Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN MINAHASA SELATAN

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci : intensitas kebisingan, nilai ambang dengar, tenaga kerja bagian produksi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR

STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN

ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA TINGGAL DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASYARAKAT YANG TERPAPAR BISING JALAN RAYA DI SURAKARTA

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI


Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN

NOISE-INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI GEREJA SATU JAM SAJA (GSJS) SURABAYA

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

DINASTI TUNGGAL DEWI J

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

Hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo kota Manado

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. PUTRA NUGRAHA TRYAGAN

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI

SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

ANALISIS DAMPAK INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS LAUNDRY

HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING DAN TAJAM PENDENGARAN PADA KOMUNITAS BALAP RESMI DI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP DENYUT NADI PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PEKERJA PT. X SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

HUBUNGAN POSTUR KERJA DUDUK DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BATIK TULIS DI MASARAN SRAGEN

Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gangguan Pendengaran pada Karyawan Tambang

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGERGAJIAN KAYU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NOISE INDUCED HEARING LOSS DAN TINITUS PADA PEKERJA BENGKEL MESIN TERPAPAR BISING DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

GAMBARAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGRAJIN GAMELAN DI DESA TIHINGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2014

HUBUNGAN KEBISINGAN TERHADAP TAJAM DENGAR DAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. SAG KUPANG

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

METODE PENELITIAN III.

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA KANTOR BANDARA DOMINI EDUARD OSOK SORONG

Keyword : Noise Intensity, Audiomeri, Hearing Threshold Level (HTL) ABSTRACT

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Suryani., Mulyadi, A., Afandi, D 2015 : 9 (1)

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN PENURUNAN DAYA DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PPB MAJALENGKA

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **)

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

STUDI APLIKASI ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN KARYAWAN UNIT PRODUKSI PT. SEMEN TONASA

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

PERBEDAAN STRES KERJA PADA KARYAWAN TERPAPAR KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PABRIKASI DI PG. TRANGKIL PATI

PERBEDAAN STRES KERJA PADA KARYAWAN TERPAPAR KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PABRIKASI DI PG. TRANGKIL PATI

PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012 Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus The Correlation Between Noise Exposure And Hearing Disorders On Workers at Industrial craft Smithy, Hadipolo, Jekulo, Kudus Rusiyati, Nurjazuli, Suhartono ABSTRACT Background : This study describes the correlation between noise exposure and hearing loss on workers at craft smithy, Hadipolo,Jekulo, Kudus. Methode: The study is an observational cross-sectional approach. The number of sample is 79 respondents from 79 craft smithies. Data were collected by interviewing respondents, measuring the intensity of noise in the smithy crafts and examining the workers hearing before and after working with audiometry. Data analysis was taken by univariate, bivariate statistics with Kendall s Tau test and Wilcoxon Signed RanksTest. Result : The results obtained of 79 craft smithy that was by measuring noise that are included in impulsive noise is 72 (91.1%) work site noise intensity equal to exceeding NAB.And the lowest noise intensity of 72 db and a peak intensity of 99 db, average 92.38 db, the standard deviation is 5.86,medianis 94dB. Audiometric test results on the right ear before working respondents, the mean value of 24.68 db with a standard deviation of 8.86 db and after work mean value 30.57 db, 14.64 db standard deviation. Meanwhile, the left ear before working respondents, the mean standard deviation of 11.30 db 24.19 db, and after working with the mean standard deviation of 15.12 db 28.73 db. Thus, the mean audiometric test results both before and after working on the right ear and left ear increased.the conclusion with Kendall s Tau test is 95% CI significant p value indicates the p value of 0.076 (p > 0.05) for the right ear before work, which means there is no significant correlation between the intensity of noise with hearing loss right ear and left ear before work, p value 0.021 (p < 0.05), which means that there is a meaningful relationship. And working conditions after the right ear showed significant value, p value 0.121 (p> 0.05), which means there is no significant correlation between the intensity of the noise with hearing loss right ear. And for the left ear obtained p value 0.05 (p = 0.05), which means that there is a significant correlation between the intensity of noise with hearing loss left ear after work. For the Wilcoxon Signed Ranks Test with a level of 95%, proving that for the right ear and left their values obtained p value = 0.000 (P <0.05), there is a significant difference to the results of audiometric measure the right and left ear respondents in conditions before and after work. Keywords: A Craft smithy, Noise, Hearing Loss PENDAHULUAN Secara umum, kebisingan merupakan stressor yang mengenai pendengaran (auditory stressor) dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebisingan yang sangat kuat lebih besar dari 90 db dapat menyebabkan gangguan fisik pada organ telinga.1 Seseorang yang bekerja di lingkungan bising terutama yang telah bekerja lebih dari lima tahun, kemungkinan besar bisa terkena penyakit tuli syaraf koklea yang tidak dapat disembuhkan. 2 Hubungan antara kebisingan dengan kemungkinan timbulnya gangguan terhadap kesehatan sangat dipengarui oleh beberapa faktor, yaitu intensitas Rusiyati, S.Pd, M.Kes, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Dr. Nurjazuli, S.KM, M.Kes, Program Magister Kesehatan Lingkungan UNDIP Dr. dr. Suhartono, M.Kes, Program Magister Kesehatan Lingkungan UNDIP kebisingan dan lamanya seseorang berada di tempat bising atau di tempat bunyi tersebut, baik dari hari ke hari maupun untuk seumur hidup. 3 Usaha pandai besi adalah sebuah usaha industri rumah tangga dengan teknologi sederhana/tradisional, yang dalam proses produksinya banyak menghasilkan suara-suara bising yang bersumber dari tungku pembakaran, gerinda, penempaan besi untuk pembentukan besi yang tanpa disadari secara fisik akan menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh para pekerja terutama pada gangguan pendengaran. Pada survey pendahuluan yang dilakukan di industri kerajinan pandai besi di Desa Hadipolo, Kecamatan 109

Rusiyati, Nurjazuli, Suhartono Jekulo, Kabupaten Kudus, guna mendapatkan data awal, telah diukur intensitas kebisingan di 10 rumah industri kerajinan pandai besi dengan menggunakan alat Sound Level Meter, diperoleh nilai intensitas kebisingan antara 79 db sampai dengan 96 db. Kemudian, dilakukan pemeriksaan test pendengaran dengan menggunakan alat Audiometer pada 10 orang pekerja, di 10 rumah industri. Dari hasil pengukuran kebisingan di tempat kerja, maka diperoleh data untuk yang intensitas kebisingannya kurang dari 85 db terdapat 2 orang pekerja (20%) tidak mengalami gangguan pendengaran, dan 1 orang pekerja (10%) mengalami gangguan pendengaran. Untuk intensitas kebisingan di atas 85 db terdapat 2 orang pekerja (20%) tidak mengalami gangguan pendengaran, dan 5 orang pekerja (50%) mengalami gangguan pendengaran. Berdasarkan fakta yang ditemukan dari survey pendahuluan di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada hubungan paparan kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja industri kerajinan pandai besi di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, adalah untuk menjelaskan tentang pengaruh paparan kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja industri kerajinan pandai besi di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Manfaat penelitian yang diharapkan, agar dapat menjadi pembuktian teori, bahwa kebisingan dapat mempengaruhi gangguan pendengaran pada pekerja dan dapat dijadikan acuan untuk mengendalikan kebisingan pada industri kerajinan pandai besi yang berdampak pada gangguan pendengaran para pekerja. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel yang kemudian dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul. Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan pendekatan point time approach. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. 4 Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja pandai besi, dari populasi yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil pekerja sebagai sampel dengan menggunakan simple random sampling, dan penentuan sampel menggunakan rumus sebagai berikut : 5 (Z 1-α/2 )2. p.q. N n = d 2.(N-1) + (Z 1-α/2)2. p.q Keterangan : n = besar sampel (sample size) N = besar populasi Z = Nilai pada kurva normal untuk α = 0,05 Z=1,96 (Tingkat kepercayaan 95% ) p = estimator proporsi populasi (0,5) q = 1-p d = degree of precision (nilai biasanya 0,1 atau 10 % dan maksimal 5 % atau 0,05). Bila diketahui data industri pandai besi di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus sebanyak 110 industri, maka besar sampel adalah: 1,96 2 (1-0,05/2)². 0,5 (1-0,5) 110 = (0,05) 2 (110-1) + 1,96 2 (1-0,05/2) 2. 0,5 (1 0,5) = 85,86 = 86 orang Sebagai responden adalah sampel terpilih dengan menggunakan rumus tersebut di atas. Dari perhitungan didapatkan sampel pekerja berjumlah 86 responden. Penentuan sampel memperhatikan kriteria inklusi yaitu bersedia menjadi responden dalam penelitian, berusia antara 20 50 tahun masa kerja minimal 1 tahun sedangkan kriteria eksklusi yaitu sedang sakit atau dalam perawatan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Industri Kerajinan Pandai Besi Desa Hadipolo No Variabel Rerata ± sd Min - Mak N=79 1. Umur 41,92 ± 8,53 20-50 2. Lama Kerja 11,95 ± 7,83 1-31 th 3. Jam Kerja 8,14 ± 1,42 4-11 jam 4. Pemakaian APD - Memakai 9 - Tidak memakai 70 5. Pendidikan - Tidak sekolah 9 - SD 46 - SMP 19 - SMA 5 110

Hubungan Paparan Kebisingan dokter, sedang mengkonsumsi obat/alkohol/jamu secara rutin sedang sakit telinga, sedang sakit influenza. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Univariat Setelah dilakukan seleksi kriteria inklusi dan eksklusi, maka hasil analisis Univariat disajikan pada table 1, tabel 2, tabel 3 dan tabel 4. b. Analisis Bivariat Dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Kendall s tau, yaitu untuk mencari korelasi dari kedua data yang mempunyai gejala ordinal, dan uji normalitas didapatkan nilai p value 0,000 (p < 0,05) distribusi data tidak normal dan tingkat kemaknaan ± = 0,05, maka hasil analisis hubungan intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran terdapat pada tabel 4a. c. Uji Wilcoxon Signed Rank Test Uji Wilcoxon Signed Rank Test adalah untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pengukuran variabel terikat atau hasil dari pemeriksaan Audiometri sebelum dan sesudah bekerja dengan uji normalitas p value 0,000 (p < 0,05) distribusi data tidak normal, maka hasil analisisnya terdapat pada tabel 5 dan 6. Nilai kebisingan yang terukur di 79 lokasi kerja industri kerajinan pandai besi yaitu minimal 72 db dan maksimal 99 db, dengan kebisingan rata rata 92,38 db. Hasil analisis hubungan intensitas kebisingan dengan gangguan ambang dengar pada telinga kanan responden, kondisi sebelum bekerja, menunjukan p value 0,076 (p > 0,05), yang dapat diinterpretasikan tidak ada hubungan yang bermakna antara intensitas telinga kanan. Pada telinga kiri sebelum kerja didapatkan nilai p value 0,021 (p < 0,05), yang dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara intensitas telinga kiri sebelum bekerja. Sedangkan pada telinga kanan sesudah bekerja, menunjukan p value 0,121 (p > 0,05), yang dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara intensitas kebisingan dengan gangguan ambang pendengaran telinga kanan sesudah kerja. Adapun telinga kiri sesudah bekerja, didapatkan nilai p value 0,05 (p = 0,05), yang dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara intensitas Tabel 2. Distribusi Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja Variabel Rerata ± sd Min Mak Median N Intensitas kebisingan di tempat Kerja (db) 92,38 ± 5,86 72 99 94 79 Tabel 3. Distribusi Hasil Pemeriksaan Pendengaran dengan Audiometri Sebelum dan Sesudah Bekerja pada Telinga Kanan dan Telinga Kiri Responden Variabel (N=79) Rerata ± sd; Min Mak : Median Sebelum kerja Sesudah kerja Telinga Kanan (db) 24,68 ±8,86 ; 12 50 ; 23 30,57 ± 14,65;12 91 ; 25 Telinga Kiri (db) 24,19 ±11,30 : 7-75 ; 22 28,73 ± 15,13;13 92 : 23 Tabel 4. Distribusi Hasil Pemeriksaan Pendengaran dengan Audiometri Sebelum dan Sesudah Bekerja pada Telinga Kanan dan Telinga Kiri Responden Disesuaikan dengan Nilai Rujukan Kategori Rujukan (n=79) Hasil Audiometri Telinga Kanan Hasil Audiometri Telinga Kiri Sebelum kerja Sesudah kerja Sebelum kerja Sesudah kerja Normal 33 (41,8 %) 16 (20,3%) 38 (48,0 %) 25 (32,0% ) Gangguan ringan 43 (54,4 %) 51 (64,6%) 36 (45,6 %) 43 (54,4% ) Gangguan Sedang 3 (3,8 %) 8 (10,1%) 4 (5,1 % ) 6 ( 7,6 % ) Gangguan Berat - 4 (5,0% ) 1 ( 1,3% ) 5 ( 6,0% ) Total 79 (100%) 79 (100%) 79 (100%) 79 (100%) Tabel 4a. Telinga Sebelum Kerja Hasil Analisis Sesudah Kerja Hasil Analisis Kanan p value 0,076 (p > 0,05) Tidak ada hubungan yang bermakna p value 0,121 (p > 0,05), Tidak ada hubungan yang bermakna Kiri p value 0,021 (p < 0,05), ada hubungan yang bermakna p value 0,05 (p = 0,05), ada hubungan yang bermakna 111

Tabel 6. Rusiyati, Nurjazuli, Suhartono Tabel 5. Distribusi Hasil Ukur Audiometri pada Telinga Kanan Responden Sebelum dan Sesudah Bekerja di Pandai Besi Variabel N Mean Rank P Value Hasil Ukur Audiometri Telinga Kanan Sesudah Kerja Hasil Ukur Audiometri Telinga Kanan Sebelum Kerja 79 36,85-26,21 0,00 Distribusi Hasil Ukur Audiometri pada Telinga Kiri Responden Sebelum dan Sesudah Bekerja di Pandai Besi Variabel N Mean Rank P Value Hasil Ukur Audiometri Telinga Kiri Sesudah Kerja Hasil Ukur Audiometri Sebelum Kerja Telinga Kiri 79 37,84-29,13 0,000 telinga kiri sesudah bekerja. Gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja pandai besi dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab gangguan pada ambang pendengaran, seperti faktor usia, lama kerja yaitu masa kerja responden bekerja di lingkungan kerja sampai dengan penelitian ini dilakukan, kemudian jam kerja yang melebihi batas di lingkungan kerja yang intensitas kebisingannya sama dengan atau melebihi NAB yang diperbolehkan sesuai Kepmenaker No.Kep 13/MEN/X/ 2011 yaitu 85 db, dengan lama paparan 8 jam per hari atau 40 jam per minggu. 6 Dengan uji statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test terlihat ada perbedaan yang bermakna untuk hasil ukur audiometri pada telinga kanan maupun telinga kiri responden sebelum dan sesudah bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rey (1974), yang menyimpulkan bahwa proporsi pekerja dengan kebisingan yang menyebabkan tuli (didefinisikan sebagai hilangnya 25 db rata-rata 0,5 1 dan 2 khz) setinggi 60% dalam industri logam (dengan tingkat tekanan suara sama dan di atas 95 db). A. Cohen, Anticaglia, & HH Jones (1970) membandingkan rata-rata tingkat pendengaran pekerja yang terpapar dengan orang-orang dari kelompok kontrol untuk intensitas kebisingan dalam jangka waktu dan lama eksposur, maka ditemukan bahwa tingkat tekanan suara antara 85 dan 88 db (atau lebih) dapat berbahaya bagi telinga. Menurut dua studi lainnya yang dilakukan di industri, ada risiko kerusakan pendengaran tertentu yang terkait dengan paparan tingkat suara antara 85 dan 90 db, atau lebih (Roth, 1970; Martin, ibson, & Lockington, 1975).7 Lusianawaty dkk (2002), lingkup penelitiannya adalah gangguan pendengaran akibat bising (Noise Induced Hearing Loss/NIHL) pada pekerja perusahaan baja, dan bertujuan untuk mengetahui prevalensi NIHL, intensitas bising, serta hubungan umur, lama kerja dan tugas. Hasil studi menunjukkan intensitas bising pada 6 unit kerja di perusahaan, besarnya antara 88,3-112,8 db. Pemeriksaan audiometri terhadap 264 orang tenaga kerja yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi mendapatkan 115 orang (43,6%) menderita NIHL. Terdapat hubungan bermakna antara peningkatan umur, tugas sebagai tenaga perawatan pabrik, dan masa kerja dengan peningkatan NIHL (p<0,05), sedangkan tingginya intensitas bising tidak berhubungan secara bermakna dengan peningkatan NIHL (p>0,05) 8 SIMPULAN a. Kebisingannya yang terukur di 79 industri pandai besi yaitu minimal 72 db dan maksimal 99 db, dengan kebisingan rata rata 92,38 db. Hasil rata-rata kebisingan di lingkungan kerja pandai besi tersebut melebihi NAB. b. Hasil analisis hubungan kebisingan dengan Nilai Ambang pendengaran adalah menggunakan uji korelasi Kendall s tau, pada kondisi sebelum bekerja yaitu pada telinga kanan diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna dan ada hubungan yang bermakna antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran telinga kiri sebelum kerja. Kemudian pada kondisi sesudah kerja pada telinga kanan adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran telinga kanan dan ada hubungan yang bermakna antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran telinga kiri sesudah kerja. c. Dengan uji wilcoxon ditemukan bahwa ada perbedaan yang bermakna untuk hasil ukur audiometri pada telinga kanan dan telinga kiri responden sebelum maupun sesudah bekerja di industri kerajinan pandai besi. DAFTAR PUSTAKA 1. Mukono, J. Epidemiologi Lingkungan Environmental Epidemiology. Airlangga University Press, Surabaya, 2002. 2. Soepardi dan Iskandar. Journal Analisis Sosial Vol. 8 No. 3 Antara Informasi, Jaminan Sosial dan Pengorganisasian Buruh, Yayasan Akatiga, Bandung, 2003. 3. Heggins II, J. The effects of industrial noise on hearing. Available from : http://hubel.sfasu.edu/ coureinfo/sl98/hearing.html 112

Hubungan Paparan Kebisingan 4. Sastrasmoro, Sudigdo, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klnis Edisi ke-2. Binarupa Aksara, Jakarta, 2002. 5. Murti, B. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kwantitatif dan Kwalitatif di Bidang Kesehatan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2006. 6. Suma mur, PK. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Sagung Seto, Jakarta, 2009. 7. World Health Organization. Community Noise Edited by Birgitta Berglund & Thomas Lindvall. Printed by Jannes Snabbtryck, Stockholm, Sweden. 1995. 8. Lusianawaty, dkk. Gangguan Pendengaran Akibat Bising pada Tenaga Kerja di Perusahaan Baja di Pulau Jawa, Jurnal Kedokteran Trisakti. 2002, Vol 21, No.3. 113