BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

Buletin Edisi September Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Agustustus Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Juli Tahun 2016 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

Buletin Bulan Juni Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Oktober Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Januari Tahun 2017 KATA PENGANTAR

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI

Buletin Edisi November Tahun 2016 KATA PENGANTAR

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI

Buletin Bulan Mei Tahun 2016 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Sleman, Februari 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI MLATI. AGUS SUDARYATNO, S.Kom, MM NIP

Buletin Bulan Maret Tahun 2016 PENGANTAR

Buletin Edisi April 2018 KATA PENGANTAR

Buletin Bulan April Tahun 2016 PENGANTAR

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

Buletin Bulan Februari Tahun 2016 PENGANTAR

Lampiran I.34 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Buletin Bulan Januari Tahun 2016 PENGANTAR

BAB III TINJAUAN KAWASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

Nama Penerima 1 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Utara 2 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Barat 3 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Timur 4 UPT Pengelola

DAFTAR SEKOLAH SMA / MA BERDASARKAN JUMLAH NILAI UJIAN NASIONAL SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

BAB III TINJAUAN WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2005

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

Menimbang. bahwa sesuai ketentuan Pasal 17 dan Pasal 24 peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2013 tentang Tata Cara

DAYA TAMPUNG PESERTA DIDIK BARU SMK NEGERI PERSYARATAN SPESIFIK KOMPETENSI KEAHLIAN

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya

KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Cadangan Airtanah Berdasarkan Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB 4 TINJAUAN WILAYAH

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

KARAKTERISTIK WILAYAH

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

ANALISIS PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM WILAYAH YOGYAKARTA DENGAN METODE ATENUASI PATWARDHAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

ANALISIS PERSEBARAN IKLIM KLASIFIKASI OLDEMAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BIDANG SARANA DAN PRASARANA LAPORAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

STUDI LITERATUR UKDW DATA. Profil Kota Yogyakarta (DIY) Potensi Kota Yogyakarta Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang olahraga Data - data sekunder

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA A. TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 1. Kondisi Fisik dan Administratif Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis terletak pada 7 o 15 8 o 15 Lintang Selatan dan garis 110 o 5 110 o 4 Bujur Timur. Dengan ketinggian rata-rata 114 meter di atas permukaan laut. Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai sekitar 3.185,80 km 2 yang terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT. berikut: Gambar 3.1 Peta Yogyakarta Sumber: Dinas Tata Ruang Kota Yogyakarta, 2014 Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki batas-batas wilayah sebagai Sebelah Timur Sebelah Barat Sebelah Utara : Kabupaten Gunung kidul dan Wonosari : Kabupaten Kulon progo dan Wates : Kabupaten Sleman Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul dan Samudera Hindia 62

Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah, dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan kurang lebih 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas, yaitu sungai Gajah Wong, sungai Code, dan sungai Winongo. 2. Kondisi Klimatologi Kondisi klimatlogis berkaitan erat dengan letak geografis suatu daerah. Faktor klimatologis ini juga berpengaruh langsung terhadap perwujudan fisik bangunan. Kondisi klimatologis meliputi: a. Temperatur dan Kelembapan Udara Kondisi udara di wilayah Kota Yogyakarta cenderung panas dan memiliki kelembapan udara tinggi. Hal ini dikarenakan letak geografis yang secara umum tidak jauh dari perairan laut dan merupakan bagian dari Negara kepulauan. Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada tanggal 17 November 2011, diinformasikan bahwa suhu udara berkisar antara 23-34 o C dan memiliki kelembapan udara antara 70 98%. b. Arah dan Kecepatan Angin Dilihat dari letak geografisnya, secara umum Kota Yogyakarta dilewati oleh angin muson yang bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan rata-rata 15 knot. Hal ini karena Kota Yogyakarta merupakan bagian dari Pulau Jawa dan berada di sisi selatan Kepulauan Indonesia. 3. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk Kota dari tahun ke tahun cukup tinggi, pada akhir tahun 1999 jumlah penduduk Kota 490.433 jiwa dan sampai pada akhir Juni 2000 tercatat penduduk Kota Yogyakarta sebanyak 493.903 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 15.197/km². Angka harapan hidup penduduk Kota Yogyakarta menurut jenis kelamin, lakilaki usia 72,25 tahun dan perempuan usia 76,31 tahun. 63

4. Arah Pengembangan Kota Yogyakarta a. Arah Pengembangan Kota Yogyakarta Arahan pengembangan sistem perkotaan dalam sistem pelayanan Wilayah direncanakan sebagai berikut: 1) Pusat Kegiatan Nasional (PKN): Kawasan Perkotaan Yogyakarta (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta), meliputi Kota Yogyakarta, Kecamatan Depok, sebagian Kecamatan Ngaglik, sebagian Kecamatan Mlati, sebagian Kecamatan Godean, sebagian Kecamatan Gamping, sebagian Kecamatan Ngemplak, sebagian Kecamatan Kasihan, sebagian Kecamatan Sewon, sebagian Kecamatan Banguntapan; 2) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW): Kawasan Perkotaan Sleman, Bantul; 3) Pusat Kegiatan Wilayah Promosi: Kawasan Perkotaan Wates dan Wonosari; 4) Pusat Kegiatan Lokal (PKL): Kawasan Perkotaan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, Panjatan, Lendah, Pajangan, Pandak, Bambanglipuro, Sanden, Pundong, Jetis, Pleret, Seyegan, Turi, Cangkringan, Patuk, Dlingo, Panggang, Paliyan, Ngawen, Tepus, Ponjong, Mlati, Ngaglik, Prambanan, Piyungan, Srandakan, Godean. b. Strategi Pengembangan Wilayah Pola ruang wilayah Provinsi DIY berupa lahan budidaya pertanian lahan basah dan budidaya non-pertanian (termasuk fungsi perkotaan) yang terkonsentrasi pada kawasan tengah DIY. Perkotaan utama juga terletak di bagian tengah DIY, yaitu kota madya Yogyakarta dan sekitarnya. Kota-kota di Provinsi DIY sangat dipengaruhi kota Yogyakarta dan sekitarnya. Pola urban pemekaran kota secara konsentrik dari kota Yogyakarta menjadi fenomena tunggal pengembangan perkotaan di Provinsi DIY. Menurut agenda 64

pembangunan Provinsi DIY, sasaran strategis jangka menengah pengembangan tata ruang perkotaan di Provinsi DIY adalah dengan mengkonsolidasikan tata ruang dan pengembangan sistem perkotaan. Guna mencapai sasaran tersebut, salah satu strategi tindakan adalah mengembangkan kota-kota dengan pola koridor satelit. Koridor akan dikembangkan berupa koridor dengan konsentrasi kota-kota yang terbagi menjadi dua kelompok besar, antara lain: Timur Barat : Prambanan Yogyakarta Gamping Godean Sentolo Wates Temon. Utara Selatan : Tempel Sleman Yogyakarta Bantul. DIY memiliki beberapa perencanaan mengenai pengembangan tiap bagian wilayah seperti berikut ini: 1) Kabupaten Sleman: diarahkan untuk rencana pengembangan pertanian, pangan, industri dan pariwisata, perdagangan, permukiman, dan pendidikan. 2) Kabupaten Bantul: diarahkan untuk rencana pengembangan pertanian, perdagangan, dan pariwisata. 3) Kabupaten Gunung Kidul: diarahkan untuk rencana pengembangan tenaga kerja, pertanian, ternak, perdagangan, kerajinan, dan pariwisata. 4) Kabupaten Kulon Progo: diarahkan untuk rencana pengembangan holtikultura, pertanian, pertambangan, perdagangan, industri, dan pariwisata. 5) Kodya Yogayakarta: diarahkan sebagai pusat pemerintahan, rencana pengembangan pariwisata, pendidikan, perdagangan, perindustrian, dan perumahan. B. KOMUNITAS TARI MODERN DI YOGYAKARTA 1. Jumlah Komunitas Tari Modern di Yogyakarta Berkaitan dengan objek rancang bangun berupa modern dance center, maka perlu diketahui jumlah dan nama komunitas tari modern di 65

Yogyakarta. Jumlah komunitas tari modern sampai tahun 2015 semakin bertambah, tetapi hanya sedikit yang terdaftar di Jogja Dance Foundation. Hal ini terjadi karena semakin banyak komunitas baru yang belum terlatih. Berikut jumlah dan nama komunitas tari modern yang sudah terdaftar di Jogja Dance Foundation: Tabel 3.1 Jumlah dan Nama Komunitas Tari Modern tahun 2014-2015 di Yogyakarta No Nama Komunitas No Nama Komunitas 1 Yogya hip-hop dance community 18 7 soul 2 Good guys crew 19 B-dancer crew 3 South hip hop brotherhood community 20 Milla Art Dance 4 Floor ride crew 21 BAP 5 AZ dancer 22 Swackers 6 Jogja van shuffle 23 United dance works 7 Rebel squad breakin jogja 24 Freakingz crew 8 1st setup crew 25 I guard dancer 9 Buffalo breakers 26 Destraya crew dance 10 Indorockers 27 Fatara dance crew 11 Hell house 28 LLS squad dance 12 De-ox crew 29 DNA crew dance 13 Unlimited paz crew 30 Elektro kif 14 Jogja hip-hop nation 31 Cobhadichek dancer 15 New street dance crew 32 Crazy swag 16 Street evolution crew 33 The soul of java 17 Just 4 fun 34 Mugiwara Pirates Crew Sumber: Data Jogja Dance Foundation, 2015 2. Jumlah Sanggar Tari di Yogyakarta Jumlah sanggar tari terhitung cukup banyak. Akan tetapi, fasilitas yang ada di dalamnya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Berikut daftar sanggar tari tradisional yang ada di Yogyakarta: Tabel 3.2. Daftar Sanggar Tari Tradisional di Yogyakarta No Nama Komunitas No Nama Komunitas 1 Sanggar Tari Wiraga Apuletan 16 Aura Yoga dan Tari 2 Sanggar Tari kembang sore 17 LKP Tari Semusim 3 Sanggar Tari Wulandari 18 Sanggar Seni Gita Gilang 4 Sanggar Tari Trisna Budaya Adi 19 Sanggar Nuun 66

No Nama Komunitas No Nama Komunitas 5 Sanggar luwes 20 Sanggar Nusantara 6 Sanggar Tari Angin-angin 21 Sanggar Tari Tembi 7 Sanggar Tari Natya Lakshita 22 Sanggar Tari Bali SIWA NATA RAJA 8 Sanggar NIASSARI 23 Sanggar Kesenian Pusat Latihan Tari Bagong Kusudiardja 9 Sanggar Tari Saraswati 24 Sanggar Tari Kusuma Wiraga 10 Sanggar Tejo Arum 25 Sanggar Seni Wira Budaya 11 Sanggar Tari Bali Siwa Nata Raja 26 Sanggar Tari Pradnya Widya 12 Sanggar Tari Ngrenas 27 Sanggar Cantik 13 Sanggar Seni Oloh Itah 28 Sanggar Tari Enggang Malenggang 14 Sanggar Bukonk betaja 29 LKP Bailamos Dance School 15 Sanggar Melati Sumber: ayomenari.com. Diakses pada 25 September 2014 3. Lokasi Berbagai Komunitas Tari Modern di Yogyakarta Komunitas tari modern di Yogyakarta ini memiliki tempat berkumpul dan berlatih masing-masing. Berikut lokasi dari tempat berkumpul dan berlatih berbagai komunitas tari modern yang telah dipetakan dengan menggunakan simbol bulatan kuning: Gambar 3.2 Lokasi Berbagai Komunitas Tari Modern Sumber: Analisa Pribadi, 2015 Berdasarkan lokasi berbagai komunitas tari modern di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar komunitas terletak di Kabupaten Sleman. Melalui data rencana pengembangan wilayah DIY di atas, dapat diketahui bahwa Kabupaten Sleman, selain akan dikembangkan menjadi koridor satelit, juga dikembangkan sebagai pertanian, pangan, industri dan 67

pariwisata, perdagangan, permukiman, dan pendidikan. Modern dance center berkaitan dengan perdagangan, pendidikan, dan pariwisata. Ketiganya dapat saling mendukung. Dari segi pariwisata karena para wisatawan domestik ataupun asing yang memilih Yogyakarta sebagai tujuan pariwisata mereka, sebagian besar tertarik dengan kebudayaan terutama kesenian dari Yogyakarta. Dan salah satunya adalah tarian. Dari segi pendidikan karena modern dance center ini memfasilitasi para komunitas tari modern untuk mengembangkan tari modern. Dari segi perdagangan karena salah satu fasilitas yang ada di dalam bangunan nantinya terdapat archade. Maka, selain untuk pengembangan, juga untuk tujuan komersial. Melalui data-data di atas, maka pilihan lokasi untuk bangunan modern dance center terletak di Kabupaten Sleman. 4. Kabupaten Sleman sebagai Lokasi Site Melalui data-data di atas, maka terpilihlah site yang terletak di Kabupaten Sleman. Adapun peraturan wilayah kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Ketentuan Pembangunan Kabupaten Sleman No Ketentuan Kawasan resapan air Di luar kawasan resapan air 1 Kapling minimal 200 m2 125 m2 2 KDB maksimum 40% 50% 3 KTLK maksimum 70% 80% 4 KTLL maksimum 60% 70% Sumber: Perbup no 11 tahun 2007 a. Rencana Umum Tata Ruang Sleman Perkembangan Kabupaten Sleman yang cukup pesat diawali dari perancanaan tata ruang yang baik. Sehingga wilayah di Kabupaten Sleman menjadi teratur. Tata ruang Sleman terbagi menjadi perkebunan, kebun campuran, permukiman pedesaan, permukiman perkotaan, kawasan wisata budaya, kawasan wisata alam, kawasan khusus militer, kawasan pertambangan, peruntukkan industri. 68

Kawasan wisata budaya tersebar di Sleman. Sehingga sangat memungkinkan dibangunnya fasilitas modern dance center. Secara khusus area yang akan digunakan sebagai lokasi site adalah daerah Kecamatan Ngaglik. Hal ini karena Kecamatan Ngaglik, selain terletak dekat dengan kawasan wisata budaya, juga dilihat dari lokasi terbanyak komunitas tari modern terletak dekat dengan Kecamatan Ngaglik. Adapun kebijakan tata ruang di kecamatan Ngaglik yang mengacu pada rencana tata ruang induknya yaitu rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sleman. Penataan ruang di kecamatan ini didasarkan pada kepentingan luas pada skala kabupaten dan tidak secara parsial, oleh karena itu fungsi yang ditetapkan adalah sebagai bagian fungsi makro yang harus diakomodasi oleh daerah. Berdasarkan rencana tata ruang, fungsi-fungsi yang ada pada Kecamatan Ngaglik antara lain: 1) Pemanfaatan ruang pada kawasan lindung: Kawasan resapan air, dimaksudkan untuk meresapkan air ke dalam tanah bagi penyediaan kebutuhan air dan penanggulangan banjir, bersama Kecamatan Turi, Pakem, tempel, Sleman dan Cangkringan. Kawasan sekitar mata air, dimaksudkan untuk menjaga kuantitas dan kualitas air, bersama Pakem, Cangkringan, turi, Sleman, Ngemplak, Mlati dan Depok. Kawasan sekitar sungai, dimaksudkan untuk menjaga kelancaran aliran serta mutu air sungai yakni sungai-sungai yang mengalir di kecamatan Ngaglik. 2) Pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya: Pertanian lahan kering, dimaksudkan unutuk pengembangan tanaman palawija dan perkebunan, bersama Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Seyegan dan Mlati. 69

Permukiman, bersama seluruh wilayah kecamatan yanag ada meliputi permukiman perdesaan dan perkotaan. Rencana tata ruang sampai saat ini yang ada tiga buah, yakni masing-masing: 1) RUTRK Kecamatan Ngaglik yang disusun pada tahun 1993-1994 dan diundangkan melalui peraturan daerah tahun 1995, dengan luas kawasan 286, 5537 m 2 2) RDTRK Kecamatan Ngaglik dan sekitarnya yang disusun tahun 1996-1997 dengan luas kawasan perencanaan 363,2000 m 2 3) RDTRK Kawasan Sariharjo dan sekitarnya, yang disusun pada tahun 2001. 70