BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PENGUJIAN SIFAT GEOTENIK TANAH UJI BERAT JENIS TANAH

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

Kata Kunci : Stabilisasi tanah, tanah lempung ekspansif, metode elektrokinetik, voltase, pengembangan (swelling), kadar air

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PADA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A (PENGUJIAN AWAL) Uji Berat Jenis Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BULETIN PENGARUH LAMA PEMBERIAN ARUS TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF METODE ELEKTROKINETIK TEKNIK SIPIL 1 PENDAHULUAN.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sangat tinggi (Very high) >55 Tinggi (High) Sedang (Medium) Rendah (Low) 0 5

BAB III METODE PENELITIAN

KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

PERCEPATAN PENURUNAN TANAH DENGAN METODA ELEKTROKINETIK, BAHAN IJUK DAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

PENGUKURAN KADAR AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GYPSUM BLOCK

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

STUDI PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK DENGAN PENGARUH GEJALA ELEKTROOSMOSIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

PERBAIKAN TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN METODE ELEKTROKINETIK

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

2.2 Stabilisasi Menggunakan Bentonit Stabilisasi Menggunakan Kapur Padam 9

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pada penelitian metode elektrokinetik untuk tanah lempung ekspansif, variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh besaran voltase terhadap pengembangan tanah lempung ekspansif. Variasi besaran voltase yang dipakai adalah 6 V, 9 V dan 12 V. Proses elektrokinetik dilakukan selama 4 hari setiap pembacaan waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam. Setelah proses selama 4 hari selesai, tanah kembali diberi air selama 1 hari untuk diamati apakah metode elektrokinetik dapat menahan pengembangan yang terjadi. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada bagan alir (lihat Gambar 3.1). Mulai Studi Literatur Pengambilan Sampel Tanah Persiapan Alat dan Bahan A Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penelitian 17

18 A Pengujian Awal : 1. Uji Kadar Air 2. Uji Berat Jenis 3. Uji Batas-Batas Atterberg (Batas Cair, Batas Susut, Batas Plastis) 4. Uji Distribusi Ukuran Butir Tanah 5. Uji Pemadatan Tanah Pengujian Utama : Pengujian Sampel Tanah dengan Metode Elektrokinetik 1. Tegangan listrik yang diberikan : 6 volt, 9 volt dan 12 volt 2. Waktu proses elektrokinetik : 4 hari + 1 hari 3. Jarak antar elektroda : 20 cm 4. Kedalaman elektroda : 10 cm 5. Pengujian besaran voltase pada setiap titik Analisis Data 1. Data tanah awal (sebelum proses elektrokinetik) 2. Data tanah sesudah proses elektrokinetik Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 3.2 Lanjutan Bagan Alir Penelitian

19 B. Bahan 1. Tanah Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang berasal dari daerah Ngawi, Jawa Timur. Sifat-sifat fisik dan indeks tanah dapat dilihat pada tabel (lihat Tabel 3.1). Distribusi ukuran butir tanah disajikan oleh grafik (lihat Gambar 3.3). Berdasarkan grafik tersebut, tanah yang digunakan mengandung fraksi tanah berbutir halus sebanyak 84% dan fraksi tanah berbutir kasar sebanyak 16%. Karena fraksi tanah berbutir halus lebih dari 50%, maka dikategorikan tanah berbutir halus. Selanjutnya dari hasil pengujian batas cair dan batas plastis (lihat Tabel 3.1), menurut sistem klasifikasi tanah Unified Soil Classification System (ASTM D422), tanah diklasifikasikan sebagai tanah lempung plastisitas sedang sampai tinggi dengan symbol OH (lihat Gambar 3.4) Gambar 3.3 Grafik distribusi ukuran butir tanah

20 Tabel 3.1 Sifat fisik dan indeks tanah Parameter Nilai Kadar air tanah, 0 Berat jenis tanah, Gs 2,61 2,68 Batas-batas konsistensi : Batas cair, LL (%) 94,39 Batas plastis, PL (%) 34,58 Indeks plastisitas, PI (%) 59,81 Pemadatan proctor standar : Berat volume kering, γdmax 12,2 Kadar air optimum, OMC (%) 27 Gambar 3.4 Grafik plastisitas menurut ASTM D4318 untuk klasifikasi tanah berbutir halus

21 C. Alat 1. Box Uji Alat yang digunakan untuk stabilisasi tanah dengan metode elektrokinetik adalah berbentuk persegi panjang yang terbuat dari akrilik berukuran 40x20x20 cm. Dengan diperkuat oleh plat besi dengan ketebalan 3mm dan besi siku dengan ketebalan 3mm. Pada dasar alat uji akrilik yang diberi kayu dengan ketebalan 2 cm untuk memperkuat alat ketika dilakukan pemadatan. Pada samping kanan dan kiri box uji diberi lubang 5 mm untuk selang setinggi 15 cm sebanyak 2 lubang disetiap sisi dan diberi kertas filter agar tanah dan pasir yang tercampur dengan air tidak ikut keluar (lihat Gambar 3.5). Baut Diameter 5 mm Plat Besi Ketebalan 3 mm Akrilik Ketebalan 5 mm Kayu Ketebalan 2 cm Besi Siku Ketebalan 3 mm Gambar 3.5 Box Uji 2. Elektroda Elektroda yang terdiri dari anoda (muatan postif (+)), dan katoda (muatan negatif (-)) dengan panjang 25 cm. Untuk anoda bahan terbuat dari besi stainless yang berdiameter 12 mm, sedangkan katoda bahan terbuat dari tembaga yang berdiameter 10 mm (lihat Gambar 3.6) Anoda (+) Besi Stainless Diameter 12 mm Katoda (-) Tembaga Diameter 10 mm Gambar 3.6 Elektroda

22 3. Voltage Regulator Sumber tegangan listrik yang digunakan dalam penelitian adalah listrik searah (Direct Current/DC) yang berasal dari regulator yang dapat mengubah listrik AC ke DC dengan kapasitas 3 12 volt, 5 Ampere (lihat Gambar 3.7). Knob Pengatur besaran voltase 3 V- 12 V Sumber Arus (-) Output DC Power On/Off Sumber Arus (+) Output DC Gambar 3.7 Voltage Regulator 4. Kabel Kabel digunakan sebagai penghantar listrik dari regulator menuju elektroda yang telah ditanam ke dalam tanah untuk dilakukan proses elektrokinetik. Kabel yang digunakan berukuran 4 (lihat Gambar 3.8). Penjepit (-) Untuk Katoda Penjepit (+) Untuk Anoda Gambar 3.8 Kabel dan Penjepit

23 5. Multimeter Multimeter yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur tegangan listrik yang terdapat pada elektroda selama proses elektrokinetik berlangsung (lihat Gambar 3.9). Gambar 3.9 Multimeter 6. Magnetic Dial Gauge Pada penelitian ini pengamatan tentang pengembangan tanah (swelling) menggunakan magnetic dial gauge untuk mengetahui besar pengembangan maupun penyusutan yang terjadi pada tanah (lihat Gambar 3.10). Stand Dial Gauge Dial Gauge Maksimal 3 cm Magnetic Gambar 3.10 Magnetic Dial Gauge

24 7. Selang Pada lubang air yang terdapat di box uji, diberi selang untuk mengalirkan air ke dalam gelas ukur. Selang yang digunakan berukuran 5 mm (lihat Gambar 3.11). Gambar 3.11 Selang 8. Kertas Filter Kertas filter digunakan untuk menahan benda padat yang tercampur dengan air yang keluar saat pengujian, seperti butiran pasir dan tanah (lihat Gambar 3.12) Gambar 3.12 Kertas Filter

25 9. Gelas ukur Gelas ukur digunakan untuk menampung air yang keluar dari box uji (lihat Gambar 3.13). Gelas Ukur Dkapasitas 250 ml Gelas Ukur Kapasitas 100 ml Gambar 3.13 Gelas Ukur 10. Besi Silinder Kecil Besi silinder dengan ukuran 6 mm ini digunakan untuk melihat berapa besaran voltase yang terjadi pada setiap titik dengan menancapkannya pada setiap titik (lihat Gambar 3.14). Besi Silinder Kecil Diameter 6 mm Gambar 3.14 Besi Silinder Kecil D. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan Pendahuluan Pada tahap ini dilakukan persiapan bahan dan alat. Bahan yang disiapkan yaitu tanah lempung. Tanah yang digunakan lolos saringan No. 4. Alat uji disusun beserta perlengkapannya (lihat Gambar 3.15)

26 Dial Gauge Maksimal 3 cm Penjepit (+) Untuk Anoda Anoda (+) Bahan Besi Stainless Box Uji Ukuran 40 x 20 x 20 cm Gelas Ukur Penjepit (-) Untuk Katoda Katoda (-) Bahan Tembaga Kabel Output (-) Untuk Katoda Kabel Output (+) Untuk Anoda Voltage Regulator 3-12 V DC Selang Diameter 5 mm Gambar 3.15 Skema penyusunan alat 2. Tahap Pengujian Awal Pengujian awal ini dilakukan agar mengetahui sifat-sifat fisik dan indeks tanah yang digunakan. Pengujian ini meliputi pengujian kadar air, berat jenis, batas cair, batas plastis, distribusi ukuran butir tanah dan pemadatan tanah. Hasil-hasil pengujian awal ini terdapat pada Lampiran A. 3. Tahap Pengujian Utama Pengujian utama ini adalah pengujian tanah menggunakan elektrokinetik. Adapun tahapan pengujian utama ini adalah : a. Siapkan tanah dengan kapasitas 12,5 kg dan air sebanyak 1750 ml. Didapat dari perhitungan : 1) MDD=12,2 kn/m³ (pada grafik pemadatan, lihat Lampiran A) 2) Berat volume kering = 95% (syarat kepadatan tanah dilapangan) x 12,2 = 11,59 kemudian ditarik garis, didapat kadar air kering optimum 14% (pada grafik pemadatan, lihat Lampiran A) 3) V tanah = (0,4-0,04) x 0,15 x 0,2 = 0,0108 m³ (tanah yang dinginkan setinggi 15 cm) 4) Berat tanah untuk benda uji (Wd) = 95% MDD x V = 95% x 12,2 x 0,0108 = 12,5 kg 5) Berat Air (Ww) = W x Wd = 14% x 12,5 = 1,75 kg 1750 ml

27 b. Campur tanah dengan air secara merata. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tanah dengan kadar air kering optimum (lihat Gambar 3.16). Bak Tanah Tempat untuk mencampur tanah dengan air Untuk mendapat kadar air kering optimum Tanah Tanah dengan kadar air kering optimum Box Uji Pasir Sebagai jalan merembesnya air keluar menuju selang setebal 2 cm Gambar 3.16 Pencampuran tanah dengan air c. Tanah yang sudah dicampur dipadatkan ke dalam box uji hingga mencapai 36 x 20 x 15 cm. Dengan pasir setebal 2 cm pada setiap sisi sebagai jalan merembesnya air keluar menuju selang. Pada hal ini penggunaan pasir berfungsi untuk menyerap air pada tanah yang terjadi akibat proses elektrokinetik yang mengikat ion pada tanah sehingga air yang terkumpul pada elektroda dapat disalurkan keluar melalui rembesan oleh pasir menuju selang. (lihat Gambar 3.17). Tanah Yang Sudah Dipadatkan Tanah dengan kadar air kering optimum 2 cm 36 cm 2 cm Pasir Sebagai jalan merembesnya air keluar menuju selang setebal 2 cm Gambar 3.17 Tanah setelah dimasukan dalam box uji

28 d. Pemasangan elektroda dengan kedalaman 10 cm dengan jarak 20 cm. (lihat Gambar 3.18) Anoda (+) Bahan Besi Stainless Katoda (-) Bahan Tembaga 20 cm Gambar 3.18 Pemasangan Elektroda e. Pemasangan plat mika dan 5 buah dial gauge di atas permukaan tanah dengan jarak 5 cm setiap dial gauge. (lihat Gambar 3.19) f. Pemasangan kabel dengan penjepit pada elektroda. (lihat Gambar 3.19) Dial Gauge Maksimal 3 cm Penjepit (+) Untuk Anoda 5cm 5cm 5cm 5cm 5cm 5cm Penjepit (-) Untuk Katoda Plat mika Tebal 1 mm Gambar 3.19 Pemasangan Plat Mika, Magnetic Dial Gauge dan kabel beserta penjepit g. Pengaliran arus DC ke elektroda dengan tegangan sebesar 12 volt.

29 h. Setelah semua pemasangan selesai dan alat dinyalakan, tanah diberikan air hingga tergenang (air yang diberikan 6400 ml) selama 4 hari dan dilakukan pembacaan arloji. i. Waktu pembacaan arloji, yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam. j. Setelah proses elektrokinetik selama 4 hari selesai, tanah diberikan air lagi hingga tergenang (air yang diberikan 1850 ml) selama 1 hari untuk melihat apakah tanah yang telah dielektrokinetik selama 4 hari mampu menahan pengembangan tanah. k. Setelah proses elektrokinetik selama 5 hari, tanah diambil sampel dengan variasi kedalaman 0 cm, 7,5 cm dan 15 cm setiap titik, untuk diukur kadar airnya. l. Bersihkan alat untuk dilakukan pengujian baru dengan langkah-langkah yang sama dengan variasi besaran voltase berbeda, yaitu 9 volt dan 12 volt. m. Lakukan pengujian untuk menghitung besaran voltase yang terjadi pada setiap titik menggunakan besi silinder kecil. (lihat Gambar 3.20). Besi Silinder Kecil Diameter 6 mm 5cm 5cm 5cm 5cm 5cm 5cm Multimeter Gambar 3.20 Pengujian besaran voltase setiap titik n. Untuk penerapan dilapangan, kita bisa menancapkan elektroda dengan jarak anoda (+) dan katoda (-) yang diinginkan, pada beda potensial tertentu dengan vertical drain atau sand drain untuk mengeluarkan air tanah yang tertarik dan terkumpul pada elektroda selama proses

30 elektrokinetik. Pada penelitian yang dilakukan jarak elektroda yang digunakan adalah 20 cm dengan besaran voltase maksimum 12 V. Jika penerapan untuk melakukan stabilisasi dengan metode elektrokinetik pada tanah lempung dilapangan dengan jarak lebih dari 20 cm perlu dilakukan penelitian berapa tegangan dan arus yang dapat diaplikasikan hingga tegangan dapat terdistribusi dengan baik pada elektroda.