PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD Dr. HARJONO PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

PENGARUH PENAMBAHAN MOBILISASI TRANSLASI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER E.C CAPSULITIS ADHESIVA SINISTRA DI RST. dr. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. otot, perubahan postur, sedemikian rupa sehingga mengakibatkan penekanan atau

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. individu untuk memenuhi kebutuhan gerak yang fungsional dalam

Di susun oleh: J

PENGARUH PENAMBAHAN CODMAN PENDULAR EXERCISE S

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia/human Development Index. disamping faktor pendidikan dan pendapatan (Depkes RI, 2002).

Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA E.C CAPSULITIS ADHESIVADI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RST DR SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)

BAB I PENDAHULUAN. tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

I Nyoman Warta Bagian Fisioterapi RSUD Badung, Bali Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam memasuki era globalisasi, khususnya di bidang kesehatan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan. kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Sekitar 70-85% dari seluruh

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering jumpai seseorang yang

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perilaku hidup sehat, sehingga tuntunan masyarakat akan layanan

LATIHAN DI RSUD. Oleh : HERI SUSANTO J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

transvesre friction dan continues Short Wave Diathermy dengan kelompok perlakuan II dengan penerapan terapi US dan pulse Short Wave Diathermy.

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM DALAM MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI GLENOHUMERAL PENDERITA ADHESIVE CAPSULITIS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana D IV Fisioterapi DISUSUN OLEH : EDY HARYADI NIM J 110060060 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN DIPLOMA IV FISIOTERAPI 2008

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sendi bahu merupakan sendi yang paling luas gerakannya dalam tubuh manusia. Bentuk permukaan sendi bahu me mungkinkan terjadinya gerakan ke semua bidang gerak. Luasnya lingkup gerak ini memberikan kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak melibatkan sendi bahu. Namun dibalik kemudahan ini tersembunyi potensi cidera atau gangguan sendi yang cukup besar (Kuntono,2003 ). Cidera sendi bahu yang paling sering terjadi adalah cidera struktur miofascial. Beberapa jenis cidera yang cukup populer antara lain tennis shoulder, bursitis atau tendinitis. Gejala umum cidera-cidera ini hampir sama yaitu keluhan utamanya nyeri bahu yang disertai dengan keterbatasan gerak. Pola gejala yang mirip ini kadang membingungkan dalam penentuan diagnosis kausatifnya. Sehingga bagi dokter atau tenaga medis yang kurang menguasai patofisiologi dan teknik pemeriksaan bahu sering mendiagnosis keluhan ini sebagai frozen shoulder. Diagnosis frozen shoulder bagi dokter tidak terlalu menimbulkan masalah karena tindakan medis, khususnya medikamentosa, yang diberikan tidak jauh berbeda. Pemberian obat analgesik antiinflamasi sudah cukup manjur untuk mengurangi keluhan nyeri pasien. Sedangkan untuk keterbatasan gerak yang ada, biasanya akan dirujuk ke fisioterapis. Di sinilah sering muncul permasalahan karena ada sebagian fisioterapis yang belum mau dan mampu melakukan

intervensi terapi yang tepat sesuai kausanya. Dampak yang paling merugikan tentu dialami pasien karena proses terapi menjadi lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih besar. Dengan pemeriksaan yang teliti dan sistematis akan ditemukan kausa yang tepat sehingga bisa ditentukan tindakan terapi yang efektif. Frozen shoulder sering dijadikan diagnosis untuk segala keluhan nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu. Hal ini tidak sepenuhnya tepat karena ada beberapa kondisi patologis yang memiliki gejala seperti itu. Menurut Vermeulen et al (2000), adhesive capsulitis adalah hilangnya mobilitas aktif dan pasif dari sendi glenohumeral secara insidious (tidak jelas pemunculannya) dan progresif akibat kontraktur kapsul sendi. Prevalensi penyakit ini adalah sekitar 2% dari populasi umum dan 10 29 % pada penderita diabetes di Amerika (Shickling dan Walsh, 2001). Tanda dan gejala khusus yang membedakan adhesive capsulitis dari kasus frozen shoulder lainnya adalah adanya keterbatasan gerak pola kapsuler sendi glenohumeral ke segala arah. Keterbatasan gerak pola kapsuler sendi glenohumeral adalah eksorotasi paling terbatas, diikuti oleh abduksi/fleksi dan endorotasi. Problem yang ditimbulkan oleh adhesive capsulitis cukup kompleks karena umumnya melibatkan aktivitas perawata n diri penderita. Misalnya, menyisir rambut, memakai baju, mengaitkan tali bra atau membuka risleting baju di bagian punggung. Nyeri, keterbatasan gerak dan fungsi sendi bahu inilah yang sering membuat penderita mencari pengobatan dengan mengunjungi dokter atau fisioterapis.

Intervensi fisioterapi untuk adhesive capsulitis yang paling sering digunakan adalah pemanasan (heating), antara lain dengan short wave diathermy (SWD), inframerah atau ultrasound. Namun karena kurangnya kesadaran dan pemahaman terapi maupun penderita, biasanya penderita sudah cukup puas apabila sudah diberi pemanasan. Hal ini masih diperdebatkan di kalangan peneliti tentang efektivitas modalitas pemanasan untuk kasus nyeri bahu. Penelitian Kurtais et al (2004) menyimpulkan bahwa aplikasi ultrasound tidak memberikan manfaat dalam terapi gangguan jaringan lunak sendi bahu. Menurut Bhargav dan Murrel (2004) menyatakan bahwa modalitas panas dapat membantu mengurangi keluhan nyeri bahu pada stadium awal. Modalitas fisioterapi yang sering dite liti dan terbukti bermanfaat untuk adhesive capsulitis adalah mobilisasi sendi. Menurut Zimmerman et al (2007), Vermeulen et al (2000), Hsu dan Chang (2002) dan Yang et al (2007) membuktikan efektivitas mobilisasi sendi untuk memperbaiki keterbatasan gerak dan kemampuan fungsional sendi bahu. Hal-hal di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil judul Perbedaan Pengaruh Intervensi Short Wave Diathermy Dan Manipulasi Traksi Translasi Kaudal Dengan Short Wave Diathermy Dan Latihan Pendulum Dalam Meningkatkan Lingkup Gerak Fleksi Sendi Glenohumeral Penderita Adhesive Capsulitis. B. IDENTIFIKASI MASALAH Problem utama penderita adhesive capsulitis adalah nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu. Keluhan nyeri biasanya muncul pada stadium awal dan secara

bertahap akan berkurang dengan sendirinya, sedangkan keterbatasan gerak akan semakin memburuk bila tidak mendapatkan intervensi terapi yang tepat. Keterbatasan gerak yang berlangsung lama akan berpengaruh terhadap kekuatan otot, koordinasi gerakan dan kemampuan fungsional sendi bahu. Adhesive capsulitis berbeda dengan kasus nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu yang lain karena memiliki pola keterbatasan gerak yang spesifik yaitu pola kapsuler. Keterbatasan gerak ini muncul akibat pemendekan kapsul sendi secara menyeluruh. Pola kapsuler adhesive capsulitis sendi bahu adalah eksorotasi lebih terbatas dari abduksi lebih terbatas dari endorotasi. Namun demikian, keterbatasan gerak yang sering dikeluhkan penderita adalah justru fleksi sendi bahu karena gerakan ini banyak berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Intervensi SWD menghasilkan efek terapeutik berupa peningkatan ekstensibilitas (kemampuan untuk memanjang) jaringan lunak. Namun SWD tidak mampu menambah panjang jaringan secara la ngsung sehingga harus dikombinasikan dengan mobilisasi sendi. Mobilisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Mobilisasi pasif dapat diberikan dengan peregangan otot -otot rotator cuff atau manipulasi dengan traksi translasi. Mobilisasi aktif diberikan melalui terapi latihan, salah satu latihan yang cukup populer adalah pendular exercise (latihan pendulum). C. PEMBATASAN MASALAH Problem yang dialami penderita adhesive capsulitis cukup kompleks. Problem utama yaitu nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu akan menimbulkan keterbatasan kemampuan fungsional yang menghambat aktivitas sehari-hari

penderita. Dengan adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka penelitian ini dibatasi hanya untuk mengetahui perbedaan pengaruh intervensi SWD dan manipulasi sendi dengan SWD dan latihan pendulum dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi sendi bahu pada penderita adhesive capsulitis di Poliklinik Fisioterapi RSUD Pati. D. PERUMUSAN MASALAH 1. Adakah pengaruh pemberian SWD dan manipulasi traksi translasi kaudal dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi pada adhesive capsulitis sendi bahu? 2. Adakah pengaruh pemberian SWD dan latihan pendulum dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi pada adhesive capsulitis sendi bahu? 3. Adakah perbedaan pengaruh pemberian SWD dan manipulasi traksi translasi kaudal dengan SWD dan latihan pendulum dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi pada adhesive capsulitis sendi bahu? E. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian SWD dan manipulasi traksi translasi kaudal dengan SWD dan latihan pendulum dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi pada adhesive capsulitis sendi bahu.

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh pemberian SWD dan manipulasi traksi translasi kaudal dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi pada adhesive capsulitis sendi bahu. b. Mengetahui pengaruh pemberian SWD dan latihan pendulum dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi pada adhesive capsulitis sendi bahu. c. Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian SWD dan manipulasi traksi translasi kaudal dengan SWD dan latihan pendulum dalam meningkatkan lingkup gerak fleksi pada adhesive capsulitis sendi bahu. F. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan peneliti tentang adhesive capsulitis dan penatalaksanaan fisioterapinya. 2. Bagi profesi fisioterapi Menambah pengetahuan ilmiah fisioterapi tentang modalitas fisioterapi untuk kasus adhesive capsulitis sendi bahu. 3. Bagi institusi pelayanan Meningkatkan kualitas pelayanan fisioterapi. 4. Bagi masyarakat/penderita Mendapatkan tindakan terapi yang efektif sesuai problem yang dialami dan telah didukung bukti ilmiah.