BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan sama sekali. Mereka kebanyakan adalah unskillabour, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. pada satu pihak tertentu, akibatnya ada masyarakat atau pihak lain yang sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jual-Beli dalam perkara perdata diatur di Buku ke III Kitab Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) menerangkan bahwa Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa, serta fasilitas pendukung lainnya sebagai pelengkap yang dibutuhkan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang usaha yang ada kaitannya dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah perjanjian bernama (benoemd/nominaat) dan perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Dalam menjalani hidup. keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty).

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

PERJANJIAN JUAL BELI. Selamat malam. Bagaimana kabarnya malam ini? Sehat semua kan.. Malam ini kita belajar mengenai Perjanjian Jual Beli ya..

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB II KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM PENGALIHAN HAK ATAS BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembatalan akta..., Rony Fauzi, FH UI, Aditya Bakti, 2001), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan tempat berpijak manusia dimana diatasnya dapat dibangun sebuah rumah sebagai tempat berteduh ataupun dibangun sebuah kantor atau pabrik sebagai upaya untuk mendapatkan kesejahteraan hidup dari sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola dengan baik dijadikan sebagai lahan peternakan, pertanian ataupun perkebunan. Ilmu hukum sendiri mempunyai pandangan bahwa jika tanah akan dijadikan apapun harus jelas terlebih dahulu status kepemilikannya, apakah milik negara, pemerintah daerah, pemerintah desa, perusahaan ataukah milik pribadi atau individu dari tiap tiap warga negara. Sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada pasal 21 ayat (1) dan ayat 2 Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) disebutkan bahwa yang berhak mempunyai hak milik adalah: Warga Negara Indonesia dan Badan-badan Hukum yang ditunjuk Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 1963. Sedangkan dalam pasal 35 Undang-undang Pokok Agraria yang dapat memiliki HGB adalah Warga Negara Indonesia maupun badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Dengan demikian Perseroan Terbatas (PT) dalam menjalankan usahanya tidak diperkenankan mempunyai hak milik atas tanah yang ada di bumi Indonesia. 1

Pabrik Gula Karang Suwung dalam menjalankan operasional usahanya adalah dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT), untuk itu dalam melanjutkan operasional usahanya ia menggandeng masyarakat setempat yang memiliki lahan untuk melakukan transaksi sewa-menyewa tanah di wilayah sekitarnya. Perbuatan sewa-menyewa ini mengakibatkan telah terjadinya suatu perbuatan hukum. Betapa hukum itu ada dalam masyarakat untuk keperluan melayani masyarakatnya, karena ia melayani masyarakatnya, maka ia sedikit banyak juga didikte dan dibatasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang bisa disediakan oleh masyarakatnya. Dalam keadaan yang sedemikian ini maka apa yang bisa dilakukan hukum turut ditentukan oleh sumbersumber daya yang ada dan tersedia dalam masyarakatnya. 1 Komunikasi yang terjalin antara warga masyarakat dengan PG. Karang Suwung yang selalu baik, menumbuhkan rasa saling percaya baik antara manajemen PG. Karang Suwung dengan masyarakat setempat pemilik lahan, perjanjian sewa-menyewa ini dilakukan hanya dengan membubuhkan tanda tangan dalam bentuk perjanjian sewa-menyewa dibawah tangan, walaupun perjanjian sewa-menyewa ini dilakukan oleh perorangan dengan Pabrik Gula. Sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat : 1) sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2) kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3) suatu hal tertentu; 4) suatu sebab yang halal 2 Melihat dari Pasal 1320 KUHPerdata diatas, bahwa perjanjian sewamenyewa antara individu masyarakat setempat dengan PG. Karang Suwung di atas meskipun dilakukan dibawah tangan, tetapi perjanjian sewa-menyewa ini 1 Satjipto Rahardjo, ilmu hukum (Bandung : Penerbit Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 24. 2 KUHPerdata, 1320 syarat-syarat sahnya suatu perjanjian 2

sah karena telah memiliki keempat unsur dari yang dipersyaratkan dalam pasal 1320 KUHPerdata, namun dalam perjalanan sewa-menyewa tersebut terjadi wan prestasi dari pemilik lahan, dimana tanah yang sedang disewakan dan masih belum habis masa sewanya tersebut dijual kepada pihak ketiga, sedangkan dalam perjanjian dibawah tangan yang telah disepakati kedua pihak tidak terdapat klausul yang menyebutkan atau menyatakan pengalihan hak atas tanah yang disewakan kepada pihak ketiga baik sewa-menyewa ataupun jual beli, walaupun di dalam pasal 1576 KUHPerdata telah diatur bahwa : Dengan dijualnya barang yang disewa, suatu persewaan yang dibuat sebelumnya, tidaklah diputuskan kecuali apabila ini telah diperjanjikan pada waktu menyewakan barang. 3 Undang Undang bermaksud melindungi penyewa terhadap pemilik baru, apabila barang yang sedang disewa itu dipindahtangankan 4. Dari rangkaian uraian diatas bahwa terdapat ketidak puasan dari pihak penyewa sehingga masalah ini dapat diperselisihkan dengan penyelesaian melalui kesepakatan antara kedua belah pihak atau dibawa ke pengadilan. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti dari kajian yuridisnya, penyelesaian diantara kedua belah pihak diatas, dan mengambil judul skripsi TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA SEWA-MENYEWA TANAH ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN PG. KARANG SUWUNG KABUPATEN CIREBON. 3 Pasal 1576 KUHPerdata, Barang yang disewakan... 4 Dedi Ismatullah; Hukum Perikatan, (Bandung : penerbit Pustaka Setia, 2011), hlm.48 3

B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian diatas, maka terdapat masalahmasalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa tanah antara pemilik lahan dengan PG, Karang Suwung? 2. Bagaimana penyelesaian sengketa dalam hal satu pihak melakukan cedera janji (wanprestasi) dalam perjanjian sewa-menyewa tanah antara pemilik lahan dengan PG. Karang Suwung? C. Maksud dan Tujuan Penelitian Melalui penelitian ini, dapat diharapkan adanya manfaat bagi para pihak dalam melakukan perjanjian sewa-menyewa barang baik bergerak maupun tidak bergerak, yaitu : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa tanah antara pemilik lahan dengan PG. Karang Suwung. 2. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa dalam hal satu pihak melakukan cedera janji (wanprestasi) dalam perjanjian sewa-menyewa tanah antara pemilik lahan dengan PG. Karang Suwung. 4

D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang disajikan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis : Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa tanah serta dapat dijadikan sebagai bahan tambahan literatur dibidang hukum mengenai prosedur dan tata cara dalam melakukan perjanjian sewa-menyewa, khususnya menyangkut hukum perdata pada sub kajian aspek perjanjiannya. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak dalam melakukan perjanjian sewa-menyewa tanah, guna menyikapi suatu fenomena yang terjadi di masyarakat, dan disisi lain akan bermanfaat bagi masyarakat umum guna mengetahui pentingnya perjanjian formal dan klausul-klausul yang ada didalamnya. E. Kerangka Pemikiran Sewa-menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya dan pihak lain menyetujui untuk penyerahan barangnya. Dari sinilah muncul peristiwa hukum dan hukum memegang peranan penting untuk 5

mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat termasuk didalamnya peristiwa sewa-menyewa, karena hukum sebagai institusi yang menjungjung tinggi dan melindungi nilai-nilai hingga mampu memberikan perwujudan nyata. Perjanjian sewa-menyewa telah diatur didalam kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPer), yang mendefinisikan sebagai berikut : 5 Sewa-menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya. Sedangkan masih dalam ranah Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPer) diatur syarat sahnya suatu perjanjian, adalah sebagai berikut : 6 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab yang halal. Kaitannya dengan hal ini seharusnyalah para pihak pada waktu membuat suatu perikatan melihat ketentuan-ketentuan diatas, apalagi ini sudah menyangkut pabrik industri. Adapun definisi tanah menurut Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX) adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). 5 Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Buku III Bab VII, Pasal 1548 6 Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Buku III Bab VII, Pasal 1320 6

Tanah-tanah tersebut selayaknya dikuasai oleh perseorangan dengan memegang hak yang dalam hukumnya diatur Ketentuan dalam pasal 23 dan 24 PP No. 24 tahun 1997, menunjukan konstruksi hukum yang mensyaratkan adanya alat bukti tertentu yang dapat dijadikan alas hak (title) yang dapat dipergunakan bagi seseorang atau badan hukum dapat menuntut kepada Negara adanya keberadaan hak atas tanah yang dipegang atau dimiliki. Secara hukum dengan berpegang pada alat bukti ini maka merupakan landasan yuridis guna dapat dipergunakan untuk melegalisasi asetnya untuk dapat diterbitkan sertipikat tanda bukti sekaligus alat bukti kepemilikan hak atas tanah dan dalam hal ini pemilik tanah/lahan telah membuat perjanjian sewamenyewa dengan PG. Karang Suwung. Sewa-menyewa sendiri adalah suatu perjanjian atau kesepakatan dimana penyewa harus membayarkan atau memberikan imbalan atau manfaat dari benda atau barang yang dimiliki oleh pemilik barang yang dipinjamkan. Hukum dari sewa-menyewa adalah mubah atau diperbolehkan. Dalam sewa-menyewa ini harus ada barang yang disewakan, penyewa, pemberi sewa, imbalan dan kesepakatan antara pemilik barang dan yang menyewa barang. Penyewa dalam mengembalikan barang atau aset yang disewa harus mengembalikan barang secara utuh seperti pertama kali dipinjam tanpa berkurang maupun bertambah, kecuali ada kesepatan lain yang disepakati saat sebelum barang berpindah tangan. Dengan demikian manfaat sewa adalah sebagai berikut : 1) Membantu orang lain yang tidak sanggup membeli barang; 2) Yang menyewakan mendapatkan manfaat dari sang penyewa. 7

Adapun hal yang dapat membatalkan sewa adalah : 1) Barang yang disewakan rusak. 2) Periode / masa perjanjian / kontrak sewa-menyewa telah habis. 3) Barang yang disewakan cacat setelah berada di tangan penyewa. 7 F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan yang bertujuan untuk membahas permasalahan yang ada yaitu yuridis normatif atau penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang mengacu kepada norma-norma dan asas-asas hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Dimana yang dijadikan sebagai bahan hukum primer yaitu Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa, KUHPerdata, KUHD, HIR, Rbg, dan berbagai konvensi jual beli. Aspek ketentuan normatif tersebut selanjutnya dihadapkan pada suatu situasi yang berkaitan dengan perjanjian sewa-menyewa tanah. 2. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah dengan doktrinal, sehingga strategi penelitian hukum normatifnya akan menyangkut tipe-tipe penelitian normatif yaitu penelitian inventarisasi hukum positif sebagai kegiatan 7 Elly Erawati, Hukum Kontrak Dalam Dunia Bisnis Modern, (Bandung : Penerbit Cipta Adi Karya, 2001), hlm.120. 8

pendahuluan yang bersifat mendasar untuk melakukan penelitian hukum dari tipe-tipe yang lain. 3. Obyek Penelitian Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat mengenai pokok permasalahan dalam penelitian ini, peneliti mengambil obyek penelitian Perrjanjian sewa-menyewa tanah antara pemilik tanah di Desa Karang Malang Kecamatan Karang Sembung Kabupaten Cirebon, dengan PG. Karang Suwung. 4. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama. 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kepustakaan yang mencakup dokumen, buku, laporan penelitian dan lain-lainnya. 5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui teknik wawancara mendalam, sebagai berikut : a. Kepustakaan/Studi Dokumen Studi Kepustakaan, peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap dokumen, hasil penelitian, buku-buku, artikel dan bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan penelitian. b. Wawancara Terdiri dari : 9

1. Wawancara terstruktur, dalam melakukan bentuk wawancara ini peneliti telah mempersiapkan permasalahan dan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan; 2. Wawancara tak berstruktur, yaitu jenis wawancara dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. c. Observasi Teknik observasi partisipasi, peneliti tidak memberitahukan maksudnya kepada kelompok yang ditelitinya. Peneliti dengan sengaja menyembunyikan bahwa kehadirannya ditengah-tengah kelompok yang diteliti itu adalah untuk meneliti. Pengumpulan data melalui teknikteknik tersebut oleh beberapa ahli dipahami sebagai penciptaan raport untuk meminimalisir keterasingan peneliti dengan para responden, sekaligus menjajagi fisibilitas untuk dapat bekerja. Hal ini dipandang penting karena responden pada tiap strata dipastikan dapat memberikan informasi yang lugas dan apa adanya, karena diduga dapat membedah hal-hal yang sifatnya sensitif untuk diinformasikan keluar. Melalui teknik observasi partisipasi maka hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang dapat terkumpul lewat wawancara seperti ekspresi, sikap ataupun aktivitas-aktivitas dalam struktur sosial komunitas masyarakat. 10

6. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan dalam meneliti komunitas masyarakat, objek, dan suatu kondisi. Tujuan dari penelitian desktiptif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. G. Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat mengenai pokok permasalahan dalam penelitian ini, peneliti mengambil obyek penelitian di Desa Karang Malang Kecamatan Karang Sembung Kabupaten Cirebon, dengan pertimbangan bahwa perjanjian sewa-menyewa tanah yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah terletak di Desa Karang Malang antara pemilik lahan dengan PG. Karang Suwung. H. Sistematika Penelitian Untuk dapat memberikan uraian yang teratur dan sistematis, maka diperlukan suatu sistematika untuk mengelompokan masalah-masalah yang timbul dalam penulisan skripsi ini. Dalam hal ini, penulisan akan menguraikan secara terperinci dari setiap bab-babnya, yaitu sebagai berikut : Bab I Merupakan pendahuluan, pada bab ini mengemukakan antara lain mengenai latar belakang masalah; identifikasi masalah; tujuan penelitian; 11

kegunaan penelitian; kerangka pemikiran; metode penelitian; lokasi penelitian; dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka yang memuat tentang ; Perjanjian Pada Umumnya yang berisi tentang Pengertian Perjanjian, Asas-asas Perjanjian, Syarat Sahnya Perjanjian, Batalnya Suatu Perjanjian, Akibat Hukum Perjanjian, Berakhirnya Perjanjian Wanprestasi dan Resiko dan Perjanjian Sewa-menyewa yang berisi tentang Pengertian Sewa-menyewa, Kewajiban Pihak Penyewa dan Pihak Yang Menyewakan, Risiko Dalam Sewa-Menyewa, Perihal Mengulang Sewakan dalam Sewa-Menyewa. Bab III Tinjauan Lapangan yang menguraikan tentang Perjanjian dibawah tangan, Pada bab ini membahas Profil Desa Karangmalang, Profil PG. Karang Suwung. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang menguraikan tentang Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa tanah antara pemilik lahan dengan PG. Karang Suwung dan Bagaimana penyelesaian sengketa dalam hal satu pihak melakukan cedera janji (wanprestasi) dalam perjanjian sewa-menyewa tanah antara pemilik lahan dengan PG Karang Suwung. Bab V Penutup, pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya dan berisi mengenai dan saran-saran untuk perbaikan dan hal-hal yang perlu untuk diperhatikan pada masa mendatang. Daftar Pustaka. Lampiran-lampiran. 12