PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG,

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DIKALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa SMP Kelas IX Husni Thamrin Medan tentang Bahaya Rokok terhadap Timbulnya Penyakit Paru.

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

J. Teguh Widjaja 1, Hartini Tiono 2, Nadia Dara Ayundha 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung Indonesia ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Aviandra Nurdea Putri, 2012 Pembimbing I : Dr. Savitri Restu Wardhani, dr.,sp.kk Pembimbing II : Dr. Felix Kasim, dr.,m.kes.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

Interactive Discussion Using Audiovisual to Improve Teens Knowledge and Attitude Against Smoking Behavior

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) PADA 7 KAWASAN YANG DIATUR DI KOTA BATAM

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok di SMA Negeri 1 Medan

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN. ABSTRAK Nur Wulan Agustina*

TINGKAT PENGETAHUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) TERHADAP KESEHATAN MATA DI KOTA MEDAN. Oleh KUHAPRIYA SELVARAJAH NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

KARYA TULIS ILMIAH. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP MINUMAN KERAS Studi Kasus di PT Esa Express Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SHISHA PADA SISWA SMA X DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP PERILAKU BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA DI SMA N 2 SEMARAPURA

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

Kata kunci : perilaku hidup sehat dan outcome expectancies

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) ARTIKEL ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI NADI ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK. Oleh : HEERASHENE SITHASIVAM

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Oleh

SEBAGAI PEROKOK. Oleh: ARSWINI PERIYASAMY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA MENGENAI MASTURBASI DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN KEKEBALAN STRES PADA PEROKOK AKTIF DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

from cigarettes because a doctor is a educationist of health.

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM DAN MAHASISWA TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN KANKER PARU DI KOTA MEDAN OLEH: PRISHA JAGADISH UDANI

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

Transkripsi:

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 THE COMPARISON BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR TO SMOKING OF PRIVATE SENIOR HIGH SCHOOL AND PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN PONTIANAK 2014 J. Teguh Widjaja 1, Hana Ratnawati 2, Maria Justitia Parantika 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia ABSTRAK Kasus merokok di kalangan remaja terus bertambah tinggi. Hasil survei Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) terhadap remaja Indonesia di tahun 2010, perokok pemula usia 15-19 tahun mencapai 43,3 %. Hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka inilah yang akan menjadi penerus bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku merokok siswa SMA Swasta dengan SMA Negeri di Pontianak. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan Cross sectional dan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan kriteria Minimal Sampel dan diperoleh 314 responden. Hasil penelitian, didapatkan pada SMA Swasta pengetahuan sebesar 95,76%, sikap sebesar 95,76%, dan perilaku sebesar 86,67%, sedangkan untuk SMA Negeri pengetahuan sebesar 93,96%, sikap sebesar 83,89%, dan perilaku sebesar 79,87%. Dan dengan analisis t-test tidak berpasangan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku merokok pada SMA Swasta dan SMA Negeri, sedangkan untuk sikap tidak signifikan. Simpulan penelitian ini pengetahuan dan perilaku SMA Negeri lebih rendah dibandingkan SMA Swasta, sedangkan sikap merokok pada SMA Negeri sama dengan SMA Swasta. Kata kunci : pengetahuan, sikap dan perilaku; merokok

ABSTRACT Smoking cases among teenagers continue to increase. Survey by Director General of Disease Control and Environmental Health (P2PL) for teens Indonesia in 2010, the novice smokers aged 15-19 years reached 43.3%. This condition is a serious problem because they represent the future generation of this country. The purpose of this research is to find out the comparison between knowledge, attitude and behavior to smoking of private senior high school and public senior high school students in Pontianak. The research used descriptive analytic method with cross sectional design and questionnaires as the collecting data instruments. For sample criteria using Minimal sample and obtained 314 respondents. The results of this results show that 95.76% of the knowlegde, 95.76% of the attitude were good and 86.67% of the behavior were good on private senior high school students, while for public senior high school students, 93.96% of the knowledge were good, 83.89% of the attitude were good and 79.87% of the behavior were good. With independent t-test analysis showed that there are significant relations between private high school and public high school students knowledge and behavior about smoking, whereas not significant attitude. Keywords: knowledge, attitude, behavior; smoking

PENDAHULUAN Merokok merupakan kebiasaan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh 1. Di dalam sebatang rokok terkandung 4000 jenis senyawa kimia dengan 3 komponen utama yaitu nikotin (zat bersifat adiktif), tar (zat bersifat karsinogenik), dan karbon monoksida (CO) yang merupakan gas beracun yang menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa merokok merupakan faktor risiko utama dari penyakit jantung, penyakit paru kronik, kanker, diabetes melitus, dan penyakit lainnya seperti fertilitas dan impotensi 2. Indonesia menempati urutan ke 5 negara pengkonsumsi rokok terbanyak di Asia, WHO memprediksikan bahwa tahun 2020, penyakit yang disebabkan oleh rokok akan mengakibatkan kematian sekitar 8,4 juta jiwa di dunia dan setengah dari kematian tersebut berasal dari Asia 3. Hasil survei Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) terhadap remaja di Indonesia, saat ini perokok pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir, dari 5,9% (2001) menjadi 17,5% (2010), sementara perokok pemula usia 15-19 tahun menurun dari 58,9% menjadi 43,3%. Keadaan ini menunjukkan adanya pergeseran perokok pemula ke kelompok usia yang lebih muda 4. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Jika merujuk konsep transmisi perilaku, pada dasarnya perilaku merokok pada pelajar dapat ditransmisikan melalui transmisi vertikal yang dilakukan oleh orang tua dan melalui transmisi horizontal yang dilakukan oleh teman sebaya 5. Salah satu karakteristik umum perkembangan remaja adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering

melihat orang dewasa melakukannya 6. Di Indonesia terdapat berbagai jenis sekolah yang berdasarkan penyelenggaraannya dibagi menjadi sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan sekolah swasta diselenggarakan oleh masyarakat 7. Siswa Sekolah Negeri adalah siswa yang bersekolah pada lembaga pemerintah, dimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi mereka tanpa diskriminasi. Sedangkan Siswa Sekolah Swasta adalah siswa yang bersekolah pada lembaga nonpemerintah. Sekolah swasta untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberikan sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi lainnya 8. Terdapat beberapa perbedaan diantara sekolah swasta dan sekolah negeri. Salah satu perbedaan yang dapat dilihat adalah tingkat perhatian dan perlakuan guru terhadap murid di kelas. Tidak bisa dipungkiri, jumlah siswa yang belajar di sekolah negeri jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang belajar di sekolah swasta. Jumlah siswa ini berpengaruh terhadap perhatian guru. Di sekolah negeri, guru-guru cenderung hanya memperhatikan siswa-siswa yang menonjol. Sedangkan di sekolah swasta, guru-guru bisa lebih memahami anak didiknya. Meski siswa yang cerdas dan siswa yang nakal tetap terlihat lebih menonjol, namun guru-guru sekolah swasta masih bisa memahami siswa-siswa yang lainnya, sehingga guru paham betul karakteristik setiap anak didiknya 9. PROSEDUR KERJA Pengumpulan data: Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dengan cara membagikan kuesioner yang

mengharuskan responden untuk menjawab beberapa pertanyaan dengan cara melakukan pengisian kuesioner. Pelaksanaan penelitian: Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) Tahap penentuan subjek penelitian. Setelah menentukan subjek penelitian, kemudian peneliti menyiapkan proposal penelitian dan studi literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian. 2) Responden akan diberikan kuesioner setelah mendapatkan pengarahan dari peneliti mengenai tujuan penelitian dan tata cara pengisian kuesioner. 3) Tahap pembagian dan pengumpulan kuesioner, meliputi kegiatan menemui responden untuk memperoleh data dengan menggunakan kuesioner. 4) Tahap analisis data dilakukan setelah kuesioner terkumpul. ANALISIS Analisis Univariat: Dilakukan penilaian untuk skor tiap variabel dengan menggunakan skala Gutman. Analisis Bivariat: Menggunakan rumus uji t tidak berpasangan dengan kriteria uji terima Ho jika P > α dan tolak Ho jika P α dengan α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Kelompok SMA Swasta SMA Negeri PENGETAHUAN Rata- U Z p-value Rata 86,73 9739,0-3,188 0,001 82,87 Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Z Mann Whitney sebesar -3,188 dengan nilai p-value sebesar 0,001. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-value (0,001) < 0,05, maka hipotesis Ho 1 ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai merokok pada siswa SMA Negeri lebih rendah daripada siswa SMA Swasta. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Swasta

memiliki pengetahuan baik mengenai merokok. Kelompok SMA Swasta SMA Negeri Rata- Rata SIKAP 47,72 11614,5 45,97 U Z p- value -0,996 0,319 Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Z Mann Whitney sebesar -0,996 dengan nilai p-value sebesar 0,319. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-value (0,319) > 0,05, maka hipotesis Ho 2 diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tingkat sikap mengenai merokok pada siswa SMA Swasta sama dengan siswa SMA Negeri. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa SMA Swasta dan siswa SMA Negeri memiliki sikap baik mengenai merokok. Kelompok SMA Swasta SMA Negeri PERILAKU Rata- Rata U Z p- value 75,13 10721,5-2,202 0,028 71,14 Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Z Mann Whitney sebesar -2,202 dengan nilai p-value sebesar 0,028. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-value (0,028) < 0,05, maka hipotesis Ho 3 ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku merokok pada siswa SMA Negeri lebih rendah daripada siswa SMA Swasta. Selain faktor kepribadian, dan faktor lainnya seperti pengaruh orang tua, teman, lembaga pendidikan, agama, iklan di media massa dan elektronik, faktor jumlah guru SMA Swasta yang lebih banyak dibandingkan jumlah guru SMA Negeri berpengaruh dalam pembentukan perilaku siswanya. Dengan jumlah guru yang cenderung banyak, guru SMA Swasta lebih bisa mengenal dan memperhatikan sebagian besar muridnya dengan baik dibandingkan dengan guru SMA Negeri. Hal ini sangat diperlukan untuk mengarahkan perilaku muridnya kearah yang lebih positif. Pengetahuan, sikap dan perilaku tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang. Beberapa

penalaran responden menentukan hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih informasi mana yang benar dan mana yang tidak. SIMPULAN Tingkat pengetahuan mengenai merokok pada siswa SMA Negeri lebih rendah dari SMA Swasta. Tingkat sikap terhadap merokok pada siswa SMA Negeri sama dengan SMA Swasta. Tingkat perilaku merokok pada siswa SMA Negeri lebih rendah dari SMA Swasta. DAFTAR PUSTAKA 1. Kumboyono. 2012. Hubungan Perilaku Merokok dan Motivasi Belajar Anak Usia Remaja di SMK Bina Bangsa Malang. Majalah Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2. KemenkesRI. 2003. Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Dipetik october 2, 2014, dari http://binfar.kemkes.go.id/?wpdmact =process&did=mtizlmhvdgxpbms =. Status Merokok Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Banda Aceh. Jurnal STIKes U'Budiyah Banda Aceh,p 2-19. 4. DepkesRI. 2013. Dipetik januari 21, 2014, dari www.depkes.go.id/index.php?vw=2 &id=2316 5. Helmi, A. F. 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi UGM. 6. Ali, M. 2010. Panduan Hidup Sehat. Jakarta: Kompas Media Nusantara. 7. Bachrie, N. S. 2009. Hubungan Jenis Sekolah dan Identifikasi Nilai Moral Individualisme Terhadap Kesadaran Sosial Siswa SMUA di Jakarta. Jurnal FPsi UI, p 2-3. 8. Suseno, Y. E. 2009. Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jurnal Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya, p 4. 9. Esaputra, A. K. 2013. Sekolah Negeri Vs Sekolah Swasta. Dipetik December 5, 2014, dari agustikariadiesaputra.blogspot.com/2 013/06/sekolah-negeri-vs-sekolahswasta.html. 3. Rosmanijar, E. 2013. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan