Martha Christianti, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

Perkembangan Kognitif. Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

PENERAPAN TEORI JEAN PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENDIDIKAN TPA & KB. Pertemuan 2 dan 3

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

11 tahun sampai dewasa

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

KONSEP PEMBELAJARAN AUD. Oleh: Nur Hayati, M.Pd

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

A. LATAR BELAKANG MASALAH

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK?

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

Manfaat Teori Belajar Bagi Guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karunia Eka Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORITIK

Aktualisasi Pemikiran Jean Piaget dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Suatu Kajian Teoritis)

APLIKASI PERKEMBANGAN KOGNISI PIAGET TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB V PEMBAHASAN. dalam program Creative Student Day (CSD) yang dilaksanakan di MA Nasy atul. mampu menajamkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Tejo Nurseto, M.Pd NIP FAKULTAS EKONOMI PENDIDIKAN EKONOMI YOGYAKARTA 2011

MEMORI DAN MOTIVASI. PERTEMUAN 4

BAB II. BENTUK-BENTUK GEJALA JIWA DALAM PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

BAB I PENDAHULUAN. Belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses. pengkonstruksian pengetahuan oleh individu pembelajar sebagai upaya

PEMETAAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK LABORATORIUM PG-PAUD UNIVERSITAS RIAU

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konstruktivisme a. Sejarah Konstruktivisme Menurut Von Glaserfield (1988), pengertian konstruktif kognitif

HOW STUDENTS LEARN + COGNITIVE LEARNING THEORY Modul Keterampilan Pembelajaran dan Berfikir Kritis

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

KAJIAN PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF & BERPIKIR KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

Pengembangan Produk Kreatif sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Desain di PPPPTK Seni dan Budaya. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

DASAR FILOSOFI MODEL-MODEL. Dr. Herpratiwi, M. Pd. Dosen FKIP Universitas Lampung Sekretaris II HEPI Lampung

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

Transkripsi:

Martha Christianti, M.Pd

Kognitif berasal dari bahasa latin Cognoscre mengetahui (to know) Aktivitas mental tentang bagaimana informasi masuk dalam pikiran, disimpan dan ditransformasikan, serta dipanggil kembali dan digunakan dalam aktivitas kompleks seperti berpikir (Santrock, 1986). Bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian di sekitarnya (Piaget, 1975)

Proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne, 1976). Menekankan peranan struktur ingatan dan pengetahuan atau schemata terhadap proses penerimaan, penyimpanan, pengambilan informasi kembali skemata yang telah ada di pusat memori. Hasil dari usaha individu dalam memaknai pengalamannya yang berkaitan dengan dunia di sekitarnya. >< latihan, reinforcement

Intelegensi berkembang melalui perkembangan kualitas struktur kognitif. Anak membangun kemampuan kognitifnya melalui interaksi dengan dunia di sekitarnya. Hasil interaksi tersebut membentuk struktur kognitif (yang disebut skemata), diawali dg struktur berpikir secar logis generalisasi atau kesimpulan umum.

Proses Asimilasi Proses penyerapan informasi baru ke dalam informasi yang telah ada dalam struktur kognitif. Hasil dari proses ini adalah tanggapan informasi atau pengetahuan yang baru diterima. Proses Akomodasi Kemampuan untuk menggunakan informasi atau pengetahuan yang telah ada dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

Equilibrium Equilibrium terjadi pada saat ketika proses berpikir tersebut mengalami hambatan dalam melakukan akomodasi pengetahuan dan pengalamannya untuk mengadaptasi lingkungan di sekitarnya. Untuk mengatasi hal ini, individu mencoba cara yang lebih kompleks. Apabila cara ini berhasil maka proses equilibrium telah terjadi dalam dirinya. Selanjutnya, cara tersebut akan diperlancar dengan jalan memecahkan masalah yang sama di masa depan.

Tahap sensorimotor (0-2th) Tahap praoperasional (2-7th) Tahap operasional kongrit (7-12th) Tahap operasional abstrak (<12th)

Karakteristik tahap sensorimotor: Anak belajar dengan menggunakan kemampuan sensor dan motorik Rangsangan kognitif timbul dari keinginan anak untuk mengenali lingkungan Anak merespon dengan gerakan refleks, atau schema yang sudah terbentuk Anak membentuk representasi mental, mengingat kejadian dalam pikiran, dan menyelesaikan masalah dengan ujicoba (trial and error).

Tahap 1. (0-1bln) penggunaan refleks bawaan Tahap 2. (1-4bln) reaksi sirkuler primer Tahap 3. (4-10bln) reaksi sirkuler sekunder Tahap 4. (10-12bln) koordinasi skema sekunder Tahap 5. (12-18bln) reaksi sirkuler tersier Tahap 6. (18bln-2th) permulaan berpikir

Kemampuan yang dimiliki : Melihat dirinya sendiri sebagai makluk yang berbeda dengan objek disekitarnya Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara (melibatkan semua indera) Suka memperhatikan sesuatu lebih lama Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, dan ingin merubah tempatnya

Karakteristik tahap praoperasional Mampu memanipulasi simbol secara mental namun belum fleksibel dan irreversible

Tahap 1. Fungsi Simbolik (2-4th) Mampu menggambarkan objek yang secara fisik tidak ada (bahasa) Tahap 2. Berpikir secara intuitif (4-7th) Belum mampu berpikir kritis tentang sesuatu dibalik kejadian

Kemampuan yang dapat dicapai/belum: (1) Mampu menggunakan bahasa sederhana untuk mengembangkan konsep dan pengertian Belum mampu memandang dunia dari sudut pandang orang lain Mengalami kebingungan untuk membedakan realita dan nonrealita Dapat mengkalsifikasikan objek atas dasar satu ciri yang menonjol Belum mampu mengerti bahwa objek memiliki persamaan dalam satu segi namun memiliki perbedaan disegi lainnya

Kemampuan yang dapat dicapai/belum: (2) Mampu mengelompokkan benda kedalam kategori meskipun belum menyadarinya Mampu memahami hubungan logika yang meningkat dalam kompleksitas Mampu mengerjakan tugas melibatkan konsep angka Mulai memahami konsep konservasi

Karakteristik tahap operasional kongrit Anak mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis serta ditandai adanya reversible. Anak memiliki kecakapan berpikir logis namun hanya pada benda-benda yang kongrit

Proses penting pada tahap ini: Pengurutan Kalsifikasi Decentering Reversibility Konservasi Penghilang sifat egosentrisme

Kemampuan yang dapat dicapai: Mampu memecahkan persoalan sederhana yang bersifat kongrit Mampu berpikir reversible (memahami suatu pernyataan) Mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan benda dengan syarat tertentu

Karakteristik anak pada tahap ini: Anak mampu berpikir abstrak dan logis dengan pola berpikir kemungkinan

Kemampuan yang dapat dicapai: Mampu bekerja secara efektif dan sistematis Mampu menganalisis secara kombinasi Mampu berpikir proporsional Mampu menarik generalisasi dari informasi yang tersedia

Berkaitan dengan kemampuan internal manusia untuk berpikir (kemampuan otak untuk memperoleh informasi). Personal Presepsi Lupa Input STM LTM Ingat Organisasi informasi Otomatisasi

Pengetahuan empirik Pengetahuan tentang alam dan dunia di sekitarnya, diperoleh dari pengalaman perseptual yaitu pengalaman yang diperoleh melalui interaksinya dengan benda dan peristiwa yang terjadi di sekitar anak.

Pengetahuan logika matematika Pengetahuan yang bersifat abstrak yang perlu di gali melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan logika matematika. Pengetahuan ini diperoleh ketika anak sudah memiliki pengetahuan tentang alam dan dunia di sekitarnya.

Pengetahuan sosial Pengetahuan tentang hal-hal khusus seperti moral dan budaya yang dipelajari orang-orang yang berada disekitar anak.

Kemampuan dalam merekonstruksi berbagai pengalaman aktual hasil interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Perilaku kognitif tingkat tinggi manusia, dilakukan dengan memodifikasi situasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi sehingga mampu memecahkan masalah Faktor-faktor yang berkaitan dengan sosial kultural merupakan alat yang memediasi perkembangan kemampuan kognitif manusia

Interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif Interpsychological process (anak dg org disekitar) Intrapsychological process (dlm diri anak) Perkembangan mental tingkat tinggi terjadi sejalan dengan perkembangan budaya di sekitar anak kebiasaan, bahasa, dll Cultural mediation Internalization knowing how

Perkembangan kognitif ditentukan oleh Zone of Proximal Development (ZPD)

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan berpikir yang berlangsung secara setahap demi setahap dalam waktu yang panjang. Melalui proses belajar anak secara berlahan dan terus menerus mengorganisasi lingkungan dalam berbagai unit yang bermakna. Proses ini disebut konseptualisasi dan kategorisasi.

Konsep dan kategori dibangun melalui pengalaman dan prosedur yang disebut coding. Menjelaskan hubungan antara konsep umum dan konsep khusus. Empat manfaat kategorisasi dari Bruner: 1. Meminimalisir kompleksitas yang ada dalam lingkungan. 2. Mempermudah manusia untuk mengingat dan mengenali kembali objek serta peristiwa yang ada dalam lingkungan.

3. Menghindarkan pemborosan waktu dan sumber yang dibutuhkan dalam belajar karena dengan menyebutkan konsep yang telah ada di dalam skemata maka konsep tersebut tidak perlu ditampilkan lagi dalam bentuk kongrit sehingga penggunaan media pembelajaran yang tidak perlu dapat dihindari. 4. Memberi petunjuk terhadap alat atau perlengkapan yang dibutuhkan.

Ausubel

Kemampuan kognitif berkembang secara bertahap dengan proses tertentu yaitu menambahkan informasi baru kedalam struktur kognitif yang disebut subsumption

1. Derivative subsumption 2. Correlative subsumption 3. Obliterative subsumption

Belajar terjadi pada waktu anak membangun konsep baru diatas konsep yg telah diketahuinya Ex. Jika anak telah mengetahui konsep apel maka harus diperluas dng konsep yg detail seperti apel merah, apel hijau

Berkaitan dng perluasan konsep pada aspekaspek terkait konsep lain Ex. Anak telah mengetahui konsep apel dan derivasi konsep apel akan menghubungkan konsep apel dng konsep jeruk/tomat berkaitan dengan bentuk, struktur kulit, manfaat

Kemampuan dlm menentukan cara mempelajari konsep & kaitannya Untuk memahami konsep apel anak perlu mengatahui karakteristik apel, seperti apel yg baik untuk dibuat kue, apel yg baik untuk dimakan

Belajar berlangsung secara Reception atau menerima bukan berdasarkan Discoveri/menemukan Guru menggunakan metode pembelajaran Expository Teaching

Tingkat interaksi tinggi antara guru dan siswa Menggunakan contoh yg banyak dan bervariasi Penyajian materi sec. Deduktif

Advance Organizers Cara penyajian pembelajaran yg dimulai dng pernyataan yg mengandung konsep yg luas Ex. Definisi yg di iringi informasi

Manusia pada hakikatnya memahami objek dan peristiwa secara keseluruhan dengan pola yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah. Gestaltlis memandang bahwa keseluruhan lebih berarti dari pada bagian-bagian.

1. Pragnaz 2. Similarity 3. Proximity 4. Closure 5. Continuation

Gestalt memandang proses belajar sebagai suatu yang berlangsung dalam serangkaian proses yang mengandung tujuan, penjelasan, imajinasi, dan kreativitas. Proses belajar dapat diidentifikasi dengan adanya kegiatan berpikir atau proses konseptualisasi.

1. Siswa diarahkan dalam proses belajar yang bermakna 2. Sediakan media pembelajaran 3. Menyusun rencana pembelajaran 4. Membangkitkan motivasi intrinsik siswa 5. Proses pembelajaran lebih ditekankan pada hal yang prinsip bukan spesifik 6. Mengubah prinsip-prinsip abstrak menjadi spesifik (konkrit)

Martha Christianti, M.Pd

Ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis. 5 konsep pengembangan matematika pada AUD; 1. Mengenal konsep bilangan 2. Pola dan hubungan 3. Geometri dan pemahaman ruang 4. Pengukuran 5. Pengumpulan data

Meliputi; 1. Membilang 2. Korespondensi satu-satu 3. Pemahaman bilangan

Jenis-jenis pola; 1. Pola berulang 2. Pola berkembang 3. Pola berhubungan

Meliputi; 1. Bentuk-bentuk 2. Menjelaskan arah (kiri, kanan) 3. Posisi (depan, belakang, atas, bawah) 4. Menggambar dan menjelaskan posisi dan ruang

Meliputi; 1. Pengukuran secara kuantitas fisik (ada bendanya secara fisik) Panjang, tinggi, berat, volume, suhu 2. Pengukuran secara kuantitas non fisik (waktu)

Mengklasifikasi, membandingkan, dll. Jenis grafik; 1. Grafik berpetak 2. Grafik benda 3. Grafik gambar

Ilmu yang mempelajari tentang berbagai gejala yang ada di lingkungan. Dua pengembangan sains; 1. Pengetahuan ttg konsep sains 2. Mengasah keterampilan berpikir anak Konsep sains untuk AUD; 1. Pengetahuan tentang dunia fisik 2. Pengetahuan tentang makluk hidup 3. Pengetahuan tentang alam dan lingkungan sekitar

Pengenalan pada wujud benda meliputi berat, bentuk, ukuran, warna, aroma/bau, rasa, suara, tekstur dan suhu.

Pengetahuan tentang berbagai macam kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan, meliputi; pengenalan terhadap diri sendiri, tanaman dan hewan disekitar anak. Tujuan meningkatkan kepedulian anak untuk saling menjaga dan hidup secara harmonis.

Pengetahuan tentang alam sekitar, meliputi; air, tanah, sungai, gunung, pantai, bulan, bintang, matahari, dan berbagai gejala alam seperti hujan, angin, dll. Tujuan agar anak dapat menjaga kelestarian alam.

Meliputi; Keterampilan dalam melakukan pengamatan Keterampilan dalam membandingkan Keterampilan dalam membuat pengelompokan Keterampilan mengukur Keterampilan dalam mengungkapkan hasil pemikiran

Memberi kesempatan pada anak untuk menggali pengetahuan dari lingkungan sekitar anak. Anak membangun pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan melalui interaksi langsung dengan teman sebaya, orang tua dan orang dewasa. Mempertimbangkan kemampuan berpikir anak. Pengalaman belajar akan mempengaruhi perkembangan anak. Mempertimbangkan perbedaan pada setiap anak.

Martha Christianti Nugraha, M. Pd

Pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam, dan orang lain (Clark Moustakis) Kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada (S. C Utami Munandar) Kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan (operasional)

Kelancaran mampu memberikan jawaban dan mengemukakan pendapat/ide dengan lancar Kelenturan mampu mengemukakan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah Keaslian mampu menghasilkan berbagai ide atau karya yang asli hasil pemikiran sendiri Elaborasi mampu memperluas ide dan aspek yang mungkin tidak terpikirkan/terlihat oleh orang lain Keuletan & kesabaran

Pribadi (Person) Proses (Process) Press (Dorongan) Produk (Product)

Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya (Hulbeck). Titik pertemuan antara 3 atribut psikologis; 1. Intelegensi (kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, keterampilan mengambil keputusan, keseimbangan, integrasi intelektual) 2. gaya kognitif (longgar dalam menciptakan aturan sendiri, melakukan sesuatu dengan caranya, menyukai masalah yang tidak terstruktur, merancang, dll) 3. kepribadian/motivasi (fleksibilitas, dorongan berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan, berani mengambil resiko, dll)

Proses pengembangan kreativitas 1. Tahap persiapan 2. Tahap inkubasi 3. Tahap iluminasi 4. Tahap verifikasi

Kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru (Barron) Kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi baru yang mempunyai makna sosial (Haefele)

Internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif) Eksternal (lingkungan sosial dan psikologis)

Kognitif (berpikir) Kemampuan untuk berpikir secara divergen (alternatif pemecahan masalah) Intuisi/imajinasi Kemampuan memadukan berbagai kemampuan berpikir yang telah ada dalam alam bawah sadar dan diungkapkan secara sadar dalam bentuk pemecahan masalah Kreativitas Penginderaan/kepekaan Kemampuan memfungsikan bakat dan pikiran tingkat tinggi dalam menciptakan produk baru yang bermanfaat dan dapat diterima orang lain Kecerdasan Emosi Keuletan, kesabaran untuk menghadapi ketidakpastian, keteguhan dalam mempertahankan ide dan produk yang dihasilkan

Ciri aptitude yaitu keterampilan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, mampu memperinci (mengelaborasi), dan mampu menilai (mengevaluasi). Ciri nonaptitude yaitu memiliki rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertentang oleh kemajemukan, berani mengambil resiko, dan memiliki sifat menghargai. (S. C Utami Munandar)

memiliki pengalaman mengajar, menguasai berbagai teknik mengajar dan model belajar, memiliki kemampuan untuk mengelola pembelajaran baik individual atau kelompok, bersikap terbuka, peka terhadap perkembangan anak, penuh pengertian, mempunyai sifat toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu, dapat menyesuaikan diri dan mudah serta pandai bergaul

Kognitif Motorik Kasar Kreativitas Bahasa Motorik Halus

Kebutuhan dan minat anak Tingkat perkembangan Ketersediaan bahan dan peralatan