 Butir sekam (mm) Gambar 13. Tensile Strength vs ukuran butir sekam pada uji tekan 3.2. Hasil Uji Bending Pengujian tekan dilakukan seperti terlihat pada Gambar 14a dan hasil pengujian dengan profil patahannya bisa dilihat pada Gambar 14b sampai dengan Gambar 14c. Karakteristik Grafik yang muncul dari hasil pengujian akan nampak seperti pada Gambar 15 untuk semua ukuran butir. (a) Gambar 14. Hasil uji bending ukuran sekam 2mm (a) (b) sekam 1mm (b). Tabel 3. Data Hasil Uji Bending Pada Batang Sekam Sekam (mm) Force @ UpYield Force @ Peak Strength @ upper yield point Tensile Strength % EL (N/mm^2) (N/mm^2) (mm) 2 23.54 81.98 0.029 0.102 0.00 1 33.93 140.82 0.042 0.175 26.34 0,5 66.29 127.88 0.082 0.159 20.88 Dari hasil pengujian tekan dan bending didapatkan nilai Tensile strength yang akan makin mengecil seiring membesarnya ukuran butir sekam. Pada hasil uji bending terlihat grafik yang bergerak tidak konsisten dengan perubahan ukuran butir. Setelah diamati pada spesimen hasil uji bending untuk butir 1mm ternyata ada kondisi yang kurang homogen pada proses pencampuran sehingga terdapat daerah kering pada spesimen yang didominasi oleh lem perekat lebih banyak. Ketika dilakukan proses pengeringan dengan oven pada temperatur 100 o C selama 2 menit mengakibatkan kondisi yang lebih keras dan kuat pada sisi tersebut. ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 98 104 103

Tensile Strength (N/mm^2) Norman Iskandar dkk., Pembuatan Batang Silindris Dengan Variasi Ukuran Partikel Sekam Dari Sekam Padi 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0.5 1 2 Butir Sekam (mm) Gambar 15. Tensile strength vs ukuran butir sekam pada uji bending. 4. KESIMPULAN Perubahan ukuran butir dari besar menjadi lebih kecil akan berakibat meningkatkan massa jenis struktur batang sekam padi (secara fisik) serta akan meningkatkan kekuatan yang diukur dari nilai Tensile Strength yang makin meningkat seiring makin halusnya ukuran butir (Sifat Mekanik).Secara visual dan tekstur kekasaran maka untuk ukuran butir 0,5 mm secara estetika termasuk kategori yang halus secara tekstur dan terlihat menarik secara visual sehingga bisa diaplikasikan di bidang kerajinan. Sedangkan untuk ukuran 1mm atau lebih besar teksturnya sangat kasar dan kurang menarik. 5. REFERENSI [1] Subiyanto, B, Raskita. S dan Effendy,H. 2003. Pemanfaatan Serbuk Sabut Kelapa Sebagai bahan Penyerap Air Dan Oli Berupa Panel Papan Partikel. Jurnal Ilmu & Teknologi Kayu Tropis Vol. 1: 1. [2] Ellyawan S, Arbintarso; Hary Wibowo, 2008, Modulus Elastisitas dan Modulus Pecah Papan Partikel Sekam Padi, Technoscientia, Badan Pengkajian dan Penerapan Sains dan Teknologi, Yogyakarta. [3] Erwinsyah Putra, 2011, Kualitas Papan Partikel Batang Bawah, Batang Atas dan Cabang Kayu Jabon, Skripsi,Departemen Hasil Hutan, IPB, Bogor. 104 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 98 104