Analysis of Chromite Vein At The Subsurface Using Geoelectrical Method Wenner-Schlumberger Configuration

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Pemodelan Sebaran Air Asam Tambang Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Alpha Arya Pratama Putra 1

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Abstrak

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

III. METODE PENELITIAN

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

STUDI TAHANAN JENIS BATUAN UNTUK IDENTIFIKASI MINERAL BIJIH BESI DI TEGINENENG LIMAU TANGGAMUS

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

Analisa Sebaran Fosfat dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner- Schlumberger : Studi Kasus Saronggi, Madura

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DAERAH KEPULAUAN SERUI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

PENENTUAN LITOLOGI BATUAN DAN MUKA AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH LANDFILL PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI SEBARAN BATUAN INTRUSI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

METODE EKSPERIMEN Tujuan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

APLIKASI METODE RESISTIVITAS DAN PENENTUAN SONA SUPERGENE ENRICHMENT ENDAPAN NIKEL LATERIT KOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

PENERAPAN METODE RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBAB RAWAN LONGSOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

RESISTIVITAS BATUAN KAMPUS UNHAS TAMALANREA ABSTRAK

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

Kata Kunci : Resistivitas, geolistrik, perbandingan, suseptibilitas magnetik, geomagnet. I. Pendahuluan. II. Kajian Pustaka

INVESTIGASI PENYEBARAN LAPISAN PEMBAWA EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY DI KELURAHAN LATUPPA

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

Pemodelan Fisis Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Fosfat dalam Batuan Gamping

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

Transkripsi:

ANALISIS ALUR VEIN KROMIT DI BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER Yudhi Prawira 1 1 Program Studi Geofisika, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan km 10 Tamalanrea, Makassar Analysis of Chromite Vein At The Subsurface Using Geoelectrical Method Wenner-Schlumberger Configuration Yudhi Prawira 1 1 Geophysics Study Program, Hasanuddin University In Perintis Kemerdekaan km 10 th Tamalanrea, Makassar Abstrak. Telah dilakukan penelitian identifikasi penyebaran kromit secara lateral di salah satu blok tambang kabupaten Kolaka Utara. Parameter penyebaran kromit statiform (vein) adalah batuan peridotit yang diprediksikan membentuk sebuah alur. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran geolistrik sebanyak enam (6) lintasan pengukuran menggunakan konfigurasi Wenner Schlumberger dengan pola tertentu. Panjang bentangan setiap lintasan bervariasi antara 190 m hingga 210 m dengan spasi terkecil 10 m. Hasil inversi ke-6 lintasan disatukan berdasarkan desain parameter lapangannya untuk memperoleh pseudosection 3D yang menggambarkan kontinuitas alur vien kromit pada batuan peridotite. body body B. Kata Kunci: Kromit, Peridotit, Resistivitas, Vein, Wenner-Schlumberger Abstract. The Research about identifying distribution of chromite by lateral on one of the mine block at North Kolaka district have finished. Parameters distribution of chromite vein (statiform) are in form of peridotite rock which is predicted to forming a groove. In this research, electrical resistivity measurements as six lines using Wenner- Schlumberger configuration with a certain pattern. Length stretch of each lines varies between 190 m to 210 m with the smallest space 10 m. Inversion results all lines are combined based on design the field parameters to obtain pseudo section 3D that describes the continuity chromite vein groove in the peridotite rocks. Groove of peridotite rocks containing chromites vein (statiform) oriented N E for body A and N E for body B. Keywords: Chromite, Peridotite, Resistivity, Vein, Wenner-Schlumberger PENDAHULUAN Kebutuhan industri akan bahan galian tambang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini menyebabkan kegiatan eksplorasi untuk menemukan dan menentukan potensi bahan galian yang diinginkan juga mengalami peningkatan. Salah satu bahang galian tambang yang sering dicari adalah kromit. Keberadaan krom itu sendiri tidak lepas dari berbagai asosiasi mineral yang membentuk satu senyawa seperti FeCr 2 O 3 atau Cr 2 O 3. Indikasi akan adanya bijih kromit dapat ditemukan di bagian timur Indonesia. Salah satu wilayah yang berpotensi memiliki cadangan kromit adalah kabupaten Kolaka Utara. Beberapa cebakan krom berbentuk statiform, vein kromit dan bongkah biji kromit tersingkap di permukaan. Untuk mengetahui kelanjutan dari alur vein kromit tersebut perlu dilakukan penelitian menggunakan metoda geofisika. Geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yang memanfaatkan kelistrikan bumi untuk menyelidiki susunan material yang ada di bawah permukaan bumi. Metoda ini dilakukan melalui pengukuran beda potensial yang ditimbulkan akibat injeksi arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan pada harga resistivitas, suatu struktur bawah permukaan bumi dapat diketahui. Metoda geolistrik cukup sederhana, murah dan sangat rentan terhadap gangguan sehingga cocok digunakan dalam eksplorasi dangkal. Hal tersebut melatarbelakangi penelitian ini karena hal ini tidak lepas dari kegiatan eksplorasi geofisika yang bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan vein

Kromit dengan menggunakan metoda resistivitas sebagai parameter penentu. BAHAN DAN METODA Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer yang diukur langsung di lapangan. Penelitian ini dilakukan di suatu blok tambang yang terdapat di kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Daerah ini diduga memiliki potensi cadangan Kromit yang menjanjikan. Akuisisi data resistivitas pada lokasi ini digunakan alat ukur tahanan jenis Naniura NRD 300 HF (Gambar 1). Metoda yang digunakan dalam akuisisi ini adalah Metoda Geolistrik Tahanan Jenis konfigurasi Wenner-Sclhumberger. Gambar 1 Peralatan Akusisi Data Resistivitas Tahapan penelitian ini dituangkan dalam bentuk bagan alir (Gb. 3) yang diurai sebagai berikut: 1. Penentuan daerah pengamatan dengan desain jarak spasi elektroda, panjang dan arah bentangan. 2. Setelah elektroda dipasang, arus listrik diinjeksikan ke dalam tanah. 3. Tegangan yang timbul akibat respon dari injeksi arus litrik diukur. 4. Menghitung nilai faktor geometri (k) untuk konfigurasi Wenner-Schlumberger. k = π n (n + 1) a...(1) 5. Data hasil pengukuran yang diperoleh di lapangan berupa data nilai arus (I) dan beda potensial (V) diolah untuk menentukan nilai resistivitas semu ( a ).... (2) 6. Data dimasukkan ke dalam bentuk ekstensi (.dat) file sesuai dengan format data Res2DInv. Kemudian inversi data tersebut menggunakan Res2DInv untuk memperoleh penampang 2D 7. Semua penampang 2D digabung menjadi pseudo 3D. 8. Interpretasi penyebaran vein Kromit secara lateral menggunakan hasil dari pemodelan pseudo 3D. Akuisisi yang dilakukan pada lokasi ini sebanyak 6 (enam) lintasan dengan panjang bentangan beragam dari 190-210 meter dan spasi terkecil 10 meter. Empat dari 6(enam) lintasan tersebut ditempatkan saling sejajar yang memotong singkapan batuan, dan 2(dua) lintasan yang lain dibuat sejajar dengan singkapan tadi, sehingga ke-6 lintasan tersebut membentuk skema seperti pada gambar 2. Gambar 3 Bagan Alir Penelitian HASIL DAN DISKUSI Gambar 2 Desain Bentangan Data resistivity yang diperoleh dari lapangan berupa nilai kuat arus (I) yang diinjeksikan dan beda potensial ( V) dilengkapi dengan jarak (spasi elektroda). Berdasarkan spasi tersebut diperoleh nilai faktor geometri (k) untuk setiap datum menggunakan persamaan (1) pada bagian bahan dan metoda. Nilai resistivitas semu juga diproleh

menggunakan persamaan (2). Data berupa hasil perhitungan, dibuat dalam bentuk tabel untuk semua lintasan seperti tabel 1. Tabel 1. Hasil perhitungan data resistivity dari lapangan. Panjang Tahanan Spasi Line Bentangan Orientasi Datum Jenis Semu Ω Penetrasi 1 190 N - S 10 81 0,28-1241 39,6 2 210 S - N 10 100 0,85-5332 39,6 3 210 S - N 10 100 0,06-1886 39,6 4 190 S - N 10 81 3,64-904 39,6 5 210 E - W 10 100 0,16-1008 39,6 6 210 E - W 10 100 0,26-502 39,6 Pada jurnal ini penulis hanya akan memebahas 2 lintasan saja sebagai sampling. Nilai resistivitas semu setiap lintasan yang diperoleh diinversi menggunakan Res2DInv untuk memperoleh penampang resistivitas 2D. Hasil inversi ini merupakan representatif keadaan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitasnya. Bentuk tampilan penampang resistivitas 2D hasil inversi dapat dilihat salah satu contohnya dari ke-6 lintasan yang diperoleh dalam gambar 4. Gambar 4 Hasil inverse lintasan 1, a) Penampang tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; c) Penampang tahanan jenis sebenarnya Gambar 4 menunjukkan gradasi warna dari warna biru hingga ungu. Hal ini terjadi karena adanya perubahan inilai resistivitas. Pada gambar tersebut jelas terlihat adanya nilai resistivitas yang tinggi pada posisi 45-70 meter dengan kedalaman 7.5-24.9 meter. Nilai tersebut mengindikasikan adanya anomali berupa batuan dasar yang kompak (peridotite) sehingga memiliki hambatan yang relatif besar terhadap aliran listrik. Dugaan sementara terhadap anomali tersebut adalah peridotite berbentuk boulder. Gambar 5 Hasil inverse lintasan 2, Pada lintasan 2 anomali serupa dapat dijumpai pada posisi ke 115 m 145 m dengan kedalaman 18.5 m - 39.6 m seperti pada gambar 5. Gambar 4 dan gambar 5 merupakan hasil inversi pada lintasan yang berbeda juga menunjukkan interval kontur yang tidak sama, sehinga dilakukan penyeragaman interval kontur. Hal ini dilakukan untuk memudahkan interpretasi batuan peridotite yang merupakan asosiasi dari vien kromit. Selain penyeragaman kontur, hasil inversi dikorelasikan dengan data bor. Uraian tentang korelasi dan kontur yang seragam di atas dituangkan dalam gambar profil 2D setiap lintasan. Gambar 6 Penampang resistivitas 2D lintasan 1 Bentuk batuan dasar pada lintasan 1 ini menyerupai bentuk body seperti yang ada pada gambar 6 (indikasi). Hal tersebut sesuai dengan data litologi yang diperoleh dari hasil pengeboran. Data bor pada lintasan ini memberikan informasi bawah permukaan berupa informasi lapisan serta data mengenai kandungan kimia tiap meter lapisan. Dari data bor pada lintasan ini kita dapat mengetahui posisi kedalaman sebenarnya dari body batuan dasar. Data bor menunjukkan body alur batuan poridotite terdapat pada kedalaman ±10 meter dari permukaan tanah dengan ketebalan mencapai ±15 meter. Bentuk anomali yang diasumsikan sebagai batuan dasar pada penampang hasil inversi seperti pada Gambar 6 memperkuat dugaan adanya bentuk batuan dasar yang menyerupai alur di bawah permukaan. Gambar 7 Penampang resistivitas 2D lintasan 2 Indikasi anomali batuan peridotite sebagai batuan dasar terlihat sangat jelas pada profil hasil inversi lintasan 2 (Gb 7). Data litologi dari hasil pengeboran juga menunjukkan hal positif mengenai kelanjutan dari alur batuan. Ukuran dari anomali juga terlihat semakin massive dibandingkan yang terlihat pada lintasan sebelumnya. Pengaruh akan intrusi air laut juga terlihat pada penampang ini,

dimana air laut memiliki kemungkinan mengintrusi lapisan tanah yang memiliki kandungan nikel rendah (limonite). Data bor yang terdapat pada lintasan 1 dan 2 memperkuat data resistivitas sehingga keberadaan body batuan dasar menjadi lebih faktual. Data bor yang terdapat pada lintasan 2 menunjukkan hal yang relatif sama dengan data resistivitasnya. Susunan lapisan tanah yang lapisannya relatif homogen walaupun dengan ketebalan yang berbeda. Posisi kedalaman body batuan peridotite pada lintasan ini mencapai kedalaman ±37 meter, didesain untuk menlihat bentuk dari body alur batuan peridotite sehingga titik bor diupayakan tepat pada bagian sisi luar body. Dari hasil data bor dapat diasumsikan bentuk body pada lintasan ini menyerupai bentuk body yang ada pada lintasan 1. Komposisi material peridotite relatif lebih kompak dibandingkan dengan material penyusun lapisan tanah yang terdapat sekitarnya. Batuan peridotite cenderung memiliki hambatan terhadap arus listrik besar dengan nilai resistivitas yang Ω. Resistivitas seperti ini dapat diindikasikan sebagai resistivitas batuan dasar (peridotite). kromit tersebut. Pertama, arah alur batuan peridotite memanjang dari 1 hingga lintasan ke-4 (Body A) dan mencapai formasi batuan peridotite yang bersifat massive, sedangkan untuk indikasi batuan peridotite yang terdeteksi pada lintasan 5 merupakan alur lain dari batuan dasar (peridotite), akan tetapi diprediksikan berasal dari formasi batuan peridotite massive yang sama, seperti pada gambar 13. Kedua, indikasi batuan dasar (peridotite) yang terdapat pada lintasan 5 (Body B) dapat diinterpretasikan sebagai kelanjutan atau percabangan. NE seperti pada gambar 14 dengan kata lain body A dan body B saling berhubungan dan diprediksikan mengarah ke formasi batuan peridotite yang massive. Gambar 13 Bentuk alur peridotite dengan asumsi pertama Gambar 12 Pseudosection 3D Penentuan alur batuan dasar bertujuan untuk mendeteksi alur cebakan primer kromit juga. Hal tersebut dikarenakan cebakan statiform yang menjadi prioritas penambangan berada pada batuan dasar. Dimana mineral kromit tersebut mengisi rekahan-rekahan pada batuan dasar. Rekahanrekahan tersebut terbentuk karena adanya pengaruh endogen yang menyebabkan batuan dasar mengalami proses merekah. Jika rekahan-rekahan pada batuan dasar tersebut terisis oleh magma dari perut bumi yang kaya akan kandungan kromit, maka akan membentuk cebakan statiform yang kaya akan kromit. Indikasi batuan dasar yang terdapat pada lintasan 5 (Body B) memunculkan dua kemungkinan terkait alur batuan dasar yang mengandung vein Gambar 14 Bentuk alur peridotite dengan asumsi kedua

KESIMPULAN E untuk body A. Sedangkan untuk body B lintasan 5 membentuk 2 kemunkinan, yakni Pertama, body B terhubung langsung dengan body A. Kedua, body A dan B tidak terhubung secara langsung akan tetapi berasal dari satu formasi batuan peridotite massive yang sama. Bentuk pola penyebaran maupun arah alur batuan dasar (peridotite) sebagai parameter penyebaran vein kromit (Statiform) yang digambarkan dalam bentuk pseudosection 3D. REFERENSI 1. W. M. Telford, L. P. Geldart, and R. E. Sheriff, 1990, Applied Geophysics, Second Edition, Cambridge University Press, United State of America 2. L. Prasetiawati, 2004, Aplikasi metode resistivitas dalam eksplorasi Endapan laterit nikel serta studi perbedaan Ketebalan endapannya berdasarkan morfologi Lapangan Penelitian Lapangan. Ω Skripsi(Tidak dipublikasikan). Program Sarjana Sains FMIPA, Universitas Indonesia, Jakarta 3. L. Hendrajaya, dan I. Arif, 1990, Geolistrik Tahanan Jenis, Diktat, ITB, Bandung 4. M. H. Loke, 2004, Rapid 2D Resistivity & IP Inversion using the least-square method, Geotomo Software, Malaysia 5. Bahri, 2005. Hand Out Mata Kuliah Geofisika Lingkungan dengan topik Metoda Geolistrik Resistivitas, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS, Surabaya 6. R. S. Hasan 1998, Mineral Kromit Di Indonesia. Puslitbang Geologi. Bandung 7. A. Mottana, R. Crespi, and G. Liborio, 1977, Rocks and Minerals. Simon & Schuster; New York 8. S. D. Intan, 2011, Endapan Kromit Magmatik Jurnal Pertambangan 9. F. Nabeel, dkk, 2013, Analisa Sebaran Fosfat dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger : Studi Kasus Saronggi, Madura. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 2, No.1 10. van Nostrand, G. Robert, & L. C. Kenneth, 1966, Interpretation of Resistivity Data, Geological Survey, Washington.